Kuliah di jurusan farmasi, ilmu yang dipelajari adalah berupa ilmu untuk membuat sediaan farmasi yang
baik (Farmasetika, Bioteknologi Farmasi, Teknologi Sediaan Padat, Analisis Sediaan Farmasi, dll). Sediaan
farmasi dapat berupa obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetika, vitamin, sabun, shampoo, dan lain
sebagainya.
Tidak sekedar itu, farmasi juga mempelajari ilmu yang berkaitan dengan tubuh manusia baik anatomi,
fisiologi, patofisiologi, dll seperti ilmu biomedik, biologi sel dan molekuler, biokimia, patobiokimia, dll.
Beberapa ilmu lain yang dipelajari antara lain farmakologi, farmasi fisika, mikrobiologi, dll.
Lulusan dari jurusan farmasi ini biasanya kemudian disebut dengan ‘Farmasis’. Gelarnya, jika berasal dari
jenjang D3 adalah A.Md.Far. Jika dari jenjang S1 maka gelarnya dalah S.Farm.
Seorang farmasis kelak setelah lulus akan dihadapkan pada aktifitas atau pekerjaan yang membutuhkan
ketekunan, ketelitian dan kesabaran. Maka, jika anda hendak mengambil jurusan farmasi dan menjadi
farmais, persiapkanlah untuk memiliki karakter-karakter tersebut.
Selama kuliah menempuh studi di jurusan farmasi, akan menghadapi banyak legiatan penelitian, hafalan
dan praktik kerja disamping kuliah reguler di kampus. Semuanya tentu saja yang berkaitan dengan
pembuatan serta pemahaman seputar obat-obatan dan bahan-bahan penyusunnya.
Soal prospek lulusan farmasi, jangan ditanya. Untuk saat ini lulusan farmasi adalah salah satu lulusan
yang memilik prospek cerah. Mengapa demikian? Karena bidang kerjanya sangat luas, tanpa banyak
orang yang tahu. Contoh beberapa tempat yang memerlukan tenaga farmasi antara lain:
1. Bidang pemerintahan, terutamanya di Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan, Puskesmas dan pada
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
5. Pada bidang industri obat-obatan misalnya: Kalbe Farma, Bayer, mead Johnsons, dan lain-lain.
6. Pada bidang industri Kosmetik, seperti Mustika ratu, martha Tilaar, Wardah, dan lain-lain.
7. Pada bidang industri makanan seperti Wings Food, Indofood, dan lain-lain.
8. Pada bidang jamu dan obat tradisional seperti air mancur, sido muncul, nyonya meneer, atau
deltomed.
9. Pada bidang industri dan perdagangan yang menjadi penjamin mutu, standar keamana dan kualitas
produk makanan, obat-obatan maupun kosmetik seperti Sucofindo misalnya.
Tak hanya yang disebutkan diatas, bahkan seorang farmasis bisa sampai diterima bekerja di bank. Hal ini
terjadi karena lulusan farmasi lebih sering didapatkan sebagai orang yang terbiasa untuk teliti dan
terlatih untuk tekun. Tentu saja jenis orang seperti inilah yang dicari oleh bidang perbankan.
Dari penjelasan di atas kita bisa melihat bahwa ternyata prospek seorang lulusan farmasi untuk
mendapat lapangan pekerjaan sekaligus mengabdikan diri kepada masyarakat tidak sekedar pada satu
tempat di apotek atau rumah sakit saja tapi bisa lebih luas dari itu.
Namun sejalan dengan peluang yang ada, muncul pula tantangan tersendiri bagi lulusan dan peguruan
tinggi farmasi. Selain yang telah disebutkan di awal, bahwa masih banyak yang belum mengenal apa itu
sebenarnya ilmu Farmasi termasuk peluang pekerjaan apa saja yang tersedia bagi lulusan lulusan
farmasi tersebut.
Maka di sinilah perlunya sosialisasi kepada masyarakat umum tentang pentingnya kehadiran seorang
farmasis yang sebenarnya memiliki andil penting serta tanggung jawab dalam bidang kesehatan. Bukan
hanya sebagai pendamping dokter sebagai penanggung jawab obat-obatan untuk pasien semata.
Sehingga harapannyadapat menarik minat terutamanya dari kaum muda untuk memasuki jurusan
farmasi. Selain prospek kerjanya yang masih sangat luas, juga karena lulusan farmasi indonesia
khususnya yang menjadi Apoteker masih sangat kurang.
Saat ini di Indonesia baru ada sekitar 50 ribu-an apoteker. Sedangkan rasio apoteker di Indonesia masih
1 berbanding 8000. Dimana jumlah ini masih jauh dari kata ideal. Contoh nyata bisa kita saksikan
dirumah-rumah sakit, yang kebanyakan hanya menyediakan satu atau dua orang apoteker saja.