Anda di halaman 1dari 16

TUGAS UTS

PENERAPAN ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA) di PT INDOFOOD


CBP SUKSES MAKMUR Tbk
BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

DISUSUN OLEH :

Ica Damayanti (55117120114)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2018
DAFTAR ISI

ABSTRAK.................................................................................................................1
I. Introduction ...........................................................................................................2

II. Literature Review ................................................................................................4


2.1. Penjelasan Etika Bisnis ......................................................................................5

2.2. Kerangka Pemikiran ..........................................................................................7

III. Methods ..............................................................................................................7

IV. Result & Discussion ...........................................................................................8


4.1. Permasalahan .....................................................................................................8
4.2. Pembahasan Masalah .........................................................................................9

4.3. Etika Bisnis dalam PT. Indofood Sukses Makmur Tbk ..................................11

V. Conclusion & Recomendation ...........................................................................13

5.1. Kesimpulan ......................................................................................................13


5.2. Saran ................................................................................................................13
Daftar Pustaka .........................................................................................................13

1
ABSTRAK

Dalam dunia bisnis, etika sangat diperlukan untuk mengelola dan menjalankan sebuah
bisnis. Dengan etika yang baik, secara otomatis bisnis akan lebih mudah berkembang. Etika
bisnis merupakan cara melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan, dan juga masyarakat. karena berkaitan dengan kepuasan konsumen
maupun perlindungan konsumen. Etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan
yang salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai
dan moral pribadi perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu
dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak etis. Dengan memegang teguh etika atau moral
bisnis yang ada bisnis kita akan berjalan dengan baik, karena dengan memiliki etika kita dapat
bersaing dengan perusahaan lain tanpa menyakiti pihak manapun.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana etika bisnis pada PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. Karena Karena, dalam berbisnis perusahaan meyakini prinsip bisnis yang
baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan
yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagaipedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari
dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

I INTRODUCTION

Salah satu aspek penting yang dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan suatu
perusahaan adalah peran dari seorang pemimpin (Winarto, 2005). Jika peran pemimpin baik
maka perusahaan akan berkembang dan namun jika peran pemimpin buruk, maka perlahan
perusahaan akan jatuh. Salah satu unsur dasar pemimpin yang berkualitas adalah pemimpin yang
memilki integritas yang tinggi (Maedjaja, 1995). Pemimpin yang memiliki integritas yang tinggi,
dapat kita lihat dari cara pemimpin tersebut bersikap dan berperilaku dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya misalnya dengan tidak melakukan tindakan pelanggaran etika dalam
berbisnis. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun
pada suatu masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai tata cara hidup yang baik,
aturan dan kebiasaan hidup yang baik (Keraf, 2010). Perkara yang biasanya muncul dalam etika
mempunyai kaitan yang erat dengan kehidupan manusia khususnya di kalangan masyarakat yang
melanggar agama dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu penting bagi setiap orang termasuk
pemimpin sebuah perusahaan untuk memeluk dan taat pada suatu kepercayaan atau agama
karena dalam masing-masing agama terdapat nilai-nilai kebajikan dan kebenaran mutlak yang
terkandung dalam ajarannya yang dapat dipergunakan untuk melihat nilai-nilai yang terkandung
di dalam etika.
Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie diproduksi
oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari perusahaan milik Sudono Salim ini
mulai dibuat pertama kali pada tanggal 9 September 1970 dan dipasarkan ke konsumen sejak
tahun 1972, dahulu diproduksi oleh PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., dan pertama kali
hadir dengan rasaAyam dan Udang. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan

2
secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara
Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa, hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu
produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional . Di Indonesia sendiri, sebutan
"Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.
Namun pemasaran Indomie ke luar negeri bukannya tanpa masalah, di Taiwan sempat
terjadi masalah ketika produk Indomie ditarik dari pasaran, berikut ini penjelasannya “Pihak
berwenang Taiwan pada tanggal 7 Oktober 2010 mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di
negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil
p-hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik. Sehingga
dilakukan penarikan semua produk mi instan "Indomie" dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan,
dua jaringan supermarket terkemuka di Hong Kong untuk sementara waktu juga tidak menjual
mi instan Indomie. Menurut Harian Hong Kong, The Standard, dalam pemberitaan Senin, 11
Oktober 2010, harian itu mengungkapkan bahwa dua supermarket terkemuka di Hong Kong,
Park n' Shop dan Wellcome, menarik semua produk Indomie dari rak-rak mereka. Selain itu,
Pusat Keselamatan Makanan di Hong Kong tengah melakukan pengujian atas Indomie dan akan
menindaklanjutinya dengan pihak importir dan dealer.”
Etika bisnis sangat dibutuhkan oleh semua pengusaha baru maupun pengusaha yang
sudah lama terjun di dunia bisnis. Tujuan etika bisnis bagi pengusaha adalah untuk mendorong
kesadaran moral dan memberikan batasan-batasan bagi para pengusaha atau pelaku bisnis untuk
menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business atau dirty business. Di mana,
hal itu dapat merugikan banyak pihak yang terkait.
Dengan etika bisnis, para pelaku bisnis memiliki aturan yang dapat mengarahkan mereka
dalam mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik, sehingga dapat diikuti oleh semua
orang yang memercayai bahwa bisnis tersebut memiliki etika yang baik. Memiliki etika bisnis
juga dapat menghindari citra buruk seperti penipuan, serta cara kotor dan licik. Bisnis yang
memiliki etika baik biasanya tidak akan pernah merugikan bisnis lain, tidak melanggar aturan
hukum yang berlaku, tidak membuat suasana yang tidak kondusif pada saingan bisnisnya, dan
memiliki izin usaha yang sah.

Tujuan
Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Etika Bisnis dalam
membuat jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis. Maksud dari penulisan ini adalah :

1 Untuk mengetahui etika bisnis pada PT Indofood.

2 Untuk mengetahui pelanggaran, faktor penyebab dan cara antisipasi apabila PT Indofood
tidak menggunakan etika bisnis.

3
II LITERATURE REVIEW
Arti etika dapat dibedakan dari sisi praktis dan refleksi. Etika sebagai praktis yaitu
sejauhmana nilai-nilai dan norma-norma moral diterapkan dan dilaksanakan dalam berbagai
aktivitas dan kegiatan sehari hari. Atau dapat juga di artikan sebagai apa yang dilakukan sesuai
dengan nilai dan moral. Etika sebagai praktis berarti moral atau moralitas: apa yang harus
dilakukan, tidak boleh dilakukan , pantas dilakukan dan sebagainya. Etika sebagai refleksi adalah
pemikiran moral, dimana kita berfikir tentang apa yang dilakukan lebih spesifik yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etika sebagai refleksi menyoroti dan menilai baik
buruknya perilaku orang.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa etika adalah cabang ilmu falsafat yang
mempelajari baik buruknya perilaku manusia ( selaku orang yang menjalankan aktivitas bisnis di
perusahaan).etika bisnis dapat dijalankan pada tiga tingkat yaitu makro, meso dan mikro. Pada
tingkat makro, etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari system ekonomi sebagai
keseluruhan. Disini masalah etika disorot pada skala besar. Misalnya: masalah keadilan social
masyarakat, terutama berkaitan dengan kaum buruh; masalah utang Negara, kekayaan Negara
dan sebagainya. Pada tingkat madya (meso), etika bisnis menyelidiki masalah etis di bidang
organisasi dalam hal ini perusahaan, dan stakeholder yang berkaitan langsung dengan aktivitas
bisnis di perusahaan seperti lembaga konsumen, pemasok (supplier), investor, pemerintah,
lembaga sosial seperti sarikat pekerja, dan sebagainya. Sedangkakan pada tingkat mikro, etika
bisnis difokuskan pada individu dalam hubungannya dengan ekonomi dan bisnis. Dalam hal ini
dipelajari tentang tanggung jawab etis dari karyawan dan atasan, produsen dan konsumen,
pemasok dan investor.
Etika berfungsi menggugah kesadaran moral pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik
dan etis didasari nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi konsumen, masyarakat dan demi menjaga
nama baik bisnis sendiri dalam jangka panjang. Etika bisnis menjadi acuan bagi pebisnis untuk
berbisnis tanpa merugikan konsumen, buruh, karyawan, dan masyarakat luas. Hak dan
kepentingan mereka tidak boleh diabaikan oleh praktek bisnis. Praktek praktek monopoli,
oligopoli, kolusi dan sejenisnya menjurus pada kerugian konsumen, masyarakat serta Negara
menjadi obyek bagi etika bisnis untuk dilakukan perbaikan semestinya.
Hal ini membuktikan bahwa etika bisnis merupakan unsur penting supaya siklus hidup
suatu bisnis dapat bertahan lama, atau bahwa etika merupakan prasyarat tumbuhnya sikap-sikap
moral, khususnya sikap saling percaya, jujur, adil, dan tanggung jawab. Zaman berubah
menuntut individu dan perusahaan berubah pula. Tataan nilai terhadap etika pun ikut mengalami
perubahan. Memang benar tidak semua etika yang lama menghilang, namun banyak
bermunculan tata nilai etika baru yang dianggap lebih sesuai dengan masa kini.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan merupakan produsen produk
konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka, dengan kegiatan usaha utama antara lain mi
instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus serta minuman.
Selain itu, PT Maju Jaya memberikan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan serta supplier
(distributor dan pabrik) maupun karyawan dalam kinerjannya selama ini. PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk berkomitmen mengutamakan keprofesionalan sebagai salah satu kunci
utama dalam kelangsungan bisnisnya.

4
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka penelitian ini difokuskan kepada
PENERAPAN ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA) di PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR
Tbk. Sehingga penulis mengambil judul “Analisis Penerapan Etika Bisnis Pada PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk”. Maka perumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis penerapan etika bisnis apa yang diterapkan di PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk.

1. Penjelasan Etika Bisnis


Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni
bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-
kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika berasal dari kata Yunani ethos yang menurut Keraf (1998) adalah adat istiadat atau
kebiasaan. Perpanjangan dari adat istiadat membangun suatu aturan kuat di masyarakat, yaitu
bagaimana setiap tindak dan tanduk mengikuti aturan-aturan, dan aturan-aturan tersebut ternyata
telah membentuk moral masyarakat dalam menghargai adat istiadat yang berlaku. Pengertian
moral menurut Velasquez (2005) bahwa moral memang mampu mempengaruhi seseorang dalam
mengambil keputusan. Sehingga etika dan moralitas berbeda, etika perlu dipahami sebagai
sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan
perilaku manusia dalam hidupnya.
Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relative (Fahmi, 2013). Menurut Faisal
Badroen masalah lain yang timbul dalam praktiknya adalah self-centered (egois), fokus pada diri
manusia individu mengabaikan interaksi dengan pihak luar sistem dan pembuat keputusan tidak
berfikir panjang, semua bergantung kriterianya sendiri (dalam Fahmi, 2013). Teori deontologi
menurut Keraf, merupakan suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan
akibat atau tujuan baik dari tindakan tersebut, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri (dalam
Fahmi, 2013). Atas dasar itu, etika deontologi sangat menekankan motivasi, kemauan baik, dan
watak yang kuat dari pelaku (Sutrisna, 2010). Atau sebagaimana dikatakan Immanuel Kant,
kemauan baik harus dinilai baik pada dirinya sendiri terlepas dari apapun juga (dalam Sutrisna,
2010).
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari
dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Dalam uraian
teori etika bisnis maka, dalam penelitian ini menegaskan memakai teori deontologi. Hal ini
terbukti bahwa deontologi memiliki banyak kelebihan dibandingkan teori-teori etika yang lain.
Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak
boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan
karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan
karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Dalam hal ini, tidak
boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik. Misalkan tidak
boleh mencuri, berdusta untuk membantu orang lain, mencelakai orang lain melalui perbuatan
ataupun ucapan, karena dalam teori deontology kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini

5
merupakan suatu keharusan dan memiliki pendirian yang teguh pada prinsip yang taat. Menurut
Keraf (1998), prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam bisnis adalah (dalam Sutrisna, 2010):
prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip keadilan, prinsip saling menguntungkan, dan prinsip
integritas moral.
Peranan Etika dalam Bisnis. Etika berfungsi menggugah kesadaran moral pelaku bisnis untuk
berbisnis secara baik dan etis didasari nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi konsumen,
masyarakat dan demi menjaga nama baik bisnis sendiri dalam jangka panjang. Etika bisnis
menjadi acuan bagi pebisnis untuk berbisnis tanpa merugikan konsumen, buruh, karyawan, dan
masyarakat luas. Hak dan kepentingan mereka tidak boleh diabaikan oleh praktek bisnis. Praktek
praktek monopoli, oligopoli, kolusi dan sejenisnya menjurus pada kerugian konsumen,
masyarakat serta Negara menjadi obyek bagi etika bisnis untuk dilakukan perbaikan semestinya.

Kode etik perusahaan


Sebelum kita mengupas dan membahas mengenai kode etik perusahaan, terlebih dahulu
kita memahami istilah umum yaitu ethics statements diantaranya:
1) Value statements atau pernyataan nilai. Banyak pernyataan nilai menegaskan bahwa
perusahaan ingin beroperasi secara etis serta fair dan menggaris bawwahi pentingnya integritas,
teamwork, kredibilitas, dan keterbukaan dalam komunikasi. Jadi nilai yang dikemukakan ini
sering lebih luas daripada nilai-nilai etis.
2) Corporate Credo atau kredo perusahaan, iasanya merumuskan tanggung jawab perusahaan
terhadap para stakeholder, khususnya konsumen, karyawan, pemilik saham, masyarakat umum
dan lingkungan hidup
3) Kode etik Kode etik ini menyangkut kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan kesulitas
yang bisa timbul (dan mungkin dimasa lampau pernah timbul), seperti konflik kepentingan,
hubungan dengan pesaing dan pemasok, menerima hadiah, sumbangan kepada partai politik dan
sebagainya.

Manfaat kode etik perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai
corporate culture. Dengan adanya kode etik, secara intern semua karyawan
terikat dalam standar etis yang sama, sehingga akan mengambil keputusan yang sama pula untuk
kasus-kasus yang sejenis. Sedangkan secara eksternal, para stakeholder lainnya seperti pemasok
dan konsumen memaklumi apa yang bisa diharapkan dari perusahaan. Reputasi yang baik di
bidang etika merupakan asset yang amat penting bagi suatu perusahaan.
2. Dapat membantu dalam menghilangkan grey area. Beberapa ambiguitas moral yang
sering merongrong kinerja perusahaan, dengan demikian dapat dihindarkan. Contohnya
menerima hadiah atau komisi, kesungguhan perusahaan dalam memberantas memakai tenaga
kerja anak di bawah umur, dan keterlibatan perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup.
3. Kode etik dapat menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.
4. Kode etik menyediakan bagi perusahaan dalam dunia bisnis untuk mengatur dirinya
sendiri, dengan demikian Negara tidak perlu ikut campur tangan.

6
Prinsip-prinsip Etika Bisnis

Menurut Sonny Keraf (1998), prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut:
1) Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan tuntunan hati nuraninya, kesadarannya sendiri mengenai sesuatu kebaikan untuk
diberian kepada orang lain.
2) Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran dalam setiap tindakan atau perikatan bisnis merupakan keutamaan. Kejujuran
diperlukan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Dalam perikatan perjanjian
dan kontrak tertentu, semua pihak saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak
tulus dan jujur membuat perjanjian dan kontrak, serius, tulus dan jujur melaksanakan perjanjian.
Kejujuran sangat penting artinya bagi kepentingan masing-masing pihak, kejujuran sangat
menentukan keberlanjutan relasi dan kelangsungan bisnis selanjutnya.
3) Prinsip Keadilan
Tindakan memberikan keadilan terhadap keterlibatan semua pihak dalam bisnis merupakan
praktek keutamaan. Prinsip keadilan perlu dilakukan agar setiap orang dalam kegiataan bisnis
secara internal maupun eksternal perusahaan diperlakukan sesuai dengan hak dan kewajiban
masing-masing.
4) Prinsip Saling Menguntungkan
Kegiatan bisnis perlu memberikan keadaan saling menguntungkan kepada keterlibatan setiap
pihak dalam bisnis, hal tersebut merupakan cerminan prinsip keutamaan. Saling menguntungkan
merupakan cermin integritas moral internal pelaku bisnis atau perusahaan agar nama baik pribadi
atau nama baik perusahaan untuk berbisnis tetap terjaga, dipercaya dan kompetitif.

Kerangka Pemikiran

ANALISA ETIKA PT. Indofood


ETIKA BISNIS
BISNIS CBP Sukses
Makmur Tbk

III. Methods
Untuk memperoleh data yang digunakan dalam tugas ini, penulis menggunakan metode
pengumpulan data berupa studi kepustakaanan dengan cara mengumpulkan data dari beberapa
buku, modul, dan juga melakukan pencarian dan pengumpulan data melalui internet maupun
artikel-artikel yang ada di koran atau berita. Serta mendapatkan informasi melalui website
perusahaan.

7
IV Result & Discussion

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT
Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur, dan PT
Ciptakemas Abadi) (IDX: ICBP) merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman
yang bermarkas di Jakarta Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono
Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan
ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia dan Eropa. Sejarah dari PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk dahulu mencapai kesepakatan denangan perusahaan asal Swiss, Nestle
S.A, untuk mendirikan perusahaan joint venture yang bergerak di bidang manufaktur, penjualan,
pemasaran, dan distribusi produk kuliner di Indonesia maupun untuk ekspor. Kedua perusahaan
sama-sama memiliki 50% saham di perusahaan yang diberi nama PT Nestle Indofood
Citarasa Indonesia.
Baik ISM maupun Nestle percaya, mereka dapat bersaing secara lebih efektif di
Indonesia melalui penggabungan kekuatan dalam bentuk perusahaan dan tim yang berdedikasi
untuk itu. Menurut Anthoni Salim, Dirut & CEO ISM, pendirian usaha patungan ini akan
menciptakan peluang untuk memanfaatkan dan mengembangkan kekuatan yang dimiliki kedua
perusahaan yang menjalin usaha patungan tersebut. Dalam kerjasama ini, ISM akan memberikan
lisensi penggunaan merekmereknya untuk produk kuliner, seperti Indofood, Piring Lombok, dan
lainnya kepada perusahaan baru ini. Sementara itu, Nestle memberikan lisensi penggunaan
merek Maggi-nya. Perusahaan patungan ini diharapkan akan memulai operasinya pada 1 April
2005. Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) telah
bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional
yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan
bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.

1. Permasalahan

Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena diseb ut
mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari peredaran. Zatyang
terkandung dalam Indomie adalah methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam
benzoat). Kedua zat tersebut biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, dan
pada Jumat (08/10/2010) pihak Taiwan telah memutuskan untuk menariksemua jenis produk
Indomie dari peredaran. Di Hongkong, dua supermarket terkenal jugauntuk sementara waktu
tidak memasarkan produk dari Indomie.
Kasus Indomie kini mendapat perhatian Anggota DPR dan Komisi IX akan segera
memanggil Kepala BPOM Kustantinah. "Kita akan mengundang BPOM untuk menjelaskan
masalah terkait produk Indomie itu, secepatnya kalau bisa hari Kamis ini," kata Ketua KomisiIX
DPR, Ribka Tjiptaning, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2010). KomisiIX DPR
akan meminta keterangan tentang kasus Indomie ini bisa terjadai, apalagi pihak negara luar yang
mengetahui terlebih dahulu akan adanya zat berbahaya yang terkandung di dalam produk
Indomie.
A Dessy Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua zat yang terkandung
didalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat)
adalahbahan pengawet yang membuat produk tidak cepat membusuk dan tahan lama.

8
Zatberbahaya ini umumnya dikenal dengan nama nipagin. Dalam pemakaian untuk
produkkosmetik sendiri pemakaian nipagin ini dibatasi maksimal 0,15%.
Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat berbahaya bagi manusia dalam
kasus indomie ini. Kustantinah menjelaskan bahwa benar indomie mengandung nipagin, yang
juga berada di dalam kecap dalam kemasam mie instan tersebut. tetapi kadar kimia yang ada
dalam Indomie masih dalam batas wajar dan aman untuk dikonsumsi, lanjut Kustantinah. Tetapi
bila kadar nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk di konsumsi yaitu 250 mgper kilogram
untuk mie instan dan 1.000 mg nipagin per kilogram dalam makanan lainkecuali daging, ikan
dan unggas, akan berbahaya bagi tubuh yang bisa mengakibatkan muntah-muntah dan sangat
berisiko terkena penyakit kanker.Menurut Kustantinah, Indonesia yang merupakan anggota
Codex Alimentarius Commision,produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan
Internasional tentang regulasi mutu,gizi dan kemanan produk pangan. Sedangkan Taiwan bukan
merupakan anggota Codec. Produk Indomie yang dipasarkan di Taiwan seharusnya untuk
dikonsumsi di Indonesia. Dan karena standar di antara kedua negara berbeda maka timbulah
kasus Indomie ini.

2. Pembahasan Masalah
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi
ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis (Velasquez, 2005). Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan.

Indofood merupakan salah satu perusahaan global asal Indonesia yang produk-produknya
banyak di ekspor ke negara-negara lain. Salah satunya adalah produk mi instan Indomie. Di
Taiwan sendiri, persaingan bisnis mi instant sangatlah ketat, disamping produk-produk mi instant
dari negara lain, produk mi instant asal Taiwan pun banyak membanjiri pasar dalam negeri
Taiwan. Harga yang ditwarkan oleh Indomie sekitar Rp1500, tidak jauh berbeda dari harga
indomie di Indonesia, sedangkan mi instan asal Taiwan dijual dengan harga mencapai Rp 5000
per bungkusnya. Disamping harga yang murah, indomie juga memiliki beberapa keunggulan

9
dibandingkan dengan produk mi instan asal Taiwan, yaitu memiliki berbagai varian rasa yang
ditawarkan kepada konsumen. Dan juga banyak TKI/W asal Indonesia yang menjadi konsumen
favorit dari produk Indomie selain karena harganya yang murah juga mereka sudah familiar
dengan produk Indomie.
Tentu saja hal itu menjadi batu sandungan bagi produk mi instan asal Taiwan, produk
mereka menjadi kurang diminati karena harganya yang mahal. Sehingga disinyalir pihak
perindustrian Taiwan mengklain telah melakukan penelitian terhadap produk Indomie, dan
menyatakan bahwa produk tersebut tidak layak konsumsi karena mengandung beberapa bahan
kimia yang dapat membahayakan bagi kesehatan. Hal tersebut sontak dibantah oleh pihak PT.
Indofood selaku produsen Indomie. Mereka menyatakan bahwa produk mereka telah lolos uji
laboratorium dengan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan dan menyatakan bahwa produk
indomie telah diterima dengan baik oleh konsumen Indonesia selama berpuluh-puluh tahun
lamanya. Dengan melalui tahap-tahap serangkaian tes baik itu badan kesehatan nasional maupun
internasional yang sudah memiliki standarisasi tersendiri terhadap penggunaan bahan kimia
dalam makanan, indomie dinyatakan lulus uji kelayakan untuk dikonsumsi.
Dari fakta tersebut, disinyalir penarikan produk Indomie dari pasar dalam negeri Taiwan
disinyalir karena persaingan bisnis semata, yang mereka anggap merugikan produsen lokal.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tidak sedari dulu produk indomie dibahas oleh
pemerintah Taiwan, atau pemerintah melarang produk Indomie masuk pasar Taiwan?.
Melainkan mengklaim produk Indomie berbahaya untuk dikonsumsi pada saat produk tersebut
sudah menjadi produk yang diminati di Taiwan. Dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa ada
persainag bisnis yang telah melanggar etika dalam berbisnis.

Hal-hal yang dilanggar terkait kasus pelanggaran etika bisnis pada perusahaan PT
Indofood secara hukum:
• Undang-undang nomor 8 tahun 1999 pasal 3 F yang berisi meningkatkan kualitas barang
dan jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang/jasa , kesehatan, kenyamanan, dan
keselamatan konsumen.
• Undang-undang nomor 8 tahun1999 pasal 4 A tentang hak atas kenyamanan, keamanan,
dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/jasa.
• Undang-undang nomor 8 tahun 1999 pasal 8 yang berisi “pelaku usaha dilarang untuk
memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar dengan atau tanpa
memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang yang dimaksud.
Solusi dalam pelanggaran akan etika bisnis dalam hal perlindungan konsumen pada kasus yang
dialami perusahaan Indofood:
• Dalam Undang-undang pasal 62 disebutkan bahwa pelaku usaha yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15,
Pasal 17, ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e,, ayat (2), dan Pasal 18 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00
(dua milyar rupiah).
• Terhadap sanksi pidana sebagaimana dalam pasal 62, dapat dijatuhkan hukuman
tambahan, berupa :

10
1. Perampasan barang tertentu;
2. Pengumuman putusan hakim;
3. Pembayaran ganti rugi;
4. Perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugian
konsumen;
5. Kewajiban penarikan barang dari peredaran; atau
6. Pencabutan izin usaha.

3. Etika Bisnis dalam PT Indofood Sukses Makmur Tbk

1. Standar Perilaku
Dalam melaksanakan semua kegiatan, kami melakukannya dengan penuh kejujuran,
integritas, keterbukaan serta menghormati hak azasi manusia, menjaga kepentingan para
karyawan kami dan menghormati kepentingan sah dari para relasi kami.
2. Mematuhi Hukum
Seluruh perusahaan indofood dan para karyawannya berkewajiban mematuhi ketentuan
hukum dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka melaksanakan usahanya.
3. Karyawan
Perseroan menawarkan kesempatan yang sama dan setara bagi setiap karyawan untuk
mengembangkan karir mereka. Karyawan direkrut berdasarkan keterampilan dan
kemampuan yang dimiliki, dan penugasan diberikan tanpamemperhatikan latar belakang
suku, agama, gender maupun karakter individual lainnya. Hubungan industrial kami
diperkuat melalui Perjanjian Kerja Bersama dengan Serikat Buruh dan pembaharuan
kebijakan dan peraturan ketenagakerjaan Perseroan.
4. Pemegang Saham
Indofood melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan
yang baik dan bertaraf internasional. Kami menyediakan informasi atas kegiatan kami,
struktur dan situasi serta kinerja finansial kepada pemegang saham pada waktunya secara
teratur dan benar.
5. Mitra Usaha
Indofood memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan yang saling bermanfaat
dengan para pemasok, pelanggan, dan mitra usaha. Dalam jalinan bisnis, kami mengharapkan
para mitra kami untuk mematuhi prinsip bisnis yang selaras dengan prinsip bisnis kami.
6. Inovasi
Dalam upaya melaksanakan inovasi ilmiah demi memenuhi kebutuhan konsumen, kami
akan senantiasa merujuk pada keinginan konsumen dan masyarakat. Kami akan bekerja atas
dasar keilmuan yang tepat, dan menerapkan standar keamanan produk secara ketat.
7. Persaingan
Indofood percaya akan persaingan ketat namun sehat dan mendukung pengembangan
perundang-undangan tentang prinsip persaingan yang wajar. Perusahaan Indofood beserta
seluruh karyawannya akan melakukan kegiatan atas dasar prinsip persaingan yang sehat dan
mengikuti semua peraturan yang berlaku.

11
8. Benturan Kepentingan
Seluruh karyawan Indofood diharapkan menghindarkan diri dari kegiatan pribadi dan
kepentingan finansial yang dapat menyebabkan benturan kepentingan dengan tanggung
jawab mereka terhadap Perseroan. Seluruh karyawan Indofood tidak dibenarkan mencari
keuntungan pribadi atau bagi orang lain melalui penyalahgunaan kedudukan mereka.
9. Kepatuhan, Pemantauan dan Pelaporan
Kepatuhan merupakan syarat utama bagi keberhasilan dan keberlanjutan bisnis kami.
Direksi Indofood bertanggung jawab agar prinsip-prinsip tersebut dikomunikasikan,
dipahami dan dipatuhi oleh seluruh karyawan dapat melaporkan secara rahasia dan tidak
akan dirugikan akibat pelaporan tersebut.
10. Sistem Manajemen Lingkungan
Perseroan telah menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (“SML”) dimana beberapa
unit operasionalnya yaitu Grup Bogasari dan CBP (yang meliputi Divisi Mi Instan, Dairy,
Nutrisi & Makanan Khusus, serta Kemasan) telah meraih sertifikat ISO 14001. Kami
berkomitmen untuk menerapkan SML pada seluruh unit operasional Perseroan.
11. Indofood Call Center
Perseroan menangani keluhan dan pertanyaan konsumen melalui sebuah layanan
konsumen khusus yang disebut “INDOFOOD CALL CENTER”. Melalui INDOFOOD
CALL CENTER, kami berupaya untuk mempererat hubungan antara Perseroan dengan para
konsumen dan pelanggan kami dengan memberikan respon atas aspirasi dan ekspektasi
mereka terhadap produk¬produk kami, sekaligus untuk meningkatkan kepuasan mereka
dalam mengonsumsi produk-produk kami.
12. Alternatif Kemasan Plastik Ramah Lingkungan
Grup Bogasari menjadi produsen tepung terigu pertama di Indonesia yang menerapkan
penggunaan kemasan polypropylene degradable 25 kg yang dapat di daur ulang. Kemasan
ramah lingkungan tersebut telah melalui tahapan pengujian di laboratorium yang kompeten,
dan akan terurai dalam waktu dua tahun. Sejak tahun 2013, produk-produk utama Bogasari,
seperti merek Cakra Kembar, Segitiga Biru dan Lencana Merah, telah dijual dengan
menggunakan kemasan yang ramah lingkungan.
13. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu prioritas utama di
Indofood, dan komitmen kami pada lingkungan kerja yang aman dan sehat diuraikan dalam
kebijakan yang terintegrasi melalui kebijakan K3 dan Lingkungan yang berlaku di seluruh
unit operasional. Seluruh divisi dan unit operasional juga mematuhi peraturan K3 setempat
dengan menerapkan Sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(“SMK3”) sesuai Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012.
Dengan melaksanakan SMK3, Perseroan telah meminimalkan peluang terjadinya
kecelakaan kerja yang fatal, kerusakan atau kehilangan property, serta meningkatkan
pencapaian zero accident (nihil kecelakaan). Penerapan SMK3 meliputi identifikasi sumber

12
bahaya, penilaian dan pengendalian risiko, program pencegahan bahaya, serta pengecekan
kesehatan karyawan secara berkala dan evaluasi program kerja. Beberapa unit operasional
telah memperoleh sertifikasi internasional yaitu Occupational Health and Safety Assessment
Series (“OHSAS”) 18001:2007. Hal ini telah meningkatkan keyakinan bagi para pembeli di
luar negeri kepada Perseroan.

V Conclusion & Recommendation

1. Kesimpulan
Dari kasus indomie di Taiwan dapat dilihat sebagai contoh kasus dalam etika bisnis.
Dimana terjadi kasus yang merugikan pihak perindustrian Taiwan yang produknya kalah
bersaing dengan produk dari negara lain, salah satunya adalah Indomie yang berasal dari
Indonesia. Taiwan berusaha menghentikan pergerakan produk Indomie di Taiwan, tetapi
dengan cara yang berdampak buruk bagi perdagangan Global.
2. Saran
Saran bagi pihak perindustrian Taiwan agar tidah serta merta menyatakan bahwa produk
indomie berbahaya untuk dikonsumsi, apabila ingin melindungi produsen dalam negeri,
pemerintah bisa membuat perjanjian dan kesepakatan yang lebih ketat sebelum prosesekspor-
impor dilakukan. Karena kasus tersebut berdampak besar bagi produk Indomie yangtelah
dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun warga negara lain yang
negaranyamemperdagangkan Indomie asal Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Ariwibowo, AA. (2011, November). Pangsa Aqua terancam. Antara News. Retrieved March 29,
2014, from http://www.antaranews.com/berita/285747/pangsa-aqua¬terancam.

Amran, S (2011). Etika dan hukum bisnis. Retrieved June 3, 2014, from
http://digemesta.com/indo/ei=klrFU5_lPNWRuASr9oL4Bw&usg=AFQjCNEhF wiPuGov
TSci0eLaOCRGccwssQ&bvm=bv.708100 81,d.c2E/etika-dan-hukum¬dalam-bisnis.pdf

Bertens, K. (2013). Pengantar etika bisnis. Yogyakarta: Kanisius.

Caza, A., Barker, B. A., & Cameron, K. S. (2004). Ethics and ethos: The buffering and
amplifying effects of ethical behavior and virtuousness. Journal of Business Ethics, 52(2), 169-

13
178. Retrieved May 14, 2014, from
http://search.proquest.com/docview/198094244?accountid=45762.

Fahmi, I. (2013). Definisi etika bisnis. Etika bisnis: teori kasus, dan solusi. Bandung: Alfabeta.

Griffin, R.W., & Elbert, R.J. (2007). Business edisi 8. Jakarta: Erlangga.

Indounas, K. (2008). The relationship between pricing and ethics in two industrial service
industries. The Journal of Business & Industrial Marketing, 23(3), 161¬

169. Retrieved May 14, 2014, from doi:http://dx.doi.org/10.1108/08858620810858427.

Keraf, A.S. (1998). Etika bisnis: tuntutan dan relevansinya. Yogyakarta: Kanisius.

Margaretha, Farah. 2004. Teori Dan Aplikasi Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana
Jangka Pendek. PT. Grasindo. Jakarta.

Piercy, N. F., & Lane, N. (2007). Ethical and moral dilemmas associated with strategic
relationships between business-to-business buyers and sellers. Journal of Business Ethics, 72(1),
87-102. Retrieved May 14, 2014, from doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10551-006-9158-6.

Satyanugraha, H. (2003). Etika bisnis: tuntutan & relevansinya. Jakarta: Kanisius.

Sinour, Y.L. (2009). Etika bisnis. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Story, J., & Hess, J. (2010). Ethical brand management: Customer relationships and ethical
duties. The Journal of Product and Brand Management, 19(4), 240-249. Retrieve May14, 2014,
from doi:http://dx.doi.org/10.1108/10610421011059568.

Sutrisna, D. (2010). Etika bisnis: konsep dasar implementasi dan kasus. Bali: Udayana
University Press.

Tjiptono, F. (2005). Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publising.

Velasquez, M.G (2005). Etika bisnis, konsep dan kasus edisi 5. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Waples, E.P., Antes, A.L., Murphy, S.T., Connelly, S., & Mumford, M.D. (2009). A meta-
analytic investigation of business ethics instruction. Journal of Business Ethics, 87(1), 133-151.
Retrieved March 19, 2014, from doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10551-008-9875-0.

Undang-undang No. 8. 1999. Pasal 3F.

Undang-undang No. 8. 1999. Pasal 4A.

Undang-undang No. 8. 1999. Pasal 8.

Undang-undang pasal 62 disebutkan bahwa pelaku usaha yang melanggar ketentuan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17,
ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e,, ayat (2), dan Pasal 18

14
http://www.indofood.com/

Maedjaja, Daniel. 1995. Prinsip-prinsip Dasaar Kepemimpinan Kristen. Yogyakarta : Kanisius.

Winarto, Paulus. 2005. The Leadership Wisdom. Jakarta : Elex media komputindo.

15

Anda mungkin juga menyukai