Anda di halaman 1dari 36

PBA

PBAAAUIN
UIN2014
2014
   

HOME KARYA TULIS  TENTANG KITA 

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
DEWASA DINI (18-40 th)
  11.01
  
PBA A
  PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
  NO COMMENTS

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
DEWASA DINI (18-40 th)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Dosen Pembimbing :
Evania Yafie,M.PD

Di susun oleh :
(Kelompok 12)
1. Tias Maulidina Wulansari (14150001)
2. Mufarohah (
14150017)
3. Abdulloh
Ridho (14150022)
4. Muhammad Choirun
Nastain (14150058)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM

MALANG 2015
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli,psikologi
perkembangan itu dapat diartikan sebagai berikut :
1. “..That branch of psycology which studies processes of
pra and post natal growth and the maturation of
behavior”.Maksudnya adalah “psikologi perkembangan
merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari proses
perkembangan individu,baik sebelum maupun setelah
kelahiran berikut kematangan perilaku” (J.P
Chaplin,1979)
2. Psikologi perkembangan merupakan ‘cabang psikologi
yag memepelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan
sepanjang proses perkembangan individu dari mulai masa
konsepsi sampai mati” (Ross Vasta, dkk., 1992)

Kedua pendapat di atas menunjukkan bahwa


psikologi perkembangan merupakan salah satu bidang
psikologi yang memfokuskan kajian atau pembahasannya
mengenai perubahan tingkah laku dan proses
perkembangan dari masa konsepsi (pra-natal) sampai mati.
Para peneliti perkembangan menguji atau meneliti apa
perkembangan itu dan mengapa perkembangan itu terjadi.
Ada dua tujuan penelitian perkembangan,yaitu :
1. Memberikan gambaran tentang tingkah laku anak
meliputi pertanyaan-pertanyaan,sperti : kapan bayi
milai berjalan ? Apa keterampilan social yang khas
bagi anak usia empat tahun ? Bagimana anak usia kelas
enam memecahkan konflik dengan teman-temannya ?
2. Mengidentifikasi faktor penyebab dan proses yang
melahirkan perubahan perilaku dari satu perkembangan
ke perkembangan berikutnya. Faktor-faktor ini meliputi
warisan genetika, karakteristik biologis dan struktur
otak, lingkungan fisik dan social dalam kehidupan anak
dan pengalaman-pengalaman anak.[1]
Menurut Zimbardo (2000),psikologi
perkembangan adalah ilmu ilmiah yang mempelajari
tentang perubahan kemajuan psikologis yang terjadi
pada manusia dalam setiap periode hidupnya.
Perkembangan manusia adalah adalah proses
pertumbuhan dan perubahan seumur hidup manusia
yang meliputi fisik, kognitif (intelektual) dan
sosioemosional.[2]
Menurut Zimbardo (2000),,teori psikologi
perkembangan membagi periode perkembangan
manusia menjadi 8 tahap,yaitu :
1. Masa sebelum lahir sampai lahir (dalam
kandungan)
2. Masa pertumbahan dan awal masa berjalan
( dari lahir-18 bulan)
3. Mas kanak-kanak awal (18 bulan-6 tahun)
4. Masa kanak-kanak akhir ( 6-12 tahun )
5. Masa remaja (12- sekitar 20 tahun)
6. Masa dewasa awal (20-45 tahun)
7. Masa dewasa tengah (45-65 tahun)
8. Masa dewasa akhir (65 tahun-meninggal )
Psikologi perkembangan ialah suatu ilmu yang merupakan bagian
dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk
psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan
dari pada tingkah laku individu.[3]
                                   
2.2 TUGAS PERKEMBANGAN PERIODE DEWASA AWAL
[4]Istilah adult berasal dari kata kerja latin, seperti juga
istilah adolescene-adolescere-yang yang berarti bentuk lampau
partisipal dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh
menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna” atau “telah menjadi
dewasa.”
Menurut KBBI: de·wa·sa /déwasa/ 1 sampai umur; akil balig
(bukan kanak-kanak atau remaja lagi), 2 telah mencapai
kematangan kelamin; 3 matang (pikiran, pandangan,
dsb): de·wa·sa /déwasa/ nwaktu, masa (akhir-akhir ini).
Masa dewasa merupakan salah satu fase dalam rentang
kehidupan setelah masa remaja. Pengertian masa dewasa ini dapat
dihampiri dari sisi biologis, psikologis, dan pedagogis (moral-
spiritual).
Dari sisi biologis masa dewasa dapat diartikan sebagai suatu
periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan
pencapaian kematangan tubuh secara optimal dan kesiapan untuk
bereproduksi (berketurunan).
Dari sisi psikologis, masa ini dapat diartikan sebagai periode
dalam kehidupan individu yang ditandai dengan ciri-ciri
kedewasaan atau kematangan, yaitu (1) kestabilan emosi
(emotional stability), mampu mengendalikan perasaan: tidak lekas
marah, sedih, cemas, gugup, frustasi, atau tidak mudah
tersinggung; (2) memiliki sense of reality-kesadaran realitasnya-
cukup tinggi: mau menerima kenyataan, tidak mudah melamun
apabila mengalami kesulitan, dan tidak menyalahkan orang lain
dan keadaan apabila menghadapi kegagalan; (3) bersikap toleran
terhadap pendapat orang lain yang berbeda; dan (4) bersikap
optimis dalam menghadapi kehidupan
Sementara dari sisi pedagogis, masa dewasa ini ditandai
dengan (1) rasa tanggung jawab (sense of responsibility) terhadap
kesejahteraan hidup dirinya sendiri dan orang lain; (2) berperilaku
sesuai dengan norma atau nilai-nilai agama; (3) memiliki
pekerjaan yang dapat menghidupi diri dan keluarganya; dan (4)
berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Dapat kita simpulkan bahwa masa dewasa adalah masa di
mana seorang individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya
dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan
orang dewasa lainnya.
Beberapa tugas-tugas perkembangan pada dewasa awal
antara lain :
a. Mulai bekerja

b. Memilih pasangan

c. Mulai membina keluarga

d. Mengasuh anak

e. Mengelola rumah tangga

f. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara

g. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan.[5]

[6]Selain itu, dewasa muda/awal/dini mulai membentuk


kehidupan keluarga dengan pasangan hidupnya, yang telah
dibina sejak masa remaja/masa sebelumnya. Havighurst (Turner
dan Helms, 1995) mengemukakan tugas-tugas perkembangan
dewasa muda, di antaranya (a) mencari dan menemukan calon
pasangan hidup, (b) membina kehidupan rumah tangga, (c)
meniti karier dalam rangka rnemantapkan kehidupan ekonomi
rumah tangga, dan (d) menjadi warga negara yang bertanggung
jawab.

a. Mencari dan Menemukan Calon Pasangan Hidup


Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda
semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga
mereka siap melakukan tugas reproduksi,yaitu mampu
melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya, asalkan
memenuhi persyaratan yang syah (perkawinan resmi)
b. Membina Kehidupan Rumah Tangga
Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001} menyatakan
bahwa golongan dewasa muda berkisar antara 21-40 tahun.
Masa ini dianggap sebagai rentang yang cukup panjang, yaitu
dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek rentang
waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25
tahun, umum-nya telah menyelesaikan pendidikannya minimal
setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi
atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang
telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki
dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka
mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah
mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi
pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah
positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai
persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru.
Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk,
membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga
dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan
hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja
sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga
harus dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan
membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin
hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-
saudara.
c. Meniti Karier dalam Rangka Memantapkan Kehidupan
Ekonomi Rumah Tangga
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU,
akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki
dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka
berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang
dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang
baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut,
mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja.
Sebaliknya, bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat
dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari
jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-
kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar
belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan
yang layak (baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu.
Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka
akan dapat mem-bangun kehidupan ekonomi rumah tangga
yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa
untuk mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang
menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan
bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua)
untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi
kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan
yang makmur sejahtera bagi keluarganya. melakukan tugas
reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan
lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyaratan yang sah
(perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorongan
biologis tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu.
Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok
untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk
membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan
menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku
bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap
orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
d. Menjadi Warga Negara yang Bertanggung Jawab
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap
orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-
tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga
negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-
undangan yang berlaku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara,
seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat
kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi
yang akan pergi ke luar negeri), (2) membayar pajak (pajak
televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak
penghasilan), (3) menjaga ketertiban dan ke-amanan
masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di
mata masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam
pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan
gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memper-
baiki jalan, dan sebagainya). Tugas-tugas perkembangan
tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang,
sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di
masyarakat
Pada sumber lain, dalam buku Psikologi Belajar Agama
(2004), diterangkan bahwa tugas-tugas perkembangan masa
dewasa dini meliputi:
a. Mengembangkan sikap, wawasan, dan pengamalan ajaran agama.
b. Memperoleh atau memulai memasuki dunia kerja.
c. Memilih pasangan (suami/istri).
d. Mulai memasuki pernikahan.
e. Belajar hidup berkeluarga.
f. Merawat dan mendidik anak.
g. Mengelola rumah tangga.
h. Memperoleh kemampuandan kemantapan karier (posisi kerja).
i. Mengambil tanggung jawab atau peran sebagai warga masyarakat.
j. Mencari kelompok social (kolega) yang menyenangkan.
Tahap-TahapMasa Dewasa[7] :
Secara umum, masa dewasa dini dimulai pada umur 18
tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-
perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduktif.
H. S. Becker dalam Personal Changes in Adult Life (1964)
menyatakan bahwa masa dewasa awal merupakan suatu masa
atau periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan
yang baru dan harapan-harapan sosial baru.
Secara biologis, masa ini merupakan puncak pertumbuhan
fisik yang prima, sehingga dipandang sebagai usia yang tersehat
dari populasi manusia secara keseluruhan (healthiest people in
population). Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan
yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan
tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif. Meskipun
banyak yang mengalami sakit, tetapi jarang sampai
parah.kesehatan fisik ini akan terpelihara dengan baik apabila
didukung oleh kebiasaan-kebiasaan positif, seperti: makan yang
teratur dan tidak berlebihan, tidak merokok, tidak meminum
minuman keras atau mengkonsumsi NAZA (Narkoba), tidur yang
teratur, dan berolah raga.
Secara psikologis, pada usia ini tidak sedikit di antara mereka
yang kurang mampu mencapai kematangan. Hal ini disebabkan
karena banyaknya masalah yang dihadapinya dan tidak mampu
mengatasinya. Masalah-masalah itu di antaranya: (1) kesulitan
mencari kerja; (2) susah mencari jodoh; (3) keinginan untuk
menikah namun belum mempunyai mata pecaharian; dan (4)
kesulitan yang dialami setelah menikah, seperti: mengurus anak,
memelihara keharmonisan keluarga, dan konflik dalam
menggunakan penghasilan antara keperluan anak dengan biaya
rumah tangga sehari-hari. Dalam menghadapi masalah tersebut
mereka ragu-ragu untuk minta pertolongan dan nasehat orang
lain karena enggan kalau-kalau dianggap “belum dewasa”.
Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock
(1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik
transisi secara fisik (physically trantition), transisi secara
intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran
sosial (social role trantition).

Dalam Al-quran juga dijelaskan bahwa manusai akan


menginjak masa dewasa. Untuk pertumbuhan dan
perkembangan setelah kelahiran, Alquran tidak menyatakan
dengan pasti rentang kehidupan yang dapat diterapkan pada
semua individu, karena hal tersebut berbeda antar individu.
Sehubungan hal ini Alquran menyatakan:
... kemudian (dengan berangsur-angsur) kami sampailah
kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada yang diwafatkan
dan adapula diantara kamu yang dipanjangkan umurnya
sampai pikun... (QS Al-Hajj 22:5)
Peranan manusia saat menginjak masa dewasa juga
dijelaskan dalam Al-quran,berkaitan dengan mencari
pasangan, apabila ia seorang muslim berkomitmen mencari
pasangan muslimah agar mampu menurunkan sifat baik
kepada anaknya dan memberikan kebutuhan jasmani dan
ruhani pada anak dan istrinya. Ketika dia memiliki kayakinan
agama yang kuat maka dia akan melakukan aturan yang ada
dalam agamanya. Rasul bersabda:"Bekerjalah untuk duniamu
seolah-olah engkau hidup selama-lamanya; dan bekerjalah
untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati besok." (HR
Muslim). Apabila dia mengalami hambatan psikologis atau
ketidakcocokan suami istri dia akan bersabar dalam
menghadapinya. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S An-
Nisa' (4:19):
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi
kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah
kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali
sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya,
terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata
dan bergaullah dengan mereka secara patut. kemudian bila
kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak”.
2.3 PERKEMBANGAN ASPEK FISIK
[8]Perkembangan Fisik: Mencapai puncak Kerangka dan
otot mencapai perkembangan penuh (usia 20-an hingga 30-an).
Otot lurik mencapai puncak kekuatannya (usia 25-30). Ketahanan
fisik mencapai puncak, kesehatan dan kekuatan umumnya dalam
kondisi terbaik (usia 20-an hingga 30-an). Catatan: Penurunan
kebugaran fisik dapat diperlambat dengan makanan sehat, olah
raga teratur.
Bagi wanita, perubahan biologis yang utama terjadi
selama masa pertengahan dewasa adalah perubahan dalam hal
kemampuan repoduktif, yakni mulai mengalami menopause atau
berhentinya mentruasi dan hilangnya kesuburan. Dan pada
umumnya menopause terjadi pada usia sekitar 50 tahun, akan
tetapi ada juga yang mengalami pada usia 40 tahun. Peristiwa
menopause disertai dengan berkurangnya hormone estrogen. Bagi
sebagian besar perempuan, menopause tidak
menimbulkan problem psikologis. Tetapi bagi sebagian lain
menopause telah menyebabkan munculnya sejumlah besar gejala
psikologis , termasuk depresi dan hilang ingatan .
Bagi laki-laki,proses penuan selama masa pertengahan
dewasa tidak begitu kentara, karena tidak ada tanda-tanda
fisiologis dari peningkatan usia seperti berhentinya haid pada
perempuan. Lebih dari itu , laki-laki tetap subur dan mampu
menjadi ayah anak-anak sampai memasuki usia tua. Hanya
kemunduran fisik juga terjadi secara berangsur-angsur, seperti
berkurangnya produksi air mani, dan frekuensi orgasme yang
cenderung merosot.Di dalam sebuah buku lain di tuliskan bahwa
perkembangan fisik yang di alami oleh masa dewasa awal
mencapai puncak antara umur 18 sampai 30 tahun, terutama antara
umur umur 19 sampai 26 tahun. Dan kesehatan juga mencapai
puncaknya pada tahun (19-26 th) tersebut ,dalam hal ini ada
bahaya yang juga yang mengancam dalam masa ini,ada bahaya
yang tersembunyi dalam kemampuan fisik dan kesehatan yang
puncak ini yaitu kebiasaan yang buruk mungkin juga terbentuk,di
dalam dewasa awal pelambatan dan penuruna kondisi fisik mulai
nampak.
Namun perlu diketahui,Perubahan Seksual merupakan
salah satu aspek fissik yang mengikuti perkembangan fisik pada
dewasa awal.Perubahan seksual biasanya terjadi
menjelang setengah baya.Tidak hanya wanita tetapi laki-laki pun
mengalami perubahan seksual dalam fase perkembangan
psikologis kehidupaannya.
[9]Pada laki-laki akan mengalami Climacteric merupakan
istilah dari bahasa yunani yaitu Klimakterikos,yang berarti
puncak atau klimaks.Climacteric merupakan suatu periode dalam
jangka kehidupan bagi pria dna wanita yang di tandai dengan oleh
berhentinya kemampuan reproduktif(menghasilkan keturunan)
bagi mereka.Khusus bagi wanita periode ini umumnya mengacu
pada istilah “perubahan kehidupan” karena terjadinya perubahan-
perubahan pisis yang bersangkutan dengan berhentinya
menghasilkan “telur” dan hilangnya kemampuan untuk melahirkan
anak.Yang juga ditandai oleh berhentinya masa mentruasi.Keadan
itu semua sering disebut “menopause”.Sedaangkan bagi kaum pria
atau laki-laki ditandai oleh berkurangnya kemampuan seksual
yang sering diistilahkan “Climacteric”.
Perubahan-perubahan seksual wanita.Menopause
adalah perhentian fungsi menstrual,yang terdapat selama
klimacteric wanita,yang meliputi perubahan-perubahan badaniah
secara menyeluruh dan perubahan-perubahan emosional yang
bersamaan terjadinya denga hal tersebut.Meskipun perubahan-
perubahan tadi bersamaan,tidaklah mesti perubahan tadi adalah
akibat dari menopause atau berhbungan
dengannya.Selanjutnya,perhentian menstruasi itu hanya
merupakan satu aspek dari climacteric wanita.Itu merupakan tanda
suatu transisi dari keadaan “seksual” ke suatu keadaan
“aseksual”.Seperi juga tanda-tanda transisi dalam masa
remaja(pubertas) dari suatu kejadian “aseksual” ke keadaan
“seksual”.
Perubahan-perubahan seksual bagi
pria.Climacteric bagi kaum pria sangat berbeda dibandingkan
menopause pada wanita.Datangnya climacteric pria lebih
lambat,yaitu antara usia 50 atau 60 tahun,begitu biasanya.Namun,
perubahan ini atau datangnya climacteric pada pria itu sangat
sukar diketahui pada kaum pria.Tetapi,umumnya setelah 50
tahun,aktiita gonad(yang menghasilkan kelenjar seks pria) mulai
menurun secara pelan-pelan.Oleh karena menurunnya gonad itu
terjadi secara pelan-pelan dan lamban,kaum pria tidaklah
mengalami kesukaran dalam hal rasa taka man terhadap perubahan
seksual tersebut ssebagiman kesukaran yang dihadapi oleh wanita
dalam menghadapai menopause.
[10]Dalam perkembangan fisik, masa dewasa awal
usia 20-30 tahun merupakan masa puncaknya.
Ketangkasan jari tangan dan pergerakan tangan mulai
menurun setelah usia pertengahan 30 tahun (Troll dalam
Papalia, 1995).Kekuatan, koordinasi, kecerdasan,
kecekatan dan ketangkasan tangan, kecepatan merespon,
ketajaman pandangan dan indera perasa semuanya berada
di puncaknya sebelum usia 30 tahun. Dan mulai menurun
sekitar usia 40 tahun saat kecenderungan menuju
penurunan jarak pandang jauh yang membuat usia 40
tahunan mengenakankacamata untuk membantu ketajaman
penglihatannya. Pendengaran berkurang dimulai dari usia
25 tahun dan semakin nyata dan jelas setelahnya,
khususnya terhadap suara yang melengking (Papalia,
1995).

2.4 PERKEMBANGAN ASPEK


INTELEGENSI/KOGNITIF
[11]Pada masa dewasa awal/dinilah individu mulai bisa
mengatur pikiran operasional formal mereka. Sehingga mereka
mungkin merencanakan atau membuat hipotesis tentang masalah-
masalah seperti remaja. Tetapi mereka menjadi lebih sistematisa
ketika mendekati masalah sebagai seorang dewasa. Sementara
dewasa lebih bisa menyusun hipotesis dari pada remaja dan
menunjukan suatu pemecahan masalah dari suatu masalah.Pada
usia dewasa banyak individu mengkonsolidasikan pemikiran
operasional mereka dan banyak orang dewasa lainnya tidak
berfikir dengan cara operasional formal sama sekali.
“labouvievief” berpendapat bahwa orang dewasa muda
mempunyai pola pikiran yang prakmatis. “perry” berteori bahwa
bersamaan dengan individu memasuki masa dewasa., pemikiran
lebih realistic. Sedangkan”schaie” mengajukan urutan fase-fase
kongnitif di antaranya: pengambil alihan, pencapaian,
tanggung jawab, eksekutif, reintegratif.
William Perry (1970) mencatat perubahan-perubahan penting
tentang cara berfikir orang dewasa muda yang berbeda dengan
remaja. Ia percaya bahwa remaja sering memandang dunia dalam
dualisme pola polaritasa mendasar,seperti benar/salah ,
kita/mereka, atau baik/buruk. Pada waktu kaum muda yang mulai
matang dan memasuki masa dewasa, mereka mulai menyadari
perbedaan pendapat dan berbagai perspektif yang dipegang oleh
orang lain, yang mengguncangkan dualistik mereka. Pemikiran
dualistik mereka diganti oleh pemikiran beragam, saat itu individu
mulai memahami bahwa tidak semua orang dewasa selalu
memiliki semua jawaban. Mereka mulai memperluas wilayah
pemikiran individualitik dan mulai percaya bahwa semua orang
memiliki pandangan pribadi masing-masing serta setiap pendapat
yang ada tidak sebaik pendapat orang lainnya. “Schaie”
berpendapat fase mencapai prestasi (achieving stage) adalah fase
dimana dewasa awal yang melibatkan intelektualitas pada situasi
yang memiliki konsekwensi besar dalam mencapai tujuan
jangkapanjang, seperti pencapaian karir dan pengetahuan.
Menurut Wikipedia, perkembangan kognitif
didefinisikan sebagai perkembangan pemikiran,
pemecahan masalah, membuat keputusan, konsep
pengertian, proses informasi, perkembangan bahasa,
ingatan dan inteligensi dari masa kecil ke pubertassampai
masa dewasa.
Piaget (dalam Papalia, 1995) menyatakan bahwa
perkembangan kognitif dari
bayi sampai pubertas menghasilkan kombinasi kematangan
dan pengalaman. Dalam
masa dewasa awal, pengalaman memainkan peranan
penting dalam fungsi intelektual.
Pengalaman orang dewasa menjadikan mereka untuk
mengevaluasi ulang kriteria mereka dalam menentukan apa
yang benar dan adil. Pengalaman pula yang memiliki
peranan penting seorang dewasa dalam memecahkan
masalahnya. Karena pengalaman setiap orang dewasa
berbeda-beda, maka efek yang ditimbulkan ke
perkembangan kognitifnya pun berbeda. Namun, dalam
segi psikologis secara umumnya, dalam masa
perkembangan kognitif dewasa awal usia 20 tahunan
sampai pertengahan 30 tahun,kebanyakan orang dewasa
akan berubah peran dan tanggung jawab menuju
kematangan, belajar berbisnis, memilih pekerjaan atau
memiliki tujuan karir, mengejar pendidikanyang lebih
tinggi, dan menikah. Serta memperoleh atau membangun
kemampuan, hobi atau minat baru. Sementara di usia 40
tahunan, orang dewasa cenderung untuk lebihmantap dan
pasti dalam kehidupannya, membuat komitmen yang lebih
dalam dalam pekerjaan dan keluarganya, menyusun waktu
untuk mencapai tujuan hidup lain yanglebih spesifik
(Havighurst dalam Wrightsman, 1994).
· [12]Beberapa perspektif terhadap kognitif
orang dewasa.
Pikiran sehat menyatakan kepada kita bahwa orang dewasa
berpikir dengan cara yang berbeda dengan yang dilakukan
oleh anak-anak dan remaja. Mereka melakukan beberapa
percakaan, memahami materi yang lebih rumit, dan
menggunakan pengalaman mereka yang lebih luas untuk
memecahkan masalah praktis. Beberapa orang peneliti
seperti K. Warner schaie,mengambil pendekatan bertahap,
mencoba mengidentifikasi perbedaan cara berfikir orang
dewasa,sebagaimana yang dilakukan Piaget terhadaap
pemikiran anak kecil.para penyidik lain seperti Robert
sternberg fokus pada tipe atau aspek kecerdasan ,yang
diabaikan oleh tes psikometris yang cenderung
mengemuka pada masa dewasa.salah satu teori anyar
menekan peran emosi dalam menekan prilaku kecerdasan.

[13]Schaie: model rentang kehidupan perkembangan


kognitif
Salah satu dari sedikit peneliti yang mengajukan model
rentang kehidupan perkembangan kognitif adalah K.
Warner Schaie (1977-1978; Schaie & willis, 2000). Model
schaie melihat perkembangan penggunaan intelek konteks
sosial. Tujuh tahapnya berkaitan dengan tujuan yang
muncul kepermukaan dalam berbagai tahap usia.tujuan ini
bergeser dari penguasaan informasi dan keterampilan (apa
yang harus saya ketahui) kepada integrasi praktis
pengetahuan dan ketermpilan (bagaimana menggunakan
apa yang saya ketahui) untuk mecari makna dan tujuan
(mengapa saya tahu). Berikut ini adalah ketujuh tahapan
tersebut:
1. Tahap pencarian (acquisitive stage) (masa
kanak-kanak dan remaja).
Anak-anak dan remaja menguasai informasi untuk
kepentingan mereka sendiri atau sebagai persiapan
erpartisipasi di masyarakat.
2. Tahap pencapaian (achieving stage) (masa
remaja akhir atau awal dua puluhan sampai
awal tiga puluhan). Para pemuda tidak lagi
mendapatkan informasi bagi kepentingan mereka
sendiri;mereka menggunakan apa yang mereka
ketahui untuk mengejar target, seperti karier dan
keluarga.
3. Tahap pertanggung jawaban (responsible stage)
(akhir tiga puluhan sampai awal enam
puluhan). Orang-orang setengah baya
menggunakaan pikiran mereka untuk memecahkan
masalahpraktis yang berkaitan degan tangggung
jawab terhadap orang lain,seperti anggota keluarga
atau pekerja.
4. Tahap eksekutif (executif stage) (tiga puluhan
atau empat puluhan sampai
usia pertengahan). Orang-orang yang berada
dalam tahap eksekutif,yang mampu tumpang tindih
dengan tahap pencapaian dan pertanggungjawaban
terhadap sistem sosial(seperti pemerintahan atau
organisasi bisnis) atau gerakan sosial. Mereka
berhadapan dengan relasi kompleks diberbagai
level
5. Tahap reorganisasi (reorganizational stage)
(akhir usia pertengahan, mulai di akhir masa
dewasa). Orang-orang yang memasuki masa
pensiunan mereorganisir hidup dan energi
intelektual mereka seputar aktivitas bermakna yang
menggantikan pekerjaan mereka.
6. Tahap reintegratif (reintegrative stage) (akhir
masa dewasa). Orang dewasa lebih tua, yang
mungin telah mundur dari keterlibatan sosial dan
yang fungsi kognitifnya mungkin sudah terbatasi
oleh perubahan biologis, adalah mereka yang lebih
selektif terhadap tugas yang ingin mereka kerjakan.
Mereka fokus terhadap tujuan apa yang mereka
lakukan dan konsentrasi pada tugas yang paling
bermakna bagi mereka.
7. Tahap penciptaan waisan (legacy-creating
stage) (usia tua). Mendekati akhir hidup ketika
reintegrasi telah selesai (atau ketika sedang
berlangsung), orang yang lebih tua mungkin
menciptakan instruksi pewarisan kepemilikan
berharga,membuat pengaturan
pemakaman,memberikan cerita lisan, atau menulis
cerita hidup mereka sebagai warisan kepada orang
yag mereka cintai. Semua tugas ini melibatkan
latihan kompetensi kognitif di dalam konteks sosial
dan emosional.
2.5 PERKEMBANGAN ASPEK SOSIAL
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan
terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang
dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga,
hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa
remaja manjadi semakin renggang, dan berbaringan
dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok di
luar rumah akan terus berkurang. Sebagai akibatnya,
untuk pertama kali bayi semua orang muda, bahkan
yang popular akan mengalami keterpencilan sosial atau
yang disebut Erikson sebagai “krisis keterasingan”[14]
Banyak orang muda yang semenjak masa
kanak-kanak dan remaja terbiasa tergantung pada
persahabatan dalam kelompok mereka merasa kesepian
sewaktu tugas-tugas mereka dalam rumah tangga atau
dalam pekerjaan, memisahkan mereka dari kelompok
mereka. Khususnya mereka yang paling populer selama
sekolah dan kuliah, dan yang mencurahkan banyak
waktu dalam kegiatan-kegiatan akan paling banyak
menemukan kesulitan dalam penyesuaian diri pada
keterasingan sosial selama masa dewasa ini. Apakah
kesepian yang berasal dari keterasingan ini sebentar
atau tetap, akan tergantung pada cepat lambatnya orang
muda itu berhasil membina hubungan sosial baru untuk
menggantikan hubungan hari-hari sosial sekolah dan
kuliah mereka.
Keterasingan diintensifkan dengan adanya
semangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam
karir – dengan demikian keramahtamahan masa remaja
diganti dengan persaingan dalam masyarakat remaja –
dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar
tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga
mereka hanya dapat menyisihkan waktu sedikit untuk
sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-
hubungan yang akrab. Akibatnya, mereka menjadi
egosentris dan ini tentunya menambah kesepian
mereka.
2.5.1 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi
Partisipasi Sosial Pada Masa Dewasa Dini :
§ Mobilitas Sosial
Semakin besar keinginan orang dewasa muda untuk
meningkatkan status sosialnya semakin giat pula ia
berusaha melibatkan diri dengan organisasi-organisasi
masyarakat yang akan membantunya untuk naik jenjang
sosial yang lebih tinggi.
§ Status Sosio-ekonomi
Apakah sudah berumah tangga atau belum orang
dewasa muda yang mempunyai status sosial ekonomi yang
baik akan lebih mampu berperan dalam berbagai kegiatan
sosial terutama kegiatan di luar rumah, dibandingkan
dengan orang yang mempunyai status sosial yang kurang
baik.
§ Lamanya Tinggal di Suatu Kelompok Masyarakat
Banyak orang dewasa muda yang harus pindah ke
suatu lingkungan baru berpartisipasi aktif dalam organisasi
masyarakat sebagai cara untuk bertemu dengan masyarakat
dan menemukan teman.
§ Kelas Sosial
Orang dewasa muda kelas tinggi dan menengah
lebih sering aktif dalam organisasi masyarakat daripada
mereka dari golongan masyarakat bawah. Disamping itu
mereka juga mempunyai lebih banyak teman akrab, lebih
sering menjamu dan lebih banyak berkunjung, tetapi
kurang menghabiskan waktu dengan sanak saudara
dibandingkan dengan anggota-anggota kelas bawah
§ Lingkungan Jenis Kelamin
Kehidupan sosial orang dewasa muda yang tinggal
di kota besar mungkin lebih banyak dipusatkan pada
keluarga dan sanak saudara dibandingkan dengan mereka
yang hidup di kota kecil dan di pedesaan yang lebih
mengenal keramahtamahan dan keakraban antar tetangga.
§ Jenis Kelamin
Pria yang yang telah menikah lebih bebas
berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan sosial di luar
rumah dibandingkan dengan wanita yang telah menikah
yang sering harus membatsi kegiatan-kegiatan sosial
mereka pada lingkungan rumah dan rukun tetangga –
wanita yang belum menikah, sebaliknya sering lebih aktif
dalam kegiatan masyarakat dibandingkan wanita yang
masih lajang.
§ Umur Kematangan Seksual
Pria yang lebih cepat dewasa lebih aktif dalam
dalam kegiatan masyarakat dan duduk dalam keoengurusan
organisasi-organisasi masyarakat dibandingkan dengan pria
yang terlambat dewasa. Wanita yang cepat dewasa tetap
aktif dibidang sosial apabila keadaan memungkinkan.
§ Urutan Kelahiran
Anak pertama, sering memiliki perasaan tidak aman, dan sesudah
dewasa cenderung menjadi “pengikut” dan lebih aktif dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat daripada anak-anak yang lahir
belakangan. [15]
2.5.2 MINAT SOSIAL
Sebagaimana ditekankan oleh Erikson bahwa masa
dewasa dini adalah masa “krisis keterasingan”. Dalam
masa ini pria wanita sering merasa kesepian. Pria muda
yang belum menikah sering tidak tahu apa yang harus
dilakukan di waktu-waktu senggang. Seperti halnya wanita
dewasa yang belum menikah, mereka merasa kesepian
karena kelompok sosial saat remajanya mulai perlahan
berpencar, ada yang sibuk bekerja, sibuk bersama keluarga,
atau sibuk berpacaran. Akibatnya mereka kehilangan masa
yang menyenangkan saat remaja yang sering berbincang
dan melakukan kegiatan bersama.
Havighurst telah menjelaskan bahwa rasa kesepian
pada masa dewasa ini merupakan “periode yang relatif
kurang terorganisir dalam kehidupan seseorang, yang
menandai transisi dari lingkungan yang terbagi menurut
umurke lingkungan yang terbagi menurut status
sosial”[16]. Masa dewasa ini tak lagi terjadi pergaulan
spontan seperti yang terjadi di masa sekolah dulu, mereka
sekarang harus mulai mancari jalannya sendiri, menjalin
persahabatan baru, dan memantapkan identitas diri melalui
upaya mereka sendiri. Menjelang usia tiga puluh tahun,
baik yang belum menikah maupun sudah menikah telah
menemukan jati dirinya dan telah mampu menyesuaikan
dengan pancaroba, kemapanan pekerjaan maupun
pergaulannya.
Dari sekian banyak pergeseran di bidang minat dan
kgiatan sosial, di bawah ini dicantumkan beberapa
pergeseran yang sulit dan banyak ditemui. Suatu
perbandingan pola minat sosial masa remaja dan dewasa
yang menunjukkan terjadinya pergeseran dan perubahan
yang radikal.
Perubahan dalam Peran serta Sosial Keterlibatan
dalam kegiatan sosial pada saat remaja dirasa penting
karena nilai prestasinya. Namun, terpaksa dukurangi saat
memasuki masa dewasa dini. Kehidupan mereka lebih
terpusat di rumah bersama anggota keluarga yang sekarang
menggantikan peran teman. Karena pola kehidupan yang
tidak sama, maka volume dan bentuk peranserta tiap
individu bervariasi. Umumnya kegiatan sosial meningkat
ketika usia setengah baya, pertengan sampai akhir usia tiga
puluhan. Peranserta dalam kegiatan sosial orang muda
yang sudah menikah sudah bersifat individu ketika minat
suami-isteri yang tidak sama atau berpasangan ketika
mempunya anak, namun tidak ada yang diserahi tugas
mengawasi anak. Apapun alasannya, kepuasan kehidupan
suami-istri dalam kegiatan sosial lebih besar ketika
dilakukan bersama daripada dilakukan sendiri-sendiri.
Perubahan dalam Persahabatan Keinginan untuk
popular dan punya banyak teman mulai memudar, terutama
pada suami-isteri yang orientasinya pada tugas dan
tanggungjawab keluarga. Mereka yang belum menikah
menjadi lebih selektif dalam memilih pertemanan. Oleh
sebab itu, orang dewasa lebih sedikit teman tapi hubungan
mereka lebih akrab.[17] Orang dewasa lebih memilih
teman berdasarkan kecocokan minat dan nilai. Mereka
lebih selektif dalam memilih teman akrab berdasarkan jenis
kelamin yang sama.[18] Alasannya seperti yang dijelaskan
Packard, bahwa “Senang atau susah, kebanyakan orang
merasa lebih cocok dengan jenis mereka sendiri”[19]
Perubahan dalam Kelompok Sosial Keakraban
teman masa remaja ada yang terus berlanjut hingga masa
dewasa. Lebih sedikit, namun lebih akrab. Terkadang tidak
berlanjut karena banyak perubahan keadaan, sehingga tidak
lagi cocok dengan teman lama.
Jumlah teman akrab bergantung pada keterbukaan
dalam berbagai hal seperti minat, masalah, dan aspirasi.
Mereka enggan terbuka dengan orang luar, karena untuk
menciptakan kesan menarik dan untuk menghindari
masalah pribadi dibicarakan orang lain. Pada usia akhir
usia tiga puluhan atau pertengahan empat puluhan, mereka
lebih banyak teman karena kesetabilan minat pada saat itu.
Perubahan Nilai Popularitas Popularitas kurang
penting bagi orang yang mendekati usia madya. Beberapa
teman yang akrab dan cocok lebih berharga daripada
kelompok besar yang kurang serasi atau kurang akrab.
Sikap sosial atau penerimaan sosial mempengaruhi
orang dewasa seperti halnya remaja, tetapi tidak sebesar
dulu. Mereka akan lebih tunduk pada kelompok sosial yang
mereka pilih. Berusaha menyesuaikan dengan keinginan
kelompok, walaupun sulit mereka akan basi-basi mengikuti
norma-norma kelompok, paling tidak di mata umum
mereka tidak ditolak oleh kelompok itu.
Dalam lingkungan formal seperti kantor, bisnis atau
organisasi dan informal, orang dewasa yang mempunyai
pengaruh akan terpilih sebagai pemimpin. Akan tetapi
untuk terus menjadi pemimpin itu tergantung
kemampuannya dalam mengadaptasikan diri pada
kehendak kelompok. Mereka yang berpengalaman dalam
organisasi terutama sebagai pemimpin dalam organisasi
pada saat sekolah lanjutan atau perguruan tinggi akan lebih
luwes dalam menyesuaikan diri dengan kelompok baru.
Keberagamana saat kepemimpinan sebelumnya,
memberikan keyakinan akan kemampuan orang dewasa
saat menjadi pemimpin. Kurangnya rasa percaya diri, tdak
adanya motivasi yang kuat untuk menjadi pemimpin, dan
kurangnya keterampilan dalam memimpin, menyebabkan
sedikit pemimpin wanita di setiap bidang kehidupan
dewasa. Bahkan kepemimpinan wanita di masa remaja
akan terhambat untuk melanjutkannya di masa dewasa
karena tanggung jawab rumah tangga membatasi
kesempatan mereka untuk berkembang sebagai pemimpin.
Kondisi-Kondisi yang Memudahkan Peningkatan Mobilitas
Sosial
· Tingkat pendidikan yang tinggi yang menjadi dasar
keberhasilan dalam bisnis atau bidang profesi yang
akan membuka jalan bagi individu bersangkutan untuk
menjalin hubungan dengan orang-orang yang statusnya
lebih tinggi

· Kawin dengan orang yang statusnya lebih tinggi

· Hubungan keluarga yang membantu sebagai


“katrolan” di bidang pekerjaan

· Penerimaan dan penerapan kebiasaan nilai dan


lambang dari suatu kelompok yang berstatus lebih
tinggi

· Uang dari warisan atau hasil jerih payah sendiri yang


dapat digunakan untuk membeli rumah yang lebih
bagus di lingkungan yang lebih baik serta harta
kekayaan lainnya yang dapat menyatakan status yang
tinggi

· Pindah dari keanggotaan ormas ke ormas yang lebih


tinggi statusnya

· Peran serta aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat


dari golongan atas

· Lulusan perguruan tinggi yang ternama

· Keanggotaan salah satu atau beberapa perkumpulan


eksklusif.[20]

2.5.3 BAHAYA SOSIAL


Banyak anak dewasa muda menemui bahaya-
bahaya dalam usaha mereka untuk menyesuaikan diri
dengan kelompok sosial mereka. Tiga hambatan umum
sekali dan sulit diatasi secara tuntas.
Pertama, orang muda lebih kesulitan saat
bergabung dengan kelompok sosial yang cocok. Ada
beberapa kondisi yang menyebabkan kesulitan ini. Wanita
tak lagi memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatan
sosial yang mereka nikmati sebelumnya, karena terikat
tanggung jawab rumah tangga yang menyita waktu ataupun
uang lebih banyak. Demikian juga pria, karena tekanan
pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga yang menyita
waktu dan tenaga, memungkinkan untuk sulit bergabung
dengan kelompok sosial yang cocok. Orang dewasa
tertentu sulit sekali akrab dengan orang sekelilingnya
karena perbedaan minat dan nilai, namun lebih sering
terjadi karena semangat bersaing yang didorong oleh
harapan mereka untuk maju dalam karir. Semangat ini
menjadi kebiasaan yang dibawa dalam hubungan sosial.
Itulah salah satu alasan mengapa baik Erikson dan
Havighurst menyatakan bahwa periode awal kedewasaan
adalah salah satu periode saat orang paling merasa
kesepian.[21]
Hambatan kedua yang mengganggu penyesuaian
diri yang baik dengan kehidupan sosial adalah rasa tidak
puas dengan peran yang harus dimainkannya untuk
memenuhi harapan kelompok. Orang dewasa yang terbiasa
memainkan peran sebagai pemimpin, kemudian sekarang
harus menjadi seorang pengikut mungkin akan merasa
frustasi, apalagi kepemimpinan jatuh kepada orang yang
lebih tinggi status sosial ekonomi ataupun prestise dalam
masyarakat.
Hambatan ketiga dalam proses penyesuaian sosial
adalah mobilitas yang tinggi. Orang bermobilitas sosial
yang tinggi lebih banyak mengalami dilema dibandingkan
mereka yang bermobilitas sosial rendah, karena mereka
harus menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok sosial
baru yang memiliki nilai-nilai dan perilaku yang baru.
Semisal suatu keluarga yang sedang naik tangga
sosialnya, kemudian pindah ke daerah yang mempunyai
nilai dan perilaku baru. Kebiasaan perkumpulan dan
keramahtamahan bersama tetangga yang awalnya menjadi
penghibur, karena menjadi anggota sosial baru, kebiasaan
itu harus dihentikan. Keadaan seperti ini memperbesar rasa
kesepian yang merupakan tanda khas masa kedewasaan
dan sering menjadi depresi. [22]
Pokok Penting Masa Dewasa Dini dalam Aspek Sosial
· Kegiatan sosial pada masa dewasa dini sering sangat
dibatasi karena berbagai tekanan pekerjaan dan
keluarga. Sebagai akibatnya banyak orang dewasa
muda mengalami apa yang oleh Erikson disebut “krisis
isolasi” yaitu masa kesepian karena terisolasi dari
kelompok sosial.

· Selama masa dewasa dini peran serta sosial sering


terbatas dan perubahan dalam persahabatan,
pengelompokan sosial dan nilai yang diberikan pada
popularitas dan status pemimpin yang tak bisa
dihindari.

· Mobilitas sosial pada pria terutama hasil usaha sendiri,


sementara pada wanita terutama akibat pernikahan
dengan pria yang berstatus lebih tinggi atau dengan
pria yang berkat prestasinya mampu menaiki tangga
sosial.[23]

    

2.6 PERKEMBANGAN ASPEK EMOSI


[24]Dewasa awal merupakan usia yang
menentukkan tentang langkah dalam mencapai sutu
kesuksessan, usia 18 hingga 25 tahun merupakan masa
reproduktif dalam menangani suatu perjalanan
kehidupan yang berkaitan dengan emosionalitas usia.
Dewasa awal sering disebut dewasa dini maupun
remaja akhir. Beberapa Ciri khas dalam masa remaja
akhir di antaranya yakni :
1. Kestabilan Bertambah
Pemuda-pemudi dalam masa ini telah
menunjukkan kestabuilan yang bertambah,bilaman
dibandingkan dengan Masa Remaja Awal.Pada Masa
Remaja Akhir/Dewsa Awal/Dewasa Dini, perubahan
yang tejadi seperti dalam hal minat-minatnya,
pemilioha jabatan, pakaian dan rekreasi. Dalam maslah
pergaulan,pemilihan dalam menjalin suatu
persahabatan dengan anak lawan jenis maupun dengan
jenis kelamin yang sama menjadi stabil. Demikian pula
tingkah laku yang berhubungan dengan emosinya.
Sikap-sikapnya tidak lagi dapat dipengaruhi dengan
mudah oleh pendirian orang-orang lain dan propaganda
seperti pada masa remaja awal.
Karena keadaanya yang lebih stabil, anak
remaja pada masa ini lebih dapat mengadakan
penyesuaian-penyeseuaian dari pada dahulu, pada masa
ini lebih well-adjusted. Saat kapan seorang anak remaja
berganti keadaanya dari keadaan tidak stabil ke
keadaan stabil, tergantung dari sekitarnya. Anak yang
hidup jauh dari orang tuanya, yang hidup di asrama
akan lebih cepat mencapai keadaan stabil, karena lebih
banyak mendapat kesempatan untuk mengambil
keputusan-keputusan sendiri dan juga karena orang-
orang lain tidak selalu mau menerima sikap-sikap yang
disebabkan oleh ketidak-stabilan anak remaja sebagai
orang tuanya sendiri. Maka hal inipun merupakan
dorongan bagi anak remaja yang hidup jauh dari orang
tuanya untuk mencapai kestabilan.
2. Lebih matang dalam cara menghadapi masalah
Masalah-masalah yang dihadapi oleh anak remaja pada
masa ini menyerupai
masalah yang dihadapi oleh anak remaja dalam remaja
awal, akan tetapi cara-caranya menghadapi masalah-
masalah adalah lebih matang. Berat atau ringannya
masalah yang dihadapi oleh seseorang anak remaja
tergantung dari pola kehidupan yang dijalaninya,
artinya apakah dia masih belajar atau sudah bekerja dan
apakah dia masih hidup bersama orang tuanya atau
bertempat tinggal jauh dari rumah.
Pemuda-pemuda dalam masa ini semakin lama
semakin dapat mnyelesaikan masalah-masalah sendiri.
Akibatnya ialah, bahwa dia lebih pandai mnyesuaikan
diri, lebih berbahagia dan lebih mudah dan
mnyenangkan dalam pergaulan daripada anak remaja
dan masa remaja awal, yang lekas jengkel, lekas marah
disebabkan karena dia mengalami kesukaran dalam
menyelesaikan masalah-masalahnya.
3. Ikut campur-tangan dari orang dewasa
Oleh karena pemuda-pemudi dalam masa ini telah
lebih matang tingkah lakunya, telah lebih banyak
perhatiannya terhadap perencanaan dan persiapan masa
depannya dan tidak bersikap menetang lagi tehadap
orang dewasa, maka orang-orang dewsa tidak terlalu
memikirkannya dan mengkhawatirkan keadaanya lagi
dan tidak banyak ikut campur-tangan dengannya,
Akibatnya, pemuda-pemudi ini tidak terlalu dikekang
dan diawasi serta dilindungi lagi. Kebebasan yang
didapat mampu menghilangkan ketegangan-ketegngan
dan keinginan untuk membantah.
4. Pikiran realistis bertambah
Anggapan yang tinggi yang tidak realistis,yang
dimilki oleh anak remaja dalam masa remaja awal,dari
dirinya,temannya maupu orangtuanya merupakan salah
satu sebab abak remaja menjadi sangat
emosional.Namun saat menginjak dewasa awal pada
masa ini seseorang akan bertambah pengalamannya
dan kemampuannya untuk berfikir secara realistis
,mampu melihat keadaan dirinya.Sehingga seseorang
akan merasa lebih enjoy atau lebih bahagia ,tidak
menderita karena kekecewan dimasa lampau.
Tingkat ketegangan emosi berbanding lurus dengan
adanya persoalan-persoalan yang dialaminya seperti
persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan
sebagainya, serta kemampuan mereka dalam mengatasi
persoalan-persoalan tersebut. Menurut Robert J.
Havighurst dalam bukunya “Human Development
and Education” (1953), bahwa seseorang dalam usia
awal atau pertengahan tiga puluh-an telah akan dapat
memecahkan persoalan-persoalan serta cukup dapat
mengendapkan ketegangan emosinya, sehingga
seseorang dapat mencapai emosi yang stabil dan
kalem.
Akan tetapi, apabila orang dewasa awal memiliki
harapan-harapan yang tinggi. Sehingga akan terjadi
kepayahan bahkan kegagalan ketika harapan yang
terlalu tinggi tidak diimbangi dengan kemampuan
dalam meraihnya. Menurut H.S. Becker (1964),
harapan-harapan untuk memperoleh status sosial atau
jabatan yang terlalu tinggi (tidak sesuai kemampuan)
merupakan peluang untuk mendapatkan stress, patah
hati yang selanjutnya dapat menimbulkan kekacauan-
kekacauan psikologis atau masalah-masalah
psikosomatis.
Kebudayaan lingkungan sekitar juga
mempengaruhi timbulnya ketegangan emosional.
Penyesuaian yang baik, rata-rata tidak dapat dilakukan
oleh orang dewasa dalam lingkungan sekitar yang sama
sekali tidak pantas. McClusky dan G. Jensen dalam
artikel mereka “The Psychology of Adult” (1959),
mengatakan bahwa oran yang hidup dalam lingkungan
sekitar yang sama sekali tidak pantas bagi dirinya,
menimbulkan ketegangan-ketegangan emosional secara
tetap. Keadaan ini disebabkan oleh pemaksaan terhadap
minat dan kemampuan yang dimiliki. Semisal dalam
profesi pramugari yang dituntut harus mampu bergaul
atau luwes dan supel saat bekerja tapi tak memiliki
kemampuan itu, maka tekanan perasaan dan pemaksaan
terhadap minat dan kemampuan akan menjadi sebab
timbulnya ketidaknyamanan bagi pekerja yang
bersangkutan.
Ketegangan sosial sering kali nampak berupa
ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran
yang pada umumnya bergantung pada ketercapaian
penyesuaian pada persoalan-persoalan yang dihadapi
dan sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami
dalam pergumulan persoalan tersebut. Kekhawatiran
yang berhubungan dengan keuangan akan terlihat
ketika usia tiga puluhan, dimana persoalan ekonomis di
dalam bisnis dan kehidupan rumah tangga memuncak.
Sedangkan kekhawatiran dalam hal penampakan
pribadi akan dirasakan dalam tahun-tahun pertengahan
dewasa awal (27 – 35 tahun) karena pada masa ini
banyak mengalami masalah yang berhubungan dengan
pertemuan-pertemuan sosial atau hubungan suami istri
yang harus dijaga kelestariannya. Sebelum usia ini,
terjadi kekhawatiran-kekhawatiran yang berhubungan
dengan nilai-nilai moral dan kontak-kontak antara dua
jenis kelamin ; misalnya kencan dan romans (sejau
mana yang boleh dilakukan; tidakkah apa yang telah
terjadi melampaui batas?). Di usia 35 tahun sampai
akhir masa dewasa awal ini kekhawatiran terpusat pada
masalah-masalah kesehatan, meraih, meraih
kesuksesan dalam karir maupun bisnis, dan keamanan
kerja; mendekati masa tua dan kesukaran-kesukaran
perkawinan serta kekhawatiran yang berhubungan
dengan hubungan kekeluargaan.
Meskipun ciri-ciri orang dewasa menurut tingkat
usia ini menggambarkan keadaan kultur barat (khususnya
Amerika), tetapi nampaknya tidak jauh berbeda dengan
orang dewasa yang dalam tingkat umur serupa dalam
masyarakat Indonesia.[25]
MASA DEWASA DINI SEBAGAI MASA
KETEGANGAN EMOSIONAL
Apabila orang berada di tanah baru, mereka akan
berusaha mengenali tanah yang dipijaknya dan mungkin
sekali mereka mengalami bingung dan keresahan
emosional. Tidak dapat dipungkiri bahwasannya hal itulah
yang mendasari huru-hara mahasiswa pada tahun
enampuluhan. Sebagai manusia dalam kelompok usia
hampir dewasa, umumnya masih duduk di bangku sekolah
dan di ambang memasuki dunia pekerjaan orang dewasa.
Pandangannya yang liar, menggugah jiwa eksplorasinya
untuk berusaha merubah suasana dan pandangan di tanah
yang sedang dipijakinya. Apa yang mereka lihat, ingin
mereka rubah sesuai kemauannya.
Sudah lebih dari satu dasawarsa, para
“pemberontak” yang dulu marah ini menarik untuk
dilihat. Sekarang mereka telah memasuki kehidupan yang
mantap dan menjadi bagian dari kehidupan di Amerika.
Setelah menilai pergerakannya dulu, mereka umumnya
berkesimpulan bahwa perubahan-perubahan yang mereka
inginkan sebaiknya dilakukan dari dalam dan bukan dari
luar. Mereka memilih untuk mengikuti pola kehidupan
yang mereka dulu ingin merubahnya. Kemudian menjadi
pribadi pekerja keras, membangun rumah tangga dan
menjadi warga Negara yang taat hukum.
Sekitar awal atau pertengahan umur tiga puluhan,
umunya orang telah mampu menyelesaikan masalah-
masalanya dengan cukup baik sehingga menjadikan
mereka pribadi yang stabil dan tenang secara emosional.
Apabila emosi yang menggelora sebagai ciri-ciri tahun-
tahun awal kedewasaannya masih tetap kuat maka hal ini
merupakan tanda bahwa penyesuaian diri pada kehidupan
orang-orang dewasa belum terlaksana secara memuaskan.
Apabila ketegangan emosi terus berlanjut hingga
usia tigapuluhan, hal itu umumnya nampak dalam
keresahan. Tingkat keresahan orang-orang muda itu pun
tergantung dari masalah-masalah penyesuaian diri yang
harus mereka hadapi saat itu dan berhasil tidaknya mereka
selama berupaya menyelesaikan masalahnya.
Kekhawatiran-kekhawatiran utama mereka mungkin
terpusat pada pekerjaan mereka, karena mereka merasa
bahwa mereka tidak mengalami kemajuan secepat yang
mereka harapkan, atau mungkin terpusat pada masalah-
masalah perkawinan atau peran sebagai orang tua. Apabila
mereka merasa tidak mampu mengatasi masalah-masalah
utama dalam kehidupannya, mereka merasa terganggu
secara emosional, sehingga mereka memikirkan dan
mencoba untuk bunuh diri. [26]

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1) Menurut Zimbardo (2000), psikologi perkembangan
adalah ilmu ilmiah yang mempelajari tentang
perubahan kemajuan psikologis yang terjadi pada
manusia dalam setiap periode hidupnya.Perkembangan
manusia adalah adalah proses pertumbuhan dan
perubahan seumur hidup manusia yang meliputi
fisik,kognitif (intelektual) dan sosioemosional
2) Masa dewasa adalah masa di mana seorang individu
yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap
menerima kedudukan dalam masyarakat bersama
dengan orang dewasa lainnya.
Beberapa tugas-tugas perkembangan pada dewasa
awal antara lain :
· Mulai bekerja

· Memilih pasangan

· Mulai membina keluarga

· Mengasuh anak

· Mengelola rumah tangga

· Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara

· Mencari kelompok sosial yang menyenangkan


3) Hadist Dan Al-Quran yang menjelaskan tentang tugas
perkembangan perode dewasa
... kemudian (dengan berangsur-angsur) kami
sampailah kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada
yang diwafatkan dan adapula diantara kamu yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun... (QS Al-Hajj
22:5)
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, tidak
halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan
paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka
karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa
yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila
mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata dan
bergaullah dengan mereka secara patut. kemudian bila
kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah)
karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal
Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak”. Q.S An-Nisa' 4:19
4) Perkembangan Fisik pada Dewasa Awal
Bagi wanita : Menopause adalah perubahan dalam hal
kemampuan repoduktif, yakni mulai mengalami
menopause atau berhentinya mentruasi dan hilangnya
kesuburan.
Bagi Pria : Climacteric adalah kemunduran fisik seperti
berkurangnya produksi air mani, dan frekuensi
orgasme yang cenderung merosot.
Dalam perkembangan fisik, masa dewasa awal usia 20-
30 tahun merupakan masa puncaknya. Ketangkasan jari
tangan dan pergerakan tangan mulai menurun setelah
usia pertengahan 30 tahun (Troll dalam Papalia, 1995).
Kekuatan, koordinasi, kecerdasan, kecekatan dan
ketangkasan tangan, kecepatan merespon, ketajaman
pandangan dan indera perasa semuanya berada di
puncaknya sebelum usia 30 tahun.
5) Perkembangan aspek kognitif pada periode dewasa
awal seperti pengambil alihan, pencapaian, tanggung
jawab, eksekutif, reintegratif. Selain itu,
6) Perkembangan aspek sosial pada periode dewasa awal
:
ü Mobilitas Sosial
ü Status Sosio-ekonomi
ü Lamanya Tinggal di Suatu Kelompok
Masyarakat
ü Kelas Sosial
ü Lingkungan Jenis Kelamin
Pokok Penting Masa Dewasa Dini dalam Aspek
Sosial
· Kegiatan sosial pada masa dewasa dini sering
sangat dibatasi karena berbagai tekanan pekerjaan
dan keluarga. Sebagai akibatnya banyak orang
dewasa muda mengalami apa yang oleh Erikson
disebut “krisis isolasi” yaitu masa kesepian karena
terisolasi dari kelompok sosial.

· Selama masa dewasa dini peran serta sosial sering


terbatas dan perubahan dalam persahabatan,
pengelompokan sosial dan nilai yang diberikan
pada popularitas dan status pemimpin yang tak bisa
dihindari. Mobilitas sosial pada pria terutama hasil
usaha sendiri, sementara pada wanita terutama
akibat pernikahan dengan pria yang berstatus lebih
tinggi atau dengan pria yang berkat prestasinya
mampu menaiki tangga sosial.
7) Perkembangan Aspek emosi pada periode Dewasa
awal :

ü Kestabilan Bertambah
ü Lebih matang dalam cara menghadapi masalah
ü Ikut campur-tangan dari orang dewasa
ü Pikiran realistis bertambah

3.2 SARAN
Semoga penyusunan makalah ini, bisa menjadi
refleksi bagi kita semua, bahwa masa dewasa merupakan
anugrah Tuhan yang diberikan oleh Allah SWT. Tugas
perkembangan yang kami paparkan merupakan salah satu
tanggung jawab kita dalam menjalani perkembangan fisik
dan psikologis yang terjadi pada periode. Beberapa aspek
yang terjadi pada periode dewasa awal mampu
memberikan pengetahuan baru dan wawasan terhadap
kehidupan sekarang maupun dimasa datang.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd.Psikologi Perkembangan Anak &


Remaja.Bandung, PT
Remaja Rosdakarya, 2006
Dra.SOESILOWINDRADINI,M.A.Psikologi Perkembangan
(Masa
Remaja).Surabaya,Usaha Nasional,1990
Drs.Andi Mappiare.Psikologi Orang Dewasa.Surabaya,Usaha
Nasional,
1983
Diane E. Papalia, HUMAN DEVELOPMENT.Jakarta,KENCANA
PRENADA MEDIA
GOUP, 2008
Hurlock, Elizabeth B.Psikologi Perkembangan : Suatu
Pendekatan Rentang
Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.Edisi kelima , 1980
Mappiare, Andi.Psikologi Orang Dewasa. Malang: Usaha
Nasional , 1983
https://arihdyacaesar.files.wordpress.com/.../konsep-dasar-
dewasa1.doc diakses tgl 15 februari 2015 , 13.00 WIB
https://luluasegaf.files.wordpress.com/2010/12/mengenal_psikolo
gi_perkembangan.doc diakses tgl 15 februari 2015 , 13.00 WIB
https://shorih.files.wordpress.com/2010/01/aflah-
shorih_08110010_-psikologi-perkembangan.doc diakses tgl 15
februari 2015 , 13.00 WIB
http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd= diakses tgl 15 februari
2015 , 13.00 WIB

[1] Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd.Psikologi Perkembangan Anak &

Remaja.Bandung, PT Remaja Rosdakarya,

2006, hal 3

[2]https://arihdyacaesar.files.wordpress.com/.../konsep-dasar-

dewasa1.doc

[3] https://luluasegaf.files.wordpress.com/2010/12/mengenal_psikologi_perkemb

angan.doc

[4]https://arihdyacaesar.files.wordpress.com/.../konsep-dasar-

dewasa1.doc

[5] Dra.SOESILOWINDRADINI,M.A.Psikologi Perkembangan (Masa

Remaja).Surabaya,Usaha

Nasional,1990,hal 24
[6] https://arihdyacaesar.files.wordpress.com/.../konsep-dasar-

dewasa1.doc

[7] https://arihdyacaesar.files.wordpress.com/.../konsep-dasar-dewasa1.doc

[8] https://shorih.files.wordpress.com/2010/01/aflah-shorih_08110010_-

psikologi-perkembangan.doc

[9] Drs.Andi Mappiare.Psikologi Orang Dewasa.Surabaya,Usaha

Nasional,1983,hal 206
[10]http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=
[11]https://shorih.files.wordpress.com/2010/01/aflah-shorih_08110010_-

psikologi-perkembangan.doc

[12] Diane E. Papalia,HUMAN DEVELOPMENT,(jakarta,KENCANA

PRENADA MEDIA GOUP 2008) hal:654)

[13] Diane E.papalia,HUMAN DEVELOPMENT,(jakarta,KENCANA

PRENADA MEDIA GROUP 2008) hal:657.

[14] Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan :

Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit


Erlangga.Edisi kelima, hal. 250 (Glenn, N, D. Psychological

well-being in the postparental stage : Some evidence from

national surveys. Journal of Marriage & the Family, 1975, 37,


105-110)

[15] Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan :

Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit


Erlangga.Edisi kelima, hal. 259
[16] Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan :

Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit


Erlangga.Edisi kelima, hal, (Havighrust, R. J. Developmental

tasks and education. (3rd ed.) New York : McKay, 1972)


[17] Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan :

Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit


Erlangga.Edisi kelima, hal. 262 (Verbrugge, L. M. The

Structure of adult friendship choices. Social Forces. 1977, 56,


576-597)

[18] Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan :

Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit


Erlangga.Edisi kelima, hal. 262 (Knapp, C. W. and B. T.
Harwood. Factors in the determination of intimate same-

sex friendships. Journal of Genetic Psychology, 1977, 131, 83-

90)

[19] Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan :

Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit


Erlangga.Edisi kelima, hal. 262 (Packard, V. The status

seekers. New Yor: Pocket Bocks, 1961)


[20] Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan :

Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit


Erlangga.Edisi kelima, hal. 266

[21] Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan :

Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit


Erlangga.Edisi kelima, hal, (Havighrust, R. J. Developmental

tasks and education. (3rd ed.) New York : McKay, 1972)


[22] Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan :

Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit


Erlangga.Edisi kelima, hal. 270-271. (Bernard, J.

Homosociality and female depression. Journal of Social

Issue, 1976, 32(4), 213-238)


[23] Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan :

Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit


Erlangga.Edisi kelima, hal. 272-273.

[24] Dra.Soesilowindradini,M.A.Psikologi Perkembangan (masa

remaja).Surabaya,Usaha Nasional,1990.hal 206

[25] Mappiare, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Malang:

Usaha Nasional, hal. 25-27.


[26] Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan :

Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit


Erlangga.Edisi kelima, hal. 249-250.

Share This:    Facebook  Twitter  Google+


 Stumble  Digg
Lokasi: Uin, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, Jalan Bend. Sigura Gura, Kecamatan Lowokwaru,

Kota Malang 65149, Indonesia

Related Posts:

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA DINI


(18-40 th)

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA DINI

(18-40 th) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Dosen Pembimbing : Evania


Ya e,M.… Read More

PERIODE DAN PERKEMBANGAN LANJUT USIA


MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

“PERIODE DAN PERKEMBANGAN LANJUT

USIA” Dosen Pengampu : Evania Ya e,M.Pd. … Read More

TUGAS PERKEMBANGAN ANAK-ANAK AKHIR

(6-11 TAHUN)

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


“TUGAS PERKEMBANGAN ANAK-ANAK AKHIR (6-11

TAHUN)” Dosen Pengasuh : Evania Ya e, M.Pd Kelompok 4

Kurniapeni Marg… Read More

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA MASA

DEWASA MADYA
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA MASA

DEWASA MADYA Makalah ini disusun untuk memenuhi

tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan Dosen

Pengampu : Evania… Read More

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA MASA

REMAJA
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA MASA

REMAJA (Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata


kuliah Psikologi Perkembangan) Dosen Pengampu: Evania

Ya e… Read More

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

1 Comments 0 Comments

1 Comment Sort by Oldest

Add a comment...

Octavia Cimamora · Works at Hamba Tuhan


thanks ya membantu
Like · Reply · 1y

Facebook Comments Plugin

Search SEARCH

Mengenai Kami

PBA A
Ikuti 0

Lihat pro l lengkapku

Categories

Filsafat Ilmu (1)


Kelompok Tugas (1)

Pendidikan (1)

Psikologi Perkembangan (9)

Rujakan (1)

TATA KESEPAKATAN PBA A

1. Tugas diselesaikan maksimal 3 minggu setelah diberikan

dosen.

2. File Penugasan wajib diserahkan ke PJ matakuliah masing-

masing.

3. Setiap PJ wajib posting materi di blog.

4. Semua anggota kelas wajib membaca materi sebelum

dipresentasikan.

5. Semua anggota kelas wajib buka blog PBA A

(www.pbauinmalang14.blogspot.com) untuk membaca dan

komentar materi yang akan dipresentasikan.

6. Loyalitas tanpa batas demi sukses mumtaz.

Klik Unduh

Format Pembagian Kelompok

Blog Archive

▼ 2015 (13)

▼ Juni (5)
PERIODE DAN PERKEMBANGAN LANJUT USIA

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA MASA DEWASA

MADYA

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA DINI (18-40 th)

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA

TUGAS PERKEMBANGAN ANAK-ANAK AKHIR (6-11

TAHUN)

► April (2)

► Maret (1)

► Februari (5)

Blogger Pages

Beranda

Nasta'in Is Me

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © 2018 PBA A UIN 2014 | Powered by Blogger


Design by CrestaProject | Blogger Theme by Lasantha -
PremiumBloggerTemplates.com

Anda mungkin juga menyukai