Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan luka bakar dimulai pada saat pertama kali korban ditemukan. Pada saat
korban ditemukan, biasanya api sudah mati. Dan apabila korban masih dalam keadaan terbakar,
maka dapat dilakukan tindakan atau cara-cara sebagi berikut ini :1
 Menyiram dengan air dalam jumlah banyak, apabila api disebabkan karena bensin atau
minyak tana, karena bila jumlah air dalam penyiraman hanya sedikit akan mengakibatkan
api semakin besar.
 Menggulingkan korban gawat darurat, kalau bisa dalam selimut basah, dengan cara
ini,penolong harus waspada jangan sampai turut terbakar.

Hentikan Proses Luka Bakar


Luka bakar akan mengalami pendalaman, walaupun api sudah mati. Untuk
mengurangi proses pendalaman ini, luka dapat disiram dengan air pendinginnya. Proses
pendalaman ini hanya akan berlangsung selama 15 menit. Sehingga apabila pertolongan
pertama tiba setelah 15 menit, usaha ini akan sia-sia.1

Circulation
Kulit yang terbuka akan menyebabkan penguapan air yang berlebih dari tubuh
sehingga mengakibatkan terjadinya dehidrasi. Walaupun dehidrasi akan terjadi agak
lambat, namun pemasangan infus pada luka bakar diatas 15% merupakan suatu
keharusan.1

Pemberian Cairan dengan menggunakan Rumus Baxter

Rehidrasi dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :1

 4cc/kgBB/%lukabakar/24 jam.
 Separuhnya diberikan dalam 8 jam pertama dan separuhnya lagi diberikan
dalam 16 jam berikutnya.
 Rumus inipun tidak mutlak tepat karena banyak faktor tidak diperhitungkan,
misalnya luka bakar yang dalam.
Contoh :
Korban gawat darurat dengan BB 50kg, luas luka bakar 20%. Maka korban gawat
darurat akan mendapat 50 x 20 x 4 cc / 24 jam = 4000 cc / 24 jam. Separuhnya 2000 cc (4 kolf)
dalam 8 jam pertama.

Catatatan : 2000cc x 20 (tetes infus set) = ± 80 tetes / menit.

4 (jam) x 60 (menit)

Rumus ini hanya merupakan patokan awal, dan menilai cukupnya cairan yang diberikan
lebih tepat dengan menilai reproduksi urin setiap jam, yaitu 30 – 50 cc setiap jam pada orang
dewasa. Atau dapat menggunakan ukuran 1-1,5 cc / kgBB / jam. Contohnya, korban yang Bbnya
50 kg, maka produksi urin normalnya antara 50 – 70 cc / jam.

Bila masa pra – rumah sakit hanya singkat, maka tidak perlu pemasangan kateter uretra (
pemasangan DC, Dauer Catheter). Namun dalam keadaan khusu dimana masa pra-rumah sakit
yang lama ( transportasi yang sangat lama ), maka perlu pemasangan DC sehingga dapat di
lakukan monituring produksi urin.1

Airway

Jalan nafas, adalah sumbatan jalan atas (larinx, pharinx) akibat cedera inhalasi yang
ditandai kesulitan bernafas atau suara nafas yang berbunyi (stridor hoarness). Kecurigaan dibuat
bila ditemukan oedem mukosa mulut dan jalan nafas, ditemukan sisa-sisa pembakaran di hidung
atau mulut dan luka bakar mengenai muka atau leher. Cedera ini harus segera ditangani karena
angka kematiannya sangat tinggi.1

Breathing

Gangguan breathing atau pernafasan dapat timbu segera atau setelah beberapa saat
kemudian. Gangguan pernafan yang timbul cepat dapat disebkan karena :1

 Inhalasi paretikel – partikel panas yang menyebabkan proses peradangan dan


edema pada saluran jalan nafas yang paling kecil. Mengatasi sesak yang terjadi
adalah dengan penanganan yang agresif.
 Keracunan CO ( Carbon Mono-oksida )
Asap dari api mengandung CO. Apabila korban gawat darurat berada dalam
ruangan cukup besar. Diagnostiknya sulit (apalagi di fase pra- rumah sakit). Kulit
yang berwarna merah terang biasanya belum terlihat. Pulse oksimeter akan
menunjukkan tingkat saturasi O2 yang cukup, walaupun korban gawat darurat
dalam keadaan sesak.

Bila diduga kemungkinan keracunan CO2 maka diberikan O2 100 % dengan


menggunakan non- breathing mask, ataupun bila perlu ventilasi tambahan dengan
BVM yang ada reservoir O2.

Obat – obatan :1
- Antibiotika : tidak diberikan jika psien datang < 6 jam sejak kejadian
- Analgetika : kuat ( morfin, petidin) diberikan secara iv
- Anti tetanus : diberikan pada luka bakar II & III
- Antasida :kalau perlu

Terapi Suportif
LB menimbulkan hipermetabolisme dengan akibat nitrogen balans (-).
Hiperpigmentasi dimulai hari ke 4 selama 7 – 10 hari dengan formula :1
1. Tinggi protein : 2-3 g/kgBB/hari
Tinggi kalori : 50-75 kal/kgBB/hari

2. Dewasa : 25 kal/kgBB + 40 kal % LB


Anak-anak : 40 kal/kgBB + 40 kal % LB
Kalorinya terdiri dari : 20% protein
50 – 60% KH
30 – 30% lemak
vitamin C 1.500 mg; B 50 mg
Riboflavin 50 mg; Niacide 500 mg (anak-anak dosis disesuaikan)
Pemeriksaan laboratorium
 Hb, Ht, ureum dan kreatini, elektrolit darah.
 Kultur dan sensitivitas luka bakar.
 Produksi urin dan berat jenis
Terapi Adjuvan dengan Terapi Oksigen Hiperbarik
Akhir-akhir ini terapi oksigen hiperbarik berkembang dalam pengobatan luka
bakar. Hal ini berkaitan dengan mekanisme kerja yaitu merangsang terjadinya
vasokonstriksi prekapiler yang akan menurunkan jumlah eksudasi plasma sehingga dapat
menjaga jaringan sehat dan memperbanyak oksigenasi jaringan.2
Banyak kasus luka bakar derajat dua atau tiga dengan luas luka bakar 20-80%
yang berhasil disembuhkan dengan terapi oksigen hiperbarik. Terapi yang disarankan
adalah sekitar 6 jam setelah terjadinya luka bakar, dilanjutkan dengan terapi sebanyak
dua sesi dalam sehari dengan tekanan yang digunakan adalah 2,0 ATA untuk 4-5 hari
pertama.2
KOMPLIKASI
Infeksi, Infeksi merupakan masalah utama. Bila infeksi berat, maka penderita dapat
mengalami sepsis. Berikan antibiotika berspektrum luas, bila perlu dalam bentuk kombinasi.
Kortikosteroid jangan diberikan karena bersifat imunosupresif (menekan daya tahan), kecuali
pada keadaan tertentu, misalnya pda edema larings berat demi kepentingan penyelamatan jiwa
penderita.1

Curling’s ulcer (ulkus Curling), Ini merupakan komplikasi serius, biasanya muncul pada hari
ke 5 – 10. Terjadi ulkus pada duodenum atau lambung, kadang-kadang dijumpai hematemesis.
Antasida harus diberikan secara rutin pada penderita luka bakar sedang hingga berat.Pada
endoskopi 75% penderita luka bakar menunjukkan ulkus di duodenum.1

Gangguan Jalan Nafas, Paling dini muncul dibandingkan komplikasi lainnya, muncul pada hari
pertama. Terjadi karena inhalasi, aspirasi, edema paru dan infeksi.
Penanganan dengan jalan membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen, trakeostomi,
pemberian kortikosteroid dosis tinggi dan antibiotika.1

Konvulsi, Ia komplikasi paling unik, dan sering terjadi pada anak-anak. Konvulsi ini disebabkan
oleh ketidaknyamanan elektrolit, hipoksia, infeksi, obat-obatan (penisilin, aminofilin,
difenhidramin) dan 33% oleh sebab yang tak diketahui. Komplikasi luka bakar yang lain adalah
timbulnya kontraktur dan gangguan kosmetis.1

PROGNOSIS
Morbiditas dan mortalitas penderita luka bakar berhubungan luas luka bakar, derajat luka bakar,
umur, tingkat kesehatan, lokalisasi luka bakar, cepat lambatnya pertolongan yang diberikan dan
fasilitas tempat pertolongannya.1

REFERESI

1. Sudiarto, SKp.Mkes.RN & Sartono, CRNA, CCRN, RN. Luka Bakar. Basic Trauma
Cardiac Life Suport. 2011. Jakarta : Sagung Seto.
2. Wibowo A. Oksigen Hiperbarik: Terapi Percepatan Penyembuhan Luka. Juke Unila,
Volume 5, Nomor 9. 2015

Anda mungkin juga menyukai