Mengacu pada Biasanya terjadi Akibat masuknya Peningkatan penggunaan 25% dari kasus
endoftalmitis infeksius beberapa minggu atau organisme melalui katup injeksi intravitreal endoftalmitis
sesaat setelah operasi bulan setelah operasi filtrasi pada konjungtiva menyebabkan Setelah open globe
Paling sering terjadi Jarang terjadi Rata-rata waktu peningkatan kasus injury, kemungkinan
dalam 1-2 minggu pasca dibandingkan yang akut. terjadinya adalah 19 endoftalmitis untuk menjadi
operasi, biasanya 3-5 Organisme yang bulan (range 3-9 tahun) Penyebab tersering endoftalmitis sebesar 7%
hari pasca operasi. menyebabkan berupa 0.2 – 9.6% merupakan stafilokokus gram negatif Trauma yang juga
Gejala berupa nyeri jamur dan bakteri yang prosedur filtrasi pada 1.4%/injection for IVK disebabkan benda asing
progresif, mata merah, virulensinya lebih glaucoma 0.2%/injection for pada mata (IOFB)
sekret mata dan rendah Insiden meningkat pada ranibizumab memiliki resiko yang
penglihatan kabur 63% P acnes, 16% S penggunaan agen Intravitreal triamcinolone lebih tinggi untuk
Tanda : penglihatan epidermidis, 16% antifibrotik may play a role in terjadinya endoftalmitis
menurun, bengkak pada Candida parapsilosis Thin, cystic, avascular endophthalmitis
palpebral, edema kornea conjunctiva potentiation
dan konjungtiva, pada Blebitis – if no uveitis or
bilik mata anterior terisi vitritis
sel fibrin dan hipopion,
inflamasi vitreus, dan
retinitis
Retinal Periphlebitis –
earliest sign
Epidemiology
Acute postoperative endophthalmitis is the most common form of endophthalmitis
Following cataract surgery 0.08% - 0.68%
Rates increasing since clear corneal incisions
Highest risk after 2ndary IOL (0.2-0.367%), and lowest after pars plana vitrectomy (0.03-0.046%). Vitreous acts as a culture medium for
micro-organisms, and hence after pars plana vitrectomy, the rates of endophthalmitis is least.