I. Tujuan Percobaan
1. Memisahkan komponen-komponen dalam suatu senyawa berdasarkan
sifat kepolarannya.
2. Mengetahui komponen yang ada dalam ekstrak menggunakan metode
perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda
didalam 2 macam zat pelarut yang tidak saling bercampur atau dengan kata
lain perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam pelarut organik, dan pelarut
air. Hal tersebut memungkinkan karena adanya sifat senyawa yang dapat
terlarut dalam air dan adapula senyawa yang dapat larut dalam pelarut
digunakan untuk memekatkan analit yang ada didalam sampel dalam jumlah
kuantifikasinya. Salah satu fasenya seringkali berupa air dan fase pelarut
cara penguapan pelarut, sedangkan analit yang masuk kedalam fase air
dari atas dengan corong keran ditutup. Corong ini kemudian ditutup dan
digoyang dengan kuat untuk membuat dua fase larutan tercampur. Corong
ini kemudian dibalik dan keran dibuka untuk melepaskan tekanan uap yang
berlebihan. Corong ini kemudian didiamkan agar pemisahan antara dua fase
berlangsung. Penyumbat dan keran corong kemudian dibuka dan dua fase
etilasetat. Kebanyakan pelarut organik berada di atas fase air kecuali pelarut
yang memiliki atom dari unsur halogen. Pemisahan ini didasarkan pada tiap
bobot dari fraksi, fraksi yang lebih berat akan berada pada bagian dasar
sementara fraksi yang lebih ringan akan berada di atas. Tujuannya untuk
lain. Senyawa yang bersifat polar akan masuk ke pelarut polar dan senyawa
kimia diantara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur. Dimana sebagian
komponen larut pada fase pertama, dan sebagian larut pada fase kedua. Lalu
kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok, dan didiamkan sampai
terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan. Yakni fase cair dan
kolom, perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap zat - zat yang sangat mirip
fase yaitu fase gerak dan fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan
fase diam terjadi bila molekul - molekul campuran serap pada permukaan
dasar dan solven merangkak ke atas kertas oleh daya kapilaritas. Pada
bentuk turun, kertas dipasang dengan erat dalam sebuah baki solven di
bagian atas lemari dan solven bergerak ke bawah oleh daya kapiler dibantu
dengan gaya gravitasi. Setelah bagian muka solven selesai bergerak hampir
sepanjang kertas, maka pita diambil, dikeringkan dan diteliti. Dalam suatu
hal yang berhasil, solut - solut dari campuran semula akan berpindah tempat
noda - noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu saja noda -
nodanya dapat terlihat. Distribusi dapat terjadi antara fase cair yang terserap
secara stasioner dan zat alir bergerak yang kontak secara karib dengan fase
cair itu. Dalam kromatografi partisi cairan, fase cair yang bergerak mengalir
diam. Kertas merupakan selulosa murni yang memiliki afinitas terhadap air
atau pelarut polar lainnya. Bila air diadsorbsikan pada kertas, maka akan
Lembaran kertas berperan sebagai penyangga dan air bertindak sebagai fase
diam yang terserap di antara struktur pori kertas. Cairan fase bergerak yang
biasanya berupa campuran dari pelarut organik dan air, akan mengalir
amino, gula - gula, dan pigmen - pigmen alam. Dalam teknik kromatografi
jarak 2-3 cm dari salah satu ujung kertas dalam bentuk coretan garis
dijenuhkan dengan air atau dengan pelarut yang sesuai. Penjenuhan dapat
harus sama baik pada descending maupun ascending. Sedangkan yang ketiga
dari 0,5°C. Kertas harus didiamkan dahulu paling tidak 24 jam dengan
berpengaruh karena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut jika
memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan
fase gerak.
Suatu atomiser umumnya digunakan sebagai reagent penyemprot
bila batas permukaan pelarut dan zat terlarut dalam kertas ingin dibuat dapat
dilihat. Atomiser yang halus lebih disukai. Gas - gas juga dapat digunakan
sampel berupa logam. Materi yang terdapat di dalam kertas dapat ditentukan
sebagai tempat untuk mengalirnya fase gerak. Berbagai macam kertas yang
asetil, kertas kieselgurh, kertas silikon dan kertas penukar ion juga
dimodifikasi dan kertas serat kaca. Zat - zat hidrofobik dapat dipisahkan
pada kedua jenis kertas terakhir ini. Kertas asam asetil atau kertas silikon
dapat digunakan untuk zat - zat hidrofobik, sedangkan untuk reagent yang
korosif, kertas serat kaca dapat digunakan. Untuk memilih kertas, yang
difusivitas pembentukan spot, efek tailing dan pembentukan komet serta laju
kelarutan senyawa yang dianalisis. Bahan lapis tipis seperti silika gel adalah
senyawa yang tidak bereaksi dengan pereaksi-pereaksi yang lebih reaktif
waktu beberapa jam. TLC sangat terkenal dan rutin digunakan di berbagai
0,1-0,3 mm zat padat adsorben pada lempeng kaca, plastic dan aluminium.
Lempeng yang paling umum digunakan yang berukuran 8x2 inchi. Dan zat
2002)
Pertimbangan untuk pemilihan pelarut pengembang (eluen)
dapat berupa pelarut tunggal dan campuran pelarut dengan susunan tertentu.
kromatografi adsorpsi. Fase diam berupa padatan dan fase geraknya dapat
berupa cairan dan gas. Zat terlarut yang diadsorpsi oleh permukaan partikel
(Soebagio,dkk. 2002)
Secara teori, pemisahan kromatografi yang baik akan diperoleh jika
kesetimbangan yang baik antara fasegas dan fase diam. Persyaratan kedua
agar pemisahan baik adalah fase gerak bergerak dengan cepat sehingga
Bahan :
- Aquadest
- Ekstrak batang pulasari
- Pelarut n-heksan
- Pelarut etil asestat
- Pelarut kloroform
- Pelarut etanol
dalam 100 ml air. Kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah dan telah
dipastikan bahwa keran bagian bawah corong pisah dalam keadaan tertutup.
Lalu ditambah dengan 100 ml n-heksan. Penutup corong pisah dipasang dan
penutup ditekan dengan telunjuk tangan kanan, sedangkan jari yang lain
hati-hati. Setiap satu menit, keran dibuka untuk mengurangi tekanan uap
selama 10 menit, corong pisah disimpan dengan tegak pada klem, dan
penambahan n-heksan.
KLT
Plat yang akan digunakan sebelumnya diaktivasi terlebih dahulu
dengan cara dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC selama 10 menit.
jenuh. Setelah jenuh, masukkan plat yang sebelumnya telah diaktivasi dan di
beri tanda batas atas dan bawah dan telah ditotolkan dengan ekstrak
air, pelarut semi polar yaitu etil asetat dan pelarut non polar yaitu n-heksan.
Sebelum dilakukan pemisahan dengan ekstraksi cair-cair, ekstrak
karena ekstrak tidak larut dengan baik dalam air. Setelah dilarutkan dengan
alkohol, ditambahkan air (aquadest) sedikit demi sedikit agar ekstrak tidak
ekstrak larut dalam air. Alkohol tidak digunakan sebagai pelarutnya karena
sifatnya yang merupakan pelarut universal yang artinya bila digunakan, saat
pisah dan kemudian ditambahkan pelarut non polar yaitu n-heksan. Lalu
Pengocokan dilakukan jangan terlalu lambat atau terlalu cepat. Bila telalu
lambat, pemisahan tidak sempurna atau bahkan senyawa tidak tertarik dan
larutan sehingga saat pengambilan fraksi akan sulit karena fraksi bercampur.
dengan tekanan diluar sehingga saat tutup corong dibuka tidak meledak.
Ekstrak yang telah dikocok dengan n-heksan kemudian didiamkan
sebentar agar terlihat larutan yang terpisah. Fraksi paling atas merupakan
fraksi n-heksan dan yang di bawah merupakan fraksi air. Hal ini diketahui
dari berat jenis n-heksan yang lebih kecil dari berat jenis air. Fraksi n-heksan
diambil dan disimpan dalam cawan uap. Lalu fraksi n-heksan yang didapat,
semi polar yaitu etil asetat. Corong pisah ditutup dan kemudian dikocok.
terpisah. Fraksi paling atas merupakan fraksi etil asetat dan yang di bawah
merupakan fraksi air. Hal ini diketahui dari berat jenis etil asetat lebih kecil
dibandingkan berat jenis air. Fraksi etil asetat diambil dan disimpan dalam
cawan uap. Kemudian fraksi etil asetat diuapkan hingga didapat fraksi etil
asetat pekat. Fraksi air yang ada dalam corong pisah disimpan dalam beaker
glass.
Fraksi n-heksan sebagai fraksi non polar dan fraksi etil asetat sebagai
fraksi semi polar yang telah pekat kemudian digunakan untuk dilakukan
fraksi semi polar dan non polar serta ekstrak yang telah diencerkan sebagai
pemantauan sebab sifatnya yang polar akan sulit terjadinya pemisahan yang
baik.
Pemantauan ekstrak adalah suatu metode yang digunakan untuk
ekstrak batang pulasari. Ekstrak diperoleh dari hasil metode maserasi dan
adsorpsi. Metode ini sangat sesuai untuk analisis kualitatif campuran dalam
aluminium yang dilapisi dengan adsorben berupa serbuk halus yang serba
pelarut pengembang.
Untuk mendapatkan pemisahan yang baik dan zona yang jelas maka
Konsentrasi yang besar dan sampel akan memberikan zona pemisahan yang
menguapkan air yang terperangkap di dalam plat KLT sehingga plat dapat
senyawa yang bersifat non polar dan polar. Pada saat penotolan dilakukan
setipis mungkin agar pemisahan berjalan secara sempurna. Plat KLT diberi
batas dengan pensil yaitu setinggi 1 cm dari bagian bawah dan 0.5 cm dari
bagian atas. Pemberian batas dilakukan agar proses elusi tidak berjalan baik
karena tidak terpengaruh ekstrak yang tercelup dalam eluen dan perhitungan
dengan cara memasukan kertas saring ke dalam chamber dan ditutup. Kertas
dengan baik. Pada saat penjenuhan, chamber ditutup karena apabila eluen
dibiarkan terbuka, fase gerak akan habis menguap. Pada saat penjenuhan,
chamber tidak boleh diangkat dengan tujuan agar tekanan dalam larutan
stabil dan tidak terjadi penguapan lebih cepat pada eluen yang bersifat
volatil. Setelah proses penjenuhan selesai maka plat KLT yang sudah
berbeda-beda namun hasil yang tampak adalah bercak tidak terpisah atau
Bila eluen terlalu polar, bercak akan berada pada posisi paling atas plat dan
nilai Rf besar. Bila eluen terlalu non polar, bercak akan berada pada posisi
paling bawah plat dan nilai Rf kecil. Nilai Rf paling baik adalah pada
rentang 0.2-0.8.
berbagai kombinasi eluen, didapat hasil yang lebih baik pada kombinasi
menggunakan eluen ini, didapat 4 bercak yang sama antara fraksi etil asetat
dan ekstrak dalam sinar UV 245 nm dan 352 nm. Antara fraksi n-heksan dan
ekstrak, hanya 1 bercak yang terlihat dalam sinar UV 254 nm, dan bercak
tidak terlihat sama sekali dalam sinar UV 352 nm. Dalam percobaan ini,
diambil Rf yang terlihat dalam sinar UV 352 nm yaitu milik fraksi etil asetat
Pada bercak paling bawah berwarna biru, Rf yang didapat 0.22. Lalu
0.289. Bercak ketiga berwarna kuning diatas bercak kedua memiliki nilai Rf
0.4. Pada bercak keempat yang berada diatas bercak ketiga berwarna kuning,
VII. Kesimpulan
1. Ekstraksi Cair-Cairdigunakan untuk pemisahan komponen berdasarkan
sifat kepolarannya.
2. Pemisahan komponen non polar menggunakan pelarut n-heksan.
3. Pemisahan komponen semi polar menggunakan pelarut etil asetat.
4. Komponen polar berada dalam larutan air.
5. Pemantauan ekstrak menggunakan kromatografi lapis tipis.
6. Pemantauan ekstrak menggunakan kombinasi eluen n-heksan:etil asetat
Malang.
Rohman,. A,. 2009. Kromatografi untuk Analisis Obat. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Soebagio,dkk. 2002. Kimia Analitik. Malang : FMIPA UNM.
Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Kanisius: Yogyakarta.
Underwood.2002. Analisis Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.