Anda di halaman 1dari 8

Penganiayaan dengan Pembacokan

Taufik Suryadi, Sari Yanti, Dhita Dwiyani, Panji Anugerah, Firman Guntara Desky
Dept.Inst. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unsyiah – RSUD Dr. Zainoel
Abidin
Abstrak
Penganiayaan dengan pembacokan masih marak terjadi dan merupakan suatu bentuk
kejahatan yang sangat diperhatikan oleh hukum karena pelanggaran ini sangat rentan terjadi
di kalangan masyarakat. Penganiayaan ini sering menimbulkan bahaya individu dengan
tujuan menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang lain. Pada umumnya pembacokan dapat
menyebabkan luka berat baik dari segi medis maupun hokum, sehingga perlu dibahas secara
khusus. Dilaporkan sebuah kasus pembacokan seorang laki-laki berusia 24 tahun oleh
pamannya.

Kata Kunci : Penganiayaan, Pembacokan

Abstract
Persecution by chopping still rife and is a form of crime that is considered by law as
a violation of this very vulnerable place in society . This persecution often pose a danger
individuals with the intention of causing pain or injury to another person . In general
chopping can cause serious injury in terms of both medical and legal , so it needs to be
addressed specifically. chopping reported a case of a man aged 24 years by his uncle .

Keywords : Persecution, chopping

Pendahuluan Ruda paksa tajam dikenal dalam tiga


bentuk yaitu luka iris atau luka sayat
Aksi penganiayaan dengan
(vulnus scissum), luka tusuk (vulnus
menggunakan ruda paksa tajam masih
punctum) dan luka bacok (vulnus
marak terjadi. Masalah ini masih menjadi
caesum). Luka adalah hilangnya
topik perbincangan yang hangat di seluruh
hubungan antar jaringan (discontinuous
lapisan masyarakat. Penganiayaan sering
tissue) seperti jaringan kulit, jaringan
menimbulkan bahaya bagi individu itu
lunak, jaringan otot, pembuluh darah,
sendiri maupun orang lain.1
jaringan saraf dan tulang.. Keadaan ini
Ruda paksa tajam adalah suatu
dapat disebabkan oleh trauma benda
ruda paksa yang mengakibatkan luka pada
tajam, trauma benda tumpul, perubahan
permukaan tubuh oleh benda-benda tajam.

1
suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik Laporan Kasus
atau gigitan hewan. 2 Korban diperiksa dalam keadaan
Salah satu luka yang disebabkan sadar dengan luka bacok pada wajah,
oleh karena kekerasan benda tajam yaitu lengan bawah dan punggung. Kejadian
luka bacok. Luka bacok (chop wound) berawal saat korban mengalami
adalah luka akibat pembacokan dengan pembacokan dari belakang oleh pamannya
menggunakan alat yang berat dan bermata ketika korban sedang duduk di depan
tajam atau agak tumpul dengan suatu rumahnya pada malam hari.
ayunan disertai tenaga yang besar dengan
kedalaman luka kurang lebih sama dengan Pemeriksaan Luar

panjang luka.2,3 1. Wajah

Berdasarkan dari hasil penelitian Dijumpai luka bacok berjumlah

yang dilakukan di RSUP Prof. Dr. R. D. satu pada pipi kiri, dengan jarak pinggir

Kandou Manado pada tahun 2011 sampai luka atas ke hidung 4 cm dan jarak

dengan 2012 didapatkan jumlah penderita pinggir luka bawah ke dagu 3,2 cm,

dengan lukan bacok sebanyak 52 kasus bentuk luka elips, garis batas luka teratur

dengan insidensi terbanyak adalah terjadi dan simetris, tepinya rata, dan dengan

pada rentang umur 21-30 tahun. kedua sudut luka tajam, arah luka dari

Penyebab luka bacok yang terjadi sering atas, tebing luka tidak rata terdiri atas

disebabkan oleh parang dengan lokasi kulit, jaringan ikat , dan jaringan lemak.

tersering terjadi luka bacok terdapat pada Dasar luka terdapat jaringan mukosa dan

ektremitas atas dengan persentase 78,8%. jaringan lemak, dengan ukuran luka

Selain itu kerusakan jaringan yang dapat sebelum ditautkan panjang 8,5 cm, lebar

terjadi pada kasus luka bacok ditemukan 1,1 cm dan dalam luka 0,5 dan setelah

mengenai seluruh jaringan epidermis dan ditautkan panjang menjadi 8,7 cm dan

dermis.4 lebar 0,3 cm.

Pada makalah ini dilaporkan


sebuah kasus pembacokan dengan
menggunakan senjata tajam.

Gambar 1. Luka pada daerah wajah.

2
luka bawah ke pergelangan tangan
2. Lengan. 14,7 cm, bentuk luka elips, garis
Pada lengan kiri bawah terdapat 3 luka batas luka teratur dan simetris,
yaitu: tepinya rata, dan dengan kedua
a. Dijumpai luka bacok, dengan jarak sudut luka tajam, arah luka dari
pinggir luka atas ke siku 15,2 cm atas, tebing luka tidak rata terdiri
dan jarak pinggir luka bawah ke atas kulit, jaringan ikat. Dasar luka
pergelangan tangan 11,3 cm, tampak tulang, dengan ukuran luka
bentuk luka elips, garis batas luka sebelum ditautkan panjang 4,2 cm,
teratur dan simetris, tepinya rata, lebar 2 cm dan dalam 0,3 cm.
dan dengan kedua sudut luka
tajam, arah luka dari atas, tebing
luka tidak rata terdiri atas kulit,
jaringan ikat. Dasar luka terdapat
jaringan mukosa. dengan ukuran
luka sebelum ditautkan panjang
4,7 cm, lebar 0,5 cm dan dalam Gambar 3. Luka bacok pada
luka 0,2 cm dan setelah ditautkan lengan kiri bawah bagian
panjang menjadi 4,9 cm dan lebar belakang.
0,1 cm. c. Dijumpai luka bacok lengan kiri
bawah bagian depan dengan jarak
pinggir luka atas ke siku 18,2 cm
dan jarak pinggir luka bawah ke
pergelangan tangan 4,5 cm,
bentuk luka tidak teratur, garis
batas luka teratur, tepinya rata, dan
Gambar 2. Luka bacok pada dengan kedua sudut luka tumpul,
lengan bawah kiri. arah luka dari depan, tebing luka
b. Dijumpai luka bacok pada lengan tidak rata terdiri atas kulit,
kiri bawah bagian belakang, jaringan ikat, jaringan lemak, otot
dengan jarak pinggir luka atas ke dan tampak tulang yang patah.
siku 10,3 cm dan jarak pinggir Dasar luka terdapat jaringan otot.

3
Dengan ukuran luka sebelum Gambar 2. Gambar luka bacok
ditautkan panjang 5,6 cm, lebar pada punggung.
4,5 cm dan dalam 2,5 cm. b. Dijumpai luka sayat pada
punggung dengan jarak tepi luka
kanan ke garis tengah tubuh
adalah 5,5 cm. bentuk elips, garis
batas luka tidak teratur, tampak
lapisan kulit yang terkelupas
masih bersambung dengan lapisan
Gambar 2. Luka bacok pada daerah
kulit disekitarnya, sudut luka tajam
lengan bawah kiri bagian depan.
dengan ukuran panjang 5,1 cm dan
3. Punggung.
lebar 2 sentimeter.
a. Dijumpai luka bacok pada
punggung, dengan jarak pinggir
luka atas ke tulang cervical 38,6
cm dan jarak pinggir luka bawah
ke pinggang 7,5 cm, bentuk luka
elips, garis batas luka teratur dan
simetris, tepinya rata, dan dengan
Gambar 3. Luka sayat pada daerah
kedua sudut luka tajam, arah luka
punggung.
dari atas, tebing luka tidak rata
terdiri atas kulit dan jaringan
Kesimpulan pada Visum et Repertum
lemak. Dasar luka terdapat
Dari hasil pemeriksaan fisik
jaringan ikat, berbatas tegas,
dijumpai 1 luka bacok pada pipi kiri, 3
dengan ukuran luka sebelum
buah luka bacok di lengan bawah kiri dan
ditautkan panjang 11 cm, lebar 3
1 buah luka bacok punggung, serta 1 luka
cm dan dalamnya 0,8 cm.
sayat pada punggung dan disertai
patahnya tulang hasta kiri. Luka-luka
tersebut termasuk golongan luka berat
yang disebabkan oleh benda tajam yang
dapat mengakibatkan keterbatasan

4
aktifitas fisik korban sehari-hari sebagai 1. Ukuran luka bacok biasanya besar
swasta dan menimbulkan cacat. 2. Tepi luka bacok tergantung pada mata
senjata,
Diskusi 3. Sudut luka bacok tergantung pada
mata senjata,
Penganiayaan adalah perlakuan
4. Hampir selalu mengakibatkan
sewenang-wenang dengan tujuan
kerusakan pada tulang,
menimbulkan rasa sakit atau luka pada
5. Terkadang dapat memutuskan bagian
orang lain. Dengan kata lain si pelaku
tubuh yang terkena dan
menghendaki akibat terjadinya suatu
6. Di sekitar luka dapat ditemukan luka
perbuatan. Penganiayaan merupakan suatu
memar maupun lecet.7
bentuk kejahatan yang sangat diperhatikan
Pada kasus didapatkan luka sayat
oleh hukum karena pelanggaran ini sangat
pada punggung. Ciri utama luka sayat
rentan terjadi dikalangan masyarakat.
dibanding luka akibat benda tajam lainnya
Penganiayaan sering terjadi menggunakan
adalah panjangnya melebihi
ruda paksa tajam.5
kedalamannya, sebab terjadi akibat
Pada kasus ditemukan luka bacok
tekanan ringan benda tajam sewaktu
di lengan kiri bawah bagian depan. Luka
digeserkan pada permukaan kulit. Dengan
pada lengan memberi gambaran bahwa
demikian panjang dan dalam luka sayat
korban menggunakan lengannya untuk
sama sekali tidak menginformasikan
menangkis serangan yang diberikan.
ukuran benda tajam penyebab. Luka sayat
Petunjuk dari luka bacok sering dianggap
berukuran 3 cm bisa saja diakibatkan oleh
sebagai suatu masalah pembunuhan dan
pisau dapur berukuran 6 cm, pisau cukur
penganiayaan terutama dalam
berukuran 2 cm, atau bahkan sepotong
persidangan, yang mengarah pada
pecahan kaca.7
6,3
rekonstruksi pengadilan.
Ada 3 bentuk luka sayat :
Luka bacok disebabkan oleh alat
1. Bentuk celah yaitu luka sayat (incised
instrumen berat yang mempunyai
wound) yang arah datangnya sejajar
setidaknya satu sisi yang tajam, contohnya
dengan dengan arah serat elastis/otot.
seperti kapak, pedang dan parang. Luka
2. Bentuk menganga yaitu luka sayat
bacok terdiri dari luka iris yang memiliki
(incised wound) sayat yang arah
alur atau potongan pada dasar tulang. Ada
enam ciri luka bacok yaitu:

5
datangnya tegak lurus terhadap arah Didalam melakukan pemeriksaan
serat elastis/otot. terhadap orang yang menderita luka akibat
3. Bentuk asimetris yaitu luka sayat kekerasan pada hakikatnya dokter
(incised wound) yang arah diwajibkan untuk dapat menberikan
datangnya.7 kejelasan dari permasalahan sebagai
berikut:
Aspek Medikolegal a. Jenis luka apa yang terjadi
b. Jenis senjata apakah yang membuat
jika dari sudut medic, luka
luka
merupakan kerusakan jaringna baik
c. Bagaimana kualifikasi luka tersebut.9
disertai atau tidak disertai kontinuitas
permukaan kulit akibat trauma maka dari
Penganiayaan di Indonesia terdiri
sudut hokum, luka merupakan kelainan
dari tiga tingkatan dengan hukuman yang
yang dapat disebabkan oleh suatu tindak
berbeda yaitu:
pidana, baik yang bersifat sengaja
1. Penganiayaan ringan (pidana
(intensional), ceroboh (recklessness) atau
maksimum 3 bulan penjara).
kurang hati-hati (negligence). Untuk
Rumusan hukum tentang
menentukan berat ringannya hukuman
penganiayaan ringan sebagaimana
perlu ditentukan lebih dahulu berat
diatur dalam pasal 352 (1) KUHP
ringannya luka.8
menyatakan bahwa “penganiayaan
Kebijakan hokum pidana di dalam
yang tidak menimbulkan penyakit
penentuan berat ringannya luka tersebut
atau halangan untuk menjalankan
didasarkan atas pengaruhnya terhadap:
pekerjaan jabatan ataupencarian,
1. Kesehatan jasmani
diancam, sebagai penganiayaan
2. Kesehatan rohani
ringan”. Jadi bila luka pada seorang
3. Kelangsunan hidup janin di dalam
korban diharapkan dapat sembuh
kandungan
sempurna dan tidak menimbulkan
4. Estetika jasmani
penyakit atau komplikasinya,maka
5. Pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata
luka tersebut dimasukkan ke dalam
pencaharian
kategori tersebut.
6. Fungsi alat indera.8
2. Penganiayaan sedang (pidana
maksimum 2 tahun 8 bulan).

6
Rumusan hukum tentang  tidak mampu terus-menerus untuk
penganiayaan (sedang) sebagaimana menjalankan tugas jabatan atau
diatur dalam pasal 351 (1) KUHP pekerjaan pencarian;
tidak menyatakan apapun tentang  kehilangan salah satu panca indera;
penyakit. Sehingga bila kita  mendapat cacat berat;
memeriksa seorang korban dan  menderita sakit lumpuh;
didapati “penyakit” akibat kekerasan  terganggunya daya pikir selama
tersebut, maka korban dimasukkan ke empat minggu lebih;
dalam kategori tersebut.  gugur atau matinya kandungan
3. penganiayaan yang menimbulkan seorang perempuan.9
luka berat (pidana maksimum 5
tahun). Rumusan hukum tentang KESIMPULAN

penganiayaan yang menimbulkan Penganiayaan dapat menimbukna

luka berat diatur dalam pasal 351 (2) berbagai macam luka yang dilakukan

KUHP yang menyatakan bahwa Jika dengan berbagai cara. Luka tersebut dapat

perbuatan mengakibatkan luka-luka diidentifikasi menurut kriteria luka dan

berat, yang bersalah diancam dengan dapat menentukan upaya hukum dalam

pidana penjara paling lama lima menjerat pelaku aniaya. Pada kasus ini

tahun”. Luka berat itu sendiri telah luka yang terjadi merupakan luka akibat

diatur dalam pasal 90 KUHP secara tindakan kekerasan mekanik berupa luka

limitatif. Sehingga bila kita bacok dan luka sayat. Kedalaman luka

memeriksa seorang korban dan dapat menentukan apakah kekerasan

didapati salah satu luka sebagaimana tersebut merupakan penganiayaan berat

dicantumkan dalam pasal 90 KUHP, atau tidak.

maka korban tersebut dimasukkan


Daftar Pustaka
dalam kategori tersebut.8,9 Luka berat
1. Abdussalam HR, Desasfuyanto A.
menurut pasal 90 KUHP adalah :
Buku Pintar Forensik. Jakarta:
 jatuh sakit atau mendapat luka yang
PTIK PRESS, 2014.
tidak memberi harapan akan sembuh
2. Stenens et al. Ilmu Keperawatan.
sama sekali, atau yang
Edisi II. Jakarta: EGC. 1997. Hal
menimbulkan bahaya maut;
72-81

7
3. Sampurna B, Samsu Z, Siswaja Kedokteran Indonesia. 2010:
TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam 60(4). p:188-195
Penegakan Hukum. Jakarta: 2008.
Hal 127.
4. Malarante A, et al. Angka
Kejadian Luka Bacok Di RSUP.
Prof. Dr. R. D.Kandou Manado
Periode November 2011-
Desember 2012. Manado: 2012.
5. Poerwadarminta,WJS. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Balai
Pustaka. Jakarta: 2003
6. DiMaio VJM, Danna ES.
Handbookof Forensic Pathology
(2nd ed.), 2006.
7. Nerchan E, Mallo JF dan Mallo
NT. Pola Luka Pada Kematian
Akibat Kekerasan di Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik dan
Medikolegal RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado Periode 2013.
Journal e-Clinic. 2015: 3(2). p:
640-645
8. Suryadi, T. Buku Modul
Kepanitraan Klinik SMF Ilmu
Kedokteran Forensik FK
UNSYIAH. Fakultas Kedokteran
UNSYIAH. Banda Aceh: 2015
9. Afandi D. Visum et Repertum
Perlukaan: Aspek Medikolegal dan
Penentuan Derajat Luka. Majalah

Anda mungkin juga menyukai