Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan kasus

I. Subjektif
Pasien seorang perempuan, berusia 65 tahun datang ke IGD RSUD Arosuka tanggal 10
Oktober 2018 diantar oleh keluarga dengan keluhan utama penurunan kesadaran sejak
30 menit SMRS. Menurut keterangan keluarag pasien, pasien sebelum kejadian sedang
mengunjungi keluarga lainnya dan sang berbincang-bincang seketika pasien tidak
sadarkan diri. Menurut keterangan keluarga pasien, 2 tahun yang lalu pasien pernah
dirawat dengan penyakit stroke. Pasien dikenali memiliki riwayat penyakit HT namun
tidak terkonraol dengan baik. Keluhan disertai dengan demam, mual ada dan muntah,
dan BAK dan BAB lancar dan tidak ada keluhan.
II. Objektif :
Pada pemeriksaan fisik pertama saat pasien masuk didapatkan keadaan umum berat,
GCS 5, E1 M2 V2, tekanan darah 205/113 mmHg, frekuensi nadi reguler 73 x/ menit,
nafas 36 x/ menit, SpO2 87% dan sudah pisang O2 dengan NRM 15 L/I, SpO2 menjadi
100% dan suhu 36,6°C, pasien membutuhkan bantuan otot-otot pernafasan, pulmo :
rhonki-/-, wheezing -/-. Cor : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-), peningkatan JVP
(+), akral hangat, crt<2 detik dan odem pretibial (+). Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan hemoglobin, leukosit, hematokrit dan trombosit dalam batas normal.
III. Assesment (Penalaran Klinis Kasus kematian)
Pada pasien ditegakkan diagnosis Stroke Hemoragic karena di pasien mengalami
penurunan kesadaran sejak 30 menit SMRS dan ditambah pasien saat itu sedang
beraktifits, dan pasien memliki riwayat HT yang tidak terkontrol.

Berdasarkan literatur, dikatakan Stroke adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi
serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung cepat,
berlangsung lebih dari 24 jam, atau berkhir dengan maut, tanpa ditemukan penyebab
selain daripada gangguan vaskular. Sementara Stroke hemoragic adalah terjadi akibat
pecahnya salah satu pembuluh darah didalam otak atau pecahnya aneursima otak yang
menybabkan edema otak dan meningkatkan tekanan intrakranial yang berujung pada
herniasi otak dan kematian.
Hal ini sesuai dengan apa yang dialami oleh keluarag pasien, bahwasnya pasien datang
dengan keadan penurunan kesadaran, secara mendadak saat sedang beraktifitas yaitu
sekitar 30 menit SMRS. Menurut keterangan keluarga pasien 2 tahun yang lalu pasien
mengalami penyakit stroke dan peranah dirawat, serta memiliki riwayat HT yang tidak
terkontrol. Penyebab pasien serangan stroke saat ini bisa disebebkan oleh pecahnya
aneurisma yang ada didalam otak pasien yang disebabkan karena serangan stroke 2
tahun yang lalu dan riawayat HT yang diamali oleh pasien.

Pasien dirawat diberikan tindakan resusitasi di IGD diberikan tindakan berupa IVFD
RL 12 jam /kolf, O2 via NRM 10 L/I, Inj Ranitidine 2 x 1 Amp, Drip Nicardipin
sesuai protap, jika TD < 160 stop Nicardipin, pasang NGT dan folley catheter untuk
balance cairan, Paracetamol 3 x 500 mg k/p, diet MC 6 x 200 cc, dan acc rawat ICU.
Pada tanggal 13 Oktober 2018 pukul 06.45 wib pasien dilaporkan apnea (henti nafas),
refelek cahaya (-/-), pupil dilatsi, dilakukan EKG didapatkan asistole, keluarga pasien
menolak untuk tindakan RJP, pukul 06.55 wib pasien dinyatakan meninggal.

Penyebeb kematian pasien adalah akibat GPDO (gangguan perdaraha otak). Dari segi
klinis GPDO dibagi menjadi TIA, Stroke Iskemik, Stroke Hemoragic, dan GDPO
lainya. Pada pasien ini lebih disebabkan oleh penyakit medic yang dialami pasien yaitu
Stroke Hemoragic. Berdasarka Siriraj Score pasien 8 yaitu lebih dari 1 berarti curiga
Stroke Hemoragic, daitamnah pasien memiliki riwayat HT yang tidak terkonrtol.

Hal ini bisa disbebkan oleh pecahnya aneurisma yang ada di dalam otak pasien yang
dimana mungkin aneurisma tersebut terbentuk 2 tahun yang lalu saat pasien serangan
stroke pertama, ditambah pasien memliki riwayat HT dimana HT yang dialami pasien
menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah termasuk pembuluh darah di otak,
pempuluh darah otak menjadi lemah dan menipis sehingga gampang untuk pecah.

Pecahnya pembuluh darah atau pecahnya aneurisma di otak pasien menyebabka


perdarahan didalam otak juga menyebabkan edema otak dan meningkatkan tekanan
intracranial sehingga menyebabkan heniasi otak. Akibat heniasi tersebut terjadi
penekana pada batang otak pasien salah satunya pons. Pons terletak di atas medulla
oblongata dan di bawah otak tengah. Pons sendiri berfungsi sebagai pengendali pusat
pernafasan, akibat tertekanya pons tersebut menyebabkan pasien mengalami henti
nafas dan menyebabkan pasien gagal nafas sehingga menyababkan kematian pada
pasien. Sehingga dapat disimpulkan penyebab kematian pasien oleh GPDO ec Stroke
Hemoragic ec Heniasi Otak ec Gagagl Nafas.

Anda mungkin juga menyukai