Anda di halaman 1dari 14

blog pribadi TOMI TRIDAYA PUTRA

HAKIKAT PENDIDIKAN

Tomi

8 tahun yang lalu

Iklan

A. Hakikat Pendidikan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar “didik” (mendidik),
yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran.

Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan, proses perluasan, dan cara mendidik.

1. Menurut Pandangan Pakar Indonesia

Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti,
pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan
anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Menurut Raka Joni (1985:2) hakikat pendidikan adalah :

a. Pendidikan merupakan interaksi manusia yang ditandai oleh keseimbangan antara


kedaulan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.

b. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan hidup


yang mengalami perubhn yang semakin pesat.

c. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.


d. Pendidikan berlangsung seumur hidup.

e. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan


teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.

Mudyahardjo ( 2001:91 ) menegaskan bahwa asumsi pokok pendidikan adalah :

a. Pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi aktual dari
individu yang belajar dab lingkungan belajarnya.

b. Pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yan baik
atau norma-norma yang baik.

c. Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa


serangkaian kegiatan bermula dari kondisi-kondisi aktual dan individu yang belajar, tertuju pada
pencapaian individu yang diharapkan.

Menurut Bojonegoro : Mendidik adalah memeri tuntunan kepada manusia yang belum dewasa
dalam pertumbuhan dan perkembangannya sampai tercapai kedewasaan

Darmaningtyas mengatakan tentang difinisi pendidikan yaitu pendidikan sebagai usaha dasar
dan sistematis untuk mencapai taraf hidup dan kemajuan yang lebih baik.

Menurut Ahmad D. Marimba Pendidikan adalah bimbingan. Pimpinan secara sadar oleh si
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama.

2. Menurut Pandangan Pakar Asing

John Dewey memaknai pendidikan sebagai proses pembaruan makna-makna pengalaman lewat
transmisi insidental dan intensional. Dengan usaha demikian, pendiidkan membantu manusia
merealisasikan segala kemampuan yang ada dalam dirinya untuk menjad pribadi yang mandiri.
Ialah sesuatu yang penting harus pula kelihatan dalam kegunaannya. Oleh Karena itu
pertanyaan what is harus dikembangkan menjadi what for dalam filsafat praktis. “Menurut
John Dewey, kita harus sanggup bertindask, tidak selalu terjerumus dalam pertengkaran
ideologis yang mandul tanpa isi, melainkan berusaha memecahkan masalah dengan tindakan
konkrit,”

Prof. Lodge dalam buku “Philosophy of Education” menyatakan “Perkataan pendidikan kadang-
kadang dipakai dalam pengertian yang luas dan pengertian sempit. Dalam pengertian luas
pendidikan adalah semua pengalaman, dapat dikatakan juga bahwa hidup adalah pendidikan
atau pendidikan adalah hidup. Pengertian pendidikan secara sempit adalah pendidikan dibatasi
pada fungsi tertentu di dalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat (tradisi)
dengan latar belakang sosialnya, pandangan hidup masyarakat itu kepada warga masyarakat
generasi berikutnya”.

Menurut Brubacher dalam bukunya “Modern Philosophies of Education, “Pendidikan diartikan


sebagai proses timbal balik dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam,
dengan teman dan alam semesta. Pendidikan merupakan pula perkembangan yang
terorganisasi dan kelengkapan dari semua potensi manusiawi, moral, intelektual dan jasmani
oleh dan untuk kepribadian individunya serta kegunaan masyarakatnya yang diarahkan demi
menghimpun semua aktivitas tersebut bagi tujuan hidupnya.

Sedangkan menurut Freire hakekat pendidikan adalah membebaskan. Freire mendobrak bahwa
pendidikan haruslah mencermati realitas sosial. Pendidikan tidaklah dibatasi oleh metode dan
tekhnik pengajaran bagi anak didik. Pendidikan untuk kebebasan ini tidak hanya sekedar
dengan menggunakan proyektor dan kecanggihan sarana tekhnologi lainnya yang ditawarkan
seseuatu kepada peserta didik yang berasal dari latar belakang apapun. Namun sebagai sebuah
praksis sosial, pendidikan berupaya memberikan bantuan membebaskan manusia di dalam
kehidupan objektif dari penindasan yang mencekik mereka

B. Pengertian Pendidikan dan Implikasi

1. Menurut Para Ahli


Ki Hajar Dewantara (1962:14) menjelaskan bahwa “Pendidikan umumnya berarti daya upaya
untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti ( kekuatan batin, karakter),pikiran (intellect) dan
tubuh anak; dalam pengertian Taman Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu,
agar supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan
anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.

Beliau lebih lanjut mejelaskan bahwa pendidikan harus mengtamakan aspek-aspek berikut:

a. Segala alat, usaha dan cara pedidikan harus sesuai dengan kodratnya keadaan.

b. Kodratnya keadaan itu tersimpan dalam adat-istiadat setiap rakyat, yang oleh karenanya
bergolong-golong merupakan kesatuan dengan sifat prikehidupan sendiri-sendiri, sifat-sifat
mana terjadi dari bercampurnya semua usaha dan daya upaya untuk mencapai hidup tertib
damai.

c. Adat istiadat, sebagai sifat peri kehidupan atau sifat percampuran usaha dan daya upaya
akan hidup tertib damai itu tiada terluput dari pengaruh zaman dan tempat.; oleh karena itu
tidak tetap senantiasa berubah.

d. Akan mengetahui garis-hidup yang tetap dari sesuatu bangsa perlulah kita mempelajari
zaman yang telah lalu.

e. Pengaruh baru diperoleh karena bercampurgaulnya bangsa yang satu dengan yang
lain,percampuran mana sekarang ini mudah sekali terjadi disebabkan adanya hubungan
modern.Haruslah waspada dalam memilih mana yang baik untuk menambah kemuliaan hidup
kita dan mana yang akan merugikan. Itulah diantara pikiran- pikiran beliau yang sangat sarat
dengan nilai.

John Dewey mengemukakan konsep pendidikan progresif sebagai berikut:

a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar secara perorangan (indivudually


learning).

b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman (learning


experiencing).

c. Guru memberi dorongan semangat dan motivasi bukan hanya pemerintah.

Artinya bahwa guru memberikan penjelasan tentang arah kegiatan pembelajaran yang
merupakan kebutuhan siswa.
d. Guru mengajaksertakan siswa dalam berbagai aktifitas kehidupan belajar di sekolah
yang mencakup pengajaran, administrasi, dan bimbingan.

e. guru memberi arahan dan bimbingan sepenuhnya agar siswa menyadari bahwa hidup
itu dinamis dan mengalami perubahan yang begitu cepat.

Menurut Prof. Dr. Dedi Supriadi Pendidikan merupakan salah satu fungsi yang harus dapat
dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh keluarga dan masyarakat secara terpadu dengan
berbagai institusi yang memang diadakan dengan sengaja untuk mengembangkan fungsi
pendidikan

Menurut Driyarkara Pendidian adalah pemanusiaan manusia muda . pengangkatan manusia


muda ke taraf insani.

Menurut Carter V. Good Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam
bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang
dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga iya dapat
mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya.

Menurut Godfrey Thomson Pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk
menghasilkan perubahan yang tepat didalam kebiasaan tingkah lakunya, pikiranya dan
perasaannya.

2. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

C. Pendidikan Sebagai Sistem


Tujuan sistem pendidikan nasional, manusia Indonesia diharapkan menjadi individu yang
mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk secara mandiri meningkatkan taraf hidup
lahir batin, dan meningkatkan perannya sebagai pribadi,pegawai/karyawan,warga masyarakat,
warga negar, dan mahluk Tuhan.

Pendekatan sistem merupakan sutu cara yang memandang pendidikan secara menyeluruh dan
sistemik, tidak persial atau fragmentaris. Proses Pendidikan adalah proses transformasi atau
perubahan kemempuan nyata untuk meningkatkan taraf hidup nyata lahir dan batin.

Hasil pendidikan adalah lulusan yang sudah terdidik berdasarkan/mengacu kepada tujuan
pendidikan yang telah ditentukan. Sistem, secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu
kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan
berinteraksi secara dinamis untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Menurut Coombs ada 12 subsistem dalam pendidikan yaitu; Tujuan, Murid/Mahasiswa,


Manajemen, Stuktur dan jadwal wakru, Materi, Tenaga Pengajar dan pelaksana, Alatbantu
belajar, Fasilitas, Teknologi, Kendali mutu, Penelitian, Biaya pendidikan.

Sebagai sistem sosial, pendidikan merupakan system terbuka, yang oleh Katz dan Kan yang
dikutip oleh Mudyaharjo (1992), dibataskan sebagai sistem yang memperoleh masukan dari
lingkungan dan memberikan hasil transformasinya kepad lingkungan. Ciri-sistem terbuka
dijelaskan sebagai berikut :

1. Mengambil energi atau masukan dari lingkungan.

2. Mentransformasikan enegri yang tersedia.

3. Memberikan hasil kepada lingkungan.

4. Peristiwa yang terus berlangsung.

5. Bergerak melawan proses kehancuran.

6. Bersifat selektif.

7. Keadaan statis dan keseimbangan intern.

8. Bergerak menuju peranan yang makin berdiferensiasi.

9. Menuju keadaan akhir yang berbeda dari keadaan awal yang sama.

P.H Koombs dan W.J Platt mengemukakkan 3 macam sumber masukan pendidikan yang terdiri
atas :
1. Pengetahuan, nilai-nilai dan cita-cita yang terdpat dalam masyarakat.

2. SDM yang memenuhi persyaratan.

3. Hasil produksi dan penghasilan.

D. Unsur-unsur / Komponen / Faktor Pendidikan

1. Tujuan

Dalam Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggunng jawab.

Selain tujuan umum, juga ada tujuan khusus pendidikan. hal-hal yang menyebabkan terjadinya
pengkhususan tujuan umum itu adalah :

a. Karakteristik anak didik.

b. Tuntutan lingkungan.

c. Perbedaan pandangan hidup.

d. Perbedaan tujuan.

e. Kemampuan pendidik.

Empat jenjang tujuan pendidikan :

a. Tujuan umum pendidikan, yakni manusia pancasila.

b. Tujuan institusional.

c. Tujuan kurikuler.

d. Tujuan instruksional kompetensi dasar.


2. Peserta Didik

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan
nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.

Raka Joni menyatakan hakikat peserta didik :

a. Bertanggungjawab atas pendidikannya sendiri seumur hidup

b. Memiliki potensi yang berbeda-beda.

c. Memerlukan pembinaan individual dan perlakuan yang manusiawi.

d. Insan yang aktif.

Parayitno (2000) menytakan bahwa hak anak adalah memperoleh pendidikan yang layak
memperkembangkan segala potensi yang diberikan Allah secara optimal. Untuk itu
dimungkinkan agar anak :

a. Memperoleh fasilitas, kesempatan dan pelayanan pendidikan dari orang tua dan Negara.

b. Terhindar dari pemaksan kehendak dari pihak manapun.

c. Terhindar dari hambtan.

d. Terhindar dari perlakuan yang merugikan.

e. Terhindar dri kebijkan yang merugikan dan memaksakn kehendak.

3. Pendidik

Pendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenaga kependidikan yang
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi
pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu:

a. Guru (lihat guru)


b. Dosen (lihat dosen)

c. Konselor (lihat konselor)

d. Pamong belajar (lihat contoh SMP Terbuka)

e. widyaiswara

f. tutor

g. instruktur

h. fasilitator

i. Ustadz, dan sebutan lainnya.

Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang Penyelenggaraan Pendidikan.

Pendidik dikelompokkan menjadi dua ktegori :

a. Pendidik menurut kodrat, yakni orang tua.

b. Pendidik menurut jabatan, yaitu guru.

Unsur hububungan orang tua dengan anaknya :

a. Unsur kasih saying

b. Unsur kesadaran akan tanggungjawab.

Unsur hubungan guru dengan peserta didik.

a. Kasih saying.

b. Tanggungjawab kepad tugas.

Menurut Prayitno (2000:9), pendidik harus :

a. Memahami potensi anak.

b. Memahami kondisi anak.


c. Melakukan kegiatn dan memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan potensi dan
kondisi anak.

d. Memberikan laporan dan bertanggungjawab.

e. Bekerjasama dengan orang tua dan pohak lain.

f. Memahami dan melaksanakan perturan.

g. Menyelenggarakan pendidikan secara professional.

4. Isi Pendidikan

Berdasarkan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, ditetapkan isi dan materi pendidikan yang
relevan. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan isi pendidikan adalah :

a. Materi harus sesuai dan menunjang tercapinya tujuan.

b. Materi harus sesuai dengan karakteristik subjek didik.

Pertibangan bgi guru dalam memilih bahan / materi yang perlu diajarkan :

a. Harus sesui dan menunjang tujuan pendidikan

b. Urgensi bahan, yaitu bahan itu penting untuk diketahui.

c. Nilai praktis dan kegunaan.

d. Bahan wajib, sesuai dengan kurikulum.

e. bahan yang sumbernya sulit perlu disiapkn guru.

5. Metode Pendidikan

Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dalam menetapkan
apakah suatu metode dapat digunakan atau kurang tepat ditentukan oleh beberpa faktor :

a. Tujuan yang ingin dicapai.


b. Faktor murid, disesuakan dengan keadaan peserta didik.

c. Faktor guru.

6. Alat Pendidikan

Kegiatan pendidikan berlangsung dengan menggunakan alat-alat pendidikan. Alat-alat


pendidikan adalah segala sesuatu yang secara langsung membantu terwujudnya pencapaian
tujuan pendidikan. Alat pendidikan dapat berupa dua hal, yaitu :

a. Bersifat tindakan, yaitu berupa upaya, siasat dalm kegiatan dengan kewibawaan yang
menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Pemilihan alat pendidikan ini harus memperhatikan :

1) Hubungan antar guru dn murid.

2) Perbedaan sifat dan tabiat murid.

3) Gunakan alat yang preventif pada anak yang normal.

4) Hati-hati dalam menghukum.

b. Alat pendidikan yang berupa kebendaan, sebagai alat bantu yang biasa disebut sarana
pengajaran. Penggunaan alat-lat ini harus mempertimbangkan faktor :

1) Tujuan yang ingin dicapai.

2) Alat yang tersedia.

3) Pendidik yang menggunakan.

4) Karakteristik nak didik.

5) Tempat menggunakannya.

Fungsi alat bantu / sarana pendidikan :

a. Merekam

b. Manipulatif

c. Stimulatif
d. Mengingatkan kembali

e. Memperagakan

f. Mengaktifkan respon murid

g. Evaluatif

h. Umpan balik.

7. Lingkungan (Konteks yang Mempengaruhi Suasana Pendidikan)

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

Lingkungan dalam pendidikan ada dua hal :

a. Lingkungan Alam

Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup
segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang
berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.

Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan
komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia.

b. Lingkungan Sosial

Yang temsuk lingkungan sosial adalah semua manusia yang berada diur diri seseorang yang
dpat mempengaruhi diri seseorang tersebut, baik secara lngsung maupun tidak lngsung.
Menurut tempat pelaksanaaan pendidikan,lingkungan dibedakn atas :

1) Keluarga

2) Sekolah

3) Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Tim Mata Kuliah Pengantar Pendidikan. 2006. Bahan Ajar Pengantar Pendidikan. Padang : UNP
Press.

http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/04/definisi-hakikat-pendidikan.html

http://episentrum.com/search/hakekat%20pendidikan%20menurut%20pakar%20indonesia

http://file.upi.edu/Direktori/C%20-
%20FPBS/JUR.%20PEND.%20BAHASA%20ARAB/195204141980021%20-
%20DUDUNG%20RAHMAT%20HIDAYAT/HAKIKAT%20PENDIDIKAN.pdf

http://organisasi.org/konsep-pendidikan-progresif-john-dewey-analisa-strategi-pembelajaran-
ke-depan

http://www.zonependidikan.co.cc/2010/05/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli.html

Oleh : TOMI TRIDAYA PUTRA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika UNP BP 2008

Sebagai Tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan

Dosen : Drs. Syafril, M.Pd.

Iklan

Kategori: Guru, Pendidikan & Pembelajaran, Pengetahuan, Tulisan Saya

Tinggalkan sebuah Komentar


blog pribadi TOMI TRIDAYA PUTRA

Blog di WordPress.com.

Kembali ke atas

Iklan

Anda mungkin juga menyukai