Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Kimia Dasar

PERCOBAAN II

SIFAT-SIFAT UNSUR

NAMA : WILDA WAHYU RAHMADHANI

NIM : H061181311

FAKULTAS/PRODI : MIPA/GEOFISIKA

KELOMPOK :8

HARI/TANGGAL PERCOBAAN : RABU, 26 SEPTEMBER 2018

NAMA ASISTEN : KHOLIA NINGSI

LABORATORIUM KIMIA DASAR

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat

zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi

serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia

juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk

menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Unsur kimia adalah

sebuah zat yang hanya mengandung 1 (satu) jenis atom. Variasi yang luar biasa yang

mengelilingi jagat raya tersusun atas substansi-substansi yang bisa juga disebut

dengan unsur. Singkatnya unsur adalah suatu bahan murni yang terdiri dari proton,

neutron, dan elektron sebagai pembentuk unsur. Unsur tersebut harus berkombinasi

dahulu baru dapat membentuk senyawa unsur kimia (Dwinata, 2016).

Dalam pengertian kimia modern, zat murni dibedakan menjadi unsur dan

senyawa. Tentu unsur dan juga senyawa memiliki pengertian yang berbeda. Berikut

adalah pengertiannya dari unsur dan senyawa menurut salah seorang ahli dalam

bidang ilmu kimia. Unsur adalah zat yang paling sederhana yang tidak diuraikan lagi

menjadi zat lain yang lebih sederhana. Sedangkan pengertian dari senyawa itu sendiri

adalah zat hasil persenyawaan dua unsur atau lebih, yang masih dapat diuraikan lagi

menjadi unsur-unsur penyusunnya melalui reaksi kimia. Unsur-unsur kimia yang

berikatan dipengaruhi oleh beberapa sifat-sifat dari unsur-unsur yang berikatan

dengan itu sendiri. Keterkaitan unsur-unsur tersebut ditentukan dari reaktifitas suatu

unsur dengan unsur yang lain. Tidak semua unsur memiliki reaktifitas yang sama.

Bahkan ada pula unsur yang tidak dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa

tertentu (Chandra, 2012).


1.2. Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1. Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari sifat-

sifat unsur golongan alkali dan alkali tanah, seperti kereaktifan unsur, kelarutanya

dalam garam sulfat dan garam hidroksida.

1.2.2. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan kali ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kereaktifan logam Li, Na, Mg dan Ca terhadap air.

2. Mengetahui kelarutan garam sulfat dari larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2 dan

BaCl2.

3. Mengetahui kelarutan garam hidroksida dari larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2 dan

BaCl2.

3.1. Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan kereaktifan unsur-unsur

golongan alkali dan alkali tanah dengan air untuk mengetahui sekaligus

membandingkan reaktifitas unsur-unsur tersebut dengan cara mereaksikan logam

Na, Mg, dan Ca dengan air serta penambahan indicator PP, kemudian mengamati

reaksi dan perubahan warna yang terjadi. Menentukan kelarutan unsur-unsur logam

alkali dan alkali tanah terhadap garam sulfat dan garam hidroksida dengan cara

mereaksikan MgCl2, CaCl2, SrCl2 dengan H2SO4 dan NaOH kemudian

membandingkan endapan yang timbul untuk mengetahui dan membandingkan sifat

kelarutan garam sulfat dan garam hidroksida dari golongan unsur tesebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Reaktifitas Unsur


Penggolongan sifat unsur secara empiris didasarkan atas kesamaan sifat fisik dan

kimia. Sifat fisik maupun sifat kimia secara sistematis pada posisi melintang pada tabel

periodik. Pola reaktifitas kimia unsur-unsur, tampak dari susunan golongan dan periode

dalam tabel, berhubungan dengan pola struktur fisik atom. Setiap unsur, ada yang

dinamakan kelompok unsur utama, meliputi logam dan non logam. Materi terbentuk

dari satuan-satuan kecil yang dinamakan atom (Petrucci dkk, 2014).

Tabel periodik mendeskripsikan berapa prediksi Mendeleev untuk eka-silikon

sangat dekat kesesuainnya dengan sifat unsur germanium yang teramati, yang

ditemukan tahun 1886. Unsur kimia adalah sebuah zat yang hanya mengandung 1 jenis

atom. Variasi yang luar biasa yang mengelilingi jagat raya tersusun atas subtansi-

subtansi yang biasa juga disebut dengan unsur. Singkatnya unsur adalah suatu

bahan murni yang terdiri dari proton, neutron, dan elektron sebagai pembentuk

unsur. Unsur tersebut harus berkombinasi dahulu baru dapat membentuk senyawa

unsur kimia (Petrucci dkk, 2014).

2.2. Kelarutan Garam Sulfat

Ada juga garam garam golongan alkali tanah yang menunjukkan sifat yang

saling bertolak belakang dalam kelarutannya dalam air. Jika membentuk garam alkali

tanah sulfat maka kelarutannya akan berubah dari larut menjadi sukar larut seiring

dengan pertambahan nomor atom (dari atas ke bawah). Sementara jika membentuk

alkali tanah hidroksida, maka dari atas kebawah dalam satu golongan kelarutannya akan

semakin meningkat. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan garam alkali tanah
dalam air adalah faktor termodinamika yang terdiri dari eltalpi dan entropi yang

dihasilkan pada proses pelarutan (Petrucci dkk, 2014).

Garam amonium sulfat sering digunakan untuk salting out protein enzim.

Karena kelarutannya sangat tinggi, tidak beracun untuk kebanyakan enzim, murah dan

pada beberapa kasus memberikan efek menstabilkan enzim. Enzim papain diperoleh

dari hasil ekstraksi. Semakin tinggi enzim proteasenya, maka papain yang dihasilkan

akan semakin baik. Enzim ini dapat kemudian diekstrak dan hasilnya akan diendapkan

dengan cara penambahan garam sulfat (Mitha dkk, 2014).

2.3. Kelarutan Garam Hidroksida

Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa natrium oksida yang dilarutkan

dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan

dalam air. Natrium hidroksida anhidrat berbentuk kristal berwarna putih. Istilah yang

paling sering digunakan dalam industri yaitu soda kaustik. Soda kaustik apabila

dilarutkan dalam air akan menimbulkan reaksi eksotermis. Natrium hidroksida juga

larut dalam etanol dan methanol, walaupun kelarutan natrium hidroksida dalam kedua

cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. NaOH tidak larut dalam dietil eter dan

pelarut non-polar lainnya. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap

karbon dioksida dari udara bebas. NaOH digunakan untuk menggantikan kapur dan

natrium karbonat dalam pembuatan telur pidan dalam industri yang lebih modern. Pada

kelarutan garam hidroksida kekeruhan suatu bahan kimia menandakan sebuah kelarutan.

Untuk mengeceknya dapat dilakukan pengukuran dengan indikator PP untuk

membuktikan bahwa reaksi tersebut merupakan basa ataupun asam. Sifat asam atau

basa itu sendiri mundul atau ada pada suatu zat atau suatu unsur yang ada pada tabel

peropdol unsur, seperti yang kita ketahui selama ini dan sering kita gunakan tabel itu

untuk mengisi materi kimia yang sering ada pada soal (Reliantari dkk, 2017).
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat Percobaan

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan kali ini, yaitu tabung reaksi,

cawan atau petridish, pipet tetes, gelas piala, pemanas, penjepit tabung, dan kertas

saring yang memiliki peran dan fungsi masing-masing.

3.2 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan di dalam percobaan ini adalah logam Li, Mg, Na dan

Ca, larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2 masing-masing 0,5 M, H2SO4, NaOH, dan

indikator PP (phenolptalin).

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Reaktifitas Unsur

1. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang berisi air 2 mL. Tabung reaksi (1) diisi logam

Li, tabung (2) dengan logam Mg dan tabung (3) dengan logam Ca. Amati dan

perhatikan reaksi yang terjadi, jika tidak terjadi reaksi, tabung reaksi dipanaskan

hingga terjadi reaksi (terjadi reaksi ditandai dengan adanya gelembung-gelembung

gas). Ditetesi indikator PP masing-masing tabung dan dicatat perubahan warnanya.

2. Secarik kertas saring diapungkan di atas permukaan air dalam cawan atau petridish

menggunakan pinset. Kemudian, sepotong logam Na diletakkan di atas kertas saring

tersebut, kemudian dibiarkan hingga timbul ledakan kecil. Selanjutnya ditetesi

dengan indikator PP dan dicatat perubahan warnanya.


2.1.1 Kelarutan Garam Sulfat

Disiapkan 4 tabung reaksi. Kemudian, tabung reaksi tersebut di isi dengan

larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 masing-masing 1 mL dengan konsentrasi 0,5 M.

Setelah itu, ditambahkan 1 mL H2SO4 0,5 M ke masing-masing tabung reaksi.

Selanjutnya diperhatikan endapan yang terbentuk dari setiap tabung reaksi dan dicatat

perubahan warna yang terjadi, kemudian dituliskannya pada tabel.

2.1.2 Kelarutan Garam Hidroksida

Disiapkan 4 tabung reaksi. Kemudian, tabung reaksi tersebut di isi dengan

larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 masing-masing 1 mL dengan konsentrasi 0,5 M.

Setelah itu, menambahkan 1 mL NaOH 0,5 M ke masing-masing tabung reaksi.

Selanjutnya diperhatikan endapan yang terbentuk dari setiap tabung reaksi dan dicatat

perubahan warna yang terjadi kemudian dituliskannya pada tabel.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Tabel 4.1.1 Reaktifitas Unsur

Unsur Ditambah air dingin Ditambah air panas Ditambah PP

Ada gelembung
Li Gelembung banyak Ungu bening
(sedikit)

Timbul ledakan kecil


Na Tidak dipanaskan Ungu
(ada percikan api)

Mg Tidak bereaksi - Ungu

Ada gelembung
Ca Gelembung sedikit Ungu keputihan
(banyak)

Tabel 4.1.2 Pengendapan Garam Sulfat

Larutan Ditambahkan H2SO4 0,5 M Keterangan

Tidak ada endapan


MgCl2 0,5 M -
(tidak bereaksi)

Ada endapan putih


CaCl2 0,5 M ++
(sedikit)

Ada endapan putih


SrCl2 0,5 M ++++
(banyak)

Ada endapan putih


BaCl2 0,5 M +++
(sedikit)
Tabel 4.1.3 Pengendapan Garam Hidroksida

Ditambahkan
Larutan NaOH0,5M Keterangan

Terbentuk endapan
MgCl2 0,5 M Bereaksi
(banyak)

Terbentuk endapan
CaCl2 0,5 M Bereaksi
(sangat banyak)

Terbentuk endapan
SrCl2 0,5 M Bereaksi
(sedikit sekali)

Terbentuk endapan
BaCl2 0,5 M Bereakasi
(sedikit)

4.2 Reaksi

4.2.1 Reaktifitas Unsur

2Li + 2H2O 2LiOH + H2

2Na + 2H2O 2NaOH + H2

Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2

Ca + 2H2O Ca(OH)2 + H2

4.2.2 Kelarutan Garam Sulfat

MgCl2 + H2SO4 MgSO4 + 2HCl

CaCl2 + H2SO4 CaSO4 + 2HCl

SrCl2 + H2SO4 SrSO4 + 2HCl

BaCl2 + H2SO4 BaSO4 + 2HCl


4.2.3 Kelarutan Garam Hidroksida

MgCl2 + 2NaOH MgSO4 + 2NaCl

CaCl2 + 2NaOH CaSO4 + 2NaCl

SrCl2 + 2NaOH SrSO4 + 2NaCl

BaCl2 + 2NaOH BaSO4 + 2NaCl

4.3 Pembahasan

4.3.1 Reaktifitas Unsur

Ada beberapa percobaan yang dilakukan, pada percobaan reaktifitas unsur,

logam yang digunakan adalah Li, Na, Mg dan Ca. Semua logam tersebut ditambah

dengan air aquades biasa, kemudian dipanaskan dan ditambah indikator PP. Tetapi, ada

pengecualian dengan logam natrium, logam ini yang satu-satunya tidak diberi perlakuan

pemanasan. Pada saat Li dicampur dengan aquades, terdapat gelembung gas namun

dalam jumlah yang sangat sedikit. Setelah dipanaskan, Li tersebut memunculkan

gelembung gas yang lebih banyak dari sebelumnya. Kemudian, dengan penambahan

indikator PP terlihat perubahan warna menjadi ungu bening.

Pada logam Mg, sebelum dipanaskan gelembung gas tidak muncul atau dengan

kata lain tidak bereaksi, namun setelah dipanaskan terlihat ada gelembung-gelembung

gas yang bermunculan ini berarti adanya reaksi dalam logam ini. Kemudian, dengan

penambahan indikator PP terlihat perubahan warna menjadi ungu.

Selanjutnya beralih ke logam Ca, sebelum dipanaskan banyak gelembung gas

bermunculan, namun setelah dipanaskan, ternyata tidak terdapat gelembung kembali

atau sudah tidak bereaksi lagi. Setelah itu, dengan penambahan indikator PP nampak

perubahan warna menjadi ungu agak keputihan (ungu bening).


Untuk logam Na, saat penambahan aquades atau air terjadi maka terjadi ledakan

kecil. Selanjutnya, logam natrium mengalami perubahan warna menjadi ungu setelah

penambahan indikator PP. Tapi pada saat penambahan aquades, salah seorang dari

praktikan kami melakukan kesalahan, yaitu pada saat menambahkan air terlalu banyak.

Akibatnya timbulah percikan api. Ini terjadi karena logam alkali lebih reaktif

dibandingkan dengan logam alkali tanah karena logam alkali tanah memiliki energi

ionisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan alkali. Jadi, kereaktifannya meningkat

dari Mg< Ca< Li< Na.

4.3.2 Kelarutan Garam Sulfat

Pada percobaan kelarutan garam sulfat, sampel yang digunakan yaitu larutan

MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 1 mL dengan konsentrasi 0,5 M. Semua larutan

tersebut mengalami pengendapan kecuali MgCl2. Tentu banyak ataupun sedikitnya

endapan terlihat dan pada warnanya juga. CaCl2 adalah logam yang mempunyai

endapan paling sedikit dan tidak ada perubahan warna, hanya putih bening, dan SrCl 2

memiliki endapan paling banyak dengan warna hampir seperti warna air susu.

4.3.2 Kelarutan Garam Hidroksida

Pada percobaan kelarutan garam hidroksida, sampel yang digunakan adalah

larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 yang memiliki volume 1 mL dengan konsentrasi

0,5 M. Semua larutan tersebut mengalami pengendapan kecuali larutan SrCl2 yang tidak

mengendap. Hal ini ternyata terbalik dengan keadaan menggunakan NaOH.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pada percobaan kali ini, yaitu :

1. Logam Ca lebih reaktif daripada logam Mg. Unsur-unsur logam alkali dan alkali

tanah memiliki kereaktivan yang berbeda. Namun unsur logam alkali (IA) dan

alkali tanah (IIA) memilki reaktifitas yang bertambah dari atas ke bawah.

2. Kelarutan garam sulfat semakin ke bawah semakin kecil kelarutannya.

3. Kelarutan garam hidroksida semakin ke bawah semakin besar kelarutannya.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium dan Percobaan

Saran untuk laboratorium kimia adalah tempat ini dijadikan tempat praktikan

untuk melakukan percobaan dan penelitian selanjutnya. Jadi, sebaiknya alat-alat yang

ada di dalam laboratorium kimia di bersihkan ataupun dilengkapi lagi. Bukan hanya

tentang alat-alatnya, tetapi juga ruangan laboratoriumnya. Untuk jenis gedung lama,

minimal haruslah dibersihkan dengan baik. Intinya, laboratorium harus selalu dijaga

dan dibersihkan.

5.2.2 Saran untuk Asisten

Saran untuk asisten lab adalah sebaiknya tetap jadi asisten kelompok kami,

karena diantara kami semua sangat menyukai asisten kali ini karena keadilan yang

merata. Serta ketepatan waktu yang diajarkan oleh kakak mengajarkan saya untuk

lebih memperhatikan tugas yang di depan, bukan mengabaikannya. Terimakasihku

untuk asisten lab kali ini. Semoga jadi asisten lab yang amanah.
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, E., 2012, Filosofi Zat dan Materi Menurut Jabir Bin Hayyan, Jurnal Scientiae
Educatia.

Petrucci dan Suminar, 1985, Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Mitha, A., Pintan, R., M., H., Farida, H., 2014, Pengaruh Penambahan Amonium Sulfat
dan Waktu Perendaman Buffer Fosfat terhadap Perolehan Crude Papain dari
Daun Pepaya, Jurnal Teknik Kimia.
Lampiran I :

BAGAN PERCOBAAN

1. Reaktifitas Unsur

Logam Li

 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air 2 mL.

 Diamati dan diperhatikan reaksi yang terjadi (ditandai dengan adanya

gelembung gas).

 Tabung reaksi dipanaskan jika tidak terjadi reaksi hingga terjadi reaksi

(munculnya gelembung menandakan reaksi telah terjadi).

 Ditetesi dengan indikator PP.

 Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.

 Dilakukan hal yang sama pada logam Mg dan Ca.

Hasil

Logam Na

 Diletakkan di atas kertas saring di atas permukaan aquades dalam

cawan atau petridish.

 Diamati dan dicatat reaksi yang terjadi.

 Ditetesi dengan indikator PP.

 Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.

Hasil
2. Kelarutan Garam Sulfat

1 ml MgCl2 0,5 M

 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda masing-

masing 1 ml.

 Diberi label nama tiap tabung reaksi.

 Ditambahkan 1 ml H2SO4 0.5 M.

 Diamati endapan yang berbentuk pada tabung.

 Dilakukan pada hal sama pada CaCl2, SrCl2, dan BaCl2.

Hasil

3. Kelarutan Garam Hidroksida

1 ml MgCl2 0,5 M

 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda masing-

masing 1 mL.

 Diberi label nama tiap tabung reaksi.

 Ditambahkan 1 mL NaOH 0.5 M.

 Diamati endapan yang berbentuk pada tabung.

 Dilakukan pengulangan dengan diganti CaCl2, SrCl2, dan

BaCl2

Hasil
Lampiran II

DOKUMENTASI PERCOBAAN

a. Reaktifitas Unsur

Litium (Li) Magnesium (Mg) Kalsium (Ca)

Pemanasan larutan Penambahan indikator PP Hasil akhir larutan

Logam Natrium Ledakan logam Na


b. Kelarutan Garam Sulfat

Larutan MgCl2 Larutan CaCl2 Larutan SrCl2

Larutan BaCl2

c. Kelarutan Garam Hidroksida

Larutan BaCl2 Larutan CaCl2 Larutan MgCl2

Larutan SrCl2

Anda mungkin juga menyukai