Anda di halaman 1dari 14

TUGAS BAHASA INDONESIA

TOPIK 5
DIKSI ATAU PILIHAN KATA

Oleh : Fadhil Fadriando


NPM : 18120005

FAKULTAS FKIP
JURUSAN BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, S.H.
Diksi atau Pilihan Kata
1. Pengertian Diksi
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata. Artinya, seseorang memilih dan menggunakan
kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Menurut kamus bahasa Indonesia sendiri, pengertian
diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan
gagasan sehingga diperoleh efeek tertentu (seperti apa yang diharapkan). Pilihan kata merupakan
unsur yang penting bagi pengarang dalam membuat karangan dan penyair dalam membuat puisi.
Dengan kata yang tepat, pengarang atau penyair dapat mengungkapkan secara tepat apa yang
ingin disampaikan kepada pembacanya.

2. Fungsi Diksi
Diksi dalam pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1) Membuat orang yang membaca ataupun mendengar karya sastra menjadi lebih faham
mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang
2) Untuk mencegah kesalah pahaman.

3) Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.

4) Untuk Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.- Supaya suasana yang
tepat bisa tercipta.

5) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca.

6) Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.


3. Macam-macam diksi

1) Sinonim
Sinonim merupakan pilihan kata yang memiliki persamaan makna. Penggunaan kata sinonim
biasanya dimaksudkan untuk membuat apa yang dikatakan / dituliskan menjadi lebih sesuai
dengan ekspresi yang ingin diungkapkan. Contoh: mampus (ekspresi pengungkapan yang
kasar) dan wafat (ekspresi pengungkapan yang lebih halus).
2) Antonim
Antonim merupakan pilihan kata yang memiliki makna berlawanan atau pun berbeda.
Contoh: besar > < kecil.
3) Polisemi
Polisemi merupakan frasa kata yang memiliki banyak makna. Contohnya kata kepala yang
dapat bermakna bagian tubuh yang terletak di atas leher, atau dapat juga bermakna
bagian yang terletak di sebelah atas ataupun depan. Contoh: Rhoma Irama si raja dangdut
sedang melakukan konser di Surabaya .
Kata raja bermakna senior dari semua kalangan penyanyi
4) Homogram
Homograf merupakan kata – kata yang memiliki tulisan sama akan tetapi memiliki arti dan
bunyi yang berbeda. Contoh: Serang(nama kota), Serang(perang)
5) Homofon
Homofon merupakan kata – kata yang memiliki bunyi yang sama akan tetapi makna dan
ejaannya berbeda. Contoh: Rok – makna: jenis pakaian yang digunakan oleh wanita atau
perempuan. Rock (pelafalan ‘rok’) – makna: jenis aliran musik .
6) Homonim
Homonim merupakan kata – kata yang memiliki ejaan yang sama namun makna dan
bunyinya berbeda. Contoh: Asep (nama orang) dan asep (asap).
7) Hiponim

Hiponim merupakan kata yang maknanya telah tercakup di dalam kata lainnya. Contohnya kata
salmon yang telah termasuk ke dalam makna kata ikan. Contoh: Mangga, apel. anggur, jambu, jeruk

8) Hipernim

Hipernim merupakan kata yang telah mencakup makna kata lain. Contohnya ada pada kata
sempurna yang telah mencakup kata baik, bagus, dan beberapa kata lainnya.
4. Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi
pilihan kata, diantaranya :

- Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan.
- Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan
yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi
dan nilai rasa pembacanya.
- Menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya,
serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring
kalimat yang jelas dan efektif.

Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran kata formal atau informal dalam konteks
sosial adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat
menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan
gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan
dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap
pemilihan kata dan sintaks.

5. Syarat Ketepatan Kata

1. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat.


2. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, misalnya: adalah, ialah,
yaitu, merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-beda.
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya, misalnya: infrensi
(kesimpulan) dan iterefrensi (saling mempengaruhi).
4.Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri.
5. Menggunakan imbuhan asing. (jika diperlukan)
6. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar.
7. Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat.
8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat.
6. Klasifikasi Kata Berdasarkan Diksi

1. Denotatif
Makna denotatif adalah makna kata yang sesuai dengan maksud asalnya, apa adanya, dan tidak
mengandung makna tambahan. Oleh karena itu, makna ini disebut juga makna lugas atauleksikal.

Misalnya kata babi bermakna denotatif 'sejenis binatang yang biasa diternakkan untuk
dimanfaatkan dagingnya. Kata kurus bermakna denotatif 'keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil
dari ukuran yang normal'. Kata rombongan bermakna denotatif 'sekumpulan orang yang
mengelompok menjadi satu kesatuan. Makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual,
makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional.

Disebut makna denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena makna itu
mengacu pada referensi, konsep atau ide tertentu dari suatu referensi.Disebut makna kognitif karena
makna itu berhubungan dengan kesadaran, pengetahuan dan menyangkut rasio manusia.

2. Makna konotatif
Makna konotatif adalah makna kata yang sudah mengalami perluasan dari arti kata yang
sebenarnya.

Umpamanya kata babi pada contoh di atas, pada orang yang beragama Islam atau di dalam
masyarakat Islam mempunyai konotasi yang negatif, ada rasa atau perasaan yang tidak enak bila
mendengar kata itu: Kata kurus juga pada contoh di atas, berkonotasi netral, artinya, tidak memiliki
nilai rasa yang mengenakan (unfavorable). Tetapi kata ramping, yang sebenarnya bersinonim
dengan kata kurus itu memiliki konotasi positif, nilai rasa yang mengenakan; orang akan senang
kalau dikatakan ramping. Sebaliknya, kata kerempeng, yang sebenamya juga bersinonim dengan
kata kurus dan ramping itu, mempunyai konotasi yang negatif, nilai rasa yang tidak mengenakan;
orang akan merasa tidak enak kalau dikatakan tubuhnya kerempeng.

Dari contoh kurus, ramping, dan kerempeng itu dapat kita simpulkan, bahwa ketiga kata itu
secara denotatif mempunyai makna yang sama atau bersinonim, tetapi ketiganya memiliki konotasi
yang tidak sama; kurus berkonotasi netral, ramping berkonotasi positif, dan kerempengberkonotasi
negatif.
Kata rumah monyet mengandung makna konotatif. Akan tetapi, makna konotatif itu tidak
dapat diganti dengan kata lain, sebab nama lain untuk kata itu tidak ada yang yang tepat. Begitu juga
dengan istilah rumah asap.
Makna konotatif dan makna denotatif berhubungan erat dengan kebutuhan
pemakaian bahasa.Makan denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada satu makna yang
menyertainya, sedangkan makna konotatif adalah makna kata yang mempunyai tautan pikiran,
perasaan, dan lain-lain yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata lain, makna denotatif
adalah makna yang bersifat umum, sedankan makna konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus.
Contoh:
Dia adalah wanita cantik (denotatif)
Dia adalah wanita manis (konotatif)
Kata cantik lebih umum dari pada kata manis. Kata cantik akan memberikan gambaran umum
tentang seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung suatu maksud yang lebih bersifat
memukau perasaan kita.

Nilai kata-kata itu dapat bersifat baik dan dapat pula besifat jelek.Kata-kata yang berkonotasi
jelek dapat kita sebutkan seperti kata tolol (lebih jelek dari pada bodoh), mampus (lebih jelek dari
pada mati), dan gubuk (lebih jelek dari pada rumah). Di pihak lain, kata-kata itu dapat pula
mengandung arti kiasan yang terjadi dari makna denotatif referen lain. Makna yang dikenakan
kepada kata itu dengan sendirinya akan ganda sehingga kontekslah yang lebih banyak berperan
dalam hal ini.
Contoh : :
Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh kepercayaaan
masyarakat.
Kata membanting tulang (makna denotatif adalah pekerjaan membanting sebuah tulang)
mengandung makna “berkerja keras” yang merupakan sebuah kata kiasan.Kata membanting tulang
dapat kita masukan ke dalam golongan kata yang bermakna konotatif.
Kata-kata yang dipakai secara kiasan pada suatu kesempatan penyampaian seperti ini disebut
idiom atau ungkapan.Semua bentuk idiom atau ungkapan tergolong dalam kata yang bermakna
konotatif.
Kata-kata idiom atau ungkapan adalah sebagai berikut:
Keras kepala
Panjang tangan,
Sakit hati, dan sebagainya.
7. Pedoman Diksi
Ketepatan
Ketepatan diksi adalah : kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan
yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh
penulis atau pembicara.
1. Mambedakan secara cermat makna denotasi dan makna konotasi
Jika pengertian dasar yang diperlukan, penulis atau pembicara harus memilih kata
denotasi. Sebaliknya jika menghendaki reaksi emosional tertentu, penulis atau pembaca
harus memilih kata konotatif.
2. Membedakan kata-kata bersinonim
Contoh: Habib suka (menonton, melihat, memandang, mengawasi) film Dora
3. Pemakaian kata yang bernilai rasa
Contoh : Bapaknya (gugur, meninggal, wafat, tutup usia) pada hari raya Idul Fitri.
4. Pemakaian kata / istilah asing
Kata / istilah asing yang boleh dipakai dengan pertimbangan sebagai berikut:
Lebih cocok karena konotasinya, misalnya:
Kritik = kecaman
Lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahannya, misalnya:
Eksekusi = pelaksanaan hukuman mati.
Bersifat internasonal, misalnya:
Hidrogen = zat air

5. Pemakaian kata-kata kongkret dan abstrak


Kata kongkret ialah : kata yang menunjuk kepada objek yang dapat dilihat, didengar,
dirasakan, diraba, atau dibau, misalnya : meja
Kata abstrak ialah : kata yang menunjukkan kepada sifat, konsep, atau gagasan,
misalnya : cantik

6. Pemakaian kata-kata umum dan khusus


Contoh: Umum, khusus
Melihat, memandang (gunung, sawah, laut)

7. Kata yang dipilih harus tepat benar terutama kata-kata mirip ejaan atau pelafalannya
Misalnya : syarat, sarat
DEFINISI

A. Pengertian Definisi

Definisi adalah suatu batasan atau arti, bisa juga dimaknai kata, frasa, atau kalimat yang
mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau
aktivitas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi ialah rumusan tentang ruang lingkup
dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembicaraan atau studi.

Selain itu, definisi juga diartikan sebagai uraian pengertian yang berfungsi
membatasi objek, konsep, dan keadaan berdasarkan waktu dan tempat suatu kajian. Definisi
merupakan usaha para ilmuwan untuk membatasi fakta dan konsep.

B.Ciri-ciri Definisi

Suatu arti/makna kata tidak bisa langsung disebut sebagai definisi, karena definisi
mempunyai ciri-ciri khusus. Adapun arti/makna kata bisa diartikan sebagai definisi jika terdapat
unsur kata atau istilah yang didefinisikan, atau lazim disebut definiendum. Selanjutnya, di dalam
arti tersebut harus terdapat unsur kata, frasa, atau kalimat yang berfungsi menguraikan pengertian,
lazim disebut definiens, dan tentunya juga harus ada pilihan katanya.

Pilihan kata tersebut ialah di mana definiens dimulai dengan kata benda, didahului kata ada-
lah. Misalnya kalimat Cinta adalah perasaan setia, bangga, dan prihatin dan kalimat Mahasiswa
adalah pelajar di perguruan tinggi.

Yang kedua, definiens dimulai dengan selain kata benda umpamanya kata kerja atau
didahului kata yaitu'. Sebagai contoh Setia yaitu merasa terdorong untuk mengakui, memahami,
menerima, menghargai, menghormati, mematuhi, dan melestarikan. Kemudian, definiens juga
diharuskan memberi pengertian rupa atau wujud diawali kata merupakan, seperti kalimat Mencintai
merupakan tindakan terpuji untuk mengakhiri konflik.

Adapun yang terakhir ialah bahwa definiens merupakan sebuah sinonim yang didahului
kata ialah. Misalnya Pria ialah laki-laki.
C.Macam-macam definisi
1.Definisi Nominal
Definisi nominal berupa pengertian singkat. Definiens pada definisi jenis ini terbagi
menjadi ada tiga macam. Pertama, sinonim atau padanan, seperti kata manusia yang
bersinonim dengan kata orang, maka jika ditulis hasilnya adalah Manusia
ialah orang. Selanjutnya terkait dengan terjemahan dari bahasa lain, contohnya Kinerja ialah
performance. Asal-usul sebuah kata dalam definisi nominal juga merupakan hal yang
penting, contoh: Psikologi berasal dari kata "psyche" berarti jiwa, dan "logos"
berarti ilmu, psikologi ialah ilmu jiwa.

(a) Manusia adalah orang yang berakal budi (salah)

(b) Manusia adalah insan yang berakal budi (salah)

(c) Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna(benar)

Selanjutnya definiens bukanlah kiasan, perumpamaan, atau pengandaian. Contohnya


kalimat Manusia adalah bagaikan hewan yang tidak pernah merasa puas (salah),
kata bagaikan dalam kalimat ini merupakan sesuatu yang tidak dibenarkan dalam definisi
formal. Contoh yang benar berada dalam kalimat Manusia adalah ciptaan Tuhan yang
diperintahkan untuk beribadah kepada-Nya.

Syarat berikutnya yaitu definiens menggunakan makna pararel dengan definiendium,


tidak menggunakan kata dimana, yang mana, jika, misalnya, dan lain-lain, definiens juga
harus menggunakan bentuk positif, bukan kalimat negatif; tanpa kata negatif; tidak,
bukan. Misalnya bentuk kalimat negatif Pendidikan kewarganegaraan "tidak lain" adalah
pembinaan pelajaragar menjadi warga negara yang baik sehingga mampu hidup bersama
dalam masyarakat, baik sebagai anggota keluarga, masyarakat, maupun warga negara, sedang
yang benar adalah Pendidikan kewarganegaraan adalah pembinaan pelajaragar menjadi
warga negara yang baik sehingga mampu hidup bersama dalam keluarga, masyarakat,
dan negara.

Lagi, pembeda (deferiansi)pada definiens harus mencukupi sehingga


menghasilkan makna yang tidak bisa (samar)dengan kelas yang lain. Hal ini bisa ditemukan
dalam kalimat Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna, tidak benar jika hanya
dikatakan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan.

2.Definisi Operasional
Definisi operasional adalah batasan pengertian yang dijadikan pedoman untuk
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, misalnya penelitian. Oleh karena itu, definisi ini
disebut juga definisi kerja karena dijadikan pedoman untuk melaksanakan
suatu penelitian atau pekerjaan tertentu. Definisi ini disebut juga definisi subjektif karena
disusun berdasarkan keinginan orang yang akan melakukan pekerjaan.

Yang merupakan ciri-ciri definisi operasional ialah mengacu pada target pekerjaan
yang dicapai, berisi pembatasan konsep, tempat, dan waktu, dan bersifat aksi, tindakan, atau
pelaksanaan suatu kegiatan.
3.Definisi Paradigmati
Definisi paradigmatis/personal bertujuan untuk mempengaruhi pola berpikir oranglain.
Definisi jenis ini disusun berdasarkan pendapatan nilai-nilai tertentu.

Ada empat ciri-ciri definisi paradigmatis, yakni; disusun berdasarkan paradigma (pola
pikir) nilai-nila tertentu, berfungsi untuk mempengaruhi sikap, perilaku, atau
tindakan oranglain, bertujuan agar pembaca mengubah sikap sesuai dengan definisi,
berhubungan dengan nilai-nilai tertentu, misalnya: bisnis, etika, budaya,
ajaran, falsafah, tradisi, adat istiadat, pandangan hidup.

Adapun fungsi definisi paradigmatis dapat dikategorikan menjadi empat bagian:


pertama, untuk mengembangkan pola berpikir; kedua, mempengaruhi sikap pembaca atau
pendengar; ketiga, mendukung argumentasi atau pembuktikan dan
memberikan efek persuasif.
Contoh : Menurut Nababan (2008:28-29), imbuhan atau afiks merupakan morfem terikat
yang diikatkan pada suatu kata dasar untuk membentuk suatu kata baru. Adapun kata yang
sudah diberi imbuhan tersebut akan disebut sebagai kata berimbuhan. Imbuhan sendiri
mempunyai sejumlah fungsi, di mana beberapa fungsi tersebut antara lain membentuk kata
benda pada kata dasar yang bukan merupakan kata benda, membentuk kata kerja pada kata
yang bukan termasuk jenis kata kerja, membentuk kata sifat yang pada kata dasar yang bukan
termasuk kata sifat, dan lain sebagainya

4. Definisi Luas
Definisi luas adalah batasan pengertian yang sekurang-kurangnya terdiri atas
satu paragraf. Definisi ini diperlukan pada konsep yang rumit yang tidak dapat dijelaskan
dengan kalimat pendek.

Ciri-cirinya adalah dalam definisi tersebut hanya berisi satu gagasan yang merupakan
definiendium, tidak menggunakan kata kias, setiap kata dapat dibuktikan atau diukur
kebenarannya, dan menggunakan penalaran yang jelas.

Contoh dalam kalimat berikut Konsep ketahanan nasional tidak dapat hanya
didefinisikan dengan kemampuan dinamik suatu bangsa yang berisikan keuletan dan
ketangguhan serta mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dari luar maupun dalam, langsung
tidak langsung yang membahayakan identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara untuk mencapai tujuan nasional. Karena itu konsep tersebut harus diberi definisi luas
agar diketahui perkembangan konsep, unsur-unsurnya, pengembangannya di dalam semua
aspek kehidupan bangsa dan negara.
Kata Serapan

1. Pengertian
Kata serapan atau sering disebut juga dengan kata pungutan atau pinjaman adalah kata-kata yang
berasal dari bahasa asing yang telah terintegrasi ke dalam bahasa Indonesia dan telah diterima
luas oleh masyarakat umum. Kata serapan dalam bahasa Indonesia adalah kata yang berasal
dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya
disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosakata.

2. Fungsi Kata Serapan


Fungsi kata serapan di dalam bahasa Indonesia adalah untuk memperkaya ragam bahasa
Indonesia itu sendiri dan memberikan pengetahuan tentang bahasa asing kepada pemakai bahasa
Indonesia.

3. Proses Penyerapan Kata


Ada beberapa proses atau cara masuknya bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia sehingga bisa
terserap. Di bawah ini adalah proses penyerapan tersebut:
a. Adopsi
Proses adopsi adalah terserapnya bahasa asing karena pemakai bahasa tersebut mengambil
kata bahasa asing yang memiliki makna sama secara keseluruhan tanpa mengubah lafal atau
ejaan dengan bahasa Indonesia. Contoh: Hotdog, Shuttle cock, reshuffle, plaza, supermarket, dan
lain-lain.

b. Adaptasi
Proses adaptasi adalah proses diserapnya bahasa asing akibat pemakai bahasa mengambil
kata bahasa asing, tetapi ejaan atau cara penulisannya berbeda dan disesuaikan dengan aturan
bahasa Indonesia.
Contoh:
Option = Opsi
Fluctuate = Fluktuatif
Organization = Organisasi
Maximal = maksimal
c. Pungutan
Masuknya bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia terjadi akibat pemakai bahasa mengambil
konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya, kemudian dicarikan padanan katanya dalam
bahasa Indonesia. Cara ini dapat disebut juga dengan konsep terjemahan dimana kata serapan
dihasilkan dengan cara menerjemahkan kata / istilah tersebut tanpa mengubah makna kata
tersebut.
Contoh:
Spare part = Suku cadang
Try out = Uji coba
Overlap = Tumpang tindih
Shuttle ship = Pesawat ulang-alik

4.Macam-Macam Kata Serapan

Ada beberapa bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, diantaranya adalah
bahasa inggris, bahasa belanda, bahasa arab, dan bahasa jawa kuno.

a. Bahasa Inggris
Karena bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan oleh seluruh
bangsa di dunia untuk berkomunikasi, bahasa ini dapat dengan mudah masuk dan diterima
oleh pemakai bahasa Indonesia. Di bawah ini adalah contoh kata-kata bahasa Inggris yang
telah diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Contoh :
- Application = Aplikasi - Export = Ekspor
- Actor = Aktor - Essay = Esai
- Aerobic = Aerobik
- Ballpoint = Bolpen
- Book = Buku
- Cellular = Seluler
- Coin = Koin
- Detail = detail
- Data = Data
b. Bahasa Belanda
Belanda telah menjajah Indonesia selama tiga ratus lima puluh tahun. Lamanya bangsa
Belanda menduduki Indonesia memungkinkan bahasa Belanda terserap ke dalam bahasa
Indonesia dan secara tidak sadar kita telah mengambil dan menggunakan kata-kata dari
bahasa Belanda tersebut. Bahasa Belanda merupakan bahasa yang paling banyak terserap ke
dalam bahasa Indonesia. Berikut ini adalah contoh kata serapan yang diambil dari bahasa
Belanda.
Contoh :
Amateur = Amatir
Akur = Akkoord
Acclamatie = Aklamasi
Akte = Akte
Berichten Berita
Bombarderen = Bombardir
Boetiek = Butik
Bezoek = Besuk
Chocolade = Coklat
Debiteur = Debitur
Egoistisch = Egois
Ijs = Es
Etnisch = Etnis
Hotel = Hotel

c. Bahasa Jawa Kuno


Bahasa Indonesia juga menyerap kata-kata Jawa kuno atau bahasa Sansekerta dikarenakan
kebudayaan jawa merupakan pusat perkembangan kebudayaan di Indonesia pada zaman
dahulu . Penyerapan ini juga akibat masih lekatnya orang-orang jawa dengan bahasa mereka
sehingga mereka tetap menggunakan bahasanya walaupun zaman telah berekembang. Oleh
karena seringnya penggunaan bahasa Jawa, bahasa ini menjadi umum dimasyarakat dan
secara tak sadar digunakan secara luas. Berikut ini adalah contoh-contoh kata serapan dari
bahasa jawa kuno.
Contoh :
- Cuba = Coba - Diwasa = Dewasa
- Cahya = Cahaya
d. Bahasa Arab
Ada dua faktor yang menjadi penyebab diserapnya bahasa arab ke dalam bahasa
Indonesia, yaitu bangsa arab sering melakukan perdagangan di Indonesia dan berinteraksi
dengan penduduk pribumi dan Arab adalah Negara tempat berasalnya agama mayoritas di
Indonesia. Berikut ini adalah contoh-contoh kata serapan dari bahasa Arab.
Contoh :
- Abad = Abad
- Abadi = Abadi
- Bakhil/Baligh = Baligh
- Halal = Halal
- Haram = Haram
- Ilmu = Ilmu
- Lafazh = Lafal

e. Bahasa-Bahasa Lain
Bahasa lain adalah bahasa-bahasa yang terserap ke dalam bahasa Indonesia dengan porsi
yang sedikit dibandingkan dengan bahasa-bahasa di atas. Bahasa-bahasa tersebut merupakan
bahasa China, Portugis, Tamil, Parsi.
Contoh:
- Bakiak = Bakiak (Bahasa China) - Ulogam = Logam (Bahasa Tamil)
- Cincau = Cincau (Bahasa China) - Kadai = Kedai (Bahasa Tamil)
- Encang = Paman (Bahasa China) - Acar = Acar (Bahasa Parsi)
- Encing = tante (Bahasa China) - Anggur = Anggur (Bahasa Parsi)
- Armada = Armada (Bahasa Portugis)
- Algoz = Algojo (Bahasa Portugis)
- Banco = Bangku (Bahasa Portugis)
- Bolo = Bolu (Bahasa Portugis)

Anda mungkin juga menyukai