Anda di halaman 1dari 24

TEMPELKAN KASUS YANG ANDA DAPAT DI BAWAH INI

Tn. J 70 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada bagian
suprapubis dan keluar darah saat kencing sejak satu bulan yang lalu. Pancuran
kencing terkadang kuat namun terkadang juga lemah. Klien mengalami demam
dan tidak mau makan, serta kencing semakin berwarna merah, nyeri, panas saat
kencing, dan terkadang kencing tidak dapat keluar secara total. Klien sering
kencing dimalam hari dengan frekuensi 4-5 kali dalam satu malam dan terdapat
sisa saat buang air kecil. Klien pernah menjalani operasi TUR-P pada 2 bulan
yang lalu dengan diagnosa BPH. Saat di rumah sakit pemeriksaan tanda-tanda
vital klien tekanan darah 120/80 mm/Hg, nadi 88 x/mnt, RR 20 x/mnt, Suhu
38,4ºC.
DATA FOKUS PENGKAJIAN

I. Identitas Klien

Nama : Tn. J No. RM : 142***


Umur : 70 tahun Pekerjaan :-
Jenis : Laki-laki Status : cerai mati
Kelamin Perkawinan
Agama : Islam Tanggal MRS : 21-01-2017
Pendidikan : tidak sekolah Tanggal : 23-01-2017
Pengkajian
Pukul 10.00 wib
Alamat : Mayang, jember Sumber Informasi : Klien, keluarga,
rekam medic

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa Medik:
Tumor Buli Buli

2. Keluhan Utama:
Klien mengatakan bahwa kencing berdarah dan sakit saat kencing

3. Riwayat penyakit sekarang:


klien mengeluhkan nyeri pada bagian suprapubis dan keluar darah aat
kencing sejak satu bulan yang lalu. kencing berwarna merah muda dan
jernih. pancuran kencing klien terkadang kuat namun terkadang juga
lemah. klein mengatakan bahwa perlu mengejan saat buang air kecil dan
klien tidak dapat menahan keinginan untuk kencing. klien sering kencing
dimalam hari dengan frekuensi 4-5 kali dalam satu malam dan terdapat
sisa saat buang air kecil. Pada tanggal 20 Januari 2017 keadaan klien
semakin menurun, klien demam dan tidak mau makan, serta kencing
semakin berwarna merah, nyeri, panas saat kencing, dan terkadang
kencing tidak dapat keluar secara total. pada tanggal 21 januari 2017 klien
di bawa ke rsd dr. soebandi jember dan di rencanakan untuk rawat inap.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Klien mengatakan bahwa sebelumnya ia tidak pernah mengalami sakit
seperti hipertensi, diabetes meliitus, hepatitis, infeksi pada saluran
kemih dan sebagainya. klien pernah menjalani operasi TUR-P pada 2
bulan yang lalu dengan diagnosa BPH.

b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):


Keluarga dan klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki alergi baik
pada makanan, minuman, atau obat-obatan.

c. Imunisasi:
Klien mengatakan bahwa klien sudah lupa imunisasi apa saja yang
didpatkannya dulu.

d. Kebiasaan/pola hidup/life style:


keluarga klien mengatakan bahwa klien memiliki kebiasaan
mengkonsumsi rokok hingga 3 batang seari dan kopi satu gelas
sebelum sakit. namun, setelah pernah menjalani operasi klien berhenti
untuk meminum kopi dan merokok hanya 1-2 batang perharinya.

e. Obat-obat yang digunakan


Klien mengatakan bahwa ia jarang minum obat-obatan ketika sakit.
Namun ketika sakitnya tidak sembuh-sembuh klien membeli obat di
warung seperi obat batuk dan pilek

5. Riwayat penyakit keluarga:


Keluarga klien mengatakan bahwa di dalam keluarga tidak ada yang
mengalami penyakit seperti klien. Keluarga klien juga mengatakan bahwa
dalam keluarganya juga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
menurun seperti darah tinggi dan kencing manis.
Genogram:

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Keluarga klien mengatakan bahwa ketika sakit seperti batuk dan pilek,
klien dan keluarga biasanya mengobati sendiri di rumah dengan cara
tradisional seperti kerokan, jeruk nipis dan lainnya, namun ketika sudah
tidak sembuh sembuh terkadang klien membeli obat di warung. Klien
mengatakan bahwa kesehatan itu penting dan bila sakit harus segera
diatasi. Klien menganggap bahwa kesehatan itu adalah suatu hal yang
harus dijaga.
Interpretasi :
Keluarga sudah mengetahui pentingnya menjaga kesehatan dan
pemeliharan kesehatannya cukup baik

2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)


- Antropometeri
BB = 49 kg, dan TB = 153 kg
IMT = (BB/(TB/100)2)
= 49/(153/100)2
= 20,940
Interpretasi :
Kategori IMT
Underweight < 18,5
Normal 18,5-24,9
Overweight >25
Berdasarkan rumus IMT, IMT klien termasuk kategori normal
- Biomedical sign :
Hasil laboratorium darah klien tanggal 22 januari 2017
Hb 8,5 gr/dl
Hematokrit 40,4 %
Interpretasi :
Hb pasien rendah (Hb 12-16 gr/dl): pasien mengalami anemia

- Clinical Sign :
- Pasien tampak pucat
- konjungtiva anemis
- Mukosa mulut kering
- Wajah pucat
- Turgor kulit normal
Interpretasi :
Tanda-tanda klinis klien menunjukkan anemia
- Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
keluarga klien mengatakan bahwa klien selama di RS mekan bubur
sebanyak ½ porsi yang diberikan rumah sakit.
Interpretasi :
Asupan nutrisi klien selama sakit berkurang

3. Pola eliminasi:
BAK
- Frekuensi : Klien menggunakan kateter urin
- Jumlah : 250 cc (jam 06.00 wib-12.00 wib)
- Warna : merah
- Bau : bau khas urin
- Karakter : terdapat gumpalan darah
- BJ :-
- Alat Bantu : kateter
- Kemandirian : Dibantu alat
- Lain :-
-
BAB
- Frekuensi :tidak BAB 3 hari
- Jumlah : -
- Warna :-
- Bau :
- Karakter : -
- BJ :-
- Alat Bantu :-
- Kemandirian : -
- Lain :-
Interpretasi :
Balance cairan:
Balance cairan:
 Input
Infus : 1000 cc/hari
Minum : 1200 cc/hari
Air metabolisme = 5 cc/kgBB/24 jam= 5 x 49 = 245 cc
Makan : 150 cc
Injeksi = 20 cc
Total Input = 2615 cc/24 jam

 Output
IWL = (15 x BB)/24 jam
= (15 x 49 )
= 735 cc/ 24 jam
BAB = 0 cc
BAK = 1000 cc/24 jam
Muntah = 0 cc
Total output = 1735 cc/24 jam
Balance cairan = Input-Output= +880 cc/24 jam (kelebian cairan
sebanyak 880 cc/24 jam)

4. Pola aktivitas & latihan


Klien tampak berbaring di atas tempat tidur
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √

Toileting √
Berpakaian √

Mobilitas di tempat tidur √


Berpindah √

Ambulasi / ROM √

Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3:


dibantu alat, 4: mandiri
Status Oksigenasi :
Baik, nafas spontan, RR: 20 x/menit
Fungsi kardiovaskuler :
CRT < 2 detik, TD : 120/80 mmHg, Nadi : 88 x/menit
Terapi oksigen :
Klien tidak terpasang selang oksigen
Interpretasi :
Klien dapat bernafas spontan tanpa bantuan oksigen, ADL klien partial
care
5. Pola tidur & istirahat
Durasi :
Sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit klien tidur teratur mulai 21.00 wib-04.00
wib, klien sering terbangun untuk kencing di malam hari
Setelah sakit :
Kelurga klien mengatakan selama di rumah sakit klien sering terbangun
dan sulit untuk memulai tidur
Gangguan tidur :
Klien mengatakan saat malam hari klien sering terbangun untuk kencing
Interpretasi :
Kebutuhan istirahat tidur klien belum terpenuhi

6. Pola kognitif & perceptual


Fungsi Kognitif dan Memori :
Sebelum dan saat MRS kognitif klien tetap baik, dan masih dapat diajak
bicara dan memberikan timbal balik yang tepat, dan ingatan klien baik saat
dilakukan pengkajian
Fungsi dan keadaan indera :
Sebelum MRS, keluarga mengatakan bahwa klien tidak memiliki masalah
terhadap indra penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, dan
peraba

7. Pola persepsi diri


Gambaran diri :
Keluarga mengatakan tidak ada masalah terhadap bentuk tubuh klien
Identitas diri :
Klien tidak memiliki gangguan identitas diri, klien masih memiliki
orientasi yang baik terhadap dirinya sendiri
Harga diri :
Klien mengatakan tidak merasa minder walaupun sakit, klien dan keluarga
percaya bahwa sakitnya adalah ujian dan akan segera diberikan
kesembuhan
Ideal Diri :
Ideal diri klien tidak terganggu dan memiliki keyakinan untuk sehat
kembali
Peran Diri :
Klien merupakan kepala keluarga dan sudah mempunyai 5 orang anak.

Interpretasi :
Tidak terdapat gangguan pada pola persepsi diri klien

8. Pola seksualitas & reproduksi


 Klien mengatakan bahwa istrinya telah meninggal sejak 1 tahun yang
lalu

9. Pola peran & hubungan


 Keluarga klien mengatakan bahwa hubungan antara klien dengan
anggota keluarga baik. Keluarga klien ingin klien cepat sembuh dan
segera pulang agar dapat berkumpul dengan anggota keluarga dan
saudara-saudaranya yang lain

10. Pola manajemen koping-stress


 Keluarga klien mengatakan bahwa klien dan keluarga menganggap
sakit itu adalah ujian dari Allah SWT. serta keluarga dan klien harus
sabar menghadapinya

11. System nilai & keyakinan


 Keluarga klien mengatakan bahwa klien dan keluarga menganggap
sakit itu sebagai ujian dari Allah SWT sehingga harus sabar dan
banyak berdoa agar diberikan kesembuhan.
 Keluarga klien mengatakan saat sebelum sakit klien melakukan sholat
5 waktu dengan baik, saat ini klien juga masih bisa melakukan ibadah
seperti biasanya.

IV. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum:
GCS = 4-5-6 (Kompos Mentis)
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg
- Nadi : 88 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- Suhu : 38,5ºC
Interpretasi :
Tanda-tanda vital klien dalam batas normal

Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)


1. Kepala
 Inpeksi : Kepala simetris, tidak ada jejas, distribusi rambut normal,
rambut hitam dan terdapat sedikit uban, rambut pendek, tidak ada lesi,
wajah simetris, tidak ada gerakan abnormal
 Palpasi : tidak ada benjolan di wajah dan kepala, tidak ada nyeri tekan
2. Mata
 Inspeksi : konjungtiva pucat, pupil isokor, posisi mata simetris
(seimbang kanan dan kiri), bulu mata tipis, distribusi bulu mata
merata, bagian kelopak dalam mata bersih, penglihatan baik
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
3. Telinga
 Inspeksi : Bagian luar telinga kanan dan kiri bersih dan tidak terdapat
serumen, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada massa, pendengaran
normal, warna kulit telinga sama dengan warna kulit sekitarnya.
 Palpasi : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
4. Hidung
 Inspeksi : Tidak terdapat kelainan bentuk, lubang hidung normal, tidak
ada lesi maupun jejas, warna kulit hidung sama dengan warna di
sekitarnya
 Palpasi : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
5. Mulut
 Inspeksi : Mukosa bibir lembab, bibir simetris, tidak ada massa, tidak
ada luka, gigi bersih
6. Leher
 Inspeksi : Leher pasien terlihat simetris, tidak ada jejas maupun lesi,
tidak tampak ada pembesaran kelenjar tiroid, warna kulit di leher
sama dengan warna kulit sekitarnya
 Palpasi : tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada nyeri tekan
7. Dada
Jantung :
 Inpeksi : Dada pasien terlihat simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
jejas, iktus kordis tidak nampak
 Palpasi : Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : pekak
 Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 terdengar jelas, dan tidak ada bunyi
jantung tambahan
Dada :
 Inpeksi : Dada pasien terlihat simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
jejas, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan saat bernafas, tidak
ada retraksi dada
 Palpasi : Pengembangan paru kanan kiri sama, tidak teraba massa, tidak
ada nyeri tekan, vokal fremitus normal seimbang kanan kiri
 Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan

8. Abdomen
 Inspeksi: Bentuk simetris ka/ki, tidak terdapat penonjolan di bagian
perut, perut datar
 Auskultasi : Terdengar bising usus 8x per menit
 Palpasi: Tidak teraba massa, terdapat distensi abdomen, terdapat nyeri
tekan pada perut bagian bawah
 Perkusi: Bunyi timpani kecuali bagian hepar bunyi pekak

9. Urogenital
 Klien menggunakan kateter urin
 ada distensi kandung kemih, ada nyeri tekan pada kandung kemih

10. Ekstremitas
 Inspeksi : tidak tampak luka pada tangan dan kaki, tidak ada kelainan
bentuk, tidak terdapat benjolan di ekstremitas, tangan dan kaki dapat
bergerak normal.
 Palpasi:
Kekuatan otot
5555 5555
555 555
11. Kulit dan kuku
 Inspeksi : Kulit pasien terlihat lembab, turgor kulit cukup. Kuku jari
tangan bersih, dan tidak pucat, warna kulit normal
 Palpasi : CRT < 2 detik, turgor kulit normal, akral hangat

12. Keadaan lokal


Klien terlihat berbaring di tempat tidur, terpasang kateter urin.

V. Terapi (jenis terapi, dosis, rute, indikasi, KI, implikasi keperawatan)

a. Terapi Farmakologi
Klien tidak mendapatkan terapi farmakologi
b. Terapi Cairan
Klien tidak mendapatkan terapi cairan infus
ANALISA DATA
NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Tumor buli Gangguan
Klien mengeluhkan tidak dapat eliminasi urin
kencing walaupun terpasang selang
Retensi urin
kateter, perut bawah terasa sakit
DO:
1. Terdapat distensi vesika urinaria Penekanan pada
2. Ada nyeri tekan pada area dinding vesika
suprapubis urinaria
3. Warna urin merah
4. Adanya gumpalan darah pada kateter
5. TD 120/80 mmHg N 88x/mnt S 38,5
0
C RR 20x/mnt Robekan
pembuluh darah di
vesika urinaria

Hematuria

Gumpalan darah

Menghambat jalan
keluarnya urin
2. DS: Tumor buli Risiko gangguan
Klien mengeluhkan badannya lemas perfusi jaringan
DO: perifer
Retensi urin
1. Klien tampak
pucat
2. Konjungtiva Penekanan pada
anemis dinding vesika
3. Hb 8,5 gr/dl
4. CRT < 2 dtk urinaria
5. TD 120/80
mmHg N 88x/mnt S 38,5 0C RR
20x/mnt
Robekan
pembuluh darah di
vesika urinaria

Perdarahan pada
vesika urinaria
3. DS: Tumor buli Nyeri akut
Klien mengeluhkan nyeri pada area
perut bagian bawah
Retensi urin
DO:
1. Terdapat distensi vesika urinaria
2. Ada nyeri tekan pada area Penekanan saraf
suprapubis pada dinding
3. klien tampak meringis kesakitan
4. skala nyeri 5 vesika urinaria
5. TD 120/80 mmHg N 88x/mnt S
38,5 0C RR 20x/mnt
Pelepasan
mediator nyeri
(histamin,
bradikinin,
prostaglandin,
serotonin)

Merangsang
nosiseptor

Hipotalamus dan
sistem limbik
Otak

Persepsi nyeri
N TUJUAN DAN
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
O KRITERIA HASIL
1 Gangguan Setelah dilakukan Fluid monitoring
eliminasi urin tindakan keperawatan
Urinary elimination management
Urinary cateterisation
berhubungan selama 1 x 30 menit,
dengan obstruksi klien dapat memenuhi a. Kaji riwayat jumlah dan tipe intake a. membantu dalam menetukan balance

tumor cairan dan kebiasaan elimination. cairan klien


kebutuhan eliminasi
b. Catat intake dan output secara b. untuk membantu penghitungan
urin secara normal
akurat balance cairan secara akurat
NIC
c. Monitor eleminasi urine (frekuensi, c. frekuensi dan volume urine
Urinary Elimination
volume). menunjukkan tingkat perkembangan
Urinary Continence
d. Catat terakhir kali kencing.
 Pola eiminasi 4-5 dari gangguan eleminasi urine
e. Bantu klien dalam toileting secara
d. mengetahui frekuensi BAK klien
kali sehari. rutin. e. membantu memenuhi kebutuhna
 Tidak terasa nyeri f. Jelaskan fungsi pemasangan
toileting klien
saat berkemih. kateter f. menbatu mengurangi ansietas klien
 Jumlah urine g. Kolaborasi pemasangan kateter.
terhadap prosedur medis yang
normal (0,5-
dilakukan dan meningkatkan
1cc/kgbb/jam).
 Pengosongan pertisipasi klien
g. membentuk pengosongan kandung
kandung kemih
maksimal kemih secara maksimal
 Volume setiap
berkemih >150cc
2. Risiko Setelah dilakukan a. Lakukan pengkajian komprehensif a. mengetahui adanya gangguan perifer
ketidakefektifan tindakan keperawatan terhadap sirkulasi perifer yang menyebabkan komplikasi
perfusi jaringan selama 1x24 jam b. Pantau perbedaan ketajaman atau b. mengetahui fungsi neurologis pada

perifer diharapkan pasien dapat ketumpulan, panas atau dingin perifer


c. Pantau parestesia, kebas, c. mengetahui fungsi neurologis pada
berhubungan meningkatkan aktivitas
kesemutan, hiperestesia dan perifer
dengan yang dapat diltoleransi d. suhu ekstrem akan membuat fungsi
hipoestesia
perdarahan pada d. Ajarkan pasien dan keluarga neurologi terganggu
NOC:
saluran kemih Status sirkulasi e. mencegah penggumpalan darah
tentang: Menghindari suhu yang
Perfusi jaringan: perifer f. mengetahui pengisian aliran darah
Menunjukkan tidak ada eksterm pada ekstremitas
pada perifer
e. beri obat antitrombosit atau
gangguan pada: g. mencukupi nutrisi yang dibutuhkan
antikoagulan, jika perlu
tubuh hingga pada bagian perifer
1. tekanan darah f. memantau CRT
h. kolaborasi pemberian transfuse darah
2. nadi perfier g. motivasi pemberian nutrisi
3. turgor kulit
4. suhu, sensasi,
elastisitas, hidrasi,
keutuhan dan
ketebalan kulit
5. pengisian ulang
kapiler
6. warna kulit
7. integritas kulit
3. Nyeri akut Setelah dilakukan NOC:
berhubungan tindakan keperawatan Pain management a. Mengetahui kondisi umum pasien dan
a. Kaji nyeri secara komprehensif
dengan retensi selama 1x24 jam pertimbangan tindakan selanjutnya
(lokasi, karakteristik, durasi, b. Pasien memahami keadaan sakitnya
urin diharapkan nyeri
c. Respon nonverbal terkadang lebih
frekuensi, kualitas, dan faktor
dapat berkurang
menggambarkan apa yang pasien
presipitasi)
NOC: b. Beri penjelasan mengenai rasakan
1. Pain level d. Mempertahankan posisi fungsional
penyebab nyeri
2. Pain control
c. Observasi reaksi nonverbal dari tulang
3. Comfort level
e. Memperlancar arus balik vena
ketidaknyamanan
f. Mengatasi nyeri misalnya kompres
1. Mampu d. Segera immobilisasi daerah fraktur
e. Tinggikan dan dukung ekstremitas hangat, mengatur posisi untuk
mengontrol nyeri
yang terkena mencegah kesalahan posisi pada
(tahu penyebab
f. Ajarkan pasien tentang alternative
tulang/jaringan yang cedera
nyeri, mampu
lain untuk mengatasi dan g. Memfokuskan kembali perhatian,
menggunakan
mengurangi rasa nyeri meningkatkan rasa kontrol dan
tehnik g. Ajarkan teknik manajemen stress
meningkatkan kemampuan koping
nonfarmakologi misalnya relaksasi nafas dalam
dalam manajemen nyeri yang mungkin
h. Kolaborasi dengan tim kesehatan
untuk mengurangi
menetap untuk periode lebih lama
lain dalam pemberian obat analgeik
nyeri, mencari h. Mengontrol atau mengurangi nyeri
sesuai indikasi
bantuan) pasien
2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
dengan
menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri (skala,
intensitas,
frekuensi, dan
tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI

TANGGAL / PROFESI / SOAP INSTRUKSI TENAGA VERIFIKASI


JAM BAGIAN KESEHATAN DPJP
23 Januari 2017 perawat S: 1. Kaji riwayat jumlah
a) Klien mengatakan bahwa nyerinya berkurang setelah dan tipe intake cairan
13.00 wib
dilakukan spooling pada kateter sehingga urin dapat dan kebiasaan
keluar, Klien mengatakan bahwa badannya terasa elimination.
lemas, Pasien mengatakan nyerinya sudah berkurang 2. Catat intake dan

b) Pasien merasa lebih nyaman setelah nafas dalam output secara akurat
3. Monitor eleminasi
dan posisi miring
urine (frekuensi,
c) P; nyeri timbul saat pasien tidak bisa kencing dan
volume).
lebih baik saat klien dapat mengeluarkan kencing Q: 4. Jelaskan perawatan
nyeri seperti di tusuk, R: nyeri dirasakan di kateter
suprapubis dan terkadang sampai pada pinggan, 5. Evaluasi tanda dan
Skala nyeri 5, T: nyeri timbul sewaktu tidak dapat gejala infeksi pada
kencing klien
6. Evaluasi
O:
pengetahuan klien
a. Klien tampak meringis kesakitan
dan keluarga terkait
b. Urin berwarna merah
c. Terdapat gumpalan darah dalam urin tanda dan gejala
d. Terdapat distensi vesika urinaria
infeksi dan cara
e. TD 120/80 mmHg, N: 80 x/mnt, S: 36,4 0C, RR
20 x/mnt pencegahan infeksi
f. Skala nyeri 5
akibat penggunaan
g. klien tampak lemas
h. klien tampak pucat kateter yang lama
i. konjungtiva anemis 7. Tempatkan urine
j. Hb 8,5
bag lebih rendah dari
k. Pasien dapat mempraktekkan nafas dalam
kandung kemih
dengan bantuan 8. Evaluasi kepatenan
A: kateter urin
9. Evaluasi adanya
1. Masalah gangguan eliminasi urine teratasi sebagian
distensi kandung
2. Masalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan kemih
10. Lakukan perawatan
perifer terasi sebagian
kateter perawatan
3. Masalah gangguan rasa nyaman: nyeri teratasi
meatus dan kateter
sebagian.
eksternal dan
P: Lanjutkan intervensi mengajarkan
keluarga terkait
perwatan kateter
11. Kolaborasi
pemberian transfuse
PRC 1 kolf
24 Januari 2017 perawat S: 1. Kaji riwayat jumlah
a. Klien mengatakan bahwa nyerinya berkurang dan dan tipe intake
13.00 wib
kencing dapat keluar sendiri pada selang. Klien cairan dan
mengatakan bahwa badannya terasa lemas, Pasien kebiasaan
mengatakan nyerinya sudah berkurang elimination.
2. Catat intake dan
b. Pasien merasa lebih nyaman setelah nafas dalam dan
output secara
posisi miring
akurat
3. Monitor eleminasi
c. P; nyeri timbul saat pasien tidak bisa kencing dan
lebih baik saat klien dapat mengeluarkan kencing Q:
urine (frekuensi,

nyeri seperti di tusuk, R: nyeri dirasakan di suprapubis volume).


4. Jelaskan perawatan
dan terkadang sampai pada pinggan, Skala nyeri 4, T:
kateter
nyeri timbul sewaktu tidak dapat kencing 5. Evaluasi tanda dan

O: gejala infeksi pada


klien
a. Klien tampak meringis kesakitan 6. Evaluasi
b. Urin berwarna merah
c. Terdapat gumpalan darah dalam urin pengetahuan klien
d. Terdapat distensi vesika urinaria dan keluarga terkait
e. TD 120/80 mmHg, N: 80 x/mnt, S: 36,40C, RR 20
tanda dan gejala
x/mnt
f. Skala nyeri 5 infeksi dan cara
g. klien tampak lemas pencegahan infeksi
h. klien tampak pucat
i. konjungtiva anemis akibat penggunaan
j. Hb 10,1 kateter yang lama
A: 7. Tempatkan urine
bag lebih rendah
a. Masalah gangguan eliminasi urine teratasi sebagian
dari kandung kemih
8. Evaluasi kepatenan
b. Masalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer kateter urin
terasi sebagian
9. Evaluasi adanya
distensi kandung
c. Masalah gangguan rasa nyaman: nyeri teratasi
kemih
sebagian. 10. Lakukan perawatan
kateter perawatan
P: Lanjutkan intervensi
meatus dan kateter
eksternal dan
mengajarkan
keluarga terkait
perwatan kateter
25 Januari 2017 perawat S: 1. Kaji riwayat jumlah
a. Klien mengatakan bahwa nyerinya berkurang dan dan tipe intake
13.00 wib
kencing dapat keluar sendiri pada selang. cairan dan kebiasaan

b. P; nyeri timbul saat pasien tidak bisa kencing dan


elimination.
2. Catat intake dan
lebih baik saat klien dapat mengeluarkan kencing Q:
output secara akurat
nyeri seperti di tusuk, R: nyeri dirasakan di suprapubis 3. Monitor eleminasi
dan terkadang sampai pada pinggan, Skala nyeri 2, T: urine (frekuensi,
nyeri hilang timbul volume).
4. Jelaskan perawatan
O:
kateter
a. Klien tampak meringis kesakitan 5. Evaluasi tanda dan
b. Urin berwarna merah gejala infeksi pada
c. Terdapat gumpalan darah dalam urin
klien
d. Terdapat distensi vesika urinaria 6. Evaluasi
0
e. TD 120/80 mmHg, N: 80 x/mnt, S: 36,4 C, RR 20
pengetahuan klien
x/mnt
dan keluarga terkait
f. Skala nyeri 5
g. klien tampak lemas tanda dan gejala
h. klien tampak pucat
infeksi dan cara
i. konjungtiva anemis
j. Hb 10,1 pencegahan infeksi
A: akibat penggunaan
kateter yang lama
a. Masalah gangguan eliminasi urine teratasi sebagian
7. Tempatkan urine
b. Masalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer bag lebih rendah
terasi sebagian dari kandung kemih
8. Evaluasi kepatenan
c. Masalah gangguan rasa nyaman: nyeri teratasi
kateter urin
sebagian. 9. Evaluasi adanya
distensi kandung
P: Lanjutkan intervensi
kemih
10. Lakukan perawatan
kateter perawatan
meatus dan kateter
eksternal dan
mengajarkan
keluarga terkait
perwatan kateter

Anda mungkin juga menyukai