BAB I : Merupakan bagian dari pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, tujuan
penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II: Berisi landasan teori tentang Pembangkit Listrik Tenaga Gas ( PLTG ).
BAB III: Berisi tentang Sistem Pengontrolan, standart prosedur operasi, Proteksi PLTG
GE
BAB IV: Merupakan bagian akhir dari laporan ini yang berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1.1 Pengertian
Pembangkitan adalah proses produksi tenaga listrik yang dilakukan dalam pusat-pusat
tenaga listrik atau sentral-sentral dengan menggunakan generator.
PLTG adalah salah satu jenis pembangkit listrik yang menggunakan turbine sebagai
prime movernya dengan gas sebagai fluida kerjanya. Dibandingkan dengan pembangkit listrik
lainnya, turbine gas merupakan pembangkit yang cukup sederhana yang terdiri atas empat
komponen utama yaitu :
1) Kompresor
2) Ruang bakar
3) Turbine gas
4) Generator
(lihat gambar 1)
Bahan Bakar
Ruang Bakar
Gas
Kompresor Turbin G
merupakan mesin bebas getaran, tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi (bolak-
balik). Temperatur turbine gas (1000°C) jauh lebih tinggi dari pada jenis turbine yang lain.
Efesiensi konversi thermalnya mencapai 20%-30%. PLTG berfungsi memikul beban puncak
karena membutuhkan bahan bakar yang sangat besar ( biaya investasi rendah tapi biaya
operasi tinggi)
B
C T Gen
Air
1 4
V b. Fundamental gas Turbin
Brayton Cycle
Pada titik 1 udara dihisap masuk kedalam compressor (C) terjadi pemanfaatan udara sehingga
udara tersebut bertekanan tinggi. Udara bertekanan tinggi tersebut dialirkan ke titik 2 dan
dicampur dengan bahan bakar di dalam ruang bakar B (Combustionchamber). Hasil dari
pembakaran tersebut gas panas yang bertekanan tinggi dialirkan ke titik 3, untuk selanjutnya
menuju turbin (T) dan memutar rotor turbin dikeluarkan ke titik 4 (Exhaust). Gambar 3
memperlihatkan bagian-bagian utama suatu turbine gas beserta masing-masing komponennya
Bahan Bakar
Ruang Bakar
Udara Gas Buang
Data - data ini adalah untuk mempermudah pada saat dilakukan inspection, baik itu
inspection combustion, hot gas path (HGP), maupun mayor inspection (MI) yang harus dilakukan
pada periode tertentu. Hal mana untuk memperhitungkan bagian-bagian tersebut agar diperoleh
efesiensi yang maksimum dalam melakukan inspection.
II.1.5 Proses Pengoperasian PLTG
Secara garis besar urutan kerja dari proses pengoperasian PLTG tersebut sbb :
1) Proses starting
Pada proses start awal untuk memutar turbine menggunakan mesin diesel sampai
putaran poros turbine/compressor mencapai putaran 3400 rpm maka secara otomatis
diesel dilepas dan akan berhenti.
2) Proses kompresi
Udara dari luar kemudian dihisap melalui air inlet oleh kompresor dan masuk ke ruang
bakar dengan cara dikabutkan bersama bahan bakar lewat nozzlesecara terus menerus
dengan kecepatan tinggi.
3) Transformasi energi thermis ke mekanik
Kemudian udara dan bahan bakar dikabutkan ke dalam ruang bakar diberi pengapian
(ignition) oleh busi (spark plug) pada saat permulaan pembakaran.Pembakaran
seterusnya terjadi terus menerus dan hasil pembakarannya berupa gas bertemperature
dan bertekanan tinggi dialirkan ke dalam cakram melalui sudu-sudu yang kemudian
diubah menjadi tenaga mekanis pada perputaran porosnya.
4) Transformasi energy mekanik ke energi listrik Poros turbine berputar hingga 5.100 rpm,
yang sekaligus memutar poros generator sehingga menghasilkan tenaga listrik. Putaran
turbin 5.100 rpm diturunkan oleh load gear menjadi 3000 rpm, dan kecepatan putaran
turbine ini digunakan untuk memutar generator. Udara luar yang dihisap masuk
compressor, kemudian dimanfaatkan hingga pada sisi keluarannya menghasilkan
tekanan yang cukup tinggi. Bersama dengan udara yang yang bertekanan tinggi, bahan
bakar dikabutkan secara terus menerus dan hasil dari pembakaran tersebut dengan
suatu kecepatan yang tinggi mengalir dengan perantaraan transition piece menuju nozzle
dan sudu - sudu turbine dan pada akhirnya keluar melalui exhaust dan dibuang ke udara
bebas
Kompressor
Kompressor adalah alat yang digunakan untuk mengkompresikan udara dengan jumlah
yang besar untuk keperluan pembakaran, pendinginan dan lain-lain.Compressor yang
digunakan adalah jenis aksial dengan 17 tingkat yang seporos dengan turbine. Untuk
melakukan proses kompresi, kompresor memerlukan tenaga yang sangat besar. Tenaga
untuk memutar compressor adalah sekitar ¾ dari gaya yang dihasilkan oleh turbine.
Karena pembebanan pada PLTG bervarisi maka jumlah udara yang masuk melalui filter
diatur oleh inlet Guide Vane.
Ruang Bakar
Unit turbin gas general electric ruang bakarnya terdiri dari sepuluh buah yang tersusun
melingkar di sekitar compressor casing
Bagian-bagian yang menunjang proses pembakaran pada ruang bakar antara lain:
1) Sistem penyalaan
2) Flame detector
3) Cross fire tube Dari hasil pembakaran bahan bakar, gas panas yang dihasilkan
digunakan untuk menggerakkan turbine.
Turbine
Turbine adalah bagian yang terpenting dari perangkat PLTG, turbine merupakan
perangkat yang mengkonversikan energi panas dari hasil pembakaran di ruang bakar
yang bertemperatur dan bertekanan tinggi ke suatu energi yang baru yaitu energi
mekanik. Kecepatan aliran gas panas yang melalui sudu tetap dan sudu gerak adalah
momentum gaya aksial kecepatan mendorong sudu yang disatukan dengan rotor
menimbulkan energi baru yaitu energi mekanik gerak putar poros.
Bantalan
Unit turbine gas menggunakan dua bantalan :
Journal bearing
Thrust bearing
Fungsi bagian ini untuk menunjang rotor turbine sebagai penghubung rotor dan stator turbin.
PLTG General Electric memiliki turbine dengan data sebagai berikut:
Model : 6551B
Manufaktur : General Electric
Fuel : Distilate :
Baserating Gas :
Baserating Gas Dist. : 33.44 Kw
Turbine Stage :3
Made in : USA
II.2 GENERATOR
Prinsip kerja generator serempak berdasarkan induksi elektromagnetik. Setelah rotor digerakan
pengerak mula dengan demikian kutub-kutub pada rotor akan berputar. Jika kumparan kutub diberi arus
searah maka pada permukaan kutub akantimbul medan magnet searah yang berputar dan kecepatannya
sama dengan putaran kutub.
Garis-garis gaya yang berputar tersebut akan memotong kumparan jangkar tersebut timbul EMF
atau GGL atau tegangan induksi,frekuensi EMF (ggl).Persamaan mengikuti persamaan :
P.n
f= Hz
120
Dimana:
P = jumlah kutub
n = kecepatan putaran (rpm)
Besarnya tegangan induksi yang ditimbulkan pada kumparan jangkar yang ada padastator akan
mengikuti persamaan :
E = C.n.Ø
Dimana:
C = konstanta mesin
Ø = fluks medan (weber)
n = kecepatan putaran (rpm)
Konstruksi stator
Konstruksi stator terdiri dari :
1) Kerangka atau gandar dari besi tuang untuk menyangga inti jangkar.
2) Inti jangkar dari besi lunak/baja silikon.
3) Alur/parit/slot dan gigi tempat meletakkan belitan (kumparan) berbentuk alur terbuka dan
setengah tertutup.
4) Belitan jangkar terbuat dari tembaga yang diletakkan pada alur.
Konstruksi Rotor
Konstruksi rotor terdiri dari dua jenis :
1) Jenis kutub menonjol (salient pole) untuk generator dengan kecepatan rendah dan
medium. Kutub menonjol terdiri dari inti kutub, badan kutub dan sepatu kutub. Belitan
medan dililitkan pada badan kutub juga dipasang belitan peredam (damper winding).
Belitan kutub dari tembaga, badan kutub dan sepatukutub dari besi lunak.
2) Jenis kutub silinder untuk generator dengan kecepatan tinggi,terdiri dari alur-alur yang
dipasang kumparan medan juga ada gigi alur dan gigi tersebut terbagi atas pasangan
kutub.Kumparan kutub dari dua macam kutub tersebut dihubungkan dengancincin geser
untuk memberikan tegangan arus searah sebagai penguatmedan, tegangan arus searah
tersebut dari sumbernya melalui sikat dan diberikan ke cincin geser.
Belitan Jangka
Belitan jangkar ada pada stator dan selanjutnya disebut belitan stator dirangkaiuntuk hubung tiga
fasa yang terdiri dari :
a) Belitan satu lapis (single layer winding)
b) Belitan dua lapis (double layer winding)
RATING PEAKS
Cepat
Berarti, reaksi system proteksi tersebut harus secepat mungkin memisahkan daerah
yang terganggu dari sistem lainnya, tanpa menimbulkan hal-hal lain yang menimbulkan bentuk
gangguan baru pada sistem.
Sensitif
Berarti, system proteksi tersebut bereaksi terhadap gangguan yang bagaimanapun
kecilnya selama gangguan tersebut termasuk dalam tugasnya.
Selektif
Berarti, sistem proteksi tersebut harus bereaksi dengan tepat, sehingga yang dipisahkan
dari system hanya bagian yang terganggu, tanpa menyebabkan bagian lain yang tidak
seharusnya terpisah dari sistem turut dipisahkan dari sistem.
Andal
Berarti, sistem proteksi tersebut akan bekerja sesuai apa yang diharapkan,dimana
keandalan dapat mengacu pada konsep”security”atau”dependability”.
Keandalan
Dengan konsep security berarti, suatu kepastian bahwa system proteksi tidak akan salah
operasi, yang berarti sistem proteksi tidak akan bereaksi terhadap gangguan yang bukan
diperuntukkan kepadanya bagaimanapun besarnya gangguan tersebut, sedangkan keandalan
dengan konsep dependability berarti suatu kepastian bahwa sistem proteksi pasti bereaksi untuk
kondisi yang dirasakan sebagai kondisi gangguan.
Dalam banyak sistem kedua hal di atas tidak mungkin kedua duanya dipenuhi100%,
sehingga banyak sistem yang merupakan sistem kompromi antar keduannya.
Kesederhanaan, dimana digunakan peralatan dan rangkaian yang sederhana akan tetapi
tujuan tercapai.
Ekonomis, dimana dengan biaya yang minimum dapat dicapai fungsi proteksi yang
maksimum
BAB III
SISTEM PENGONTROLAN DAN PROTEKSIGENERATOR PLTG GE
Sistem ini termasuk sistem penguatan poros, di mana arus penguatan rotor didapat dari
generator arus searah yang dikopel seporos dengan rotor generator. Biasa dipakai generator
shunt. Dengan mengatur arus eksitasinya maka tegangan stator arus bolak-balik bisa diatur. Bila
arus eksitasi naik maka tegangan genertor naik dan sebaliknya
Sistem penguatan ini termasuk system penguatan sendiri, dimana arus penguatan rotor sendiri di
dapat dari generator DC uang dikopel ke poros dengan reduction gear. Dengan mengatur arus
eksitasi maka tegangan stator arus bolak-balik bias diatur.
Sistem penguatan ini termasuk system penguatan terpisah di mana arus penguatan arus rotor
generator didapat dari generator DC yang digerakkan oleh motor AC yang diberi oleh suplai oleh
sumber tersendiri. Dengan mengatur arus eksitasi maka tegangan stator arus bolak-balik bisa
diatur.
AC Excitation
Sistem penguatan ini termasuk system penguatan sendiri dimana arus penguatan rotor generator
didapat dari generator AC yang dikopel seporos rotor generator dan disearahkan melalui rectifier
dan langsung dialirkan kerotor generator melalui sikat. Permanen magnet generator merupakan
generator 3fasa dengan kutub luar. Bila kutub magnet diputar maka dikumparan stator akan
timbul ggl induksi. GGL induksi ini dimasukkan keAVR dan disearahkan ke kutub-kutub AC
exciter untuk penguatan itu sendiri. Bila kutub rotor AC exciter diputar maka pada ujung-ujung
belitan rotor akan keluar ggl induksi. AC exciter ini merupakan generator dengan kutub luar.Jadi
rotornya mengeluarkan ggl induksi. GGL induksi ini dialirkan ke rotating reactifier untuk
disearahkan dengan cara berputar dan langsung dialirkan kerotor generator untuk penguatan
rotor generator itu sendiri. Bila rotor generator itu diputar oleh turbin maka di stator generator
akan timbul ggl induksi bolak-balik . Bila arus excitasi dinaikkan maka tegangan bolak-balik di
stator akan naik juga, tetapi tegangan di stator diatur supaya tetap oleh AVR. Dengan mengambil
setting tegangan stator yang disalurkannya maka tegangan yang keluar dari generator bisa diatur
secara otomatis.
III.2.1 Umum
Pembangkit Listrik Tenaga Gas General Electric terdiri dari dua unit, Mesin PLTG dikopel
langsung dengan generator sinkron 3 phasa berkutub dua salient. Daya output generator sinkron
adalah 45,4 KVA, tegangan 11,5 KV. Titik bintang generator dihubungkan ke sistem pentanahan
netral resistance. Daya output generator tersebut dihubungkan dengan kabel berisolasi ke annex
switchgear 11,5 KV yang terdiri dari CB generator dan trafo pemakaian sendiri.
Untuk mensuplai daya ke switchyard 150 KV outdoor, switchgear 11,5 KV dihubungkan
dengan kabel tanah ke trafo step up tegangan 11,5/150 KV. Sisi tegangan tinggi dari trafo step
up tersebut dihubungkan dengan switchyard 150 KV outdoor melalui saluran kabel tanah
berisolasi. Titik bintang sisi tegangan tinggi dihubungkan ke tanah melayang (melalui lighting
arrester).
Untuk keperluan peralatan bantu , PLTG GE mempunyai trafo pemakaian sendiri dengan
daya 1600 KVA, tegangan 11,5/380 KV. Sisi tegangan tinggi trafo pemakaian sendiri
dihubungkan ke switchgear 11,5 KV melalui kabel berisolasi. Titik bintang sisi tegangan rendah
dari tiap unit trafo pemakaian sendiri ditanahkan langsung. AC power supply untuk start pada
kondisi normal dan pada saat operasi,supply daya untuk start alat-alat bantu diperoleh dari trafo
pemakaian sendiri. Karakteristik trafo pemakaian sendiri adalah :
Daya : 1600KVA
Tegangan input : 11,55 KV
Tegangan output : 380 volt
Arus Primer : 80,33 A
Arus sekunder: : 2430,95 A
Jumlah Phasa : 3
Frekuensi : 50 Hz
Impedansi :6
BIL : HV LI95 AC 38/LI AC3
Vektor Group : DYn-5
Pendinginan : ONAN
Standart : IEC-76
Oil : 1240 Liter
Berat Total : 4965 Kg
Tahun Pembuatan : 1997
Pabrikan : PT. Trafindo Perkasa
Supply daya tersebut diperoleh dari tap trafo tenaga di sisi 11,5 KV dan diturunkan
tegangannya melalui trafo pemakaian sendiri.Pada saat stop/start, supply daya AC untuk control
alat Bantu diperoleh dari busbar 150 KV yang diturunkan tegangannya melalui trafo daya dan
kemudian diturunkan lagi melalui trafo pemakaian sendiri 1600 KVA.Karakteristik trafo daya
PLTG GE adalah :
Prosedur Start
1) Pastikan alat-alat bantu dan alat-alat proteksi dalam keadaan siap (ready to start),
tampilkan pada layar monitor pada posisi START UP/PERMISSIVES
caranya arahkan kursor pada:
EXIT (click)
START UP PERMISSIVES (click)
2) Untuk memposisikan unit pada signal Ready to Start, arahkan kursor pada:
MAIN DISPLAY (click)
Posisikan AUTO pada MASTER SELECT,arahkan kursor pada AUTO (click).
Tampilkan kembali STARTUP/PERMISSIVES untuk memastikan siap untuk start
(ready to start), caranya lakukan pada uraian nomor satu di atas.
3) Apabila signal telah siap untuk start (ready to start), arahkan kursor pada :
MAIN DISPLAY (click)
Posisi start pada MASTER CONTROL, arahkan kursor pada :START (click)-
EXECUTE COMMAND (click).
Proses pembangkitan
Pada saat perintah start dieksekusi maka pada awal mulanya mesin diesel start bekerja
dimana mesin diesel ini seporos dengan turbin generator dan putaran turbin akan mengikuti
putaran mesin diesel start. Hal ini dilakukan,karena jika tidak turbin akan membutuhkan gaya
tekan yang sangat besar dan membutuhkan bahan bakar yang lebih besar pada awal start. Pada
saat yang bersamaan bahan bakar disemprotkan melalui Nozzle ke dalam ruang bakar dalam
bentuk kabut bersama dengan udara, dibakar (diberi pengapian) oleh busi untuk menghasilkan
gas yang bertekanan untuk memutar turbin.Berputarnya turbin berarti rotor generator juga
berputar. Karena rotor berputar, maka generator mulai menghasilkan output (tegangan dan
frekunsi) melalui proses induksi elektromagnetik.Ketika putaran turbin melebihi putaran diesel
start maka diesel start akan lepas secara otomatis. Putaran turbin akan terus dinaikkan dengan
penambahan bahan bakar yang diatur secara otomatis, Rotor generator yang seporos dengan
turbin akan terus berputar hingga mencapai putaran ideal untuk menghasilkan tegangan dan
frekuensi yang diinginkan atau siap untuk melakukan sinkronisasi.
Proses sinkronisasi
Untuk pengaturan sinkronisasi, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu denganauto dan
manual.Untuk dapat menampilkan prosedur sinkronisasi, arahkan kursor pada :
EXIT (click)
SYNCHHRONIZING DISPLAY (click)
Di bawah ini beberapa fungsi proteksi yang ada pada DGP System :
1. Stator Differential (87G)
2. Current Unbalance (46)
3. Loss of Exicitation (40)
4. Antimotoring (32-1)
5. Time overcurrent with voltage restraint (51V)
6. Stator Ground (64G1)
7. Ground Overcurrent ( 51 GN)
8. Over exicitation (24)
9. Overvoltage (59)
10. Undervoltager (27)
11. Over and Undefrequency (81)
12. Voltage Transformer Fuse Failure (VTFF)
Stator Differential
Fungsi ini menyediakan Proteksi dengan kecepatan tinggi selama terjadi gangguan
phasa-phasa, dan tiga phasa didalam stator generator. Stator differential menggunakan
sebuah produk restraint alogaritma dengan dualslope karakteristik.
Stator differential tidak akan bekerja untuk gangguan berulang pada belitan mesin. Ini
juga tidak akan bekerja untuk ganguan satu fasa ketanah, jika system tersebut tidak
ditanahkan atau ditanahkan dengan impedansi yang tinggi.
Proteksi terhadap hubung tanah akan berfungsi jika netral dari mesin ( atau salah satu
mesin yang dioperasikan parallel) ditanahkan. Sebuah bagian kecil dari belitan sampai
titik netral tidak dapat diproteksi, jumlah gangguan sangat ditentukan dari tegangan yang
dapat menyebabkan arus pick-up minimum yang mengalir sampai titik netral dan
impedansi pentanahan. Peralatan pembatas arus pada rangkaian netral tanah akan
meningkatkan impedansinetral dan akan menurunkan fungsi proteksi gangguan tanah.
Current Unbalance
Di sini ada beberapa kondisi tidak normal pada generator, kondisi tidak normal ini dapat
berupa ketidak seimbangan beban, gangguan pada sistem dan rangkaian terbuka.
Komponen urutan negative (I2) dari arus stator berhubungan langsung dengan kondisi
tidak normal ini dan pengaturan jumlah putaran fluks medan pada mesin. Kekurangan ini
akan menyebabkan pemanasan pada inti rotor. Kemampuan dari mesin untuk bertahan
dari pemanasan yang disebabkan oleh arus yang tidak terbatas (unbalance
current).Proteksi current unbalance dari DGP sistem menyediakan karakteristik waktu
operasi yang cepat sesuai I2² T = K. Sebuah karakteristik linear yang dibuatkira-kira
untuk pendinginan mesin sementara pada kondisi arus yang tidak terbatas ( unbalance
current ). Didalamya ditambahkan 46T, DGP sistem juga memasukkan sebuah alarm
unbalance current (46A) yang mana dioperasikan oleh komponen urutan negative (I2)
disesuaikan dengan pick-up dan timedelay.
Loss of Excitation
Fungsi ini digunakan untuk mendeteksi kekurangan eksitasi pada mesin sinkron. DGP
sistem memasukkan dua karakteristik mho, untuk mendeteksi mesin, tiap bagian
disesuaikan jangkauan, waktu mati dan pewaktuan. Logika disediakan dalam DGP
system untuk memblok fungsi ini dari adanya tegangan urutan negative ( dideteksi oleh
sebuah Voltage transformer fuse failure condition) dan sebuah eksternal VTFF Digital
input DI6.
Eksitasi dapat hilang karena tripnya field breaker, rangkaian terbuka atau hubung singkat
pada belitan medan, kerusakan pada regulator, atau ilangnya sumber untuk meyupplai
belitan medan. Ketika sebuah generator sinkron kehilangan eksitasi, ini cenderung
membuatnya menjadi sebuah generator induksi. Jika ini berlangsung pada kecepatan
normal, beroperasi dengan daya yang berkurang, dan penerimaan daya reaktif (VARS)
dari sistem. Impedansiini dilihat oleh relay, relay melihat generator bukan sebagai
gangguan tetapi merupakan karakteristik mesin. Aliran daya sebelumnya berkurang
akibat eksitasi.
Studi mengindikasi bahwa fungsi dari zona mho dapat diset untuk mendeteksi kasus
kegagalan eksitasi dalam waktu yang singkat. Dan zona kedua dapat mendeteksi semua
kasus kegagalan eksitasi. Setting waktu yang lama dibutuhkan oleh second zone (40-2)
untuk keamanan selama kondisi ayunan daya untuk system stabil.
Anti Motoring
Fungsi ini untuk mengatasi terjadinya aliran daya aktif dari system kegenerator. Kondisi
ini terjadi saat semua atau sebagian prime mover hilang daya putarnya, dan saat itu juga
daya yang dibangkitkan kurang dari daya beban. Daya aktif / nyata akan mulai mengalir
ke dalam generator dari sistem.Motoring power secara khusus membedakan jenis
penggerak mula seperti yang ditunjukkan oleh Tabel di bawah. Untuk spesifikasi
penggunaan,minimum penggerak daya dari generator dapat diperoleh dari supply setiap
unit.
Diesel 15 – 25
Hydraulicturbine 2 – 100
Over Voltage
Fungsi ini untuk mengatasi adanya tegangan lebih pada generator. Tegangan yang
berlebih yang melampaui dari batas maksimum yang diijinkan dapat menyebabkan
kerusakan isolasi dari belitan stator dan berakibat pada hubung singkat antara belitan.
Selain itu overvoltage dapat mengakibatkan terjadinya overspeed dan merusak pengatur
tegangan otomatis (AVR).
Under Voltage
Fungsi ini untuk mendeteksi mengatasi tegangan yang rendah pada output generator.
Apabila generator bekerja pada tegangan yang rendah maka akibat pada beban.
Tegangan yang rendah pada generator akan mengakibatkan daya yang dipasok ke
beban berkurang sehingga merugikan. Apabila generator berada dalam interkoneksi
maka akan mengakibatkan terjadinya aliran daya ke generator.
III.3.4 Sumber DC
Sumber DC yang digunakan pada sistem proteksi Generator PLTG GE berasal dari
sebuah batterai dengan tegangan 125 volt
III.3.5 Gangguan pada Generator
Gangguan pada generator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Gangguan Listrik (electric fault)
2. Gangguan Mekanis/Panas (mechanical thermal fault)
3. Gangguan Sistem (system fault)
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
1) PLTG General electric pada PT. PLN WILAYAH SULSELRABAR SEKTOR TELLO terdiri
atas dua unit dengan masing-masing unit berkapasitas 45,40 MVA
2) Pengoperasian PLTG General Electric mencakup proses start, pembangkitan, proses
sinkronisasi dan proses stop.
3) Sistem proteksi dan kontrol pada PLTG General Electric menggunakan DGP System di mana
system ini menggunakan microprocessor dan tergolong dalam relay numeric..
IV.2 SARAN
1) Sistem proteksi dan kontrol pada PLTG GE menggunakan sistem digital (komputerisasi)
sehingga diperlukan pemeriksaan pada peralatan computer secara berkala
http://www.scribd.com/doc/60302610/23/III-2-2Standart-Operating-Procedure-SOP