Disusun oleh:
PUTRI AYUNINGTYAS
406172009
Pembimbing:
dr. Radian Tunjung Baroto, Sp.B
NPM : 406172009
Judul : Laki-laki Usia 68 Tahun dengan Ulkus Cruris dan Pedis Dextra
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 68 tahun Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah Pendidikan :-
Pekerjaan : Petani No. CM : 221xxx
Alamat : Kedung Dolog Tgl Masuk RS : 29 Mei 2018
Dilakukan alloanamnesis dengan istri pasien pada tanggal 31 Mei 2018 pukul 07.00 WIB di
bangsal Yudistira dan di dukung dengan rekam medis pasien di RSUD
K.R.M.T.Wongsonegoro.
A. Keluhan Utama
Lemas dan nyeri pada luka di kaki kanan.
Pasien datang ke IGD RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang pada tanggal 29 Februari
2018 pukul 21.40 WIB dengan keluhan lemas, tidak mau makan sejak 3 hari lalu, dan
nyeri pada luka di kaki kanan. Menurut pengakuan istrinya, luka di kaki pertamakali
muncul kurang lebih 20 tahun lalu akibat digigit ular. Pasien sudah berobat ke RS.
Kariadi Semarang tetapi luka tidak kunjung sembuh dan melebar hingga ke punggung
kaki. Pasien jarang konsul ke dokter untuk mengatasi luka, luka hanya di rawat di rumah
saja. Riwayat mual muntah, demam, dan batuk lama disangkal. BAB dan BAK normal.
Pasien memiliki riwayat kencing manis kurang lebih 20 tahun lalu. Riwayat tekanan
darah tinggi dan batuk lama disangkal. Riwayat alergi disangkal.
Riwayat kencing manis di keluarga disangkal. Riwayat keluarga dengan keluhan serupa
disangkal. Riwayat tekanan darah tinggi, batuk lama, dan alergi di keluarga disangkal.
Pasien sehari-hari bekerja sebagai petani namun semenjak sakit sudah tidak bekerja lagi.
Pasien tinggal bersama istrinya. Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh BPJS.
Nafsu makan pasien kurang baik, sehari hanya makan satu kali. Makanan yang dimakan
bervariasi seperti lauk pauk dan sayur.
G. Riwayat Kebiasaan
Thorax
a. Paru
o Inspeksi : bentuk normal, simetris saat statis dan dinamis
o Palpasi : stem fremitus sama kuat pada seluruh lapang paru
o Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
b. Jantung
o Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak tampak
o Palpasi : iktus kordis tidak teraba
o Perkusi :
- Batas atas jantung di ICS II midclavicula line sinistra
- Batas kanan jantung sejajar ICS IV parasternal line dextra
- Batas kiri jantung di ICS V midclavicula line sinistra.
o Auskultasi : bunyi jantung I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
o Inspeksi : tidak tampak kelainan
o Auskultasi : bising usus (+), normal
o Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
o Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen
Ekstremitas : Akral dingin (-), edema (-), CRT < 2 detik
Kulit : Tidak tampak kelainan
Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba membesar
Genital : Tidak tampak kelainan
B. STATUS LOKALIS
Regio : cruris dan pedis dextra
Look : luka dengan ukuran panjang 20x10 cm, eritem (+), pus (+), deformitas (+),
Feel : nyeri (+), sensasi sentuh berkurang, suhu meningkat dibanding kulit yang
sehat
Kesan :
- Cor : tidak membesar
Kalsifikasi arcus aorta
- Pulmo: gambaran bronkopneumonia
V. RESUME
Pasien datang ke IGD RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang pada tanggal 29 Februari
2018 pukul 21.40 WIB dengan keluhan lemas, tidak mau makan sejak 3 hari lalu, dan nyeri
pada luka di kaki kanan. Menurut pengakuan istrinya, luka di kaki pertamakali muncul
kurang lebih 20 tahun lalu akibat digigit ular. Pasien sudah berobat ke RS. Kariadi
Semarang tetapi luka tidak kunjung sembuh dan melebar hingga ke punggung kaki. Pasien
jarang konsul ke dokter untuk mengatasi luka, luka hanya di rawat di rumah saja. Riwayat
mual muntah, demam, dan batuk lama disangkal. Pasien memiliki riwayat kencing manis.
Pada pemerikaan mata bentuk simetris, pupil ODS bulat, isokor, reflex cahaya (+/+),
konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-). Status lokalis pada inspeksi ditemukan luka
pada regio cruris dan pedis dextra, luka dengan ukuran panjang 20x10 cm, eritem (+), pus
(+), deformitas (+), nekrosis (+), bengkak (+). Pada perabaan nyeri (+), sensasi sentuh
berkurang, suhu meningkat dibanding kulit yang sehat. ROM terbatas, nyeri gerak (+),
krepitasi (-). Pada pemeriksaan penunjang gula darah sewaktu 260 mg/dL.
VII. PENGKAJIAN
Clinical Reasoning
Telah dilakukan alloanamnesis dengan istri pasien atas nama Tn. S dengan keluhan
lemas dan nyeri pada luka di kaki kanan. Luka pertamakali muncul kurang lebih 20
tahun lalu akibat digigit ular di bagian betis. Sebelumnya sudah pernah berobat
tetapi luka tidak membaik namun semakin melebar sampai ke punggung kaki. Status
lokalis pada inspeksi ditemukan luka pada regio cruris dan pedis dextra, luka dengan
ukuran panjang 20x10 cm, eritem (+), pus (+), deformitas (+), nekrosis (+),
bengkak (+). Pada perabaan nyeri (+), sensasi sentuh berkurang, suhu meningkat
dibanding kulit yang sehat. ROM terbatas, nyeri gerak (+), krepitasi (-). Pada
pemeriksaan penunjang gula darah sewaktu 260 mg/dL, leukositosis, dan anemia.
Pasien memiliki risiko tinggi terkena ulkus diabetikum karena memiliki riwayat DM
yang tidak terkontrol, selain itu pasien jarang mengenakan alas kaki. Hal tersebut
diabetikum.
Diagnosis Banding
Peripheral Arterial Disease (PAD)
Vaskulitis
Tromboangiitis obliterans (penyakit Buerger’s)
Venous stasis ulcer
Rencana Diagnostik
Untuk membantu menegakkan diagnosis dilakukan pemeriksaan penunjang lain seperti
pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan patologi klinik yaitu kultur.
Terapi Non-Farmakologi
- Tirah baring
- Kompres luka dengan metronidazole
- Edukasi perawatan luka kaki dan pencegahan luka berikutnya
Rencana Evaluasi
- Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien
- Memantau status gizi pasien
- Merawat luka pasien
Edukasi
- Mengistirahatkan kaki
- Menghindari tekanan pada daerah kaki yang luka
- Menggunakan bantal saat berbaring pada tumit kaki/ bokong/ tonjolan tulang untuk
mencegah lecet
- Rutin mengganti perban
- Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki
- Rajin kontrol gula darah
- Teratur minum obat penurun kadar gula darah
- Menjaga pola hidup sehat
PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
KESIMPULAN
Dari hasil anamnesis dengan seorang laki-laki memiliki keluhan lemas dan nyeri pada
luka di kaki kanan. Luka pertamakali muncul kurang lebih 20 tahun lalu akibat digigit
ular di bagian betis. Sebelumnya sudah pernah berobat tetapi luka tidak membaik namun
semakin melebar sampai ke punggung kaki. Status lokalis pada inspeksi ditemukan luka
pada regio cruris dan pedis dextra, luka dengan ukuran panjang 20x10 cm, eritem (+),
pus (+), deformitas (+), nekrosis (+), bengkak (+). Pada perabaan nyeri (+), sensasi
sentuh berkurang, suhu meningkat dibanding kulit yang sehat. ROM terbatas, nyeri gerak
(+), krepitasi (-). Pada pemeriksaan penunjang gula darah sewaktu 260 mg/dL,
leukositosis, dan anemia. Pasien memiliki risiko tinggi terkena ulkus diabetikum karena
memiliki riwayat DM yang tidak terkontrol, selain itu pasien jarang mengenakan alas
kaki. Hal tersebut menunjukan terdapat beberapa faktor risiko yang mendukung