Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FIBER OPTIK

JOBSHEET 1

RANGKAIAN PEMANCAR (Tx) DAN PENERIMA (Rx) DATA FIBER OPTIK

Disusun Oleh :

Nama : Mardian Sundaynur


NIM : 4.31.15.0.15
Kelas : TE – 4A

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2018
PROJEK FIBER OPTIK

RANGKAIAN PEMANCAR (TX) DAN PENERIMA (RX) OPTIK

1. Tujuan Percobaan
 Dapat merangkai rangkaian pemancar data serat optik
 Dapat merangkai rangkaian penerima data serat optik
 Dapat memahami prinsip kerja pemancar optik
 Dapat memahami prinsip kerja penerima optik

2. Dasar Teori

Fiber optik adalah teknologi kabel yang menggunakan serat kaca atau plastik untuk
mengirimkan data. Prinsip dari fiber optik adalah mengubah informasi atau data yang
dikirimkan menjadi cahaya di dalam perangkat transmitter optik yang mengubah
gelombang elektrik menjadi gelombang cahaya, kemudian data yang berupa gelombang
cahaya tersebut dikirimkan melalui kabel optik yang terbuat dari serat kaca atau plastik
agar cahaya yang dikirimkan bisa memantul dan dibiaskan hingga sampai ke perangkat
penerima optik dalam perangkat penerima optik, data yang berupa gelombang cahaya
tersebut diubah menjadi gelombang elektrik kembali.

Lebar jalur atau bandwidth yang dimiliki oleh fiber optik lebih lebar sahingga
mengirim informasi yang lebih banyak dan cepat dari pada penggunaan kabel tembaga.
Fiber optik sangat cocok untuk digunakan dalam sistem jaringan telekomuikasi. Serat
kaca yang ada pada kabel fiber optik memiliki ukuran yang sangat kecil yaitu sekitar
120 mm. Proses transmisi denga fiber optik mamanfaatkan cahaya sebagai inisialisasi
data bit 1/0 dengan ditandai on/off dari sumber cahaya pada transmitter (Tx) yang berupa
LED ataupun LASER. Pada sisi penerima digunakan LED sebagai konverter dari sinyal
optik menjadi sinyal elektrik

Proses transmisi menggunakan fiber optic memiliki kelebihan antara lain :

 Kapasitas informasi sangat besar


 Tidak dapat disadap
 Bebas dari gangguan medan elektromagnetik
 Bebas dari cross-talk
 Tidak menimbulkan bahaya hubungan singkat dan loncatan listrik
 Bebas dari ground-loop

3. Alat dan Komponen yang digunakan


 Rangkaian TX
1) IC NE 555 : 1 buah
2) Kapasitor 470 µF : 1 buah
3) Kapasitor 4.7 µF : 1 buah
4) Resistor 12 KΩ : 2 buah
5) Resistor 220 KΩ : 1 buah
6) Trimpot 50 KΩ : 1 buah
7) Lampu LASER : 1 buah
8) Power Supply 6V : 1 buah
9) Fiber Optic : 1 buah
10) Jumper : Secukupnya
 Rangkaian Rx
1) Resistor 470 Ω : 1 buah
2) Resistor 10 KΩ : 1 buah
3) Transistor BC 557 : 1 buah
4) Lampu LED : 1 buah
5) LDR : 1 buah
6) Power Supply 6V : 1 buah
7) Jumper : Secukupnya

4. Gambar Rangkaian
5. Langkah Percobaan
1. Merangkai rangkaian Tx dengan komponen yang ada pada daftar komponen dan
sesuai petunjuk dari gambar rangkaian Tx.
2. Merangkai rangkaian Rx dengan komponen yang ada pada daftar komponen dan
sesuai petunjuk dari gambar rangkaian Rx.
3. Menghubungkan rangkaian Tx dengan Power supply 6V.
4. Menghubungkan rangkaian Rx dengan Power Supply 6V.
5. Sambungkan laser rangkaian Tx pada kabel fiber optic ujung 1.
6. Sambungkan LDR rangkaian Rx pada kabel fiber optic ujung 2.
7. Hidupkan Power Supply.
8. Siapkan Stop Watch untuk menghitung jumlah kedipan dalam detik.
9. Menghitung jumlah kedipan LED pada Tx setiap 60 detik.
10. Mengukur tegangan pada Tx saat LED menyala dan mati.
11. Atur nilai resistor Trimpot pada rangkaian Tx.
12. Hitung jumlah kedipan dalam 60 detik.

6. Hasil Percobaan
Tabel 1 Hasil Percobaan
Resistor Tegangan Tx Tegangan Rx Jumlah Jumlah
Waktu ( s )
(Ω) (V) (V) kedip Tx kedip Tx
6,23 2,84 3,68 60 69 69
12,14 2,88 1,76 60 54 54
24,31 2,84 3,36 60 35 35
Tabel 1. Jumlah Kedipan LED

Variable resistor ( Ω )
6,23 12,14 24,31
7. Analisis data

pada percobaan kali ini adalah percobaan mengirim sinar led dari Transmitter (Tx)
ke receiver (Rx) dengan media fiber optik, pada rangkaian Tx menggunakan IC NE
555. IC NE 555 dikenal sebagai IC timer karena fungsinya sebagai pewaktu atau
multivibrator, IC ini bisa menghasilkan sinyal kotak sehinnga cocok untuk membuat
rangkaian flip-flop. Rang kaian flip-flop adalah rangkaian lampu berkedip, hidup-mati
secara bergantian. Rangkaian flip-flop ini disuplai tegangan 6 V DC dari power supply,
karena menggunkan IC NE 5555 maka jeda hidup-mati lampu LED bisa diatur dengan
variable resistor.

grafik hubungan variable resistor


dengan jumlah kedip LED Tx
80
Jumlah Kedipan

69
60
54
40 grafik hubungan
35
variable resistor
20
dengan jumlah
0 kedip LED Tx
0 10 20 30
Variable Resistor ( Ω )

terlihat pada grafik bahwa semakin tinggi nilai variable resistor maka semakin sedikit
kedip LED Tx

pada pengukuran yang dilakukan di osciloscop menunjukkan level tegangan flip-flop


Tx ( 1/0 ) dan waktu hidup-mati LED pada Tx.

pengaruh resistor terhadap waktu kedip


LED
1500 1260
waktu ( ms )

1000 800
600
500 260 260 260 waktu LED hidup
waktu led mati
0
0 5 10 15 20 25 30

Variable Resistor ( Ω )
Dari tabel diatas terlihat bahwa jika kita mengatur variable resistor mempengaruhi
lama waktu LED hidup sedangkan lama waktu LED mati konstan pada waktu 260 ms,
perbedaan pada waktu inilah yang menyebabkan kedipan LED menjadi cepat atau
lambat.

Pada pengukuran Rx jumlah kedipan sama dengan kedipan LED di Tx ini


menandakan bahwa sensor LDR masih memiliki sensitivitas dan tidak mengalami
kerusakan, pada osciloscop terlihat bahwa saat tegangan LED tinggi ( LED hidup )
maka tegangan LDR turun/rendah tetapi saat tegangan LED rendah ( LED mati )
tegangan LDR malah tinggi. Hal ini terjadi karena karakteristik dari LDR itu sendiri

Jika LDR menerima atau terkena cahaya yang sedikit sekali menyebabkan
hambatan yang terdapat pada LDR akan besar.( V = I x R ) hal ini mengakibatkan arus
yang masuk ke kaki basis transistor BC 557 kecil. Maka, hal ini akan menjadikan
transistor dalam kondisi cut off, sehingga arus dari kolektor tidak dapat dialirkan
menuju emitor. Kondisi ini mengakibatkan LED tidak menyala. Jika cahaya yang
mengenai LDR besar, maka hambatan yang terdapat pada LDR sendiri akan semakin
kecil. Sehingga LDR lebih dapat mengalirkan arus yang menuju ke basis transistor.
Mengalirnya arus ke basis mengakibatkan transistor dalam kondisi ON, sehingga Arus
yang terdapat pada kaki kolektor dapat menuju ke emitor. Dan akhirnya LED dapat
menyala.

Secara kesuluran percobaan yang telah dilakukan telah sesuai dengan konsep
pengiriman dan penerimaan data pada kabel fiber optik, cahaya yang dihasilkan pada
LED Tx ibarat sebuat bit data dimana LED hidup diibaratkan bit 1 sedangkan LED mati
diibaratkan bit 0, hidup-mati LED/data tersebut dikirim melalui fiber optik dan diterima
oleh LDR dan divisualisasikan oleh LED Rx sehingga data memang benar-benar
diterima.
8. Kesimpulan
 Sistem komunikasi fiber optik mempunyai 3 komponen penting yaitu
Transmitter ( Tx ), Receiver ( Rx ) dan kabel fiber optik.
 Rx bertugas merubah sumber informasi menjadi cahaya, Tx bertugas merubah
cahaya menjadi sumber informasi dan fiber optik berfungsi sebagai media
transmisi.
 Data yang dikirim dari Tx berupa cahaya maka data yang diterima di Rx juga
harus berupa cahaya.
 Media transmissi untuk mentransmisikan cahaya adalah fiber optik.
 Modul Tx dan Rx dalam kondisi baik jika LED Tx nyala maka LED Rx juga
ikut menyala.
 Bit 1 dianalogikan LED nyala sedangkan bit 0 dianalogikan LED mati.

Anda mungkin juga menyukai