Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN ANAK II

“RETARDASI MENTAL”

Dosen Pengampu : Trimawati., S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh :

1. Rieska Novianti P (010115A068)

2. Vania Maghfiro W (010115A084)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2018/2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
“Retardasi mental merupakan suatu kelainan mental seumur hidup, diperkirakan
lebih dari 120 juta orang di seluruh dunia menderita kelainan ini.” Kata Kepala
Subbagian Pediatri Sosial, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUIRSCM (Dr. Titi
Sunarwati Sularyo, Sp.A(K)), Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS),
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Jakarta (Dr. Muzal Kadim).

Retardasi mental merupakan suatu keadaan penyimpangan tumbuh kembang


seorang anak sedangkan peristiwa tumbuh kembang itu sendiri merupakan
proses utama, hakiki, dan khas pada anak serta merupakan sesuatu yang
terpenting pada anak tersebut. Terjadinya retardasi mental dapat disebabkan
adanya gangguan pada fase pranatal, perinatal maupun postnatal. Mengingat
beratnya beban keluarga maupun masyarakat yang harus ditanggung dalam
penatalaksanaan retardasi mental, maka pencegahan yang efektif merupakan
pilihan terbaik. Pada zaman dahulu orang tidak begitu membedakan antara
deformitas fisik bawaan seperti kerdil dan lain-lain dengan retardasi mental.
Penderita epilepsi, psikosis, tuna rungu-wicara sering dicampuradukkan dengan
mereka yang terganggu intelektualnya. Pada kenyataannya memang keadaan-
keadaan tersebut sering menyertai penderita retardasi mental, sehingga
menyulitkan untuk membuat diagnosis klinis. Pada masa kerajaan Yunani di
bawah hukum Lycurgus anak dengan retardasi mental mengalami perlakuan
yang sangat mengenaskan, yang dibolehkan untuk dimusnahkan, atau dibuang di
sungai Eurotes. Di Romawi kuno ada hukum yang membenarkan pembunuhan
pada anak-anak yang cacat atau yang lemah, walaupun kadang-kadang anak
cacat tersebut masih dipertahankan hidup bila masih mampu menghibur para
pembesar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan retardasi mental ?
2. Bagaimana etiologi dari retardasi mental ?
3. Bagaimana klasifikasi dari retardasi mental ?
4. Bagaimana patofisiologi dari retardasi mental ?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari retardasi mental ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari retardasi mental ?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari retardasi mental ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan dan menerapkan asuhan keperawatan pada
anak dengan kasus Reterdasi Mental sesuai dengan konsep teori asuhan
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui dan memahami definisi Retardasi Mental
b) Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari Retardasi Mental
c) Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi dari Retardasi Mental
d) Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi dari Retardasi Mental
e) Untuk mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari Retardasi
Mental
f) Untuk mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang dari Retardasi
Mental
g) Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan dari Retardasi Mental
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
American Assosiation For Mental Deficiency (AAMD) yaitu : retardasi
mental adalah keadaan dimana intelegensia umum berfungsi di bawah rata –
rata, yang bermula sewaktu masa perkembangan dan disertai gangguan pada
penyesuaian tingkah laku.
Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai
dengan rendahnya kecerdaan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit
beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari (ChoirunNisa, 2010)
Pada Wikipedia (The Free Encyclopedia, 2010), dinyatakan: Mental
retardation (MR) is a generalized disorder, characterized by significantly
impaired cognitive functioning and deficits in two or more adaptive behaviors
with onset before the age of 18. It has historically been defined as an
Intelligence Quotient score under 70. The term “mental retardation” is a
diagnostic term denoting the group of disconnected categories of mental
functioning such as “idiot”, “imbecile”, and “moron” derived from early IQ
tests, which acquired pejorative connotations in popular discourse.
Retardasi mental merupakan kelemahan yang terjadi pada fungsi intelek.
Kemampuan jiwa retardasi mental gagal berkembang secara wajar. Mental,
inteligensi, perasaan, dan kemauannya berada pada tingkat rendah, sehingga
yang bersangkutan mengalami hambatan dalam penyesuaian diri.
Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan inteligensi
yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa
anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan,
tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang. Retardasi mental
disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau sedikit dan fren: jiwa) atau tuna
mental (W.F. Maramis, 2005: 386).
Retardasi mental (RM) adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki
kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO).
American Association on Mental Deficiency (AAMD) membuat definisi
retardasi mental yang kemudian direvisi oleh Rick Heber (1961) sebagai suatu
penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yang terjadi pada masa
perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial.

B. Etiologi
Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental.
Untuk mengetahui adanya retardasi mental perlu anamnesis yang baik,
pemeriksaan fisik dan laboratorium. Penyebab dari retardasi mental sangat
kompleks dan multifaktorial. Walaupun begitu terdapat beberapa factor yang
potensial berperanan dalam terjadinya retardasi mental seperti yang dinyatakan
oleh Taft LT (1983) dan Shonkoff JP (1992) dibawah ini.
Retardasi Mental dapat terjadi mulai dari pranatal, perinatal, dan post natal.
Beberapa penulis secara terpisah menyebutkan lebih dari 1000 macam penyebab
terjadinya Reterdasi Mental dan banyak diantarannya yang dapat dicegah.
Ditinjau dari penyebab secara langsung dapat digolongkan atas penyebab
biologis dan psikososial.

Menurut Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Ke-1 (W.F.


Maramis, 2005: 386-388) faktor-faktor penyebab retardasi mental adalah
sebagai berikut:
a. Infeksi dan atau intoksinasi
Infeksi yang terjadi pada masa prenatal dapat berakibat buruk pada
perkembangan janin, yaitu rusaknya jaringan otak. Begitu juga dengan
terjadinya intoksinasi, jaringan otak juga dapat rusak yang pada akhirnya
menimbulkan retardasi mental.
Infeksi dapat terjadi karena masuknya rubella, sifilis, toksoplasma, dll.
ke dalam tubuh ibu yang sedang mengandung. Begitu pula halnya dengan
intoksinasi, karena masuknya “racun” atau obat yang semestinya
dibutuhkan.
b. Terjadinya rudapaksa dan / atau sebab fisik lain
Rudapaksa sebelum lahir serta trauma lainnya, seperti hiper radiasi, alat
kontrasepsi, dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan
berupa retardasi mental. Pada waktu proses kelahiran (perinatal) kepala bayi
dapat mengalami tekanan sehingga timbul pendarahan di dalam otak.
Mungkin juga karena terjadi kekurangan oksigen yang kemudian
menyebabkan terjadinya degenerasi sel-sel korteks otak yang kelak
mengakibatkan retardasi mental.
c. Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi
Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan
metabolisme (misalnya gangguan metabolism karbohidrat dan protein),
gangguan pertumbuhan, dan gizi buruk termasuk dalam kelompok ini.
Gangguan gizi yang berat dan berlangsung lama sebelum anak berusia 4
tahun sangat mempengaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan
retardasi mental. Keadaan seperti itu dapat diperbaiki dengan memberikan
gizi yang mencukupi sebelum anak berusia 6 tahun, sesudah itu biarpun
anak tersebut dibanjiri dengan makanan yang bergizi, inteligensi yang
rendah tersebut sangat sukar untuk ditingkatkan.
d. Penyakit otak
Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat beberapa reaksi
sel-sel otak yang nyata, yang dapat bersifat degeneratif, radang, dst.
Penyakit otak yang terjadi sejak lahir atau bayi dapat menyebabkan
penderita mengalamai keterbelakangan mental.
e. Penyakit atau pengaruh prenatal
Keadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan, tetapi
tidak diketahui etiologinya, termasuk anomaly cranial primer dan defek
congenital yang tak diketahui sebabnya.
f. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom mungkin terjadi pada aspek jumlah maupun
bentuknya. Kelainan pada jumlah kromosom menyebabkan sindroma down
yang dulu sering disebut mongoloid.
g. Prematuritas
Retardasi mental yang termasuk ini termasuk retardasi mental yang
berhubungan dengan keadaan bayi yang pada waktu lahir berat badannya
kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa kehamilan kurang dari 38
minggu.
h. Akibat gangguan jiwa yang berat
Retardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa yang
berat pada masa kanak-kanak.
i. Deprivasi psikososial
Devripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan. Tidak terpenuhinya
kebutuhan psikososial awal-awal perkembangan ternyata juga dapat
menyebabkan terjadinya retardasi mental pada anak.

C. Klasifikasi
Klasifikasi Reterdasi Mental adalah mild retardation, moderate
retardation, sever retardation dan profound retardation. Retardasi mental dibagi
menjadi 4 golongan yaitu:
a. Mild retardation (retardasi mental ringan) IQ 50- 69
Retardasi mental ringan dikategorikan sebagai retardasi mental dapat di
didik (educable). Anak mengalami gangguan berbahasa tetapi masih mampu
menguasainya untuk keperluan bicara sehari-hari dan untuk wawancara
klinik. Umumnya mereka juga mampu mengurus diri sendiri secara
independen (makan, mencuci, memakai baju, mengontrol saluran cerna dan
kandung kemih), meskipun tingkat perkembangannya sedikit lebih lambat
dari ukuran normal. Kesulitan utama biasanya terlihat pada pekerjaan
akademik sekolah, dan banyak yang bermasalah dalam membaca dan
menulis. Dalam konteks sosiokultural yang memerlukan sedikit kemampuan
akademik, mereka tidak ada masalah. Tetapi jika ternyata timbul masalah
emosional dan sosial, akan terlihat bahwa mereka mengalami gangguan,
misal tidak mampu menguasai masalah perkawinan atau mengasuh anak, atau
kesulitan menyesuaikan diri dengan tradisi budaya.
b. Moderate retardation (retardasi mental sedang) IQ 35-49
Retardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasi mental dapat
dilatih (trainable). Pada kelompok ini anak mengalami keterlambatan
perkembangan pemahaman dan penggunaan bahasa, serta pencapaian
akhirnya terbatas. Pencapaian kemampuan mengurus diri sendiri dan
ketrampilan motor juga mengalami keterlambatan, dan beberapa diantaranya
membutuhkan pengawasan sepanjang hidupnya. Kemajuan di sekolah
terbatas, sebagian masih bisa belajar dasar- dasar membaca, menulis dan
berhitung.
c. Severe retardation (retardasi mental berat) IQ 20- 34
Kelompok retardasi mental berat ini hampir sama dengan retardasi
mental sedang dalam hal gambaran klinis, penyebab organik, dan keadaan-
keadaan yang terkait. Perbedaan utama adalah pada retardasi mental berat
ini biasanya mengalami kerusakan motorik yang bermakna atau adanya
defisit neurologis.
d. Profound retardation (retardasi mental sangat berat) IQ <20
Retardasi mental sangat berat berarti secara praktis anak sangat terbatas
kemampuannya dalam mengerti dan menuruti permintaan atau instruksi.
Umumnya anak sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya mampu pada
bentuk komunikasi nonverbal yang sangat elementer.

D. Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-
hari. Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif
yang muncul pada masa kanak-kanan (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai
dengan fungsi kecerdasan dibawah normal (IQ 70 – 75 atau kurang) dan disertai
keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaptif :
berbicara dan berbahasa, kemampuan atau keterampilan merawat diri,
kerumahtanggaan, keterampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas,
pengarah diri, kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, bersantai dan
bekerja. Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal
dan pasca natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa
kanak-kanak.
E. Manifestasi Klinis
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai
beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata congenital yang kadang-
kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu.
Dibawah ini beberapa kelaianan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi
mental, yaitu :
1. Kelainan pada mata :
a. Katarak
b. Bintik cherry-merah pada daerah macula
c. Korioretinitis
d. Kornea keruh
2. Kejang
a. Kejang umum tonik klonik
b. Kejang pada masa neonatal
3. Kelainan kulit
a. Bintik café-au-lait
4. Kelainan rambut
a. Rambut rontok
b. Rambut cepat memutih
c. Rambut halus
5. Kepala
a. Mikrosefali
b. Makrosefali
6. Perawakan pendek
a. Kretin
b. Sindrom Prader-Willi

7. Distonia
a. Sindrom Hallervorden-Spaz
Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah
sebagai berikut:
1. Retardasi mental ringan
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental.
Kebanyakan dari mereka ini termasuk dari tipe social-budaya dan diagnosis
dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk
mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bias bisa sampai
kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya
kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada
umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap
membutuhkan bimbingan dari keluarganya.
2. Retardasi mental sedang
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental,
mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan
intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja, tetapi dapat dilatih
menguasai suatu keterampilan tertentu, misalnya pertukangan, pertanian,
dll. Apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan. Mereka juga perlu
dilatih bagaimana mengurus diri sendiri. Kelompok ini juga kurang kurang
mampu menghadapi stress dan kurang mandiri sehingga perlu bimbingan
dan pengawasan.
3. Retardasi mental berat
Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok
ini. Diagnosis mudah ditegakkan secara dini karena selain adanya gejala
fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak
sejak awal sudah terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa.
Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka dapat dilatih hygiene dasar saja
dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan
kerja, dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.
4. Retardasi mental sangat berat
Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis
dini mudah dibuat karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas.
Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Mereka ini seluruh hidupnya
tergantung orang disekitarnya.

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan kromosom
b. Pemeriksaan urin (urin mukopolisakarida, urin reducing substance,
ketoacid, asam vanili mandelik) serum atau titer virus
c. Test diagnostik seperti : EEG, CT Scan untuk identifikasi abnormalitas
perkembangan jaringan otak, injury jaringan otak atau trauma yang
mengakibatkan perubahan.
d. Kromosom kariotipe
e. Titer virus untuk infeksi congenital
f. Serum asam urat (Uric acid serum)
g. Laktat dan piruvat
h. Plasma asam lemak rantai sangat panjang
i. Serum seng (Zn)
j. Logam berat dalam darah
k. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
l. Serum asam amino atau asam organik
m. Plasma ammonia
n. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit:
o. Urin mukopolisakarida

G. Penatalaksanaan Medis
a. Obat-obat psikotropika (tioridazin,Mellaril untuk remaja dengan perilaku
yang membahayakan diri sendiri)
b. Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda gangguan
konsentrasi/gangguan hyperaktif.
c. Antidepresan ( imipramin : Tofranil)
d. Karbamazepin ( tegrevetol) dan propanolol ( Inderal )
e. Meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan penyediaan
pengasuhan dan lingkungan yang merangsang pertumbuhan
Nonmedis
a. Pendidikan
1. Intervensi Dini
Program ini dapat dipakai sebagai pedoman bagi orang tua
untuk memberi lingkungan yang memadai bagi anak dengan
reterdasi mental, bertujuan untuk latihan motorik kasar dan
halus serta petunjuk agar anak mampu berbahasa dan anak
mampu mandiri seperti berpakaian, makan, belajar, BAB/BAK
dan mandi.

2. Taman bermain
Meningkatkan keterampilan motorik kasar dan halus melalui
bermain dengan temannya, karena anak dapat melakukan
interaksi sosial dengan temannya.
3. Pendidikan Khusus (SLB-C)
Anak akan mendapat perasaan tentang identitas personal, harga
diri dan kesenangan. Selain itu, mengasah perkembangan fisik,
akademis dan kemampuan sosial, bekerja dengan baik dan
menjalin hubungan dengan baik.
4. Penyuluhan kepada orang tua
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
Klien, orang tua (Ayah dan Ibu), saudara kandung
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien menunjukkan gangguan kognitif (pola. Proses pikir), lambatnya
keterampilan ekspresi dan persepsi bahasa, gagal melewati tahap
perkembangan yang utama, lingkar kepala diatas atau dibawah normal
(kadang-kadang lebih besar atau lebih kecil dari ukuran normal),
lambatnya pertumbuhan, tonus otot abnormal (lebih sering tonus otot
lemah), ciri-ciri dismorfik dan terlambatnya perkembangan motorik
halus dan kasar.
b. Riwayat kesehatan lalu
a) Prenatal Care
- Ibu yang berumur 20 – 25 tahun dan berumur 45 tahun keatas
- Kelainan kromosom
Yang bermanifestasi sebagai retardasi mental adalah trisomi-18
atau sindrom edward dan trisomi-13 atau sindrom patau,
sindrom cri du chat, sindrom klinefelter dan sindrom turner.
Kelainan kromosom x yang cukup sering menimbulkan
retardasi mental adalah fragile-X syndrome, yang merupakan
kelainan kromosom-X pada band q27.
- Kelainan metabolik
Kelainan metabolik yang menimbulkan retardasi mental adalah
Phenylkeronuria (PKU), yaitu suatu gangguan metabolik
dimana tubuh tidak mampu mengubah asam amino fenilalanin
menjadi tirosin karena defisiensi enzim hidroksilase.
b) Natal
Pasien dengan retardasi mental disebabkan karena prematuritas.
Semakin rendah berat lahirnya, semakin banyak kelainan yang
dialami baik fisik maupun mental. Yaitu adanya asfiksia,
hipoglikemia, perdarahan intraventrikular, kernikterus, meningitis
dapat menimbulkan kerusakan otak yang ureversibel, dan
merupakan penyebab timbulnya retardasi mental.
c) Post Natal
Seperti adanya infeksi, trauma, malnutrisi, intoksikasi, kejang
dapat menyebabkan kerusakan otak yang dapat menyebabkan
retardasi mental.

 Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Mikro atau makrosepali, plagiosepali (bentuk kepala
tidak simetris)
b. Rambut : Pusar ganda, rambut jarang atau tidak ada, halus, mudah
putus dan cepat berubah
c. Mata : Mikroftalmia, juling, nistagmus
d. Hidung : Jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil,
cuping melengkung ke atas
e. Mulut : Bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit
lebar atau melengkung tinggi
f. Geligi : Odontogenesis yang tidak normal
g. Telinga : Keduanya letak rendah
h. Muka : Panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
i. Leher : Pendek (tidak mempunyai kemampuan gerak sempurna)
j. Tangan : Jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibu
jari gemuk dan lebar, klinodaktil
k. Abdomen : Buncit
l. Genetalia : Mikropenis, testis tidak turun
m. Kaki : Jari kaki saling tumpang tindih, panjang dan tegap atau
panjang kecil meruncing diujunganya, lebar, besar,
gemuk
n. Antropometri : Mengukur TB, BB, lingkar kepala, lingkar lengan,
ketebalan kulit
B. Diagnosa Keperawatan

1. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan lingkungan

2. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan kesulitan bicara

3. Resiko pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kelainan


fungsi kognitif

4. Risiko cidera

5. Ketidak seimbangan nutrisi dari kebutuhan


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Retardasi mental atau keterbelakangan mental adalah suatu keadaan yang
ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai
dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (berperilaku
adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun. Retardasi mental biasanya
fungsi mental intelektual dibawah rata-rata (IQ dibawah 70) yang disertai
dengan keterbatasan yang penting dalam area fungsi adaptif, seperti
keterampilan interpersonal atau sosial, penggunaan sumber masyarakat,
penujukkan diri, keterampilan akademis, pekerjaan, waktu senggang dan
kesehatan serta keamanan. Disamping menggunakan criteria IQ (kuosien
inteligensi) bahwa perlu diperhatikan criteria sosialnya, kemampuan
menyesuaikan dilingkungan hidupnya.
Seseorang yang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki
perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dalam proses belajar
atau adaptasi sosial. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan
jiwa atau gangguan fisik lainnya. Kelainan ini ditandai oleh keterbatasan
kemampuan yang diakibatkan oleh gangguan perilaku penyesuaian diri (adaptif).
Retardasi mental juga mencakup status sosial, hal ini dapat lebih menyebabkan
kecacatan daripada cacat khusus itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Maramis, W.F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University
Press

NANDA. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. 2015.
Jakarta : EGC

NIC. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). Philadelphia : Elsevier

NOC. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Philadelphia : Elsevier

Soetjiningsih.(2016).Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2.Jakarta : EGC

Sularyo, Sunawarti dan Kadim, Muzal. Jurnal Sari Pediatri Vol.2 No.3. 2000. Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)
Pathway

Faktor Faktor Faktor Faktor


s Pascanatal
Genetik Prenatal perinatal

Kelainan - Gizi - Proses - Akibat infeksi


jumlah dan - Mekanis kelahiran yang - Trauma kapitis
bentuk - Toksin lama dan tumor otak
kromosom - Endokrin - Posisi janin - Kelainan tulang
- Radiasi yang abnormal tengkorak
- Infeksi - Kecelakaan - Kelainan
- Stress pada waktu endokrin dan
- Imunitas lahir dan metabolik,
- Anoksia kegawatan keracunan
embrio fatal pada otak.

Kerusakan pada fungsi otak :

- Hemisfer kanan : keterlambatan perkembangan motork kasar dan halus


- Hemisfer kiri : keterlambatan perkembangan bahasa, sosial dan kognitif

Penurunan fungsi intelektual secara umum

Gangguan perilaku adaptif sosial

Keluarga Hubungan sosial Perkembangan

Fungsi intelektual
Ansietas
menurun

Hambatan Resiko
Isolasi sosial
komunikasi pertumbuhan tidak
verbal proporsional

Anda mungkin juga menyukai