Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN KUALITAS AIR SITU GINTUNG

KECAMATAN CIPUTAT TIMUR KOTA TANGERANG SELATAN

Auliyannisa Widyana
auliyannisa@yahoo.co.id
M. Widiyastuti
widiyastuti@ugm.ac.id

ABSTRACT
The purposes of this research is to know the water quality of Situ Gintung, to
know the characteristics of domestic waste, and to identify the influence of fishery to water
quality in Situ Gintung so that can be defined the water suitability utilization of Situ
Gintung. This research use stratified sampling method that take water sample in each
depth stratum at surface and bottom. Parameter that is analyzed are physical
parameter (temperature, brightness, TDS), chemical (pH, BOD, COD, DO, Amonia,
Phosphat), and biological (Total Coliform). Sampling of domestic waste and measuring
water flow is also done to know the characteristic of domestic waste. The result of the
water quality analysis from laboratory is compared by water quality standard using PP
No.82. The result of this research is that water quality of Situ Gintung doesnt meet for
drinking water, but it has eligibility for fishery, especially at point 4 (western inlet).
Keywords: water quality, Situ Gintung, suitability utilization

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air di Situ Gintung,
karakteristik limbah domestik, dan pengaruh perikanan terhadap kualitas air Situ Gintung
sehingga dapat diketahui kesesuaian pemanfaatan air Situ Gintung. Metode yang digunakan
adalah metode stratified sampling, yaitu pengambilan sampel secara strata kedalaman di
permukaan dan dasar pada inlet, tengah, dan outlet Situ Gintung dengan parameter fisika
(suhu, kecerahan, TDS), kimia (pH, BOD, COD, DO, Amonia, Phosphat), dan biologi (E-
Coli). Pengambilan sampel limbah domestik dan pengukuran debit dilakukan untuk
mengetahui karakteristik limbah yang masuk ke Situ Gintung. Hasil dari analisis kualitas
air di laboratorium kemudian dibandingkan dengan baku mutu air sesuai PP. No 82 Tahun
2001 sehingga dapat diketahui kesesuaian pemanfaatan air Situ Gintung. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kualitas air Situ Gintung tidak memenuhi baku mutu kelas I sebagai
air baku minum, namun memenuhi baku mutu kelas II untuk perikanan, terutama di titik 4
(inlet bagian barat).
Kata Kunci: kualitas air, Situ Gintung, kesesuaian pemanfaatan

1
1. PENDAHULUAN bencana. Sampel air dapat
Air merupakan sumberdaya dibandingkan dengan baku mutu air
alam yang sangat penting bagi kelas I dan kelas II maka dapat
kehidupan makhluk hidup. Air dihasilkan pemanfaatan mana yang
permukaan merupakan air yang paling paling tepat untuk Situ Gintung.
mudah didapatkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia dan 2. METODE PENELITIAN
makhluk lainnya. Kebutuhan air yang Alat yang digunakan dalam
terus meningkat tidak sebanding penelitian ini terdiri dari alat yang
dengan kondisi fisik dan kimia air di digunakan untuk pengukuran langsung
negara kita masih belum sepenuhnya di lapangan di antaranya termometer,
layak untuk digunakan. Kualitas dan sechi disk, pH stick, meteran, dan
kuantitas air di setiap wilayah akan botol sebagai pelampung pengukur
berbeda-beda. Ada daerah yang kaya debit. Ada juga yang berguna untuk
air bersih, ada juga yang kekeringan. pengambilan sampel dan wadah untuk
Salah satu upaya penampungan air kemudian dilakukan pengukuran di
adalah pembuatan situ. laboratorium di antaranya botol
Situ Gintung merupakan danau sampel dan watersampler. Bahan yang
kecil buatan yang berada di digunakan di antaranya aquades serta
Kecamatan Ciputat Timur, Kota peta Kota Tangerang Selatan, peta
Tangerang Selatan. Situ ini dibangun penggunaan lahan, peta geologi, dan
pada tahun 1931-1933 sebagai waduk peta tanah.
untuk pengaliran irigasi di area Metode yang digunakan dalam
Ciputat. Saat ini, terjadi perubahan penelitian ini adalah metode sampling
penggunaan lahan dari persawahan sedangkan metode analisis dengan
dan perkebunan menjadi area analisis grafik sehingga didapatkan
permukiman dan area komersial, di gambaran kualitas air, kemudian
antaranya perumahan, restoran, tempat dilakukan analisis metode komparatif
wisata, dan areal kampus. Jebolnya dengan membandingkan hasil uji
tanggul Situ Gintung tahun 2009 kualitas air dengan baku mutu air.
membawa perubahan baru berupa Metode pengambilan sampel air
revitalisasi areal situ dengan dilakukan dengan metode stratified
membangun sempadan untuk ruang yaitu sampel diambil berdasarkan
terbuka hijau, sehingga diharapkan strata kedalaman. Oleh karena Situ
bisa menambah recharge area. Badan Gintung memiliki kedalaman <10 m,
air Situ Gintung yang dahulunya maka sampel diambil pada permukaan
dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan dasar. Titik lokasi pengambilan
air sekarang berubah menjadi sampel adalah di kedua inlet Situ
perikanan. Di sisi lain, Situ Gintung Gintung, bagian tengah, dan bagian
memiliki dua buah inlet (masukan air) outlet sebagai gambaran kondisi di
yang berasal dari saluran permukiman inlet, tengah, dan outlet. Pengambilan
penduduk sehingga memiliki beban sampel air limbah di kedua saluran
pencemar yang besar. Selain berasal menuju inlet Situ Gintung juga
dari saluran permukiman, sumber air diambil untuk mengetahui
Situ Gintung berasal dari air hujan. karakteristik limbah yang masuk ke
Situ Gintung. Selain pengambilan
Penelitian kualitas air Situ sampel air,dilakukan juga pengukuran
Gintung merupakan salah satu langkah debit limbah dengan metode
untuk memberikan rekomendasi pelampung.
kesesuaian pemanfaatan pasca

2
Danau dengan kedalaman <10 m

Epilimnion

Termoklin

Hipolimnion

Danau dengan kedalaman 10-100 m

Gambar 2.1. Cara Pengambilan Sampel

3. HASIL DAN PEMBAHASAN menjadi keruh dan menghalangi


masuknya cahaya matahari ke
3.1. Kualitas Air Situ Gintung perairan.Nilai kecerahan di titik 1
(inlet bagian timur) hampir sama
3.1.1. Sifat Fisika
dengan titik 2 (tengah). Titik 1 yang
Berdasarkan hasil dimanfaatkan sebagai perikanan
pengukuran lapangan, suhu perairan biasanya terdapat jasad-jasad renik
Situ Gintung berkisar antara 28-29 oC. (plankton) sebagai salah satu unsur
Suhu ini termasuk homogen baik di perikanan. Adanya jasad renik turut
permukaan maupun dasar. mempengaruhi kekeruhan perairan,
sehingga semakin banyak jasad renik
Nilai kecerahan paling tinggi di titik 1 ini, maka semakin sulit pula
adalah di titik 4 (inlet bagian barat). kemampuan cahaya matahari untuk
Titik 4 ini memiliki kedalaman yang masuk ke perairan. Titik 3 (outlet)
rendah dan kondisi air yang jernih, memiliki nilai kecerahan terendah
sehingga kemampuan cahaya untuk karena merupakan pintu keluar danau
masuk ke perairan lebih besar. Nilai yang mempunyai arus kencang dengan
kecerahan di titik 2 (tengah) menurun membawa benda halus tersuspensi
dari titik 4(inlet bagian barat). Hal ini yang banyak dari kedua inlet danau,
disebabkan karena bagian tengah sehingga menghambat sinar matahari
adalah pertemuan dua inlet, di mana masuk ke perairan.
terjadi akumulasi benda-benda halus
yang disuspensikan, seperti lumpur, Warna air di Situ Gintung rata-
dsb. Sehingga kondisi air di titik 2 ini rata sama pada bagian inlet, tengah,

3
dan outlet, yaitu berwarna putih minum dan perikanan, yaitu memiliki
kecoklatan dan airnya bening. Warna kisaran pH 6-7.
air secara vertikal mengalami gradasi,
yaitu semakin dalam dari permukaan Kandungan DO umumnya
semakin gelap warnanya, karena mengalami penurunan seiring
bercampur dengan sedimen yang bertambahnya kedalaman. Hal ini
mengendap di dasar. dipengaruhi oleh percampuran dan
pergerakan massa air, aktivitas
Total Dissolved Solid fotosintesis, respirasi, dan masuknya
menggambarkan banyaknya sedimen bahan organik ke perairan
yang larut dalam air. Nilai TDS di Situ (Effendi,2003). Semakin ke dasar,
Gintung meningkat seiring semakin rendah kadar DOnya. Hal ini
bertambahnya kedalaman. disebabkan karena kebanyakan limbah
Berdasarkan Tabel 3.1 TDS di titik 1 domestik tersedimentasi di bagian
lebih tinggi di permukaan karena bawah, tumbuhan pun jarang bisa
adanya pepohonan yang menyebabkan tumbuh di kondisi yang terlalu banyak
pelapukan selain itu bahan pakan dari limbahnya, sehingga oksigen yang
perikanan menyebabkan semakin dihasilkan dari fotosintesis berkurang.
banyak bahan padat terlarut di bagian Di sisi lain, bagian permukaan lebih
permukaan air. Berdasarkan baku tinggi kadar DOnya karena cahaya
mutu air, kadar TDS untuk kelas I dan matahari bisa masuk dan membantu
II adalah <1000mg/L, berarti air Situ tumbuhan/fitoplankton untuk
Gintung cocok digunakan untuk air berfotosintesis menghasilkan DO.
baku minum dan perikanan. Berdasarka Tabel 3.2, kadar DO di
dasar yang memiliki nilai tertinggi
Tabel 3.1. Kadar TDS di Situ Gintung adalah di titik 1. Hal ini disebabkan
kondisi perairan pada titik pertama
Titik TDS (mg/L) TDS (mg/L)
cenderung tenang, sehingga distribusi
Di permukaan Di dasar
oksigen dalam air menjadi lambat.
1 95 84
Berdasarkan baku mutu air kelas I dan
2 96 105
II, kadar DO di Situ Gintung telah
3 95 108 melampaui ambang batas air minum
4 92 93 >6 mg/L, sehingga tidak cocok
Sumber: Pengukuran Lapangan 2013 digunakan sebagai air baku minum,
3.1.2. Sifat Kimia namun cocok digunakan untuk
perikanan di titik 1 dan 4 serta titik 2
pH air di Situ Gintung pada dan 3 bagian permukaan dengan kadar
setiap sampelnya menunjukkan angka >4 mg/L.
6-7. Hal ini menunjukkan bahwa air
Situ Gintung berada pada tingkat Tabel 3.2. Kadar DO di Situ Gintung
netral-asam. Kondisi pengambilan Titik DO (mg/L) DO (mg/L)
sampel setelah hujan menyebabkan Permukaan Dasar
keasaman sedikit meningkat karena 1 5,24 4,97
berasal dari hujan. Menurut baku mutu
2 5,79 1,38
air untuk perikanan, pH yang cocok
3 4,93 0,67
digunakan untuk perikanan adalah
4 5,79 4,72
6,5-9,0, sedangkan pH untuk air
Sumber: Pengukuran Lapangan 2013
minum adalah 6-7. Berdasarkan
pengukuran lapangan, perairan Situ
Gintung cocok digunakan untuk

4
Berdasarkan Tabel 3.3, sedangkan pada titik 4 amonia lebih
kandungan phosphat berkisar antara tinggi di permukaan. Hal ini
0,97 – 1,21 mg/L. Kandungan disebabkan karena debit yang masuk
phosphat tertinggi ada di titik 1 yaitu melalui inlet lebih kecil di titik 1,
1,21 mg/L. Semakin tinggi phosphat, sehingga pergerakan atau arus air
semakin tinggi kemampuan substrat berlangsung lambat dan terjadi
untuk mengikat bahan organik. Nilai sedimentasi bahan pakan ikan yang
phosphat di atas 0,1 mg/L dikeluarkan berupa feses atau amonia
menunjukkan adanya pencemaran oleh ikan di dasar. Sedangkan debit
perairan (Effendi,2003). Berdasarkan yang masuk melalui inlet di titik 4
baku mutu air, kandungan phosphat di lebih besar sehingga terjadi
Situ Gintung memiliki kada >0,2 pergerakan air yang besar
mg/L dan sudah melebihi ambang menyebabkan sedimentasi rendah,
baku mutu kelas I dan II, sehingga sehingga amonia lebih banyak
tidak sesuai dimanfaatkan sebagai air ditemukan di permukaan.
baku minum dan perikanan..
Tabel 3.4. Kadar Amonia di Situ
Tabel 3.3. Kadar Phosphat di Situ Gintung
Gintung
Titik NH 3 (mg/L) NH 3 (mg/L)
Titik PO 4 (mg/L) PO 4 (mg/L) Permukaan Dasar
Permukaan Dasar 1 1,58 1,87
1 1,21 1,11 2 1,59 3,76
2 1,16 1,23 3 1,75 3,18
3 0,97 1,07 4 1,59 0,86
4 1,17 1,15 Sumber: Pengukuran Lapangan 2013
Sumber: Pengukuran Lapangan 2013
COD menunjukkan jumlah
Amonia merupakan salah satu oksigen yang dibutuhkan untuk
salah satu parameter yang penting melakukan reaksi kimia dalam air.
terutama untuk mengetahui Besarnya nilai COD menunjukkan
pencemaran yang terjadi di danau. besarnya pencemaran oleh limbah,
Selain berasal dari air seni dan tinja, sehingga semakin besar kebutuhan
konsentrasi amonia dalam air oksigen kimiawi untuk mengoksidasi
permukaan juga berasal dari oksidasi limbah buangan. Nilai COD akan
zat organis secara mikrobiologis bertambah seiring bertambahnya
(Alaerts dan Santika, 1987 dalam kedalaman. Hal ini menunjukkan
Vidyadevi, 2007). Berdasarkan Tabel bahwa banyak limbah yang
3.4, kadar amonia tertinggi yaitu pada terkonsentrasi di dasar akibat adanya
dasar titik 2 sebesar 3,76 mg/L, sedimentasi, baik itu limbah domestik
dikarenakan titik 2 merupakan maupun limbah hasil pelapukan
pertemuan antara dua inlet yang vegetasi yang dapat dioksidasi secara
membawa banyak material, termasuk kimiawi, sehingga kebutuhan oksigen
feses yang kemudian akan ikut untuk reaksi kimia akan meningkat.
tersedimen di dasar titik 2 sehingga Berdasarkan baku mutu air, hanya titik
meningkatkan kadar amonia. 4 (inlet bagian timur) yang cocok
Kandungan amonia di titik 1 dan 4 digunakan sebagai perikanan karena
yang digunakan sebagai perikanan memiliki nilai di bawah 25 mg/L.
memiliki perbedaan. Pada titik 1, Sedangkan untuk minum hanya titik 4
kadar amonia semakin meningkat bagian permukaan karena bagian dasar
seiring bertambahnya kedalaman,

5
mengandung banyak limbah dan Tabel 3.6. Nilai BOD di Situ Gintung
bernilai di atas 10 mg/L.
Titik BOD (mg/L) BOD (mg/L)
Tabel 3.5. Nilai COD di Situ Gintung Permukaan Dasar
1 3,75 5,22
Titik COD (mg/L) COD (mg/L) 2 5,47 18,6
Permukaan Dasar 3 16,8 15,4
1 53,2 58,7 4 5,46 3,14
2 32,8 215 Sumber: Pengukuran Lapangan 2013
3 92 134
4 7,67 15,3 3.1.3. Sifat Biologi
Sumber: Pengukuran Lapangan 2013
Total Coliform merupakan
BOD menunjukkan jumlah keseluruhan bakteri coliform,
yang dibutuhkan oleh organisme yang termasuk E.Coli yang bercampur
ada di perairan. Kadar BOD juga dengan tanah dan pasir. Semakin
menunjukkan pencemaran. banyak kadar E.Coli maka semakin
banyak pembuangan tinja ke badan
Berdasarkan Tabel 3.6, nilai perairan dan semakin buruk
BOD di titik 1 dan 2 lebih banyak di kualitasnya. Pertumbuhan bakteri
dasar, sedangkan di titik 3 dan 4 lebih E.Coli ini juga disebabkan oleh
banyak di permukaan. Kandungan tingginya suhu. Tingginya suhu di
BOD di titik 1 dan 2 lebih banyak di Situ Gintung yaitu 28-29oC (lebih
dasar, karena bahan organik di dasar tinggi dari suhu normal 26oC), maka
lebih banyak tersedimentasi daripada pertumbuhan bakteri ini bisa
di permukaan. Inlet yang berasal dari meningkat.. Berdasarkan Tabel 3.7,
titik 1 memang lebih kecil semua titik di Situ Gintung dan
dibandingkan titik 4, sehingga kedalaman positif memiliki
pergerakan air di titik 1 lebih lambat kandungan Total Coliform.
kemudian menyebabkan sedimentasi Kandungan Total Coliform di perairan
bahan-bahan organik di titik 1. Titik 1 Situ Giintung ini termasuk sangat
menunjukkan bahwa zonasi ikan dan tinggi, bahkan dibandingkan dengan
juga mikroorganisme banyak juga kadar di saluran inlet. Hal ini
berada di dasar. BOD di titik 3 dan 4, menunjukkan bahwa Total Coliform
lebih banyak di permukaan yang banyak berasal dari feses
menunjukkan bahwa bagian manusia banyak terakumulasi di
permukaan di titik 3 dan 4 perairan Situ Gintung, karena inlet
mengandung banyak bahan organik yang berasal dari saluran domestik.
sehingga pertumbuhan makhluk hidup Berdasarkan kandungan Total
di bagian permukaan lebih baik. Titik Coliform, air Situ Gintung tidak sesuai
3 menunjukkan bahwa zonasi untuk air minum dan perikanan.
kehidupan ikan berada di permukaan.
Berdasarkan baku mutu air, Tabel 3.7. Kadar Total Coliform di
menunjukkan bahwa nilai BOD yang Situ Gintung
cocok untuk kelas 1 yaitu 2mg/l dan
untuk kelas II yaitu 3 mg/l, maka Titik Coliform Coliform
perairan Situ Gintung tidak dapat (MPN/100ml) (MPN/100ml)
dimanfaatkan untuk air minum dan Permukaan Dasar
perikanan. 1 >24000 >24000
2 11000 4600
3 750 1500

6
4 >24000 11000 berproduksi. Perikanan yang
Sumber: Pengukuran Lapangan 2013 dihasilkan di Situ Gintung
merupakan jenis ikan sepat. Ikan
3.2. Karakteristik Limbah Domestik sepat ini memang mampu bertahan
yang Masuk ke Situ Gintung hidup dalam kadar oksigen yang
agak rendah yaitu 3-4 ppm, selain itu
Limbah domestik sebagai
ikan sepat memiliki alat pernafasan
sumber kedua inlet dari Situ Gintung
tambahan, sehingga ikan sepat ini
ini memiliki kadar TDS yang sangat
dapat bertahan hidup denga kadar
tinggi, menunjukkan bahwa banyak
oksigen terlarut yang rendah. Namun
bahan-bahan halus yang dibawa ke
apabila hal ini dibiarkan terus
perairan Situ Gintung, seperti
menerus, kegiatan perikanan tidak
lumpur, dsb. Limbah domestik juga
akan mampu bertahan. Petani ikan di
memiliki kandungan DO yang
sini memiliki strategi agar perikanan
rendah yaitu 2,62 dan 3,19 mg/L,
mampu bertahan yaitu dengan
menunjukkan bahwa kandungan
menanam tanaman air untuk
oksigen dipakai untuk proses
menghasilkan oksigen lebih banyak.
dekomposisi sehingga kadarnya
sedikit, di lain sisi juga tidak ada Nilai TDS yang tinggi pada limbah
tumbuhan yang bisa berfotosintesis domestik dikarenakan limbah
dan menghasilkan oksigen di saluran domestik mengandung buangan
limbah ini. bahan padat yang terlarut, misalnya
sisa makanan sampai feses, belum
Berdasarkan kandungan
lagi lumpur yang terbawa selama
BOD, inlet Situ Gintung yang
transportasi air di saluran tersebut,
berasal dari saluran limbah domestik
sehingga secara tidak langsung juga
memiliki kadar 2,17 dan 3,06 mg/L.
mempengaruhi kekeruhan. Air yang
Kandungan BOD yang rendah
terlampau keruh tidak baik untuk
menunjukkan bahwa sedikitnya
kehidupan biota air. Apabila air
bahan organik dan mikroorganisme
terlalu keruh oleh partikel organik
di sini.
maupun anorganik, maka biota air
Berdasarkan kadar amonia, akan sulit bernafas dengan baik.
limbah yang masuk sebagai inlet Kekeruhan sangat berbahaya apabila
Situ Gintung memiliki kadar 1,37 mengandung tanah atau lumpur,
dan 1,35 mg/L. Hal ini menunjukkan karena dapat menutup insang ikan.
bahwa air inlet sudah sangat Shingga petani ikan memasang
tercemar. Hal ini karena saluran jaring di perikanan untuk menyaring
domestik ini digunakan pula untuk lumpur yang berbahaya bagi ikan.
pembuangan tinja manusia sehingga
Kandungan phospat yang
kandungan amonianya tinggi.
tinggi juga mempengaruhi
3.3. Pengaruh Limbah Domestik perikanan. Kandungan phospat
terhadap Perikanan biasanya dihasilkan dari limbah
domestik, yaitu dari detergen yang
Oksigen terlarut merupakan mengandung phosphat. Kandungan
komponen utama yang harus ada phospat bisa menjadi makanan bagi
untuk kebutuhan perikanan. Karena eceng gondok, sehingga bisa
biota air melakukan pernafasan meningkatkan pertumbuhan eceng
dengan oksigen yang terlarut dalam gondok. Di sisi lain, eceng gondok
air untuk melakukan aktivitas adalah tanaman air yang menyerap
renang, bertumbuh besar, dan banyak oksigen, sehingga oksigen

7
akan diperebutkan oleh eceng 4. Secara umum, kualitas air Situ
gondok dan ikan, serta biota air Gintung tidak dapat digunakan
lainnya. Sehingga ikan akan untuk kebutuhan air baku minum,
kekurangan oksigen dan tidak dapat namun masih bisa digunakan
tumbuh secara optimal. sebagai perikanan, yaitu di titik 4.

4. KESIMPULAN
1. Berdasarkan parameter fisika dan “Terimakasih kepada Dra. M.
kimia, kualitas air terbaik Situ Widyastuti M.T., selaku dosen
Gintung adalah di inlet , kemudian pembimbing skripsi. Jurnal ini sebagai
tengah, dan kualitas terburuk syarat memperoleh gelar sarjana di
adalah di outlet. Secara strata, Fakultas Geografi UGM”
bagian permukaan lebih baik
kualitasnya daripada bagian dasar. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan parameter biologi,
Dinas Pengairan. Metode Pengambilan
kualitas air yang terbaik adalah
Sampel Air Permukaan SNI 6989.57.
outlet, kemudian tengah, dan yang
2008. Jakarta: Kementerian
terburuk adalad di inlet. Secara
Pekerjaan Umum
strata, bagian permukaan
kualitasnya lebih buruk daripada di Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air.
dasar. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
2. Limbah domestik menjadi sumber Naryanto, S dan Nugroho, S.P. 2009.
pencemar Situ Gintung dengan Indonesia diantara Berkah dan
kadar DO yang rendah, serta kadar Musibah. Jakarta: Kementerian Riset
amonia, phosphat, dan TDS yang dan Teknologi
tinggi.
Vidyadevi, M. 2007. Analisis Agihan
3. Dengan keadaan limbah domestik Kualitas Air Danau Ruwet Kaltim.
yang kualitasnya buruk dan Yogyakarta:Fakultas Geografi
menjadi sumber pencemar, Universitas Gadjah Mada
kegiatan perikanan menjadi tidak
optimal karena rendahnya kadar
DO yang merupakan komponen
utama pertumbuhan ikan dan juga
tingginya kadar TDS dan Phosphat
yang menyebabkan ikan sulit
bernafas. Namun, kegiatan
perikanan terus berjalan, karena
ada strategi dari petani ikan yaitu
dengan menanam tumbuhan air,
dan membuat jaring-jaring.

8
LAMPIRAN
Tabel Kesesuaian Kualitas Air Situ Gintung dengan Baku Mutu Air

Baku Mutu
Kadar (mg/L) Kesesuaian
air (mg/L)
Parameter Titik
Permukaan Dasar Kelas Kelas Kelas I Kelas II
I II
DO 1 5,24 4,97 6 4 Tidak sesuai Sesuai
2 5,79 1,38 6 4 Tidak sesuai Sesuai
(permukaan)
3 4,93 0,67 6 4 Tidak sesuai Sesuai
(permukaan)
4 5,79 4,72 6 4 Tidak sesuai Sesuai
BOD 1 3,75 5,22 2 3 Tidak sesuai Tidak sesuai
2 5,47 18,6 2 3 Tidak sesuai Tidak sesuai
3 16,8 15,4 2 3 Tidak sesuai Tidak sesuai
4 5,46 3,14 2 3 Tidak sesuai Tidak sesuai
COD 1 53,2 58,7 10 25 Tidak sesuai Tidak sesuai
2 32,8 215 10 25 Tidak sesuai Tidak sesuai
3 92 134 10 25 Tidak sesuai Tidak sesuai
4 7,67 15,3 10 25 Sesuai Sesuai
(permukaan)
Amonia 1 1,58 1,87 0,5 1 Tidak sesuai Tidak sesuai
2 1,59 3,76 0,5 1 Tidak sesuai Tidak sesuai
3 1,75 3,18 0,5 1 Tidak sesuai Tidak sesuai
4 1,59 0,86 0,5 1 Tidak sesuai Sesuai
(dasar)
Phosphat 1 1,21 1,11 0,2 0,2 Tidak sesuai Tidak sesuai
2 1,16 1,23 0,2 0,2 Tidak sesuai Tidak sesuai
3 0,97 1,07 0,2 0,2 Tidak sesuai Tidak sesuai
4 1,17 1,15 0,2 0,2 Tidak sesuai Tidak sesuai
TDS 1 95 84 1000 1000 Sesuai Sesuai
2 96 105 1000 1000 Sesuai Sesuai

9
Lanjutan Tabel Kesesuaian Kualitas Air Situ Gintung

3 95 108 1000 1000 Sesuai Sesuai


4 92 93 1000 1000 Sesuai Sesuai
Total 1 24000 24000 1000 5000 Tidak sesuai Tidak sesuai
coliform 2 11000 4600 1000 5000 Tidak sesuai Sesuai
(dasar)
3 750 1500 1000 5000 Sesuai Sesuai
(permukaan)
4 24000 11000 1000 5000 Tidak sesuai Tidak sesuai

10
11

Anda mungkin juga menyukai