Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATA KULIAH

KEPEMIMPINAN
RPS 5
CIRI DAN KETERAMPILAN PEMIMPIN

Oleh
NI KOMANG CITRA DEWI
1607521043

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018

1. Kepribadian Kepemimpinan Efektif


Menjadi seorang pemimpin yang efektif secara alami hanya memerlukan seseorang untuk
berhenti berusaha menjadi orang lain atau beberapa kombinasi dari orang lain. Tentu saja
pemimpin yang efektif mulai dengan menjadi diri sendiri. Menurut Gayla Hodge (2009) dalam
Sudarwan Danim bahwa karakteristik pemimpin yang efektif adalah sebagai berikut :
a) Memiliki Visi, pemimpin dapat melihat kemana organisasi harus pergi sebelum orang lain
melakukannya.
b) Memiliki fokus untuk mencapai tujuan, pemimpin melakukan apa yang masuk akal dan
bekerja dengan basis keunggulan
c) Memenangi dukungan, memanfaatkan gaya dan aktivitas yang paling cocok untuk mereka
sebagai individu.
d) Secara alami lebih terfokus untuk menjadi daripada melakukannya, pemimpin mengambil
waktu untuk benar-benar tahu diri mereka sendiri.
e) Tahu bagaimana mereka bekerja, pemimpin belajar dari keberhasilan dan kegagalan,
mengasah kemampuan, mengintegrasikan pengalaman, keteranpilan, kompetensi dan
kesadaran dirinya.
f) Secara alami tahu bagaimana memanfaatkan kekuatan
g) Tidak mencoba menjadi orang lain, seorang pemimpin memahami bahwa bekerja untuk
diri sendiri hanya seketika berada pada posisi terbaiknya.
h) Mencari orang-orang dengan berbagai ciri efektivitas alam, pemimpin tidak hanya
menghargai orang lain, melainkan juga bergantung pada orang lain untuk mengisi
kekosongan.
i) Menarik orang lain, pemimpin dari orang-orang ingin bekerja untuk dengan mereka.
j) Mengembangkan kekuatan, dimana pemimpin membangun kekuatan diri sendiri sambil
berusaha untuk memperbaiki kelemahannya
Sifat kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davis adalah:
a) Intelegensi yang tinggi (Intellegence)
b) Kematangan jiwa social (social Maturity)
c) Motivasi terhadap diri dan hasil (Inner motivation and achievement drives)
d) Menjalin hubungan kerja manusiawi (Human relation attitudes)

Menurut Ki Hajar Dewantara, sifat kepemimpinan meliputi 3 hal yaitu:


a) Ing Ngarso Sung Tulodho (pemimpin dimuka harus memberi teladan)
b) Ing Madyo Mangun Karso (pemimpin ditengah harus membangun prakarsa)
c) Tut Wuri Handayani (pemimpin mengikuti mendorong dari belakang)

1. Keterampilan Kepemimpinan Efektif


Ketrampilan-ketrampilan yang perlu dimiliki seorang pemimpin menurut Katz (1979:25)
dalam Burhanuddin (1994; 91-92) dikelompokkan menjadi :

a) Ketrampilan membuat konsep (conceptual skills)


Ketrampilan ini menunjukkan kemampuan berpikir, seperti menganalisa suatu
persoalan, memutuskan dan memecahkan masalah. Ketrampilan konseptual
mencerminkan aspek-aspek sebagai berikut :
a. Kemampuan analisis.
b. Berfikir secara rasional.
c. Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi.
d. Kreatif dalam berbagai ide dalam pemecahan masalah.
e. Mampu untuk mengemukakan analisis berbagai kejadian serta memahami berbagai
macam kecenderungan.
f. Mampu mengantisipasikan perintah.
g. Mampu mengenali berbagai macam kesempatan dan problem-problem potensial.

b) Ketrampilan Teknis (Techincal skills)


Seorang pemimpin mempunyai kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode
dan tehnik-tehnik tertentu dalam menyelesaikan suatu tugas secara spesifik. Dalam
kegiatan belajar mengajar didalam kelas seorang guru dituntut supaya bisa menggunakan
metode dan tehnik sesuai dengan kondisi dan kemampuan belajar siswa yang didukung
dengan sarana ataupun komponen-kompenen belajar yang lain.
Metode dan tehnik adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum. Ia berfungsi
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik suatu metode dan tehnik makin efektif
pula dalam pencapaiannya. Tetapi, tidak ada satu metode dan tehnik pun yang dikatakan
paling baik/ dipergunakan bagi semua macam usaha pencapaiannya. Baik tidaknya, tepat
tidaknya suatu metode dan tehnik dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utama yang
menentukan metode adalah tujuan yang akan dicapai.
Penerapan suatu metode dan tehnik pengajaran harus memiliki : Tujuan pengajaran
yang jelas dan tepat akan membantu dalam memilih metode dan tehnik belajar mengajar,
bahan pelajaran menjadi acuan untuk menerapkan sesuatu jenis metode. Bahan itu
mengandung unsure emosi, memerlukan pengamatan, memerlukan gerakan/ketrampilan
tertentu, mengandung materi hafalan dan sebagainya, kemampuan guru, metode dan tehnik
yang digunakan oleh guru untuk mengajar haruslah dikuasai betul olehnya.
Petunjuk Teknis Memimpin Organisasi
a. Mengetahui potensi dan kemampuan orang yang dipimpin
b. Mampu memanfaatkan potensi bawahannya
c. Membuat struktur menurut kebutuhan dan potensi orang yang dipimpin
(Struktur kepengurusan)
d. Membuat uraian kerja (job deskripsi) yang jelas agar tidak tumpang tindih
e. Membuat aturan-aturan organisasi (AD-ART)
f. Menetapkan visi, misi dan program kerja sebagai penjabaran visi dan misi
g. Memberikan arahan dan menyiapkan fasilitas untuk bekerja
h. Melakukan mutaba’ah (controlling ) secara langsung atau tidak langsung
dengan meminta laporan pelaksanaan program
i. Mengadakan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan program
j. Memberikan penghargaan, teguran dan solusi
k. Memberikan motivasi dan sarana untuk maju dan meningkat
l. Biasakan: Bermusyawarah dan koordinasi dan mencatat ide-ide dan hal-hal
penting lainnya.
Menurut Jamal mengemukakan bahwa ketrampilan memimpin bagi
pemimpin yakni mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara optimal:
a) Mampu mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, sasaran, dan program strategis
sekolah kepada keseluruhan guru dan staf
b) Mampu mengkoordinasi guru dan staf dalam merealisasikan keseluruhan
rencana untuk menggapai visi, mengembangkan misi, menggapai tujuan dan
sasaran sekolah.
c) Mampu memimpin rapat dalam guru-guru, orang tua siswa dan komite
sekolah.
d) Mampu mengambil keputusan dengan mengunakan strategis yang tepat
c) Ketrampilan Manusiawi (Human skills)
Ketrampilan ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam bekerja dengan dan
melalui orang lain secara efektif, dan untuk membina kerja sama. Letak kunci
keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan, yakni sejauh mana ia
mampu melaksanakan ketrampilan-ketrampilan yang menyangkut kemanusiaan. Jadi
ketrampilan ini mencerminkan aspek-aspek :
a. Pengetahuan perilaku manusia dan proses kerjasama.
b. Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain mengapa
mereka berkata dan melakukan pekerjaan.
c. Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif.
d. Kemampuan untuk menciptakan kerjasama yang efektif dan kooperatif,
praktis dan diplomatis.
d) Keterampilan Menjalin Kerja Sama
Menurut Sanaky dalam keterampilan memimpin, mengemukakan bahwa
keterampilan menjalin kerjasama. Suatu pekerjaan jika dikerjakan seseorang terasa
sangat berat, namun jika dikerjakan secara bersama-sama, pekerjaan itu terasa mudah
dan cepat selesai. Hal ini dimungkinkan karena ada enerji yang digabung dan akan
menghasilkan hasil yang lebih baik.Rivai (2005) mengatakan sinergi merupakan
interaksi antara dua individu dan dengan menggabungkan usaha akan memberikan
dampak yang lebih besar dibandingkan dengan berdiri sendiri. Melalui hubungan yang
bersinergi kebersamaan individu dalam bekerja sama menuju tujuan yang umum secara
terus menerus menyediakan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang bagi kedua
partisipan sama dengan perusahaan mereka. Kutipan di atas mengatakan bahwa
kerjasama itu sangat penting. Bekerjasama adalah suatu proses kelompok yang
disokong oleh anggota-anggota kelompok, dan ada ketergantungan satu dengan yang
lain untuk mencapai tujuan yang disepakati. Kerjasama kelompok dapat didefinisikan
sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan
individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling
tergantung antara satu dengan yang lain.
Kerjasama kelompok merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
perusahaan. Pemahaman mengenai kerjasama kelompok tergantung beberapa aspek
diantaranya aspek individual yang mampu mempengaruhi kinerja tim dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien bagi perusahaan. Kerjasama kelompok
merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai talenta dan dapat
memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan. Selain itu keterampilan dan
pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki oleh anggota kelompok juga
merupakan nilai tambah yang membuat kerja sama lebih menguntungkan jika
dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun. Sebuah kerjasama kelompok
dapat dilihat sebagai suatu unit yang mengatur dirinya sendiri. Rentangan keterampilan
dan pengetahuan yang dimiliki anggota dan self monitoring yang ditunjukkan oleh
masingmasing anggota memungkinkannya untuk diberikan suatu tugas dan
tanggungjawab. Bahkan, ketika suatu masalah dapat diputuskan oleh satu orang saja
dalam kelompok akan memberikan beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut adalah:
pertama, keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi
kelompok dalam pelaksanaanya. Kedua, keputusan bersama akan lebih mudah
dipahami oleh kelompok dibandingkan jika hanya mengandalkan keputusan dari satu
orang saja.
Bila dilihat dari perspektif individu, dengan masuknya ia ke dalam suatu kelompok
maka hal tersebut akan menambah semangat juang/ motivasi untuk mencapai suatu
prestasi yang mungkin tidak akan pernah dapat dicapai seorang diri oleh individu
tersebut. Hal ini dapat terjadi karena kelompok mendorong setiap anggotanya untuk
memiliki wewenang dan tanggung jawab sehingga meningkatkan hargandiri setiap
orang. Kerjasama kelompok selalu membahas proses dan hasil karya dalam tim, yang
meliputi tentang bagaimana sekelompok orang yang memiliki pendidikan, nilai dan
kepribadian yang berbeda berinteraksi dan bersama-sama menyelesaikan tugas yang
diberikan perusahaan. Robbins (2002) mengingatkan, suatu tim kerja akan
menghasilkan sinergi yang positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha
individu memberikan tingkat kinerja yang lebih besar dari pada jumlah input individu
tersebut. Penggunaan tim yang ekstensif menciptakan potensi bagi suatu organisasi
untuk menghasilkan output yang lebih besar dengan tidak ada peningkatan dalam input.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama kelompok yang
terkoordinasi akan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja karyawan,
dengan mengutamakan kepentingan bersama/ organisasi.
Pidarta (1998) mengemukakan ada 3 macam ketrampilan yang harus dimiliki oleh
kepala sekolah untuk mensukseskan kepemimpinannya yaitu ketrampilan untuk
memahami dan mengoperasi organisasi; ketrampilan untuk bekerja sama, memotivasi,
memimpin serta ketrampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik serta
perlengkapan untuk menyelesaikan tugastertentu. Tanpa itu semua guru tida dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan sekolahan (Taman Kanak-Kanak) tidak
akan maju.
Pemimpin kependidikan adalah semua orang yang bertanggung jawab dalam proses
peningkatan mutu pada semua tingkatan dan satuan organisasi lembaga pendidikan.
Peranan dan tanggung jawab pemimpin pendidikan dimaksud sudah tentu berbeda
dalam tingkatan dan ruang lingkupnya sesuai dengan tingkatan dan satuan organisasi
bersangkutan. Pemimpin utama (kepala sekolah) terus mempunyai visi yang jelas
tentang lembaga pendidikan yang dipimpinnya, dan harus mampu menjelaskan visi itu
kepada pemimpin-pemimpin bawahannya sehingga semua memahaminya dan dapat
menjabarkannya menjadi program-program kerja. Di samping itu, pemimpin baik,
pemimpin utama maupun pemimpin di bawahnya harus mampu membudayakan mutu
sehingga dia dapat menjadi teladan bagi bawahannya. Setidaknya 5 kemampuan dasar
yang harus ada pada setiap pemimpin yaitu : a) visi yang jelas, b) kerja keras, c)
ketekunan yang penuh ketabahan, d) pelayanan dengan rendah hati dan e) disiplin kuat.

2. Kompetensi Manajerial
Pengertian kemampuan manajerial menurut Atom Ginting (1999) adalah
kemampuan atau keahlian pimpinan untuk menjalankan fungsi manajemen. Dalam bidang
manajemen, faktor kemampuan manajerial sangat penting dan menentukan, karena faktor
tersebut berkaitan dengan aktivitas pokok suatu organisasi yaitu memimpin organisasi
yang bersangkutan dalam usahanya mencapai tujuan.
Hal tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Siagian: Kemampuan
manajerial adalah suatu kemampuan pimpinan untuk menggunakan sumber daya (manusia
dan bukan manusia), dan alat-alat sehingga penggunaannya berjalan efisien, ekonomis dan
efektif, sangat menentukan bagi suksesnya pencapaian tujuan organisasi yang telah
ditentukan Siagian (1999).
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk dapat mencapai tujuan yang
telah ditentukan maka pimpinan atau pengusaha sebuah perusahaan harus memiliki
kemampuan dalam mengimple mentasikan prinsip-prinsip manajemen yang biasa dikenal
dengan sebutan kemampuan manajerial.
Menurut Robert L. Kazt dalam Ulber Silalahi (2002) kemampuan dan kompetensi yang
dibutuhkan pemimpin untuk sukses mencapai tujuan, terdiri dari 3 keterampilan
manajemen:
1. Kemampuan teknis, merupakan kompetensi spesifik untuk melaksanakan tugas atau
kemampuan menggunakan teknik-teknik, alat-alat, prosedur-prosedur, metode-metode
dan pengetahuan tentang lapangan yang dispesialisasi secara benar dan tepat dalam
pelaksanaannya.
2. Kemampuan kemanusiaan, merupakan tingkat keterampilan berkomunikasi dan
memotivasi serta keterampilan untuk bekerja dengan mengerti, dan memotivasi orang
lain secara individual dan di dalam group. Artinya dalam hal ini ada 2 jenis
keterampilan interpersonal yang harus dipahami manajer, yaitu: hubungan pribadi dan
hubungan antar pribadi.
3. Kemampuan konseptual, merupakan kemampuan mengkoordinasi dan mengintegrasi
semua kepentingan-kepentingan dan aktivitas-aktivitas organisasi atau kemampuan
mental untuk mendapatkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi yang diterima
dari berbagai sumber. Untuk itu seorang manajer harus memiliki pengetahuan tentang
keseluruhan (kompleksitas) dari perusahaan yang dipimpinnya. Pengetahuan tentang
keseluruhan (kompleksitas) dari perusahaan yang dipimpinnya dibutuhkan agar
seorang manajer dapat merumuskan visi, misi dan strategi perusahaan serta kebijakan-
kebijakan untuk merealisasikannya (Arifin Abdurahman, 2003).
Robert L. Kazt dalam Ulber Silalahi (2002), mengungkapkan bahwa kemampuan
konseptual menunjuk pada kemampuan untuk:
1. Melihat organisasi sebagai keseluruhan dan dalam hubungannya dengan lingkungan
eksternal
2. Mengerti bagaimana masing-masing unit dan fungsi organisasi tergantung satu sama
lain dan bagaimana perubahan dalam suatu unit dapat mempengaruhi unit-unit lainnya
3. Memahami perbedaan tipe-tipe masalah yang ditandai oleh masing-masing unit
sebagai suatu masalah keseluruhan atau organisasional yang berhubungan dengan
lingkungan
4. Mengembangkan dan sekaligus menggunakan model-model atau kerangka kerja untuk
mengelola true-to-life masalah manajemen.

Tokoh Gajah Mada

Sifat Dan Watak Gajah Mada


a) Widjna, artinya berlaku bijak sana dengan penuh hikmah dalam menghadapi kesukaran
atau peristiwa-peristiwa yang sangat penting. Peristiwa ini di perlihatkannya pada
waktu memadamkan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi.
b) Mantriwira, artinya seorang pembela negara yang selalu berani. keberanian ini di
buktikan dalam bermacam-macam pertempuran dalam membela dan meluaskan panji-
panji kerajaan Majapahit.
c) Wicaksaning Naya, artinya sifat kebijaksanaan dalam segala tindakan. Kebijaksanaan
ini dapat di lihat baik dengan lawan maupun kawan, baik bangsawan maupun rakyat
kecil. kebijaksanaan ini memberi corak dan warna kepahlawanan Gajah Mada.
d) Matangwam, artinya menjadi kepercayaan rakyat. Gajah Mada selalu mendapat
kepercayaan rakyat negara dan kelakuannya tidak pernah mengabaikan kepercayaan
yang diberikan, ia bekerja unutuk kepentingan umum.
e) Satya Bhakti Aprabu, artinya setia dengan hati yang ikhlas.
f) Wagni Wak, artinya pandai pidato untuk mengutarakan sehala kebijaksanaannya.
g) Sardjawo Pasama, artinya tingkah laku yang memperlihatkan kerendahan hati dan
bermuka manis, tulus ikhlas lurus dan sabar. sifat sifat ini merupakan sifat Gajah Mada
yang ahli dalam bidang politik/diplomasi.
h) Dhitsaha, artinya selalu bekerja rajin dan sungguh sungguh, serta mempunyai
keteguhan hati.
i) Tanlalana, artinya yaitu sifat yang bangun tegak dan selelu bertindak cepat.
j) Dwijatjiwa, artinya selalu bertindak baik dalam hubungan dengan orang lain dan selelu
siap mendengarkan bermacam-macam pikiran, dengan hati tenang walaupun kadang-
kadang tidak setuju.
k) Sumantri artinya menjadi pegawai negara yang sopan tindak tanduknya.
l) Tansatrana, artinya tidak mempunyai keinginan perseorangan/pribadi atau hendak
membahagiakan diri apa lagi masalah wanita/sex.
m) Sih Samasta Bhuana, artinya kasih sayang pada sesama. kelanggengan dunia dan
kesementaraan barang yang ada ke dua-duanya di sayanginya.
n) Ginong Pratikina, yaitu selalu mengerjakan yang baik dan membuang kelakuan yang
tidak sempurna. Gajah mada menjadi Patih Majapahit selama 33 tahun tanpa cacat.
o) Hanyakan musuh, artinya dengan tegah mengenyahkan musuh-musuh yang
mneghalangi dan mengacau kemajuan negara.
Daftar Pustaka

Gayla Hodges, President and Principal, Change Agents, Inc. Akses tanggal 7 Maret 2011

Robbins, Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga : 2002.

Http://wandi.web.ugm.ac.id/ kepemimpinan. Oleh Muhammad Qasim Saguni. 15 September 2009

Jamal Ma’mur. Manajemen pengelolaan dan kepemimpinan pendidikan professional. DIVA Press.

Jogjakarta. 2009

Sanaky, A.H. Keterampilan Memimpin. (www. Sanaky.com/materi/ keterampilan memimpin.pdf).

2003.

Anda mungkin juga menyukai