Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN BAKU


PLASTIK BIODEGRADABEL

BIDANG KEGIATAN:

PKM – GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:

Jihan Mutiah (1506673201)

Teknik Kimia

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2015
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan Program
Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT). Terima kasih juga kepada Ibu
Elsa selaku dosen kecakapan komunikasi yang telah membantu saya dan memberi
masukan sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis memilih tema tentang lingkungan yaitu tentang sampah plastik dan
kulit pisang. Sampah perkotaan merupakan masalah yang dihadapi banyak negara,
terutama negara industri maupun negara dengan kepadatan penduduk tinggi. Tema
tersebut dipilih karena peningkatan sampah plastik di lingkungan yang sulit terurai
karena peningkatan kebutuhan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,
penumpukkan sampah kulit pisang di lingkungan yang disebabkan ketidaktahuan
masyarakat bagaimana cara memanfaatkan sampah kulit pisang secara maksimal.
Plastik biodegradabel yang terbuat dari kulit pisang merupakan salah satu
alternatif solusi dalam mengatasi masalah penumpukan limbah plastik yang sulit
terurai di lingkungan dan penumpukkan kulit pisang hasil limbah industri makanan
berbahan baku pisang. Kulit pisang merupakan salah satu limbah industri makanan
berbahan baku pisang yang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan plastik
biodegradabel karena kandungan pati yang ada di dalamnya.
Tak ada gading yang tak retak, penulis sadar kesempurnaan masih sangat
jauh dari karya tulis ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan
berupa kritik dan saran untuk perbaikan karya tulis ini di kemudian hari.
Akhir kata, penulis berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Depok, 19 November 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL……………………………………………….………………..i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..iii

DAFTAR TABEL DAN DAFTAR GAMBAR…………………………………iv

RINGKASAN………………………………………………………….…………v

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah………………………………………………..….1

Tujuan dan Manfaat Penulisan………………………...……………...……2

GAGASAN

Kondisi Kekinian……………………………………………………..……3

Solusi Terdahulu………………………………………………………..….4

Solusi yang Ditawarkan………………………………………….……..….5

Pihak-Pihak Terkait…………………………………………………..……6

Langkah-Langkah Strategis Implementasi………………………...………7

Peluang dan Tantangan……………………………………………...……..7

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan……………………………………………..……..8

Teknik Implementasi………………………………………………………8

Prediksi Hasil……………………………………………………...………8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..……...9

LAMPIRAN……………………………………………………………………..10

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Produksi buah-buahan di Indonesia tahun 2014…………………………2

Tabel 2. Cadangan Minyak Bumi………………………………………..………..4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Konsumsi plastik per kapita kg/tahun…………………………………1

Gambar 2. Sampah Plastik di Bantaran Sungai di Indonesia……………………….3

Gambar 3. Skema Proses Pengolahan Kulit Pisang Menjadi Plastik


Biodegradabel……………………………………………………………………..6

iv
RINGKASAN

Penggunaan plastik dan barang-barang berbahan dasar plastik semakin


meningkat. Peningkatan penggunaan plastik merupakan konsekuensi dari
berkembangnya teknologi, industri dan juga jumlah populasi penduduk. Hal ini
menyebabkan terjadi penumpukkan sampah plastik di lingkungan. Sampah plastik
juga membutuhkan waktu lama untuk terurai. Sampah plastik diperkirakan
membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai)
dengan sempurna. Selain itu, kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan
minyak yang disebut ethylene. Minyak, gas, dan batubara mentah adalah sumber
daya alam yang tidak dapat diberparui. Semakin banyak penggunaan plastik, maka
semakin cepat menghabiskan sumber daya alam tersebut.
Tanaman pisang merupakan salah satu tanaman penghasil buah yang
banyak terdapat di Indonesia. Buahnya banyak disukai untuk dikonsumsi secara
langsung atau diolah menjadi produk konsumsi lain seperti keripik pisang, selai
pisang dan lain sebagainya. Namun hal ini tidak diimbangi dengan pengolahan
limbah dari kulit pisang yang sangat banyak jumlahnya.
Gagasan yang diajukan dalam makalah ini adalah pemanfaatan limbah kulit
pisang sebagai bahan baku plastik biodegradabel. Plastik biodegradabel adalah
plastik yang dapat digunakan layaknya seperti plastik konvensional, namun dapat
hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme menjadi hasil akhir air dan gas
karbondioksida setelah habis terpakai dan dibuang ke lingkungan
Implementasi dari gagasan ini adalah dengan diajukan kepada lembaga riset
dan penelitian untuk diteliti lebih lanjut. Kemudian gagasan ini disosialisasikan
kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui kelebihan dari penggunaan plastik
biodegradabel dibandingkan dengan plastik konvensional. Sehingga masyarakat
lebih memilih untuk menggunakan plastik biodegradabel dibandingkan plastik
konvensional yang terbuat dari bahan bakar fosil yang semaikn lama semakin
menipis. Selain itu, gagasan ini diajukan kepada pemerintah agar pemerintah
menyetujui dan memberikan dana untuk pembuatan infrastruktur pendukung untuk
memproduksi plastik biodegradabel dari kulit pisang ini. Selain itu, memberikan
informasi kepada pihak industri plastik dan swasta agar tertarik untuk
mengembangkan pembuatan plastik biodegradabel berbahan baku kulit pisang ini.

v
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN BAKU
PLASTIK BIODEGRADABEL

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menghasilkan plastik sebagai
salah satu penemuan terbesar di bidang kimia khususnya bahan polimer. Sejak
ditemukan pada tahun 1907, penggunaan plastik dan barang-barang berbahan dasar
plastik semakin meningkat. Peningkatan penggunaan plastik merupakan
konsekuensi dari berkembangnya teknologi, industri dan juga jumlah populasi
penduduk. Plastik memiliki keunggulan dibandingkan material lain, seperti plastik
lebih kuat, ringan, fleksibel, tahan karat, tidak mudah pecah, mudah diberi warna,
mudah dibentuk, serta isolator panas dan listrik yang baik. Dari data konsumsi
plastik dari berbagai belahan dunia menunjukkan bahwa kebutuhan plastik dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Gambar 1. Konsumsi plastik per kapita kg/tahun


Sumber: Nugroho, Tito Setiawan., et al (2012)
Peningkatan kebutuhan plastik menyebabkan meningkatnya jumlah sampah
plastik yang berdampak negatif terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia.
Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena tidak dapat
terurai dengan cepat. Sampah plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga
500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna (Efendi, et al.
2010) Sampah kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang
disebut ethylene. Minyak, gas, dan batubara mentah adalah sumber daya alam yang
tidak dapat diberparui. Semakin banyak penggunaan plastik, maka semakin cepat
menghabiskan sumber daya alam tersebut. Selain itu, sampah plastik yang dibuang
sembarangan juga dapat menyumbat selokan dan sungai sehingga dapat

vi
menyebabkan banjir. Sampah plastik yang dibakar juga dapat mengeluarkan zat-zat
yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Tanaman pisang merupakan salah satu tanaman penghasil buah yang
banyak terdapat di Indonesia. Buahnya banyak disukai untuk dikonsumsi secara
langsung atau diolah menjadi produk konsumsi lain seperti keripik pisang, selai
pisang dan lain sebagainya. Namun hal ini tidak diimbangi dengan pengolahan
limbah dari kulit pisang yang sangat banyak jumlahnya. Limbah ini banyak terdapat
di daerah-daerah yang memproduksi keripik dan selai pisang. Limbah ini masih
tidak dapat dimanfaatkan oleh penduduk sekitar.
Tabel 1. Produksi buah-buahan di Indonesia tahun 2014

Sumber: Kementerian Pertanian RI


Penggunaan plastik ramah lingkungan yang dapat didegradasi dalam waktu
yang relatif singkat (plastik biodegradabel) sebagai substitusi plastik berbahan baku
petrokimia merupakan salah satu solusi pemecahan masalah lingkungan akibat
limbah plastik. Namun, saat ini, plastik biodegradabel yang ada sebagian besar
berbahan baku pati. Bahan baku pati terdapat dari banyak sumber seperti kentang,
tapioka dan sagu. Hal ini menyebabkan krisis pangan karena pati juga berfungsi
sebagai sumber pangan manusia. Kulit pisang sebagai salah satu penyumbang
limbah di lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan
plastik biodegradabel sehingga pemanfaatan kulit pisang dapat menjadi salah satu
alternatif pemecahan masalah limbah plastik dan kulit pisang.

Tujuan dan Manfaat


Penulisan ini memiliki tujuan untuk:
 Memberikan solusi mengenai permasalahan limbah plastik dan kulit pisang
 Merekomendasikan manfaat lain dari kulit pisang khususnya dalam
penggunaan plastik biodegradabel
 Memperluas wawasan mengenai manfaat kulit pisang sebagai alternatif
bahan baku dalam pembuatan plastik biodegradabel
 Mengetahui proses pengolahan kulit pisang menjadi plastik biodegradabel

vii
Adapun manfaat yang dapat dicapai dari penulisan ini adalah:
 Mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil
 Mengurangi penumpukkan limbah plastik dan kulit pisang di lingkungan
 Mendorong pemerintah dan swasta untuk mengembangkan teknologi untuk
pengolahan sampah plastik
 Meningkatkan daya guna kulit pisang sebagai bahan baku dalam pembuatan
plastik biodegradabel
 Motivasi kepada masyarakat umum dan para pelaku industri untuk
menggunakan plastik biodegradabel

GAGASAN

Kondisi Kekinian
Semakin berkembang pesatnya teknologi di dunia kebutuhan akan plastik
pun semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena plastik memiliki keunggulan
dibandingkan material lain, seperti plastik lebih kuat, ringan, fleksibel, tahan karat,
tidak mudah pecah, mudah diberi warna, mudah dibentuk, serta isolator panas dan
listrik yang baik. Namun, disisi lain produksi sampah plastik dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Sifat plastik yang membutuhkan waktu lama bahkan
sampai ratusan tahun untuk dapat terdekomposisi atau terurai akan berdampak
negatif terhadap lingkungan. Plastik akan mengurangi kesuburan tanah. Selain itu,
plastik yang dibuang sembarangan akan menyumbat selokan dan dapat
menyebabkan banjir

Gambar 2. Sampah Plastik di Bantaran Sungai di Indonesia


Sumber: Priyanto, Dedy Eka (2011)
Sebagian besar bahan baku plastik berasal dari minyak bumi (naphtha).
Sekitar 8% dari minyak bumi di dunia digunakan untuk membuat plastik.
Diperkirakan persentase penggunaannya akan terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk dunia. Produksi plastik yang semakin meningkat
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya krisis energi. Krisis energi yang

viii
terjadi di dunia juga terjadi di Indonesia. Cadangan energi di Indonesia terutama
energi fosil (minyak bumi, batubara) semakin hari semakin menyusut. Hal ini juga
diperparah dengan pemborosan dalam penggunaan energi fosil. Penduduk yang
semakin meningkat juga menyebabkan ketersediaan akan energi fosil semakin
berkurang karena konsumsi energi per kapita akan meningkat.
Tabel 2. Cadangan Minyak Bumi

Sumber: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Solusi Terdahulu
Penanganan sampah plastik yang populer selama ini adalah dengan 3R
( Reuse, Reduce, Recycle). Reuse adalah memakai berulang kali barang-barang
yang terbuat dari plastik. Reduce adalah mengurangi pembelian atau penggunaan
barang-barang dari plastik, terutama barang-barang yang sekali pakai. Recycle
adalah mendaur ulang barang-barang yang terbuat dari plastik. Masing-masing
penanganan sampah tersebut di atas mempunyai kelemahan. Kelemahan dari reuse
adalah barang-barang tertentu yang terbuat dari plastik, seperti kantong plastik,
kalau dipakai berkali-kali akan tidak layak pakai. Selain itu beberapa jenis plastik
tidak baik bagi kesehatan tubuh apabila dipakai berkali-kali. Kelemahan dari reduce
adalah harus tersedianya barang pengganti plastik yang lebih murah dan lebih
praktis. Sedangkan kelemahan dari recycle adalah bahwa plastik yang sudah didaur
ulang akan semakin menurun kualitasnya. Pemusnahan sampah plastik dengan cara
pembakaran (incineration), kurang efektif dan beresiko sebab dengan pembakaran
munculnya polutan dari emisi gas buang (CO2, CO, NOx, dan SOx) dan beberapa
partikulat pencemar lainnya sehingga diperlukan cara pengolahan lain untuk
mengolah sampah plastik (Surono, 2014).

ix
Solusi yang Ditawarkan
Perlu adanya alternatif solusi yang lebih menjanjikan dan berprospek ke
depan. Salah satunya dengan membuat plastik biodegradabel. Plastik biodegrasi
dapat diurai oleh mikroba. Plastik ini bukan pencemar/polutan bagi tanah,
dikatakan plastik ini aman lingkungan. Secara umum, plastik biodegradabel
diartikan sebagai film plastik yang dapat didaur ulang dan dapat dihancurkan secara
alami. Plastik biodegradabel adalah plastik yang dapat digunakan layaknya seperti
plastik konvensional, namun akan hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme
menjadi hasil akhir air dan gas karbondioksida setelah habis terpakai dan dibuang
ke lingkungan. Berdasarkan bahan baku yang dipakai, plastik biodegradabel
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dengan bahan baku
petrokimia dan kelompok dengan bahan baku produk tanaman seperti pati dan
selulosa.
Pemakaian pati sebagai bahan baku pembuatan plastik biodegradabel sudah
mulai dikembangkan di Indonesia karena tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia
kaya akan sumber pati-patian. Bahan baku pati dapat diperoleh dari banyak sumber,
seperti kentang, tapioka, dan sagu. Penggunaan pati sebagai bahan baku pembuatan
plastik biodegradabel ini ternyata menimbulkan masalah baru, yaitu krisis pangan.
Hal ini disebabkan pati, selain sebagai bahan baku plastik biodegradabel, juga
berfungsi sebagai sumber pangan bagi manusia. Dengan demikian, pemanfaatan
pati sebagai bahan baku pembuatan plastik biodegradabel akan berkompetisi
dengan penggunaan pati sebagai sumber pangan bagi manusia. Oleh karena itu,
untuk mengatasi munculnya permasalahan krisis bahan pangan akibat terbatasnya
suplai sumber pati, diperlukan sumber daya lain yang dapat dijadikan bahan baku
pembuatan plastik biodegradabel. Sumber daya yang dapat dimanfaatkan adalah
kulit pisang. Pembuatan plastik biodegradabel dari kulit pisang dilakukan dengan
cara pembuatan film dari ekstrak kulit pisang kemudian film tersebut dicetak
Kulit pisang dikumpulkan dalam suatu wadah sementara untuk diproses.
Kulit pisang disemprot dengan air dan surfaktan ringan untuk menghilangkan
kotoran yang menempel. Kemudian dibilas kembali dengan air untuk menghapus
surfaktan sisa. Kulit pisang kemudian direbus dan setelah itu dipisahkan dengan air
lalu dikeringkan. Kulit pisang kemudian digiling dan dimasukkan kedalam wadah
reaksi untuk direaksikan dengan larutan HCl dan plasticizer (dalam hal ini memakai
sorbitol). Reaksi yang terjadi melibatkan hidrolisis asam pati. Hasil reaksi
kemudian dipindahkan ke dalam tabung untuk diberi larutan NaOH yang berfungsi
untuk menetralkan asam dan menghentikan reaksi. Setelah itu campuran
dimasukkan ke oven untuk dipanggang dalam suhu 120OC. Setelah didinginkan
film siap untuk digunakan.

x
Gambar 3. Skema Proses Pengolahan Kulit Pisang Menjadi Plastik Biodegradabel
Sumber : Prasad, S (2014)

Pihak-Pihak Terkait
Plastik yang berbahan baku minyak bumi sulit untuk dapat terurai sehingga
menimbulkan berbagai masalah di lingkungan. Pembuatan plastik juga
menyebabkan persediaan bahan bakar fosil yang semakin menipis. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu solusi, salah satunya adalah pembuatan plastik biodegradabel
yang memerlukan dukungan dari berbagai pihak diantaranya:
1. Pemerintah
Pemerintah berperan penting untuk menyosialisasikan kepada masyarakat
dan industri terkait tentang plastik biodegradabel berbahan baku kulit pisang
ini. Masyarakat
Masyarakat sebagai pengguna utama plastik dapat mulai beralih untuk
menggunakan plastik biodegradabel yang lebih ramah lingkungan
dibandingkan plastik konvensional yang banyak beredar sekarang
2. Industri plastik
Industri plastik dapat mengembangkan plastik biodegradabel berbahan baku
pisang dalam skala yang lebih besar
3. Petani pisang atau pengusaha dalam bidang pertanian

xi
Tanaman pisang merupakan tanaman penghasil buah terbesar di Indonesia.
Peran petani pisang dalam memrpoduksi buah pisang sangat mempengaruhi
dalam penyediaan bahan baku plastik biodegradabel ini berupa kulit pisang.

Langkah-Langkah Strategis Implementasi


Langkah-langkah strategis untuk mengimplementasikan pemanfaatan limbah
kulit pisang dalam pembuatan biodegradabel plastik adalah:
1. Diajukan kepada lembaga riset dan penelitian untuk diteliti lebih lanjut
2. Diadakan penyuluhan kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui
manfaat dari biodegradabel plastik
3. Pemberian informasi kepada pihak industri plastik dan swasta agar tertarik
untuk mengembangkan pembuatan biodegradabel plastik dengan limbah
kulit pisang ini dalam skala besar.
4. Membuat infrastruktur pendukung untuk memproduksi plastik
biodegradabel dari kulit pisang
5. Mempelajari tahapan dalam proses pengolahan limbah kulit pisang menjadi
plastik biodegradabel

Peluang dan Tantangan


Adapun peluang yang didapat adalah:
1. Sampah plastik dapat dengan mudah terurai oleh mikroorganisme
2. Kulit pisang tidak lagi terbuang sia-sia sebagai suatu limbah tetapi dapat
meningkatkan daya gunanya
3. Membatasi pemakaian minyak sebagai bahan baku plastik
4. Pembuatan plastik biodegradabel dari limbah kulit pisang tidak akan
mengurangi persediaan bahan pangan
5. Pembuatan plastik biodegradabel lebih ekonomis disbanding dengan plastik
berbahan baku minyak bumi.
Dan tantangan yang dihadapi dalam pemanfaatan limbah kulit pisang untuk
biodegradabel plastik adalah:
1. Perlu adanya kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan petani dalam
mewujudkan pembuatan biodegradabel plastik dari limbah kulit pisang
2. Perlu adanya uji lebih lanjut tentang cara efisiensi pengolahan limbah kulit
pisang
3. Perlu adanya dukungan dari industri plastik dan pihak swasta dalam
pembuatan biodegradabel plastik
4. Perlu dukungan ahli dalam pembuatan biodegradabel plastik agar efisien

KESIMPULAN

xii
Gagasan yang Diajukan
Perkembangan teknologi yang semakin meningkat, menyebabkan
penggunaan plastik semakin meningkat tiap tahunnya. Plastik yang terbuat dari
minyak bumi ini menimbulkan berbagai masalah di lingkungan karena sifat plastik
yang sulit untuk terurai. Oleh karena itu dibutuhkan solusi untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Gagasan yang diajukan adalah pembuatan plastik biodegradabel
yang berasal dari limbah kulit pisang. Kulit pisang sendiri banyak mengandung pati
yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku plastik

Teknik Implementasi
Teknik implementasi dari gagasan ini adalah dengan diajukan kepada
lembaga riset dan penelitian untuk diteliti lebih lanjut. Kemudian gagasan ini
disosialisasikan kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui kelebihan dari
penggunaan plastik biodegradabel dibandingkan dengan plastik konvensional.
Sehingga masyarakat lebih memilih untuk menggunakan plastik biodegradabel
dibandingkan plastik konvensional yang terbuat dari bahan bakar fosil yang
semaikn lama semakin menipis. Selain itu, gagasan ini diajukan kepada pemerintah
agar pemerintah menyetujui dan memberikan dana untuk pembuatan infrastruktur
pendukung untuk memproduksi plastik biodegradabel dari kulit pisang ini. Selain
itu, memberikan informasi kepada pihak industri plastik dan swasta agar tertarik
untuk mengembangkan pembuatan plastik biodegradabel berbahan baku kulit
pisang ini

Prediksi Hasil
Gagasan ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak dalam
pengembangannya diantaranya adalah masyarakat, pemerintah, industri plastik dan
petani pisang. Gagasan ini juga memiliki beberapa peluang diantaranya sampah
plastik dapat dengan mudah terurai oleh mikroorganisme. Kulit pisang tidak lagi
terbuang sia-sia sebagai suatu limbah tetapi dapat meningkatkan daya gunanya,
membatasi pemakaian minyak sebagai bahan baku plastik, pembuatan
biodegradabel plastik dari limbah kulit pisang tidak akan mengurangi persediaan
bahan pangan, pembuatan plastik biodegradabel lebih ekonomis dibanding dengan
plastik berbahan baku minyak bumi. Rencana mengenai suatu yang dicapai adalah
agar gagasan ini dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan di
lingkungan terutama dalam pengolahan plastik.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Darshan, M., Nishits ,D. and Varda, M. (2014) “Can a starch based plastic be an
option of environmental friendly plastic?” Journal of Global Biosciences, vol. 3,
no. 3, pp 681-685

Efendi, Feri., Wibowo, Aris. and Karya, Widya (2010) “Pemanfaatan Sampah
Plastik dan Limbah Marmer Sebagai Bahan Baku Ornamen Bangunan untuk
Solusi Penanganan Pencemaran Lingkungan” Malang: Universitas Negeri Malang
Kementerian Pertanian RI. (2015) Produksi Buah-buahan di Indonesia, 2010-
2014. http://www.pertanian.go.id/ATAP2014-HORTI-pdf/208-Prod-Buah.pdf
(15 November 2015)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2015) Statistik Minyak Bumi.
http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Statistik/Statistik%20Minyak%20Bumi.pdf
(10 November 2015)

Nugroho, Tito Setiawan., Murvianto, F., Nanda, K and Utami, D (2012) “


Penanganan Sampah Plastik secara Pirolisis serta Pemanfaatan Padatan Sisa
Pirolisis untuk Bahan Campuran Aspal dalam Rangka Mewujudkan Waste to
Product” Semarang: Universitas Diponegoro

Prasad, S. (2014) Bioplastics- utilization of waste banana peels for synthesis of


polymeric films. Ph.D theses, Delft University of Technology.

Priyanto, Dedy Eka (2011) “Plastik: Dari Minyak Kembali ke Minyak”


http://majalah1000guru.net/2011/11/plastik-minyak/ (14 November 2015)

Reddy, R.L., Reddy, V.S. and Gupta, G.A. (2013) “Study of Bio-plastics As Green
& Sustainable Alternatif to Plastics” International Journal of Emerging Technology
and Advanced Engineering, vol. 3, no. 5

Surono, Budi Untoro. (2014) “Berbagai Metode Konversi Sampah Plastik


Menjadi Bahan Bakar Minyak” Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Teknik, Universitas
Janabadra

xiv
LAMPIRAN

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Jihan Mutiah


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NPM 1506673201
5 Tempat Tanggal Lahir Jakarta, 27 Juni 1997
6 E-mail Jihanmutiah91@gmail.com
7 Nomor telepon/HP 085783334373

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Pekayon 17 SMP Negeri 103 SMA Negeri 39
Pagi Jakarta Jakarta
Jurusan - - IPA
Tahun masuk-lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

Tidak Ada

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir

Tidak Ada

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian

Depok, 19 November 2015

Pengusul,

Jihan Mutiah

xv

Anda mungkin juga menyukai