Anda di halaman 1dari 3

FAKTOR MATERNAL FAKTOR PLASENTA

 Hipoksia DAN TALI PUSAT


 Anemia maternal  Solusio plasenta
 Penyakit paru  Kompresi tali pusat
WEB OF CAUTION ASFIKSIA  Malnutrisi  Simpul mati, lilitan tali
 Asidosis dan dehidrasi pusat
Oleh : Anggita Putri Hainingsih (P1337420616040)  Hipoventilasi  Hilangnya Jelly Wharton

Asfiksia berarti hipoksia progresif Asfiksia neonatorum


FAKTOR UTERUS FAKTOR JANIN
penimbunan CO2 dan asidosis jika ialah keadaan dimana bayi
 Presentasi abnormal
prosese ini berlangsung terlalu jauh tidak dapat segera  Gangguan vaskular  Infeksi
dapat mengaibatkan kerusakan otak  Anemia janin
bernafas secara spontan  Aktivitas kontraksi
 Perdarahan
atau kematian, mempengaruhi dan teratur setelah lahir. ETIOLOGI memanjang/ hiperaktivitas  Trauma persalinan
fungsi vital lainnya.  Stenosis saluran napas

Tanda dan Gejala:


 Tidak bernafas atau bernafas megap-megap Aliran darah menuju plasenta berkurang
 Warna kulit kebiruan
 Kejang
 APGAR Score menurun
 Denyut jantung <100 kali permenit Transport O2 & nutrisi janin tidak cukup

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pembuangan CO2 terganggu


PENATALAKSANAAN MEDIS
 PH tali pusat : tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status
a. Tindakan Umum
1) Pengawasan Suhu parasidosis, tingkat rendah menunjukkan asfiksia bermakna.
2) Pembersihan jalan napas  Hemoglobin/ hematokrit (HB/ Ht) : kadar Hb 15-20 gr dan Ht
43%-61%.
Metabolisme anaerob
3) Rangsangan untuk menimbulkan pernapasan
b. Tindakan Khusus  Tes combs langsung pada daerah tali pusat. Menentukan
1) Asfiksia berat (nilai apgar 0-3) adanya kompleks antigen-antibodi pada membran sel darah
Resusitasi aktif dalam hal ini harus segera dilakukan merah, menunjukkan kondisi hemolitik.
Timbunan asam laktat dan piruvat
yaitu dengan:  Babygram (photo rongten dada)
 Memberikan O2 secara langsung dan berulang  Gula darah
atau dengan melakukan intubasi endotracheal
dan O2 dimasukkan dengan tekanan tidak lebih MANISFESTASI KLINIS ASFIKSIA Asidosis
dari 30 ml 1. Pada Kehamilan
 Memberikan natrikus bikarbonat dengan (2-4m Denyut jantung janin lebih cepat dari 160 x/mnt atau kurang
EQ/kg BB) dari 100 x/mnt, halus dan ireguler serta adanya pengeluaran
 Massase jantung mekonium.
 Memberikan obat-obatan 1/10.000 adrenalin  Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin mulai asfiksia.
dengan dosis 0,5-1 cc dan kalsium glukonat 50-  Jika DJJ 160 x/mnt ke atas dan ada mekonium : janin sedang ASFIKSIA
100 mm/kg BB secara intravena asfiksia
2) Asfiksia sedang (Nilai Apgar 4-6)  Jika DJJ 100 x/mnt ke bawah dan ada mekonium : janin
Dilakukan rangsangan untuk menimbulkan reflek dalam gawat
pernapasan dengan: 2. Pada bayi setelah lahir
 Melakukan rangsangan 30-60 detik setelah Bayi pucat dan kebiru-biruan, Usaha bernafas minimal atau
penilaian APGAR 1 menit tidak ada, Hipoksia, Asidosis metabolik atau respiratori,
 Melakukan napas buatan dengan memasukkan Perubahan fungsi jantung, Kegagalan sistem multiorgan, Kalau
pipa kedalam hidung O2 dialirkan dengan sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala
kecpatan 1-2 liter/menit. neurologik : kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik/
tidak menangis.
Rangsangan n.
Pernapasan Suplai O2 ke Suplai O2 dalam
KLASIFIKASI ASFIKSIA KOMPLIKASI ASFIKSIA vagus
cepat darah ↓
paru ↓
1.Asfiksia Ringan (Skor APGAR 7-  Edema otak & Perdarahan otak
10)  Anuria atau oliguria
 Kejang Apneu DJJ lambat
Kerusakan otak
Bayi dianggap sehat, dan tidak  Koma KETIDAKEFEKTIFAN
memerlukan tindakan istimewa.  Obstruksi usus yang fungsional TERMOREGULASI
 Komplikasi akibat resusitasinya DJJ dan TD ↓
2.Asfiksia Sedang (Skor APGAR 4- sendiri (pneumothorak) n. vagus tidak dapat
Kematian bayi
6) mengkompensasi lagi
DIAGNOSIS ASFIKSIA INTERVENSI
Pada pemeriksaan fisik akan o Gangguan pertukaran gas  Regulasi suhu
Janin tidak tubuh
terlihat frekuensi jantung > berhubungan dengan gangguan bereaksi PERUBAHAN
Rangsangan
100/menit, tonus otot kurang aliran darah ke alveoli, alveolar terhadap PROSES
n. simpatikus
edema, alveoli-perfusi. rangsangan KELUARGA RESIKO CIDERA
baik atau baik, sianosis, reflek
o Ketidakefektifan pola napas
iritabilitas tidak ada.
berhubungan dengan
3.Asfiksia Berat (Skor APGAR 0-3) POLA NAPAS INTERVENSI DJJ↑, Irreguler
hiperventilasi. INTERVENSI
 Peningkatan  Pengelolaan dan menghilang
Pada pemeriksaan fisik TIDAK EFEKTIF
o Resiko ketidakseimbangan suhu integritas keamanan
ditemukan frekuensi jantung keluarga lingkungan
tubuh berhubungan dengan
 Mempetahankan  Mencegah
kurang dari 100/menit, tonus sianosis. INTERVENSI proses keluarga Janin mengadakan
jatuh
 Pengelolaan jalan  Peningkatan
otot buruk, sianosis berat, dan o Resiko cedera berhubungan normalisasi
pernapasan
napas
intrauterin
kadang-kadang pucat, reflek dengan hipoksia jaringan.  Pemantauan
pernapasan
iritabilitas tidak ada, pada
PROGNOSIS ASFIKSIA
asfiksia dengan henti jantung Prognosis tergantung pada kekurangan INTERVENSI Asidosis
Gangguan Paru-paru terisi cairan
yaitu bunyi jantung fetus O2 dan luasnya perdarahan dalam otak  Pengelolaan jalan respiratorik
napas metabolisme
menghilang tidak > 10 menit bayi. Bayi yang dalam keadaan asfiksia asam basa
 Pengelolaan Asam-
sebelum lahir lengkap atau dan pulih kembali harus dipikirkan Basa
kemungkinannya menderita cacat
bunyi jantung menghilang post
mental seperti epilepsy dan bodoh Gangguan
partum. perfusi
pada masa mendatang. GANGGUAN
ventilasi
PERTUKARAN GAS
BERSIHAN JALAN
INTERVENSI
NILAI APGAR SCORE NAPAS TIDAK
 Pengelolaan jalan
NILAI EFEKTIF
TANDA napas
0 1 2
 Pengisapan jalan
Frekuensi Jantung Tidak ada Lambat, < 100 x/mnt > 100 x/mnt
napas
Usaha Napas Tidak ada Tidak teratur Menangis
kuat
Tonus Otot Flaksid Beberapa fleksi Gerakan aktif
ekstremitas
Refleks saat jalan Tidak ada Menyeringai Menangis
napas dibersihkan kuat
Warna Kulit Biru pucat Tubuh merah muda, Merah muda
ekstremitas biru seluruhnya
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta :EGC

Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri. Jakarta :EGC

Santosa, B.(2006). Panduan Diagnosa NANDA 2005-2006: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC

Subianto, T. (2009). Pathway Asfiksia Neonatorum. Diakses melalui http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/07/pathway-asfiksia-neonatorum.html pada tanggal 2
September 2012.

Straight, B. (2004). Keperawatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta :EGC

Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP

Wilkinson, J.M. (2002). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai