Fermentasi sudah dikenal sejak jaman dahulu, dengan kecenderungan terhadap keberlanjutan lingkungan hidup, dan pengembangan sumber daya yang dapat diperbaharui, menyebabkan peningkatan upaya dan ketertarikan dalam upaya mengambil kembali produk- produk fermentasi, seperti asam organik, aditif makanan dan bahan kimia. Fermentasi didefinisikan sebagai suatu proses metabolisme didalam sel dalam lingkungan anaerob atau tanpa oksigen yang kemudian akan menghasilkan adenosine triphosphate (ATP) (Rao, 2004, 84:216). Didalam proses fermentasi mikroba yang digunakan didalam proses fermentasi harus mempunyai sifat fermentatif dan mampu mengubah karbohidrat didalam pangan maupun senyawa turunannya menjadi karbondioksida, asam maupun alkohol. Jenis mikroba dibagi menjadi mikroba lipolitik dan mikroba proteolitik dimana pada mikroba lipolitik akan menghidrolisis lemak dan senyawa turunannya dan menyebabkan bau tengik, sedangkan mikroba proteolitik akan memecah protein dan senyawa nitrogen lainnya dan menghasilkan bau busuk. Bakteri, jamur dan khamir merupakan jenis mikroba yang umum digunakan didalam proses fermentasi (Winarno et al, 1984,59-60: 89). Aplikasi industri untuk fermentasi pangan seperti pada fermentasi roti. Kualitas roti secara umum disebabkan kaena variasi dalam penggunaan bahan baku dan proses pembuatannya. Roti merupakan makanan yang di buat dengan menggunakan teknik fermentasi sederhana Saccharomyces cereviciae atau disebut ragi dengan merek komersil fermipan, tanpa adanya proses fermentasi dan proses pengembangan yang sempurna roti tidak dapat dihasilkan. Pembuatan roti, ragi/yeast dibutuhkan agar adonan bisa mengembang. Ragi/yeast biasanya ditambahkan setelah tepung terigu ditambah air lalu diaduk-aduk merata, setelah itu selanjutnya adonan dibiarkan beberapa waktu. Ragi/yeast sendiri sebetulnya mikroorganisme, suatu mahluk hidup berukuran kecil, biasanya dari jenis Saccharomyces cerevisiae yang digunakan dalam pembuatan roti ini. Pada kondisi air yang cukup dan adanya makanan bagi ragi/yeast, khususnya gula, maka yeast akan tumbuh dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida dan senyawa beraroma. Gas karbondioksida yang terbentuk kemudian ditahan oleh adonan sehingga adonan menjadi mengembang (Rukmana, 2001).
I-1 Laboratorium Teknologi Proses Industri Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui dan memahami proses fermentasi roti dan fermentasi yoghurt 2. Bagaimana cara mengetahui peran mikroorganisme dalam proses fermentasi roti dan fermentasi yohurt? I.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui dan memahami proses fermentasi roti dan fermentasi yoghurt 2. Untuk mengetahui peran mikroorganisme dalam proses fermentasi roti dan fermentasi yohurt?