Anda di halaman 1dari 11

Karkteristik Perkembangan ilmu Biologi

Perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan alam (IPA) telah mengubah
sejarah kehidupan manusia. Perkembangan itu semakin pesat setelah diketemukannya
komputer yang dapat membantu manusia dalam merancang dan menganalisis hasil-hasil
penelitian. Di dunia kedokteran telah ditemukan berbagai teknik bedah, transplantasi organ,
terapi genetik, bayi tabung, serta obat-obatan penyembuh berbagai penyakit. Itu semua berkat
perkembangan IPA. Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam
dan ingin memahami alam apa adanya.
1. Karkteristik Biologi sebagai ilmu (Sains)
Ilmu pengetahuan berkembang karena hakikat manusia yang serba ingin tahu.
Mengembangkan ilmu pengetahuan tidak harus berawal dari nol, melainkan bisa dari hasil
penelitian orang lain asal sesuai dengan karakteristik sains itu sendiri. Biologi bagian dari
sains yang memiliki karakteristik yang sama dengan ilmu sains lainnya. Adapun karakteristik
ilmu pengetahuan alam termasuk biologi (SAINS/IPA) yaitu:
Obyek kajian berupa benda konkret dan dapat ditangkap indera
Dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata) Memiliki langkah-
langkah sistematis yang bersifat baku
Menggunakan cara berfikir logis, yang bersifat deduktif artinya berfikir dengan menarik
kesimpulan dari hal-hal yang khusus menjadi ketentuan yang berlaku umum. Bersifat
deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang umum menjadi
ketentuan khusus.
Hasilnya bersifat obyektif atau apa adanya, terhindar dari kepentingan pelaku (subyektif)
Hasil berupa hukum-hukum yang berlaku umum, dimanapun diberlakukan
2. Ruang lingkup biologi
Berdasarkan struktur keilmuan menurut BSCS (Biological Science Curricullum Study, Mayer
1980) bahwa ruang lingkup biologi meliputi obyek biologi berupa kingdom (plantae,
animalia, protista, fungi, archebacteria, eubacteria). Ditinjau dari tingkat molekul (virus) - sel
(protozoa, bakteri dan tumbuhan unisel) - jaringan (porifera & coelenterata) - organ (hati,
ginjal, dll) - sistem organ (sistem sirkulasi, sistem transportasi, dll) - individu (manusia) –
populasi (kumpulan individu yang sama di daerah yang sama) – komunitas (kumpulan
beberapa populasi) – ekosistem (kumpulan beberapa komunitas) – biosfer (kumpulan bebrapa
ekosistem). Adapun persoalan yang dikaji meliputi 9 tema dasar yaitu :
1. Biologi (sains) sebagai proses inkuiri
2. Sejarah konsep biologi
3. Evolusi
4. Keanekaragaman dan keseragaman
5. Genetika dan kelangsungan hidup
6. Organisme dan lingkungan
7. Perilaku
8. Struktur dan fungsi
9. Regulasi
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, obyek biologi juga terus berkembang.
3. Dampak mempelajari biologi
Peran biologi dalam kehidupan memberikan dampak negatif dan dampak positif. Dampak
positif atau manfaatnya yaitu (1) Manusia sadar terhadap hidup dan kehidupan dalam
lingkungan, (2) Diciptakan bibit unggul yang ramah lingkungan, (3) pemanfaatan
mikroorganisme dalam segala bidang. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan yaitu (1)
Mengeksploitasi SDA dengan sembarangan, (2) Penggunaan bibit unggul dan pestisida
berlebihan yang akan berdampak pada biodeversitas, (3) Penggunaan senjata biologi yang
mematikan, yang akan merusak lingkungan biotik maupun abiotik. Oleh karena itu kemajuan
biologi yang demikian pesatnya harus diimbangi dengan iman dan takwa, sehingga
pemanfaatan lebih optimal dan meminimalkan dampak negatif yang ada.
4. Metode ilmiah
Biologi merupakan cabang sains yang mempelajari berbagai permasalahan makhluk hidup,
dan untuk mempelajari melalui proses dan sikap ilmiah ini sebagai konsekuensi biologi.
Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah akan memperoleh produk ilmiah. Dalam
mempelajari sains terdiri dari 3 komponen yaitu :
Sikap ilmiah
Merupakan sikap yang harus dimiliki untuk berlaku obbyektif dan jujur saat mengumpulkan
dan menganalisa data.
Proses ilmiah
Merupakan perangkat ketrampilan kompleks yang digunakan dalam melakukan kerja ilmiah.
Proses ilmiah dapat dilakukan dengan pendekatan ketrampilan proses dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu:
1) Ketrampilan proses sains dasar, meliputi:
a. Mengobservasi
Mencari gambaran atau informasi tentang objek penelitian melalui indera. Dalam biologi
hasil observasi seringkali dibuat dalam bentuk gambar (misal gambar dunia dll), bagan
(missal bagan siklus hidup kupu-kupu), tabel (misal tabel pertumbuhan penduduk suatu
wilayah), grafik (misal grafik hubungan antara tabel pertumbuhan kecambah), dan tulisan.
b. Menggolongkan
Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi suatu permasalahan
c. Menafsirkan
Memberikan arti sesuatu fenomena/kejadian berdasarkan atas kejadian lainnya.
d. Mempraktikkan/meramalkan
Memperkirakan kejadian berdasarkan kejadian sebelumnya serta hukum-hukum yang
berlaku. Prakiraan dibedakan menjadi dua macam yaitu prakiraan intrapolasi yaitu prakiraan
berdasarkan pada data yang telah terjadi; kedua prakiraan ekstrapolasi yaitu prakiraan
berdasarkan logika di luar data yang terjadi.
e. Mengajukan pertanyaan
Berupa pertanyaan bagaimana, karena pertanyaan ini menuntut jawaban yang diperoleh
dengan proses.
2) Ketrampilan proses sains terpadu, yang terdiri dari:
a. Mengidentifikasi variabel
b. Menyusun tabel data
c. Menyusun grafik
d. Mendeskripsikan hubungan antar variabel
e. Perolehan data dan pemrosesan data
f. Menganalisia penyelidikan
g. Merumuskan hipotesis
h. Mendefinisikan variabel secara operasional
i. Melakukan eksperimen
j. Inferens
3) Langkah sistematis dalam proses ilmiah/metode ilmiah meliputi:
Merumuskan masalah
Ada tiga cara dalam merumuskan permasalahan yaitu:
a. Apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat objek eksperimen?
b. Bagaimana pengeruh variabel bebas terhadap variabel terikat objek eksperimen?
c. Apakah ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat objek eksperimen?
Menyusun kerangka berfikir/Mengumpulkan keterangan
Kerangka berfikir dicari melalui kepustakaan atau fakta empiris (observasi).
Merumuskan hipotesis
Hipotesis merupakan suatu dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah
sebelum dibuktikan. Ada 2 macam hipotesis dalam eksperimen yaitu:
a. Hipotesis nol (H0) : tidak ada pengnaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat
b. Hipotesis alternatif (H1) : ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat
Melakukan eksperimen
Untuk mendukung atau menyangkal hipotesa itu perlu dibuktikan melalui eksperimen. Dalam
melakukan eksperimen melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Taraf perlakuan
b. Pengendalian faktor lain
c. Ulangan
d. Pengukuran
Analisis data
Analisa data dapat menggunakan statistik atau secara deskriptif.
Menarik kesimpulan
Ada dua kemungkinan dalam kesimpulan yaitu hipotesis diterima (dugaan sementara sesuai
dengan eksperimen) atau ditolak (dugaan sementara tidak sesuai dengan eksperimen).
Publikasi
Hasil penelitian di publikasikan ke kalayak melalui jurnal penelitian, seminar atau lewat
internet.

Cabang ilmu biologi

Biologi merupakan pohon ilmu yang sangat besar. Karena luasnya bahan kajian biologi,
biologi dibagi lagi menjadi cabang-cabang ilmu. Beberapa cabang-cabang ilmu biologi antara
lain :
1. Agronomi, ilmu yang mempelajari tentang tanaman budidaya
2. Algologi, ilmu yang mempelajari tentang alga
3. Anatomi atau ilmu urai tubuh, ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tubuh
4. Anatomi Perbandingan, ilmu mengenai persamaan dan perbedaan anatomi dari makhluk
hidup.
5. Anestesiologi, disiplin ilmu yang mempelajari penggunaan anestesi.
6. Apiari, ilmu yang mempelajari tentang lebah termasuk ternak lebah
7. Arachnologi, ilmu yang mempelajari tentang laba-laba.
8. Artrologi, ilmu yang mempelajari tentang sendi (penyakit sendi)
9. Bakteriologi, ilmu yang mempelajari tentang bakteri
10. Bioinformatika, ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasional untuk mengelola
dan menganalisis informasi biologis
11. Biologi Molekuler, kajian biologi pada tingkat molekul
12. Biologi Reproduksi, cabang biologi yang mendalami tentang perkembangbiakan
13. Biokimia, kajian biologi yang mempelajari kimia makhluk hidup
14. Biofisika. cabang ilmu biologi yang mengkaji aplikasi aneka perangkat dan hukum fisika
untuk menjelaskan aneka fenomena hayati atau biologi
15. Biogeografi, cabang dari biologi yang mempelajari tentang keaneka ragaman hayati
berdasarkan ruang dan waktu
16. Biostatistika, (gabungan dari kata biologi dengan statistika; kadang-kadang dirujuk
sebagai biometri atau biometrika) adalah penerapan ilmu statistika ke dalam ilmu biologi
17. Bioteknologi, cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,
virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
18. Botani, Ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan
19. Bryologi, ilmu yang mempelajari tentang lumut
20. Dendrologi, ilmu yang mempelajari tentang pohon maupun tumbuhan berkayu lainnya,
seperti liana dan semak
21. Dermatologi, ilmu yang mempelajari kulit dan penyakitnya
22. Ekologi, ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbale balik antara makhluk hidup
dan lingkungannya
23. Epidemiologi, ilmu yang mempelajari tentang penularan penyakit
24. Embriologi, ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio
25. Endokrinologi, ilmu yang mempelajari tentang hormone
26. Entomologi, Ilmu yang mempelajari tentang serangga
27. Etnobotani, ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan tumbuhan
28. Etnozoologi, ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan hewan
29. Etologi, cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan,
mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya
30. Eugenetika, ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
31. Evolusi, ilmu yang mempelajari perubahan makhluk hidup dalam jangka panjang
32. Enzimologi, ilmu yang mempelajari tentang enzim
33. Farmakologi,ilmu yang mempelajari obat-obatan, interaksi dan efeknya terhadap tubuh
manusia
34. Fikologi, Ilmu yang mempelajari tentang alga.
35. filogeni, kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang
dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya
36. Fisiologi, Ilmu yang mempelajari tentang faal/fungsi kerja tubuh
37. Fisioterapi, Ilmu yang mempelajari tentang pengobatan terhadappenderita yang
mengalami kelumpuhan atau gangguan otot
38. Fitopatologi, cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan akibat
serangan patogen ataupun gangguan ketersediaan hara
39. Gastrologi, ilmu yang mempelajari tentang salurang pencernaan, terutama lambung dan
usus
40. Genetika, ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
41. Genetika kuantitatif, Cabang genetika yang membahas pewarisan sifat-sifat terukur
(kuantitatif atau metrik), yang tidak bisa dijelaskan secara langsung melalui hukum pewarisan
Mendel
42. Genetika molukuler, cabang genetika yang mengkaji bahan genetik dan ekspresi genetik
di tingkat subselular (di dalam sel)
43. Genetika , cabang genetika yang membahas transmisi bahan genetik pada ranah populasi
44. Ginekologi, ilmu yang khusus mempelajari penyakit-penyakit sistem reproduksi wanita
(rahim, vagina dan ovarium)
45. Genomika, ilmu yang mempelajari tentang bahan genetik dari suatu organisme atau virus
46. Harpetologi, ilmu yang mempelajari reptilia dan ampibia (ular dan kadal)
47. Hematologi, ilmu yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya
48. Histologi, ilmu yang mempelajari tentang jaringan
49. Higiene, ilmu yang mempelajari tentang kesehatan makhluk hidup
50. Ikhtiologi, Ilmu yang mempelajari tentang ikan
51. Imunologi, Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan (imun) tubuh
52. Kardiologi, ilmu yang mempelajari tentang jantung dan pembuluh darah
53. Karsinologi, ilmu yang mempelajari tentang crustacean
54. Limnologi, ilmu yang mempelajari tentang rawa
55. Malakologi, ilmu yang mempelajari tentang molusk
56. Mamologi, ilmu yang mempelajari tentang mammalia
57. Metabolomika, kajian dalam biologi molekular yang memusatkan perhatian pada
keseluruhan produk proses enzimatik yang terjadi di dalam sel
58. Mikobiologi, ilmu yang mempelajari tentang jamur
59. Mikrobiologi, ilmu yang mempelajari tentang organism
60. Miologi, ilmu yang mempelajari tentang otot
61. Mirmekologi, ilmu yang mempelajari tentang rayap
62. Morfologi, ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau ciri luar organisme
63. Nematologi, ilmu yang mempelajari tentang nematod
64. Nefrologi, cabang medis internal yang mempelajari fungsi dan penyakit ginjal
65. Neurologi, Ilmu yang menangani penyimpangan pada sistem sara
66. Organologi, ilmu yang mempelajari tentang organ
67. Onkologi, ilmu yang mempelajari tentang kanker dan cara pencegahannya
68. Ontogeni, Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup dari zigot
menjadi dewasa
69. Ornitologi, ilmu yang mempelajari tentang burung
70. Osteologi, ilmu yang mempelajari tentang tulang
71. Oftalmologi, ilmu yang mempelajari tentang mata ( penyakit mata )
72. Palaentologi, Ilmu yang mempelajari tentang fosil
73. Paleobotani, ilmu yang mempelajari tumbuhan masa lampau
74. Paleozoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan purba
75. Palinologi, ilmu yang mempelajari polinomorf yang ada saat ini dan fosilnya, diantaranya
serbuk sari, sepura, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa, dan scolecodont, bersama
dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat pada sedimen dan batuan
sedimen
76. Parasitologi, ilmu yang mempelajari tentang parasit
77. Patologi, ilmu yang mempelajari tentang penyakit
78. Patologi anatomi, ilmu yang mempelajari kelainan struktur mikroskopik dan makroskopik
berbagai organ dan jaringan yang disebabkan penyakit atau proses lainnya
79. Patologi Klinik, ilmu yang mempelajari kelainan yang terjadi pada berbagai fungsi organ
atau sistem organ
80. Pediatri, ilmu yang mempelajari masalah penyakit pada bayi dan anak
81. Philogeni, Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhlukhidup
82. Primatologi, ilmu yang mempelajari tentang primata
83. Proteomika, kajian secara molekular terhadap keseluruhan protein yang dihasilkan dari
ekspresi gen di dalam sel.
84. Protozoologi, ilmu yang mempelajari tentang protozoa
85. Psikiatri, ilmu kedokteran jiwa
86. Pteridologi, ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan pak
87. Pulmonologi, ilmu yang mempelajari tentang paru-par
88. Radiologi, ilmu untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau
radiasi geombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik
89. Reumatologi, ilmu yang ditujukan untuk diagnosis dan terapi kondisi dan penyakit yang
mempengaruhi sendi, otot, dan tulang
90. Rekayasa Genetika, ilmu yang mempelajari tentang manipulasi sifat genetis
91. Rodentiologi, ilmu yang mempelajari tentang rodentia
92. Sitologi, ilmu yang mempelajari tentang sel
93. Sanitasi, ilmu yang mempelajari tentang lingkungan
94. Taksonomi, ilmu yang mempelajari tentang sistematika makhluk hidup
95. Teknik Biokimia, cabang ilmu dari teknik kimia yang berhubungan dengan perancangan
dan konstruksi proses produksi yang melibatkan agen biologi
96. Teratologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan formasi dari sel, jaringan,
dan organ yang dihasilkan dari perubahan fisiologi dan biokimia.
97. Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang
merugikan bagi organisme hidup.
98. Transkriptomika, bagian dari biologi molekular yang mengkaji tentang produk transkripsi
secara keseluruhan (transkriptom)
99. Urologi, cabang ilmu kedokteran yang mencakup ginjal dan saluran kemih pada pria dan
wan ita baik dewasa dan anak serta organ reproduksi pada pria
100. Virologi, ilmu yang mempelajari tentang virus
101. Zoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan

Pendahuluan

Biologi adalah kajian tentng kehidupan. Dalam mengembangkan biologi, para ahli
menggunakan metoda ilmiah. Biologi merupakan bidang ilmu yang sangat erat hubungannya
dengan ilmu-ilmu lain sehingga dalam kajiannya selalu memerlukan pemahaman dari ilmu
lain (matematika, fisika, kimia, ekonomi, dll). Dalam perkembangannya sebagai ilmu
pengetahuan, biologi memiliki cabang-cabang ilmu yang membawa manfaat besar bagi
kesejahteraan manusia.

1. Perkembangan Pengetahuan
Sejak diciptakannya manusia hingga kini, pengetahuan berkembang sangat pesat. Pesatnya
perkembangan pengetahuan seiring kebutuhan manusia. Di kalangan masyarakat ditemukan
bermacam-macam pengetahuan yang dapat digolongkan menjadi 4 jenis yaitu:
a. pengetahuan tahayul (mitos), adalah sesuatu penjelasan atas fakta yang tidak ada
kebenarannya, hanya diduga dan dipercaya begitu saja. Semua suku bangsa pada jaman
dahulu mempunyai mitos dan legenda (legenda adalah cerita rakyat yang berdasarkan mitos).
Contoh pelangi adalah tangga bidadari, suara burung hantu pertanda bencana. Pengetahuan
ini diterima rakyat karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan pikiran manusia pada saat
itu dan dorongan ingin tahunya sudah terpenuhi.
b. pengetahuan super-natural, pengetahuan tidak termasuk pada tahayul dan pengetahuan
ilmiah, namun mempunyai fakta. Pengetahuan ini tidak dapat dijangkau dengan panca indera
maupun akal budi, sifatnya transisional (diluar jangkauan akal budi). Contoh debus dan
santet.
c. pengetahuan ilmiah semu (pseudo science), yitu pengetahuan berdasarkan fakta ilmiah
tetapi dicampur dengan kepercayaan dan hal-hal yang bersifat super-natural. Contoh bangsa
Babelonia kira-kira 2500 SM menyembuhkan penyakit disamping obat juga menggunakan
mantra, dan meramalkan nasib dengan astrologi.
d. pengethuan ilmiah, diperoleh melalui penelitian dan pengamatan panca indera dan
penalaran akal budi yang disusun secara sistematis untuk menjelaskan fakta yang sedang
dihadapi. Pengetahuan ini bersifat tentatif, jadi suatu pengetahuan akan gugur jika ditemukan
pengetahuan baruyang didukung oleh fakta dan data yang lebih akurat.

2. Kedudukan Biologi
Biologi merupakan jenis pengetahuan ilmiah yang mengkaji tentang kehidupan. Kedudukan
biologi di antara ilmu-ilmu lainnya seperti di bawah ini

Pengetahuan yang benar dapat diperoleh melalui 2 pendekatan yaitu pendekatan non ilmiah,
dan pendekatan ilmiah.
a) pendekatan non ilmiah, hanya berasal dari akal sehat, penemuan secara kebetulan,
penemuan secara coba-coba, dan pendapat para ahli. Akal sehat: zaman Babilonia (650 SM)
orang menyatakan bahwa bumi itu datar. Secara ilmiah pendapat itu salah, karena
berdasarkan penelitian bahwa bumi adalah bulat. Penemuan secara kebetulan: penderita
malaria yang sembuh setelah minum air pahit yang berasal dari kulit pohon kina yang
tumbang dalam sebuah parit. Pendapat para ahli: diterima tanpa diuji kebenarannya, tidak
didasarkan penelitian tetapi didasarkan hanya pada pikiran logis.
b) pendekatan ilmiah, menuntut dilakukan langkah-langkah tertentu dengan urutan tertentu
untuk mencapai pengetahuan yang benar. Pengetahuan di dapat dengan pendekatan ilmiah
diperoleh melalui penelitian ilmiah untuk menguji keajegan dan kemantapan internalnya,
sehingga jika dilakukan oleh orang lain dengan langkah dan kondisi yang sama akan
memperoleh hasil yang sama.

Langkah-langkah tertentau yang digunakan dalam penelitian ilmiah disebut metode ilmiah,
langkahnya sebagai berikut:
(1) perumusan masalah, merupakan pertanyaan mengenai objek yang jelas batas-batasnya
serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
(2) penyusunan kerangka berpikir dalam mengajukan hipotesis, merupakan argumentasi yang
menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengait
dan membentuk konstelasi permasalahan.
(3) oerumusan hipotesis, merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan, yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir.
(4) pengujian hipotesis/eksperimen, merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis
(5) penarikan kesimpulan, merupakan penilaian apakah hipotesis yang diajuakn ditolak atau
diterima.
Meskipun metode ilmiah telah dikembangkan sejak abad ke-15 dan 16 namun para ahli
biologi baru menggunakan setelah Carles Darwin menerbitkan bukunya yang berisi teori
evolusi pada tahun 1859, sebelumnya hanya berdasarkan kepercayaan dan filsafat ahli, jarang
yang dipelajari berdasarkan pengamatan langsung. Misalnya pada masa Aristoteles diyakini
bahwa cacing berasal dari tanah, belut berasal dari lumpur, belatung berasal dari daging, dsb.
Darwin telah menyusun teorinya menggunakan metode ilmiah seperti yang telah digunakan
para ahli fisika dan kimia, sejak itulah studi tentang biologi menggunakan metode ilmiah
sehingga menghasilkan cabang-cabang biologi.

5. Asal-Usul Kehidupan
Awal kehidupan di bumi dipelajari melelui berbagai metode, namun yang paling banyak
diakui yaitu dengan cara analisis perbandingan zat radioaktif dengan hasil luruhannya.
Dengan metode tersebut, dapat diperkirakan bahwa bumi telah membentuk batuan sejak 5
ribu juta tahun yang laluy. Dan penelitian berbagai batuan ternyata ditemukan batuan yang
berumur 3,5 juta tahun dengan terdapat tanda-tanda sisa kehidupan atau fosil. Dengan
demikian dapat dipastikan bahwa kehidupan di bumi telah dimulai sejak itu.

Dimana asal-usul kehidupan di bumi? Ada beberapa hipotesis dan teori yang berusaha
mengungkap asal-usul kehidupan, diantaranya:
1) Generatio spontanea, bahwa makhluk hidup terbentuk secara spontan dengan sendirinya.
Contohnya cacing berasal dari tanah, belut berasal dari lumpur yang keduanya muncul
dengan sendirinya. Faham tersebut dikenal sebagai ABIOGENESIS (makhluk hidup berasal
dari benda mati) tokohnya Aristoteles.
2) Cosmozoa, bahwa makhluk hidup berasal dari luar bumi (planet lain). Benda hidup yang
datang itu mungkin berbentuk spora aktif yang jatuh ke bumi lalu berkembang biak.
3) Omne vivum ex ovo (makhluk hidup berasal dari telur) oleh Fransisco Redi (1626-1697)
bahwa ulat pada bangkai tikus berasal dari telur
4) Omne ovo ex vivo (telur berasal dari makhluk hidup) oleh Lazzaro Spallanzani (1729-
1799) bahwa mikroorganisme yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu, tetapi jika
kaldu ditutup rapat setelah mendidih, maka tidak terjadi pembusukan. Membuktikan bahwa
adanya telur harus ada kehidupan sebelumnya.
5) Omne vivum ex vivo (makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumbya) oleh Louis
Pasteur (1822-1895)
6) Teori Urey, oleh Harold Urey (1893) bahwa atmosfer pada mulanya kaya akan gas-gas
metana, amoniak, hidrogen, dan air. Dengan adanya aliran listrik/halilintar, maka unsur
tersebut bersenyawa dan terbentuklah zat hidup. Zat tersebut berjuta tahun berkembang
menjadi berbagai organisme.
7) Teori Stenley Miller, murid Urey yang melanjutkan penelitian Urey dalam skala
laboratorium yang membuktikan hipotesis Urey benar bahwa unsur-unsur di alam dengan
kilatan listrik dan suhi yang cukup akan membentuk senyawa organik termasuk asam amino,
purin, pirimidin, dsb yang semuannya merupakan komponen organisme.

Tingkat Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada tingkat gen, tingkat jenis, dan tingkat ekosistem
yang dijumpai di permukaan bumi.
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Keanekaragaman tingkat gen disebut pula keanekaragaman genotip, yaitu tingkat variasi
pada organisme sejenis sebagai akibat interaksi antar gena-gena di dalam genotipnya dengan
lingkungan sehingga memunculkan fenomena yang berbeda sekalipun gena-genanya sama.
Hal ini terjadi sebagai akibat sifat gena-gena ada yang dominan dan ada yang resesif. Itulah
sebabnya, sekalipun gena-gena di dalam genotipnya sama dalam satu keluarga terdapat
anggota keluarga yang memiliki ciri atau sifat penampilan yang berbeda dengan anggota
lainnya dalam keluarga itu. Penampakan sifat genotif
berinteraksi dengan lingkungannya disebut fenotif. Dengan begitu, akibat adanya sifat
dominansi dan resesif gena-gena dalam genotip induk organisme itu, suatu induk akan
menghasilkan fenotip yang berbeda pada keturunannya. Keanekaragaman genotip disebut
juga plasma nutfah. Individu yang masih alami atau belum termutasi oleh manusia, memiliki
kekayaan plasma nutfah yang berharga, karena gena-genanya masih bisa direkayasa lebih
lanjut. Keanekaragaman hayati dalam bentuk hutan seisinya merupakan sumber plasma
nutfah untuk kesejahteraan hidup manusia di masa kini dan masa datang, sehingga
keberadaan hutan di tiap wilayah semestinya dipelihara dan dilestarikan .

Gambar3.1: Bentuk daun Salvinia (A), Ranunculus (B), dan Myriophyllum (C)
dipengaruhi oleh perbedaan kondisi lingkungannya, yaitu antara daun di
atas dengan di bawah permukaan air terjadi perbedaan bentuk.

Keanekaragaman tingkat gen dapat kita pelajari pada pola-pola bentuk daun pada tumbuhan.
Pada tumbuhan Dahlia memiliki bentuk daun yang berbeda-beda antara daun semasa
kecambah, semasa muda, dan semasa dewasanya atau semasa akan menghasilkan bunga.
Pada bagian-bagian bunga, sekalipun memiliki genotip sama pada kelopak, mahkota, benang
sari, dan putiknya, kesemuanya memiliki bentuk yang berbeda-beda. Demikian pula bentuk
daun Ranunculus aquatalis, Salvinia, dan Myriophyllum adalah berbeda antara daun yang
berada di atas permukaan air dengan daun yang berada di bawah permukaan air. Daun yang
berada di bawah permukaan air memiliki bentuk serupa akar, tetapi daun yang berada di atas
permukaan air memiliki bentuk yang lebih lebar. Hal ini berarti faktor lingkungan
mempengaruhi penampakan sifat genotip yang sama pada suatu bagian organisme sejenis di
tempat tertentu.
Pada organisme bersel satu seperti bakteri (kokus, basil, vibrio, dan spirilum) mengandung
kurang lebih 1.000 gen, apalagi organisme multiseluler memiliki lebih banyak lagi variasi
gena-genanya. Satu gena merupakan satu penggal benang DNA dalam ukuran tertentu, dan
benang DNA yang amat panjang dapat dikemas menjadi butir-butir kromatin, lalu menjadi
nukleosom dan akhirnya terbentuk benang kromosom. Sel semasa interfase, kromosom tidak
dapat dilihat dengan mikroskop biasa dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron,
karena terurai menjadi benang-benang DNA. Dewasa ini pemanfaatan DNA mikroba untuk
dicangkokkan kepada tanaman budidaya agar menghasilkan sesuatu zat yang meningkatkan
mutu gizi dari produksi tanaman melalui rekayasa genetika adalah banyak dilakukan untuk
menciptakan bibit-bibit unggul. Berdasarkan keanekaragaman hayati tingkat gen ini,
Indonesia memiliki bank gen atau sumber plasma nutfah yang sangat banyak untuk
kesejahteraan hidup manusia. Coba pelajari kembali tentang uraian tentang struktur
kromosom di bawah ini.
Kromosom/kromatid terurai menjadi benang kromatin dilihat dengan mikroskop elektron
(sumber: Hamparan Ilmu Time Life “Tubuh Manusia”).

Kromosom (Chromosome) : (Gk. chroma = warna; soma = badan, tubuh) Suatu badan
pembawa sifat keturunan yang mewarnai sifat tubuh organisme dan jumlahnya konstan pada
setiap jenis organisme. Dalam tiap sel tubuh mengandung 2n kromosom, sedangkan tiap sel
kelamin (gamet) hanya mengandung n kromosm (separuh dari jumlah kromosom pada sel
badan). Di dalam kromosom terdapat benang-benang DNA (gena-gena) yang dikemas
menjadi suatu gulungan pada protein dasar (histon) menjadi benang kromosom. Kromosom
hanya dapat dilihat pada masa pembelahan sel, baik pada Mitosis maupun Meiosis.
Kromosom tidak dapat dilihat pada sel yang mengalami masa istirahat(interfase), karena ia
terurai menjadi benang-benang DNA yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop elektron yang pembesarannya sampai satu juta kali.

Untuk jelasnya perhatikan gambar ini.


a. Sepotong benang DNA berbentuk spiral (double helix)
b. Benang-benang DNA digulung pada protein histon menjadi butir-butir kromatin
c. Serabut kromatin dikemas menjadi nukleosom
d. Serabut nukleosom memanjang dipadatkan menjadi benang kromosom berbentuk
huruf X, dengan pentahapan berikut:
1) perluasan serabut nukleosom
2) Pemadatan nukleosom
3) Benang kromosom tahap akhir seperti huruf X
Gambar : Tahap-tahap pengemasan benang DNA menjadi bentuk kromosom.
(Sumber: Albert,B. et all, Molecular Biology of The Cell,1989)

sebagai bukti kromosom yang sama menghasilkan keanekaragaman sel target yang berbeda
akibat pengaruh keanekaragaman tingkat gen. Dengan contoh perkembangan jaringan epitel
dan jaringan mesenkim di atas, kita dapat memahami bahwa walaupun setiap sel pada
jaringan tersebut memiliki kromosom dan genotip yang sama, tetapi fenotipnya berbeda-beda
disesuaikan dengan fungsinya masing-masing yang sangat dipengaruhi oleh letak
keberadaannya. Misalnya, tangan memiliki permukaan yang berbeda jaringan epitelnya,
karena berbeda fungsinya; ada yang berfungsi sebagai alat pemegang sesuatu sehingga harus
tebal epitelnya, dan lainnya sebagai alat perasa sehingga harus tipis epitelnya. Demikian pula,
epitel pada tenggorokan harus memiliki rambut getar (silia), karena berguna untuk menolak
debu atau benda selain udara yang akan masuk ke dalam paru-paru; ingat apa manfaat bersin!
Coba kaji epitel yang lainnya, mengapa di lambung harus epitel silindris?

Daftar Pustaka

Jalmo, Tri dan Arwin Achmad. 2002. Biologi Umum. Universitas Lampung. Bandar
Lampung

Anda mungkin juga menyukai