Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya
terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi inti yang terjadi pada proses peluruhan
radio nuklida dan transmutasi inti. Inti menepati bagian yang sangat kecil dari
volume suatu atom, tetapi mengandung sebagian besar massa dari atom karena baik
proton maupun neutron berada di dalamnya. Penggunaan teknik-teknik kimia
dalam mempelajari zat radioaktif dan penggunaan keradioaktifan dalam
menyelesaikan persoalan kimia dipelajari dalam bidang radio kimia. Sedangkan
bidang ilmu kimia yang mempelajari efek radiasi yang dipancarkan oleh zat
radioaktif terhadap materi dan perubahan kimia yang menyertainya disebut kimia
radiasi. Dalam mempelajari kimia inti dan penerapannya lazim dimulai dengan
pembicaraan nuklida-nuklida. Nuklida didefinisikan sebagai suatu spesies nuklir
tertentu misalnya O16 dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sifat reaksi inti?
2. Bagaimana stabilitas inti terjadi?
3. Apa yang dimaksud dengan radioaktivitas?
4. Bagaimana penggunaan radioisotop?
5. Apa pengaruh radiasi pada makhluk hidup?

C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mengetahui sifat dari reaksi inti
2. Mahasiswa memahami proses terjadinya stabilitas inti
3. Mahasiswa mempelajari definisi radioaktivitas
4. Untuk mengetahui penggunaan radioisotop
5. Untuk mengetahui dampak radiasi pada makhluk hidup
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat reaksi inti

Reaksi inti adalah suatu proses interaksi yang berlangsung dalam waktu ≤
10-10 detik, antara inti atom sasaran dengan inti lain yang umumnya lebih ringan
atau foton berenergi kinetik tinggi sehingga menghasilkan suatu transformasi pada
inti sasaran tersebut. Reaksi kimia biasa dengan reaksi kimia inti sangatlah
berbeda. Penulisan persamaan pada reaksi inti juga berbeda dari penulisan
persamaan reaksi kimia. Selain menuliskan lambang unsur-unsur kimianya, juga
harus secara eksplisit menyatakan proton, neutron, dan elektron. Lambang partikel
dasar adalah sebagai berikut: atau proton, neutron, elektron, positron partikel α
Notasi superskrip selalu menyatakan nomor massa (jumlah total neutron dan
proton yang ada) dan subskrip adalah nomor atom (jumlah proton).
Berikut tabel perbandingan antara reaksi kimia dengan reaksi inti:
NO REAKSI KIMIA REAKSI INTI
1 Atom diubah susunannya Unsur (atau isotop dari unsur yang
melalui pemutusan dan sama). Dikonversi dari unsur yang
pembentukan ikatan kimia satu ke lainnya.
2 Hanya elektron dalam orbital Proton, neutron, electron, dan partikel
aton atau molekul yang terlibat dasar lain dapat saja terlibat.
dalam pemutusan dan
pembentukan ikataan
3 Reaksi diiringi dengan Reaksi diiringi dengan penyerapan
penyerapan atau pelepasan atau pelepasan energy yang sangat
energy yang relative kecil besar.
4 Laju reaksi dipengaruhi oleh Laju reaksi biasannya tidak
suhu, tekanan , konsentrasi dan dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan
katalis katalis.
3

Macam-macam reaksi inti


Reaksi inti dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:
1) Reaksi Transmutasi
Reaksi transmutasi ialah reaksi perubahan suatu nuklida menjadi nuklida lain
yang dilakukan dengan cara menembak atom suatu unsur dengan partikel ringan
yang berenergi tinggi ( proton, neutron, deuterium, alfa ). Transmutasi inti berbeda
dengan dari peluruhan radioaktif karena transmutasi inti terjadi akibat tumbukan
dua partikel. Isotop mangan -54 misalnya, dapat dibuat lewat penembakan besi -56
dengan deuterium. Berikut reaksinya:
+ à +
Reaksi di atas dapat disingkat sebagai (d,α) . Di dalam tanda kurung, partikel yang
menembak ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan partikel yang terpancar.
2) Reaksi Fisi
Reaksi fisi adalah suatu reaksi pembelahan inti yang disebabkan oleh
interaksi suatu unsur atau bahan bakar dengan neutron.[4] Umumnya reaksi
pembelahan (fisi) akan dilepaskan satu atau lebih neutron yang akan bereaksi
dengan inti lain dan menimbulkan reaksi pembelahan baru. Reaksi pembelahan
yang baru akan menghasilkan satu atau lebih neutron lagi dan seterusnya. Sehingga
terjadi reaksi pembelahan berantai.
Contoh: + à + + 3
3) Reaksi Fusi
Reaksi fusi adalah kebalikan dari reaksi fisi yaitu reaksi penggabungan dua
inti menjadi inti lain yang lebih besar.[6] Produk yang dihasilkan dari reaksi fusi
tidak bersifat radioaktif sehingga lebih aman penggunaannya. Saat ini mulai
dilakukan pengembangan pembuatan unsur-unsur yang lebih berat dari Uranium
sebagai bahan bakar reaktor atom. Pada umumnya digunakan Uranium 235.
Contoh : + à +
4

B. Stabilitas Inti
Inti menempati bagian yang sangat kecil dari volume suatu atom. Inti
mengandung sebagian besar massa dari atom karena proton maupun neutron
terkandung di dalamnya. Antara proton dan proton bermuatan sejenis akan saling
tolak-menolak dengan gaya Coloumb yang cukup besar. Antara nukleon-nukleon
(proton dan neutron) juga muncul gaya gravitasi (tarik-menarik) tetapi gaya
gravitasi ini sangat kecil jika dibandingkan denga gaya Coloumb. Karena gaya
gravitasi tidak dapat mengimbangi gaya Coloumb maka kita harapkan proton-
proton dalam inti tercerai-berai oleh gaya tolak-menolak. Faktanya ini tidak terjadi
sebab proton-proton tetap bersatu dengan neutron-neutron dalam inti. Dengan kata
lain, inti tetap stabil. Hal ini dikarenakan adanya gaya inti kuat atau gaya nuklir
kuat yang terbentuk di antara semua pertikel inti (antara proton dan proton, antara
neutron dan neutron, dan juga antara proton dan neutron). Selain karena adanya
gaya inti, kestabilan inti juga ditentukan beberapa faktor berikut:
a. Perbandingan jumlah neutron terhadap jumlah proton (n/p)
Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan neutron-proton (n/p)
yang terkandung dalam inti. Atom stabil dilihat dari unsur dengan nomor atom
rendah, nilai n/p mendekati 1 (satu). Dengan meningkatnya nomor atom,
perbandingan neutron terhadap proton dari inti stabil menjadi lebih besar dari 1.
Inti-inti stabil terletak di suatu daerah pada grafik yang dikenal sebagai pita
kestabilan (belt of stability). Pita kestabilan didapatkan dari nuklida-nuklida (inti-
inti) stabil yang dihubungkan. Sedangakn inti-inti yang tidak stabil (inti radioaktif)
cenderung menyesuaikan perbandingan neutron terhadap proton, agar sama dengan
perbandingan pada pita kestabilan. Bagi nuklida dengan Z (nomor atom) = 20,
perbandingan neutron terhadap proton sekitar 1,0 sampai 1,1. Jika Z bertambah
perbandingan neutron terhadap proton bertambah sekitar 1,5.
Daerah di sekitar pita kestabilan dapat dibagi dalam dua daerah, yaitu:
1) Diatas pita kestabilan
Di daerah ini, inti mempunyai perbandingan neutron terhadap proton lebih
tinggi dibandingkan di dalam pita (untuk jumlah proton yang sama dan nomor atom
5

kurang 83). Daerah ini disebut juga daerah surplus neutron. Untuk mencapai
kestabilan, inti :
a) Memancarkan neutron. Menurut perhitungan untuk memancarkan neutron,
waktu paro inti 10-12 detik sehingga terlampau singkat untu dapat diamati.
b) Memancarkan partikel beta. Pemancaran partikel beta mengakibatkan
peningkatan jumlah proton dalam inti dan sekaligus menurunkan jumlah
neutron. Dalam hal ini salah satu neutron dalam inti berubah menjadi proton
disertai pemancaran pertikel beta.
2) Di bawah pita kestabilan
Inti di daerah ini, inti mempunyai perbandingan neutron terhadap proton lebih
rendah dibandingkan di dalam pita (untuk jumlah proton yang sama dan untuk
unsur dengan nomor atom kurang dari 83). Daerah ini disebut juga daerah surplus
proton. Untuk mencapai kestabilan, inti:
a) Memancarkan positron. Proton berubah menjadi neutron dan memancarkan
positron.
b) Penangkapan elektron (electron capture). Tertangkapnya suatu electron oleh
inti. Elektron yang ditangkap bergabung dengan proton membentuk
neutron, sehingga nomor atom menurun sebanyak satu sementara nomor
massa tetap sama.
b. Energi Ikatan Inti
Massa suatu inti selalu lebih kecil dari jumlah massa proton dan neutron.
Selisih antara massa inti yang sebenarnya dan jumlah massa proton dan massa
neutron penyusunnya disebut defek massa (∆m). Massa yang hilang ini merupakan
ukuran energi pengikat neutron dan proton.
Gaya-gaya inti kuat mengikat nukleon-nukleon bersatu dalam sebuah inti
stabil. Karena itulah diperlukan energi untuk memisahkan sebuah inti stabil menjadi
proton-proton dan neutron-neutron pembentuknya. Makin stabil sebuah inti maka
semakin besar pula energi yang diperlukan untuk memutuskan inti tersebut
menjadai proton-proton dan neutron-neutron pembentuknya. Energi yang
diperlukan untuk menguraikan inti menjadi proton-proton dan neutron-neutron
pembentuknya disebut energi ikatan inti.
6

Berdasarkan hubungan kesetaraan massa-energi Enstein (E = mc²), dimana e


adalah energi, m adalah massa, dan c adalah kecepatan cahaya), kita dapat
menghitung kebanyakan energi yang dilepaskan. Kita mulai dengan menuliskan
∆E = (∆m) c²
Dimana ∆E dan ∆m, adalah
∆E = energi produk – energi reaktan
∆m = massa produk – massa reaktan
Energi ikatan per nukleon =
Contoh :
Massa adalah 126,9004 sma. Hitung energi ikatan inti dan energi ikatan per
nukleon. (massa H = 1,007825 sma, massa neutron = 1,008665 sma).
Jawab :
Atom mengandung 53 proton, 74 neutron
Massa 53 proton = 53 x 1,007825 sma = 53,41473 sma
Massa 74 neutron = 74 x 1,009 sma = 74,64121 sma
Jadi, prediksi massa untuk ialah 53,41473 + 74,64121 sma = 128,05594 sma dan
massa defeknya adalah
∆m = 126,9004 sma - 128,05594 sma
= -1,1555 sma
Energi yang dilepasakan ialah
∆E = (∆m) c²
= (-1,1555 sma)(3,00 x 108 m/s)2
∆E = -1,04 x 1017 sma m2/s2
Dengan faktor konversi
1 kg = 6,022 x 1026 sma
1J = 1 kg m2/s2
∆E = (-1,04 x 1017 sma m2/s2) x x
= - 1,73 x 10-10 J
Jadi, energi ikatan intinya adalah - 1,73 x 10-10 J. Energi ikatan inti
pernukleon adalah = - 1,36 x 10 -12 J/nukleon
7

Selain dari perbandingan jumlah antara proton dan neutron dan energi ikatan inti,
kestabilan suatu inti dapat diprediksi dengan aturan-aturan sebagai berikut:
a) Bilangan Sakti (Magic Numbers)
Dalam kestabilan inti, inti akan stabil jika dalam inti tersebut terdapat jumlah
proton dan jumlah neutron sama dengan bilangan sakti (magic numbers), atau
konfigurasi kulit tertutup untuk proton dan neutron.
Bilangan-bilangannya adalah :
Proton = 2, 8, 20, 28, 50 dan 82
Neutron = 2, 8, 20, 28, 50, 82 dan 126
Nuklida yang mempunyai neutron dan proton sebanyak bilangan sakti, stabil
terhadap reaksi inti dan peluruhan radioaktif.
b) Aturan Ganjil Genap
Inti dengan jumlah proton genap dan jumlah neutron genap lebih stabil dari
inti yang mengandung jumlah proton dan neutron yang ganjil.
c) Isotop unsur-unsur dengan nomor atom lebih besar dari 83
Semua isotop dari unsur-unsur dengan nomor atom lebih besar dari 83
bersifat radioaktif. Semua isotop tiknetium (Tc, Z = 43) dan prometium (Pm, Z=61)
adalah radioaktif.

C. Radioaktivitas
Radioaktivitas merupakan proses pemancaran sinar-sinar Alpha (α), Beta (β), dan
Gamma (γ) yang menyertai proses peluruhan inti. Inti dengan lebih dari 83 proton
dan inti di luar pita stabilitas cenderung tidak stabil. Pemancaran (emisi) spontan
oleh inti tak stabil berbentuk partikel, atau radioasi elektromagnetik, atau dua-
duanya. Jenis-jenis radiasi terbagi atas tiga bagian antara lain, yaitu :
1) Radiasi Alpha (α)
Ernest Rutherford adalah seorang tokoh penemu sinar Alpha (α) dan sinar
Beta (β). Radiasi sinar Alpha (α) dipancarkan oleh unsur yang nomor massanya
besar dengan tenaga ikat yang rendah. Tenaga ikat merupakan tenaga ikat antara
elektron terluar dan inti atom. Unsur yang memancarkan radiasi Alpha, nomor
massanya akan berkurang 4 dan nomor atomnya berkurang 2, sehingga radiasi
8

Alpha disamakan dengan pembentukan inti Helium yang bemuatan +2 dan


massanya 4.
Sinar Alpha (α) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
 Bermuatan positif sehingga dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif
 Daya tembusnya kecil (α < β < γ )
 Daya ionisasi besar (α > β > γ)

2) Radiasi Beta ( β )
Radiasi Beta ( β ) terdiri atas dua macam, yaitu Beta bermuatan negatif
(kelebihan elektron) dan Beta bermuatan positif (kekurangan elektron). Radiasi
Beta negatif lebih dominan dari pada Beta positif. Sehingga yang lebih masyhur
digunakan adalah radiasi Beta negatif. Pada radiasi Beta negatif, nomor atomnya
akan bertambah satu sedangkan nomor massanya konstan.
Sinar Beta ( β ) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
 Dibelokkan ke kutub positif karena muatannya yang dominan adalah negatif
 Daya tembusnya lebih besar dari Alpha
 Daya ionisasinya lebih besar dari Alpha

3) Radiasi Gamma ( γ )
Tokoh penemu sinar Gamma ( γ ) adalah Paul Ulrich Villard. Sinar Gamma
( γ ) tidak dipengaruhi oleh medan magnet, sehingga tidak bermuatan. Selain itu
sinar Gamma ( γ) tidak bermassa, sehingga daya tembusnya lebih besar dari sinar
Alpha dan Beta. Sedangkan daya ionisasinya lebih kecil dari sinar Alpha dan Beta.
Inti yang tidak stabil akan mengalami peluruhan. Deret peluruhan radioaktif
merupakan rangkaian reaksi inti yang akhirnya menghasilkan pembentukan isotop
stabil.
Kinetika peluruhan radioaktif. Semua peluruhan radioaktif mengikuti
kinetika orde pertama, karena kelajuannya hanya bergantung pada jumlah nuklida.
Suhu, tekanan, konsentrasi, dan keadaan zat tidak mempengaruhi laju peluruhan.
Secara sistematis, laju peluruhan dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
v=λxN
9

dengan, v = laju peluruhan (keaktifan), yaitu banyaknya peluruhan inti dalam satu
satuan waktu.
λ = tetapan peluruhan ( serupa dengan k dalam persamaan laju reaksi),
nilainya bergantung pada jenis radioisotop.
N = jumlah nuklida radioaktif
Laju peluruhan (keaktifan), yaitu banyaknya peluruhan inti dalam satun
satuan waktu. Makin banyak inti yang meluruh per satuan waktu, makin besar v.
Secara sistematis, pernyataan ini dinyatakan dengan :
v= -
tanda negatif menunjukan berkurangnya N terhadapa waktu, untuk mendapatkan
nilai v yang positif maka kita integralkan v, maka di peroleh:
= λN
= - λN
= - λ dt
=-λ
=-λ
ln N – ln N0 = - λ (t – 0)
ln = e – λt
Hukum peluruhan radioaktif N = N0 e – λt
Dengan N0 = banyak inti radioaktif pada saat t = 0
N = banyak inti radioaktif setelah selang waktu t
e = bilangan natural = 2,718....
λ = tetapan peluruhan (satuan s-1) [15]
Salah satu ciri reaksi berorde satu adalah bahwa waktu paruhnya tidak
bergantung pada jumlah zat mula-mula. Berapa pun jumlah zat mula-mula, selalu
diperlukan waktu yang sama sehingga separuh daripadanya meluruh. Waktu paruh
dari suatu isotop radioaktif adalah selang waktu yang dibutuhkan agar aktivitas
radiasi berkurang setengah dari aktivitas semula. Waktu paruh juga dapat
didefinisikan sebagi selang waktu yang dibutuhkan agar setengah dari inti
radioaktif ada yang meluruh. Banyaknya inti radiaktif pada selang waktu t (N) =
N0 e – λt. Jika Jika t = t½, maka N = ½ N0, dapat dinyatakan sebagai berikut :
10

ln ½ = - lt½
lt½ = ln 2
lt½ = 0,693
t½ =
Dengan mengetahui waktu paruh, kita dapat meramalkan sisa zat radioaktif
setelah selang waktu tertentu. Hubungan antara fraksi zat yang belum meluruh
dengan waktu paruh, setelah selang waktu t = n x t½ adalah
N = (½)n N0
Dimana N0 = jumlah zat mula-mula
N = jumlah zat radioaktif yang masih tersisa pada waktu t

D. Penggunaan Radioisotop
a) Sebagai Perunut
Sebagai perunut, radioisotop ditambahkan ke dalam suatu sistem untuk
mempelajari sistem itu, baik sistem fisika, kimia ataupun biologi. Oleh karean
radioisotop mempunyai sifat kimia yang sam seperti isotop stabilnya, maka
radioisotop dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga
perpindahan/perpindahan senyawa dapat diketahui.
1) Bidang kedokteran
Berbagai jenis radioisotop digunakan sebagai perunut untuk mendektesi
berbagai jenis penyakit antara lain :
 Tc-99 untuk mendeteksi kerusakan jantung
 Na- 24 digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah
 I – 131 digunakan untukmendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati,
dan untuk mendeteksi tumor otak
 Xe – digunakan untuk mendeteksi penyakit parau-paru
 Fe- 59 digunakan untukmempelajari pembentukan sel darh merah.
2) Bidang Kimia dan Biologi
Dalam ilmu kimia, perunut radioaktif digunakan untuk mempelajari
mekanisme reaksi pada proses biologi antara lain:
 Mempelajari kesetimbangan kimia
11

 Mempelajari reaksi pengesteran


 Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis
b) Sebagai sumber radiasi
1) Bidang Kedokteran
a. Sterilisasi radiasi
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga
dapat digunakan untuk sterisasi alat-alat kedokteran. Sterlisasi dengan cara radisasi
mempunya beberapa keunggulan jika dibndingkan dengan sterilsasi konvensional
(menggunakan bahan kimia) yaitu :
 Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme
 Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia
b. Terapi tumor atau kanker
Berbagai jenis kanker atau tumor dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya,
baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker
ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor
dap[at dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker
tersebut. Radioisotop yang banyak digunakan untuk terapi pada sel-sel kanker
adalah Co-60, suatu pemancar gamma.
2) Bidang Pertanian
a. Pemulian tanaman
Pemulian tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan
menggunakan radisi.
b. Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makan seperti kentang dan bawang, jika
disimpan lam akan bertunas, Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahn
seperti itu. Jadi, sebelum bahan tersebut disimpan diberi radiasi dengan dosisi
tertentu sehingga tidak akan bertunas, dengan demikian dapat disimpan lebih lama.
Radiasi juga digunakan ntuk pengawetan bahan makanan untuk mencegah
pertumbuhan bakteri atau jamur.
12

3) Bidang Industri
a. Pemeriksaan tanpa merusak
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk mmeriksa cacat pada logam
atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Teknik ini berdasrkan
sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang
diteruskan semakin berkurang. Jadi, dari gambar (hasil ronsen) yang dibuat dapat
terlihat apakah logam terdistribusi merata atau ada bagian-bagian yang keropos di
dalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam.
c. Pengawetan bahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan, seperti
kayiu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapt meningkatkan mutu
tekstil kerena mmengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu
peyerapan warnanya. Berbagai jenis makan juga dapat diawetkan dengan dosisi
yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama.

E. Dampak Biologis dari Radiasi


Dampak radioisotop terhadap manusia dalam kehidupan sehari-hari. Radiasi
terhadap tubuh manusia mengakibatkan terjadinya kerusakan sel yang secara
umum dapat digolongkan menjadi:
1) Tahap kerusakan efek somatik
Pengaruh efek somatic langsung tampak pada orang yang terkena paparan
radiasi. Kerusakan organ tubuh karena efek somatic disebabkan karena sel-sel
pembentuk jaringan tidak membelah lagi. Bias juga karena pembelahannya
tertunda atau pembelahan sel-selnya tidak normal, sehingga jaringan yang terkena
radiasi tersebut mati. Beberapa factor fisis yang mempengaruhi terjadinya efek
somatik ialah:
a) Jenis radiasi yang mengenai tubuh manusia, misalnya radiasi eksterna
radiasi gamma lebih parah akibatnya bila dibandingkan dengan radiasi
Alpha
b) Banyaknya dosis serap yang diterima oleh organ tubuh
13

c) Waktu paparan yang diterima oleh organ tubuh. Dosis yang mematikan
apabila mengenai tubuh dalam waktu yang singkat tidak akan
mengakibatkan kematian. Lain halnya bila terkena paparan dalam waktu
yang lama.
d) Distribusi dosis radiasi, apakah tersebar merata ke seluruh tubuh atau hanya
mengenai organ tertentu saja.
Efek somatik yang akibatnya tampak dalam waktu singkat atau relative tidak
telalu lama, antara lain adalah :
 Kerusakan pada system syaraf pusat
 Kerusakan pada system pencernaan
 Kerusakan pada organ reproduksi
 Kerusakan kelenjar tiroid
 Kerusakan mata
 Karusakan paru-paru
 Kerusakan ginjal
2) Tahap kerusakan efek tertunda
Efek tertunda sebenarnya termasuk efek somatic yang akibanya tidak
langsung. Efek tertunda atau sering disebut efek stokastik,memerlukan waktu untuk
dapat diketahui akibanya. Kerena tenggang waktu yang lama maka tidak mudah
untuk menentukan apakh kelainan yang terjadi pada oragan tubuh tersebut benar-
benar merupakan akibat dari terkena radiasi, atau karena sebab lain. Studi lebih jauh
tentang efek tertunda kerena terkena paparan radiasi sampai saat ini masih terus
dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang lebih memuaskan. Beberapa bentuk
efek tertunda karena radiasi antara lain adalah :
a) Neoplasma
Neoplasma adalah perunahan bentuk atau perubahan pertumbuhan sel karena
radiasi. Keadaan ini dapat mengakibatkan kelainan pada organ tubuh tertentu,
seperti timbulnya kanker paru-paru, kanker kulit, dan sebagainya. Gejal neoplasma
timbul dalam jangka waktu lama (sampai beberapa tahun)
14

b) Katarak
Paparan radiasi yang mengenai mata dapat menumbulkan kerusakan pada
mata, seperti timbulnya katarak. Factor usia dan dosis radiasi mempengaruhi
terjadinya katarak.
c) Kemandulan
Efek tertunda seringkali dapat berupa kemandulan, baik kemandulan
permanent maupun kemndulan parsial. Dalam bebarapa kasus kemandulan dapat
sembuh kembali, asalkan dosis yang diterima tidak terlalu tinggi dan disertai
dengan penjagaan gizi yang baik.
d) Berkurangnya Usia Harapan Hidup
Data mengenai berkurangnya usia harapan hidup seseorang yang terkena
radiasi sampai saat ini masih dalam penelitian lebih lanjut, sehingga belum dapat
ditarik kesimpulan yang pasti. Kesulitan dalam melengkapi data adalah kerena
banyaknuya factor lain yang mempengaruhi umur seseorang. Dugaan berkurangnya
umur seseorang yang terkena radiasi adalah berdasarkan teori yang ada dan
berdasarkan penelitian pada hewan percobaan.
e) Hambatan pada Pertumbuhan
Pertumbuhan yang terhambat adalah salah satu bentuk efek tertunda yang
nasih diamati sampai saat ini. Janin dalam kandungan yang terkena radiasi dapat
mengalami hambatan pertumbuhan. Besarnya hambatan pertumbuhan ini
dipengaruhi oleh factor umur janin dan dosis yang diterima.
3) Tahap kerusakan efek genetik
Radiasi memang dapat menimbulkan efek genetic dan hal ini terjadi atau
tampak akibatnya setelah beberapa generasi. Sebenarnya efek genetic termasuk
efek somatic yang tertunda, atau sering juga disebut dengan hereditary effects.
Terjadinya mutasi gen pada sel reproduksi dapat disebabkan oleh radiasi nuklir.
Akan tetapi mutasi gen dapat juga ditimbulkan oleh penyebab lain, bukan oleh
radiasi nuklir saja.
Oleh karena itu penelitian mengenai efek genetic nini memerlukan ketelitian
dan kesabaran agar diperoleh jawaban yang memuaskan. Secara teoritis kromosom
dalam sel memang dapat berubah atau mengalami mutasi karena radiasi.
15

Hal ini tampak jelas pada hasil eksperimen terhadap tanaman dan hewan
percobaan. Sedangkan efek genetic terhadap manusia, masih banyak factor lain
yang harus ikut dipertimbangkan, karena efek genetika pada manusia kemungkinan
akan menumbulkan generasi (keturunan) yang lebih jelek daripada generasi
induknya. Jadi efek yang berkibat merugikan lebih mungkin terjadi daripada efek
yang menguntungkan.
16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reaksi inti adalah suatau proses interaksi yang berlangsung dalam waktu ≤
10-10 detik, antara inti atom sasaran dengan inti lain yang umumnya lebih ringan
atau foton berenergi kinetik tinggi sehingga menghasilkan suatu transmformasi
pada inti sasaran tersebut. Reaksi inti dibagi menjadi 3 macam yaitu reaksi
penembakan, reaksi fisi, dan reaksi fusi.
Stabilitas semua inti ditentukan oleh selisih antara tolakan elektrolistik dan
tarikan jarak pendek. Jika tolakan melampaui tarikan, inti terdisintegrasi (meluruh),
memancarkan partikel dan/atau radiasi. Jika tarikan melampaui tolakan, inti
menjadi stabil. Faktor utama yang menentukan suatu inti satabil atau tidak ialah
perbandingan neutron-terhadap-proton (n/p). Radioaktivitas merupakan proses
pemancaran sinar-sinar Alpha (α), Beta (β), dan Gamma (γ) .
Kegunaan reaksi inti antara lain sebagai perunut dan sebagai sumber radiasi
baik dalam bidang kedokteran, pertanian,biologi, maupun yang lainnya. Dampak
radioisotop terhadap manusia dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa kelompok
yaitu kerusakan efek somatik, kerusakan efek genetik, dan kerusakan efek genetik.

B. Saran
Dengan adanya makalah yang berjudul “Kimia Inti” diharapkan mahasiswa
memahami sifat-sifat reaksi kimia dan reaksi inti dan kegunaannya serta dampak
yang ditimbulkan dari reaksi kimia inti.
17

DAFTAR PUSTAKA

https://bisakimia.com/2013/11/10/kimia-inti

http://kimiaeducation7.blogspot.co.id/2013/03/konsep-kimia-inti-dan-
radiokimia.html

https://amaldoft.wordpress.com/2015/10/24/kestabilan-inti-radioaktif/

https://fisikakontekstual.wordpress.com/fisika-modern-dan-radioaktivitas/

Anda mungkin juga menyukai