168 331 3 PB
168 331 3 PB
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
diliput secara luas oleh media dan didiskusikan oleh banyak kalangan, baik
merupakan unsur penting dari kesehatan (Dossey, 2001 dalam Young dan
Koopsen, 2005).
Pasien dengan penyakit stroke dapat beresiko depresi dan isolasi sosial.
Hal ini dapat membuat sulit bagi pasien untuk mengatasi penyakit nya dan
fisiknya dan terkadang perawat juga sering kurang membantu untuk kebutuhan
mental dan spiritual pasienYang NC dan Yeh SH (2012). Andri & Susanto
tinggi pula tingkat spiritualnya. Orang yang memiliki tingkat kualitas hidup
dengan orang lain dan lingkungan serta mampu memaknai tujuan hidup agar
terisolasi dari orang lain sehingga timbul pertanyaan tentang nilai spiritual
mereka, tujuan hidup dan sumber makna hidup (Potter & Perry, 2005). Distres
faktor keluarga, faktor pengalaman hidup, faktor kritis dan perubahan, dan
seseorang dan rasa terhubung dengan sesuatu yang lebih tinggi, alami, atau
kepada beberapa tujuan yang lebih besar dari diri sendiri (Mauk dan Schmidt,
2010).
(Goddard, 2000 dalam Young dan Koopsen, 2005). Bagi banyak orang,
wujudkan dalam pengalaman dengan alam atau binatang, atau dalam relasi
dengan sesama, diri sendiri, atau tuhun (Macrea, 2001 dalam Young dan
Koopsen, 2005). Ada tiga manfaat spiritualitas yang dapat di petik dari
adalah orang yang menghayati spiritualitas dapat mengalami rasa puas dalam
hidup walau mereka menghadapi penyakit (Skokan dan Bader 2000 dalam
Menurut Hawari (2006) rasa terhubung dengan Tuhan salah satunya dapat
penyembuhan selain terapi medis yang diberikan (Hawari, 2006). Survei yang
dilakukan Time dan CNN & USA Weekend melaporkan bahwa : ”lebih dari
70% pasien berkeyakinan bahwa keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
setelah dilakukan survey dari 70% pasien tadi mengenai apakah perlu dokter
memberikan terapi psikoreligius, doa dan zikir pada intervensi yang akan
memberikan terapi psikoreligius, doa dan zikir”. Dari survei ini terungkap
Young & Koopsen, 2005). Hal itu selaras dengan yang dikemukakn American
penyembuhan selain terapi medis yang diberikan. Maka dari itu sangat penting
Kariasa (2009)di ruang ICU Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
pasien ke ruangan dengan berdoa. Selain itu, sebagian besar keluarga tidak
emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Hal
ini sependapat dengan Hamid (2000) dimana keluarga memiliki peran dalam
pengalaman, pandangan hidup tentang spiritual dan belajar tentang Tuhan, diri
didapatkan seorang anak. Keluarga juga memiliki ikatan emosional yang kuat
tersebut.
2. Perumusan masalah
Medan.
3. Pertanyaan penelitian
4. Tujuan penelitian
5. Manfaat penelitian
keluarga pasin..