Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
taufik dan hidayahNya kepada kita semua sehingga kita masih diberikan kesehatan
hingga pada saat ini. Tak lupa shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak di hari
kiamat. Aamiin.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu
terselesaikannya makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa pada
khususnya dan kepada pembaca pada umumnya. Penulis juga berharap kritik dan saran
yang membangun dari pembaca semuanya.
Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal tersebut dapat dimengerti karena untuk mengajar pertumbuhan yang tinggi serta
efesiensi, pembangunan diutamakan pada kegiatan-kegitan yang palinh produktif,
terutama kegiatan ekspor produksi primer seperti pertambangan, kehutanan, dan
perkebunan. Sementara itu untuk mengadakan barang-barang konsumsi dan
mengurangi ketergantungan impor, yang dikembangkan di kota-kota besar. Akibatnya
tingkat pembangunan ekonomi yang tinggi hanya terjadi pada wilayah-wilayah yang
memiliki kekayaan sumber alam serta kota-kota besar. Dari sinilah persoalan
Potensi pertanian yang besar namun sebagian besar dari petani banyak yang termasuk
golongan miskin adalah sangat ironis terjadi di Indonesia. Hal ini mengindikasikan
bahwa pemerintah bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi sektor pertanian
keseluruhan. Disisi lain adanya peningkatan investasi dalam pertanian yang dilakukan
oleh investor PMA dan PMDN yang berorientasi pada pasar ekspor umumnya padat
modal dan perananya kecil dalam penyerapan tenaga kerja atau lebih banyak
menciptakan buruh tani.
1. Mensejahterkan petani,
2. Menyediakan pangan,
Sesuai dengan latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka penulis merumuskan
masalahnya sebagai berikut.
Dari rumusan masalah tersebut, penulis memiliki tujuan supaya pembaca dapat
menggambarkan dan memahami mengenai:
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaan baik secara teoretis
maupun secara praktis. Secara teoretis laporan ini berguna sebagai pengembangan
konsep penelitian mengenai perencanaan wilayah . Secara praktis, laporan ini
diharapkan bermanfaat bagi:
PEMBAHASAN
Prinsip Perencanaan:
1. Perumusan/identifikasi persoalan/problem
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta
untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati
yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau
bercocok tanam (crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun
cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam
pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi
semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu
terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteologi,
permesinan pertanian, biokimia, dan statistika juga dipelajari dalam pertanian. Usaha
tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan
kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang
menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan".
1. Spatial : pengetahuan tentang tata ruang, pemetaan (peta dan citra satelit),
kebijakan tata ruang
2. Land quality : pengetahuan tentang evaluasi lahan dan land improvement,
agroekologi
a. Kawasan Marin
b. Kawasan Fluvio-marin
c. Kawasan dataran rendah
d. Kawasan Pegunungan (volkanik, karst, angkatan, lipatan)
Analisis SWOT dapat digunakan untuk menetapkan tujuan secara lebih realistis dan
efektif, serta merumuskan strategi dengan efektif pula. Dengan berlandaskan SWOT,
tujuan tidak akan menjadi terlalu rendah atau terlalu tinggi. Dengan analisis SWOT
akan diketahui kekuatan dan kesempatan yang terbuka sebagai faktor positif dan
kelemahan serta ancaman yang ada sebagai faktor negatif. Maka diperoleh semacam
core strategy yang prinsipnya merupakan:
a. Strategi yang memanfaatkan kekuatan dan kesempatan yang ada secara terbuka
b. Strategi yang mengatasi ancaman yang ada
c. Strategi yang memperbaiki kelemahan yang ada
Membahas tentang kekuatan atau potendi yang dimiliki oleh sektor pertanian yang
dapat dimanfaatkan untuk pengembangan suatu wilayah.
1. Intensifikasi pertanian,
yaitu peningkatan hasil pertanian secara maksimal dengan menggunakan teknologi
tepat guna, seperti penggunaan alat-alat modern, irigasi yang baik, penggunaan
bibit unggul, pestisida, dan pupuk.
2. Ekstensifikasi pertanian,
yaitu perluasan areal persawahan dengan pembangunan irigasi baru, pemanfaatan
daerah rawa, dan perluasan areal pertanian baru dengan mengelola lahan tidak
produktif dan semak hutan menjadi daerah pertanian.
3. Diversifikasi pertanian,
yaitu memperbanyak jenis-jenis tanaman pertanian sesuai dengan potensi sumber
daya alam yang terdapat di suatu daerah, seperti tanaman palawija dan tanaman
keras.
4. Rehabilitas pertanian,
ialah memperbaiki kembali lahan kritis lewat penghijauan (reboisasi), terasering,
pemupukan alami, dan menanam pohon-pohon produktif.
D2 : Dikatakan tipe iklim D2 jika terdapat 3-4 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan
kering. Pemanfaatan lahan riil di lapangan pada wilayah D2 merupakan kawasan
pertanian pangan lahan kering, sebagian hutan dan sedikit pertanian lahan basah.
Wilayah ini meliputi kecamatan Cileles, Cimarga, Cikulur, Banjarsari, Leuwi Damar,
Muncang dan bojong Manik pada luas 169,42km2 serta terletak pada ketinggian 0-600
mdpl. Wilayah D2 ini kurang cocok apabila dikembangkan menjadi lahan pertanian
padi sawah tanpa bantuan sistem irigasi, tetapi akan lebih optimum apabila
dikembangkan menjadi lahan pertanian palawija dan kacang-kacangan, seperti jagung,
umbi kayu, kacang hijau serta kacang kedelai, namun hanya cukup 1 kali tanam dalam
setahun, mengingat jumlah curah hujan yang terbatas. Selain ditanami palawija dan
kacang-kacangan, wilayah ini juga sangat cocok apabila dikembangkan menjadi lahan
perkebunan tebu.
E2 : Dikatakan tipe iklim E2 apabila terdapat 3 bulan basah berurutan dan 2-4
bulan kering. Luas wilayah iklim E2 adalah 440,3km2 dan terletak pada ketinggian
yang cukup bervariasi. Sebagian kecamatan Cibeber, Sobang dan Lebak Gedong
merupakan wilayah E2 yang terletak pada ketinggian >1000 mdpl, sebagian
kecamatan Cigemblong, Sobang dan sebagian lagi kecamatan lebak Gedong terletak
pada ketinggian 600-1000 mdpl. Meskipun sebagian besar wilayah iklim E2 ini terletak
pada ketinggian >600 mdpl yang menurut Junghuhn hanya tanaman palawija yang
paling cocok apabila dikembangkan pada wilayah ini, sebab tanaman palawija
merupakan jenis-jenis tanaman yang memang cukup toleran terhadap jumlah curah
hujan yang terbatas.
Setelah dianalisis dan hasilnya seperti telah tersebut diatas, maka jika dituangkan
dalam peta, persebarannya adalah sebagai berikut.
1. Kesimpulan
Perencanaan Wilayah sector pertanian merupakan hal yang diharuskan bagi setiap
negara agar produktivitas pertanian dan hasil buminya dapat terus diperbaharui baik
dalam pelestarian tanaman pangan, tanaman hortikultura maupun tanaman perkebunan
yang harus terus dijaga kelestarian agar ketahanan pangan dan kesejaheraan bangsanya
dapat terus terpenuhi. Selain itu pembangunan pertanian juga dapat menghasilkan
devisa negara yang cukep besar.
Pada masa Orde Baru dimana ketika masa jabatan presiden Soeharto giat melakukan
pembangunan terutama pembangunan dalam aspek pertanian terus dilakukan dengan
gencar.ada beberapa kebijakan yang telah dilakukan oleh Soeharto seperti REPELITA,
Revolusi Hijau, BIMAS, INMAS, INSUS, dan Panca Usaha Pertanian.
Kebijakan-kebijakan juga terus berlanjut pada masa Reformasi hingga sekarang yang
menghasilkan cara-cara yang lebih modern dan tidak menyulitkan bagi para petani
untuk memberikan hasil terbaik dan cepat pada sektor pertanian Indonesia seperti
pembuatan area irigasi maupun penelitian-peneliatian yang dilakukan guna
menghasilkan bibit-bibit unggul yang menghasilkan hasil terbaik.
2. Saran
Pembangunan sistem pertanian di Indonesia menghasilkan beberapa kemajuan yang
cukup pesat bagi bangsa ini, tapi pada beberapa permasalahan terdapat hal-hal yang
mengalami kekurangan dan mengakibatkan pembangunan pertanian berjalan tidak
seimbang.
Selain itu pembangunan areal irigasi hendaknya dibangun secara luas dan merata pada
setiap daerah, begitupun dengan pengembangan sistem SRI yang dinilai banyak
memberikan keuntungan bagi para petani untuk diaplikasikan secara merata.
Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2014. Visi dan Misi. [Online]. Tersedia:
http://www.pertanian.go.id//ap_pages/detil/2/2014/04/11/09/38/19/Visi-dan-
Misi#. Diakses pada 5 Agustus 2014.