Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MOTOR BAKAR TORAK

Tentang :

SISTEM DAYA (GEOMETRI ,KINEMATIKA DAN DINAMIKA )

DI SUSUN OLEH :
Nama :Cahyo wicaksono

NRP :1121600058

Dosen Pembimbing :
Matsuani ,Spd,Mpd

TEKNIK MESIN

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

SERPONG

2018
Kata Pengantar
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah Nya kepada kita sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya pada pembimbing kami yaitu Bapak Matsuani yang
telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah “Motor Bakar Torak” ini disusun dari berbagai sumber temasuk
internet, buku-buku panduan, dan sumber lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu para pembaca yang ingin mengetahui motor secara singkat dan jelas.

Isi makalah ini merupakan garis besarnya saja, sehingga akan mudah
dipahami oleh seluruh pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
Masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan rendah hati kami mengharap
tegur sapa dan kritik yang membangun dari guru dan teman-teman guna perbaikan
ketidaksempurnaan ini. Karena hanya Allah Yang Paling Sempurna

Akhirnya saya mengucapkan selamat membaca dan mudah-mudahan ini


akan menambah pengetahuan dan referensi para pembaca khususnya di bidang
otomotif.

Serpong ,20 september 2018

Penulis

Cahyo wicaksono
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................. 1
I.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
I.2 Pembatasan Masalah...................................................................................... 1
I.3 Tujuan............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
II.1 Pengertian Motor Bakar Torak ....................................................................... 2
II.2 prinsip kerja motor bakar ................................................................................ 8
II.3 siklus ideal ...................................................................................................... 11
II.4. Daya Sistem dan efektif pada motor bakar ..................................................... 11
II.5 kinematika torak/ piston ................................................................................. 18

BAB III. PENUTUP.............................................................................................


Kesimpulan..............................................................................................................
Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak sekali menjumpai atau bahkan
menggunakan peralatan-peralatan yang bermesin. Salah satu diantara mesin-mesin
tersebut adalah motor bakar torak
Motor bakar torak dikategorikan dalam mesin pembakaran dalam (internal
combustion engine).Mesin Bensin dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu mesin
Bensin 4 tak dan 2 tak.
Melalui makalah ini, kami mencoba untuk membahas tentang sistem daya
geometri ,kinematika dan dinamika Motor bakar torak

B. Pembatasan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya
maka penulis dapat memberikan batasan-batasan pada :
1. Pengertian motor bakar torak
2. prinsip kerja motor bakar 4 tak dan 2 tak
3. siklus otto
4. Mesin bensin (motor bakar torak) 4 tak
5. Mesin bensin (motor bakar torak ) 2 tak

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi motor bakar torak


2. Mengetahui siklus otto pada motor bakar torak
3. Mengetahui prinsip kerja mesin bensin 4 tak dan 2 tak.
4. Mengetahui sistem daya (kinematika ,dinamika ,dan geometri) pada motor bakar
torak
I.1 Pengertian Motor Bakar

.
Motor bakar torak adalah salah satu jenis mesin pembakaran dalam yang
menggunakan silinder yang di dalamnya terdapat torak yang bergerak translasi
(bolak-balik). di dalam silinder itulah terjadi pembakaran antara bahan bakar
dengan oksigen dari udara. gas pembakaran yang dihasilkan dari pembakaran
tersebut mampu menggerakkan torak yang oleh batang penghubung (batang
penggerak) dihubungkan dengan poros engkol. Gerak translasi torak tadi
menyebabkan gerak rotasi poros engkol dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol
menimbulkan translasi pada torak.Pada dasarnya mesin kalor (Heat Engine)
dikategorikan menjadi dua (2), yaitu:

a) External Combustion Engine

Yaitu hasil dari pembakaran udara dan bahan bakar memindahkan panas ke fluida
kerja pada siklus. Dimana energi diberikan pada fluida kerja dari sumber luar
seperti furnace, geothermal, reaktor nuklir, atau energi surya. Contoh mesin yang
termasuk External Combustion Engine adalah turbin uap.

b) Internal Combustion Engine

Dimana energi didapat dari pembakaran bahan bakar didalam batas sistem
sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja.
Contoh Internal Combustion Engine adalah Motor Bakar torak dan sistem turbin
gas. Jadi motor bakar torak termasuk jenis Internal Combustion Engine.

I.2 Prinsip Kerja Motor Bakar

Motor bakar torak menggunakan beberapa silinder yang didalamnya terdapat


torak yang bergerak translasi bolak-balik ( reciprocating engine ). Didalam
silinder itulah terjadi pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen dari udara.
Gas pembakaran yang dihasilkan oleh proses tersebut mampu menggerakkan
torak yang dihubungkan dengan poros engkol oleh batang penghubung (batang
penggerak). Gerak translasi torak tadi menyebabkan gerak rotasi pada poros
engkol dan sebaliknya. Berdasarkan langkah kerjanya, motor bakar torak
dibedakan menjadi motor bakar 4 langkah dan motor bakar dua langkah.

1) Motor Bakar 4 Langkah

Pada motor bakar 4 langkah, setiap 1 siklus kerja memerlukan 4 kali langkah
torak atau 2 kali putaran poros engkol, yaitu:

1. langkah Isap (Suction Stroke)

Torak bergerak dari posisi TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah),
dengan katup KI (katup isap) terbuka dan katup KB (katup buang) tertutup.
Karena gerakan torak tersebut maka campuran udara dengan bahan bakar pada
motor bensin atau udara saja pada motor diesel akan terhisap masuk ke dalam
ruang bakar.

2. Langkah Kompresi (Compression Stroke)

Torak bergerak dari posisi TMB ke TMA dengan KI dan KB tertutup.Sehingga


terjadi proses kompresi yang mengakibatkan tekanan dan temperatur di silinder
naik.

3. Langkah Ekspansi (Expansion Stroke)

Sebelum posisi torak mencapai TMA pada langkah kompresi, pada motor
bensin busi dinyalakan, atau pada motor diesel bahan bakar disemprotkan ke
dalam ruang bakar sehingga terjadi proses pembakaran. Akibatnya tekanan
dan temperatur di ruang bakar naik lebih tinggi. Sehingga torak mampu
melakukan langkah kerja atau langkah ekspansi. Langkah kerja dimulai dari
posisi torak pada TMA dan berakhir pada posisi TMB saat KB mulai terbuka
pada langkah buang. Langkah ekspansi pada proses ini sering disebut dengan
power stroke atau langkah kerja.
4. Langkah Buang

Torak bergerak dari posisi TMB ke TMA dengan KI dan KB terbuka. Sehingga
gas hasil pembakaran terbuang ke atmosfer.

Skema masing masing langkah gerakan torak di dalam silinder motor bakar 4
langkah tersebut ditunjukkan dalam gambar berikut

Gambar I.2.1 langkah kerja 4 siklus

2) .Motor Bakar 2 Langkah

Pada motor bakar 2 langkah, setiap satu siklus kerja memerlukan dua kali langkah
torak atau satu kali putaran poros engkol. Motor bakar 2 langkah juga tidak
memiliki katup isap (KI) atau katup buang (KB), dan digantikan oleh lubang isap
dan lubang buang yang dibuat pada sisi-sisi silinder (cylinder liner). Secara
teoritis, pada berat dan displacement yang sama, motor bakar 2 langkah
menghasilkan daya sekitar dua kali lipat dari motor bakar 4 langkah, tetapi pada
kenyataanya tidak demikian karena efisiensinya lebih rendah akibat pembuangan
gas buang yang tidak kompit dan pembuangan sebagian bahan bakar bersama gas
buang akibat panggunaan sistem lubang. Tetapi melihat konstruksinya yang lebih
simpel dan murah serta memiliki rasio daya – berat dan daya – volume yang
tinggi maka motor bakar 2 langkah cocok untuk sepeda motor dan alat-alat
pemotong.

Dua langkah kerja motor bakar 2 langkah tersebut dijelaskan sebagai berikut :

a) Langkah Torak dari TMA ke TMB

Sebelum torak mencapai TMA, busi dinyalakan pada motor bensin (atau bahan
bakar dikompresikan pada motor diesel) sehingga terjadi proses pembakaran,
karena proses ini torak terdorong dari TMA menuju TMB, langkah ini merupakan
langkah kerja dari motor bakar 2 langkah. Saat menuju TMB, piston lebih dulu
membuka lubang buang sehingga gas sisa pembakaran terbuang , setelah itu
dengan gerakan piston yang menuju TMB, lubang isap terbuka, dan campuran
udara bahan bakar pada motor bensin atau udara pada motor diesel akan masuk ke
dalam silinder.

b) .Langkah Torak dari TMB ke TMA

Setelah torak mencapai TMB maka torak kembali menuju TMA. Dengan gerakan
ini, sebagian gas sisa yang belum terbuang akan didorong keluar sepenuhnya.
Selain itu, gerakan piston yang turun menuju TMA menyebabkan terjadinya
kompresi yang kemudian akan dilanjutkan dengan pembakaran setelah lubang
isap tertutup oleh torak.
Skema masing-masing langkah gerakan torak di dalam silinder motor bakar 2
langkah tersebut ditunjukkan dalam gambar berikut.

Gambar I.2.2 siklus kerja 2 langkah


I.3 SIKLUS OTTO IDEAL

Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala
bunga api.Pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran
bahan bakar dan udara dibakar dengan menggunakan percikan bunga api dari
busi. Piston bergerak dalam empat langkah (disebut juga mesin dua siklus) dalam
silinder, sedangkan poros engkol berputar dua kali untuk setiap siklus
termodinamika. Mesin seperti ini disebut mesin pembakaran internal empat
langkah. Skema berikut memperlihatkan setiap langkah piston dan pernyataan
prosesnya pada diagram P-v untuk kondisi aktual mesin pengapian-nyala empat
langkah,

Dari skema di atas tersebut, kondisi awal kedua katup hisap dan buang dalam
keadaan tertutup sedangkan piston pada posisi terendahnya yaitu pada titik mati
bawah (Bottom Dead Center/BDC). Selama langkah kompresi, piston bergerak ke
atas, di mana campuran udara-bahan bakar dikompresi. Sesaat sebelum piston
mencapai posisi tertingginya yaitu titik mati atas (Top Dead Center/TDC),
percikan bunga api ditimbulkan oleh busi sehingga membakar campuran, yang
kemudian menaikkan tekanan dan temperatur sistem.

I.3.1 siklus ideal

 Siklus yang digunakan utk memudahkan analisa motor bakar.


 Siklus yg jauh menyimpang dari kondisi aktual
 Pada umumnya digunakan SIKLUS UDARA
SIKLUS UDARA sbg SIKLUS YANG IDEAL (menyimpang dari siklus
aktualnya)

Siklus Udara tdd :

 Siklus Udara Volume – Konstan (SIKLUS OTTO)


 Siklus Udara Tekanan – Konstan (SIKLUS DIESEL)
 Siklus Udara Tekanan – Terbatas (SIKLUS GABUNGAN)
I.3.2 siklus udara volume konstan

PROSES SIKLUS

0-1 : Pemasukan BB pd P konstan

1-2 : Kompresi Isentropis

2-3 : Pemasukan kalor pd V konstan

3-4 : Ekspansi Isentropis

4-1 : Pembuangan kalor pd V konstan

1-0 : Pembuangan gas buang pd P konstan


I.3.3 siklus tekanan konstan

PROSES SIKLUS

0-1 : Pemasukan BB pd P konstan

1-2 : Kompresi Isentropis

2-3 : Pemasukan kalor pd P konstan

3-4 : Ekspansi Isentropis

4-1 : Pembuangan kalor pd V konstan

1-0 : Pembuangan gas buang pd P konstan

siklus gabungan
proses siklus:

0-1 : Pemasukan BB pd P konstan

1-2 : Kompresi Isentropis

2-3a : Pemasukan kalor pd V konstan

3a-3 : Pemasukan Kalor pd P konstan

3-4 : Ekspansi Isentropis

4-1 : Pembuangan kalor pd V konstan

1-0 : Pembuangan gas buang pd P konstan

I.4 Daya Sistem dan efektif pada motor bakar

Suatu motor penggerak biasanya mempunyai spesifikasi yang


dapat dijadikan ukuran dari suatu motor. Spesifikasi tersebut diantaranya :

► Volume langkah yang mempunyai satuan cc. ► Daya motor, dalam satuan
dk.

► Perbandingan kompresi (rasio). ► Putaran, dalam satuan rpm.


A. VOLUME LANGKAH

Jika motor mempunyai ukuran silinder D (cm) danpanjang langkahnya dari titik
mati atas sampai dengan titik mati bawah adalah L (cm), maka volume
langkahnya (VL) adalah:

VL = ╥ .D2. L (cc)

Keterangan :

VL = Volume langkah, dalam satuan cc atau

D = Diameter torak, dalam satuan cm.

L = Panjang langkah torak, yaitu diukur dan TMA sampai dengan TMB, dalam
satuan cm.
B. PERBANDINGAN KOMPRESI

Pada motor bensin, perbandingan kompresi yang terlalu tinggi


menyebabkan temperatur akhir kompresi menjadi tinggi yang mengakibatkan
bahan bakar terbakar sebelum waktunya (terjadi detonasi) dan menyebabkan
terjadinya pukulan pada dinding silinder, dan silinder menjadi bergetar atau
“knocking”. Pada motor diesel perbandingan kompresi yang tinggi inilah yang
diharapkan, karena yang dikompresikan pada motor diesel hanya udara murni.

Perbandingan kompresi adalah angka perbandingan volume saat di titik


mati bawah (TMB) dengan volume saat di titik mati atas (TMA) atau :

Volume saat torak di TMB

Perbandingan Kompresi = ____________________

Volume saat torak di TMA

C = VL + Vc = VL + 1

Vc

Dapat pula ditulis dalam bentuk : Vc = VL

C-1

Keterangan:

Vc = Volume ruang bakar (cm3)

VL = Volume langkah (cm atau ditulis cc).

C = Perbandingan kompresi.
Perbandingan kompresi untuk motor bensin antara 4,5 sampai 5,8. Sedangkan
untuk pesawat terbang, perbandingan kompresinya 6 sampai 8. Untuk motor
diesel 14 sampai dengan 17, dan motor diesel putaran tinggi C = sampai 20.

C. DAYA INDIKATOR DAN DAYA EFEKTIF

Daya indikator pada suatu mesin adalah tenaga kuda yang dihasilkan atau yang
terjadi didalam silinder yang diukur dengan suatu bentuk dari hubungan tekanan
indikator pada volume silinder. Dengan demikian daya efektif akan lebih kecil
jika dibandingkan dengan daya indikator, sehingga Daya indikator ( Pi ) dapat
dihitung dengan persamaan :

Keterangan : Pi = Daya indikator (kW)

pi = Tekanan rata-rata indikator (N/m2)

n = Putaran mesin (rpm)

z = jumlah silinder

nR = Jumlah putaran/siklus (nR = 2 untuk mesin 4 langkah)


Untuk menentukan daya dari motor, perlu mengetahui tekanan rata-rata yang
ditunjukkan oleh tekanan indikatornya. Tekanan rata-rata untuk tiap silinder
dapat ditentukan besarnya dari :

 gaya yang bekerja di atas torak.


 usaha yang dilakukan oleh torak untuk tiap silinder.
 daya untuk tiap silinder.
 daya indikator
 daya efektif
 tekanan efektif rata -rata

Jika tekanan rata-rata pembakaran (Pm) dalam satuan kg/cm2 dan ukuran
diameter torak (D) dalam satuan cm, maka gaya yang terjadi di atas torak adalah :

F = ╥ . D2 . Pm (kg)

Keterangan:

F = Gaya di atas torak (kg)

D = Diameter torak (cm)

Pm = Tekanan rata-rata pembakaran (kg/cm2)

2. Usaha atau Kerja

Jika torak bergerak dari titik mati atas ke titik mati


bawah sepanjang langkah (L)

dengan gaya di atas torak (F), maka usaha yang dilakukan oleh torak adalah :

W=F.L (kg.cm) atau W = ╥ .D2. Pm . L (kg.cm)

Keterangan:
W = Usaha torak untuk tiap silinder (kg.cm)

D = Diameter torak dalam satuan (cm)

Pm = Tekanan rata-rata dalam satuan (kg/cm2)

L = Panjang langkah torak dalam (cm)

3. Daya Untuk Tiap Silinder

Daya adalah usaha tiap satuan waktu. Jika motor berputar n putaran tiap
menit, maka usaha yang dilakükan oleh motor 4 langkah setiap menitnya
sebanyak 1/2 n. Hal ini dikarenakan tiap 2 putaran engkol menghasilkan satu kali
langkah usaha. Daya motor 4 langkah untuk setiap silindernya adalah :

N = W . 1/2 . n (kg.cm/menit)

sedangkan usaha yang dilakukan oleh motor 2 Iangkah adalah :

N = W.n (kg.cm/ menit)

Keterangan:

N = Daya untuk tiap silinder (kg.cm/menit)

W = Usaha untuk tiap silinder (kg.cm)

n = Putaran engkol (rpm)

4. Daya Indikator

Daya indikator biasanya dalam satuan dk (daya kuda) yang besarnya 1 dk = 75


kg.m/detik (metric horse power). Untuk mengubah N (yang mempunyai satuan
kg.cm/menit) menjadi daya indikator Ni (yang mempunyai satuan dk) pada motor
yang mempunyai jumlah silinder z, maka Ni dapat dihitung dengan persamaan
berikut :

N.z N.z

Ni = __________ (dk ) Ni = (dk )

60 . 75. 100 450.000

atau dapat pula :

Untuk motor 2 langkah :

╥/4 D2 . Pm . L . n . z

Ni = __________________ (dk)

450.000

Untuk motor 4 langkah:

╥/4 D2 . Pm . L . ½ n . z

Ni = __________________ (dk)

450.000

Keterangan :

N = Daya untuk tiap silinder (kg.cm/menit)

Ni = Daya indikator (dk)

z = Jumlah silinder

D = Diameter torak (cm)


Pm = Tekanan rata-rata (kg/cm2)

L = Panjang langkah torak (cm)

n = Putaran engkoll (putaran tiap menit atau rpm)

5. Daya efektif

Daya hasil perhitungan di atas (Ni) tidak seluruhnya bekerja pada poros
penggerak karena adanya sebagian daya yang hilang akibat gesekan-gesekan
antara bantalan-bantalan. Hal itu mengakibatkan daya yang sebenarnya atau daya
efektif (Ne) lebih kecil daripada daya hasil perhitungan (Ni) atau Ne<Ni. Efisiensi
mekanisnya dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ne = Ni . ηm (dk) Keterangan

Ne = Daya efektif (dk)

Ni = Daya indikator (dk)

ηm = Efisiensi mekanis

Ne = Dibangkitkan oleh DAYA INDIKASI (Ni) = yaitu daya gas hasil


pembakaran yang menggerakkan torak

Ni = (Pi rata-rata x VL x z x n x a) / 450000 [PS]


Daya indikasi digunakan untuk :

 Mengatasi gesekan mekanik (gesekan antara torak-silinder, poros-bantalan)


 Menggerakkan aksesoris (pompa pelumas, pompa air pendingin, pompa
bahan bakar, generator dsb)
Nm = (Pm rata-rata x VL x z x n x a) / 450000 [PS]
Pe = Pi – Pm [kg/cm2]
DAYA EFEKTIF = Ne = (Pe rata-rata x VL x z x n x a) / 450000 [PS]
6. Tekanan Efektif Rata-Rata

Tekanan tertentu (konstan) yg apabila mendorong torak sepanjang


langkahnya dapat menghasilkan kerja per siklus yg sama dg siklus yg dianalisis

P rata-rata = Kerja per siklus / Volume langkah torak

= W per siklus / VL
W per siklus = P rata-rata x VL
Daya motor = W per siklus [Kerja per siklus]

Daya Motor :

N = P rata-rata x VL x z x n x a (1/(60x100x75) [PS]

N = Daya motor [PS]

P rata-rata = Tek. efektif rata-rata [kg/cm2]

VL = Vol. langkah torak per silinder [cm3]

z = Jumlah silinder

n = Putaran poros engkol [RPM]

a = Jumlah siklus per putaran [siklus/put]

1 utk 2 langkah

2 utk 4 langkah

1 PS = 75 kg m/s

Daya motor ® satuan metris : PS = 1 PS = 735,5 W

>non metris : HP = 1 HP = 746 W


I.5 KINEMATIKA TORAK /PISTON

Piston/Torak yang bergerak pada Internal Combustion Engine mengalami yang


namanya Gerak Torak/Piston...

Gambar diatas menunjukkan Gerak Torak Primer, Dimana Gerak Torak Primer
adalah Gerak vertikal yg ditentukanoleh tinggi-
rendahnya posisi sejumlah titik dari lingkaran engkol.

Gambar diatasini adalah diagram Gerak Torak Sekunder. Gerak Torak Sekunder
sendiri
adalah Gerak mendataryang ditentukan dari penyimpangannya dari posisi horisont
al.
Dalam sekali putaran poros engkol, batang penghubung berada dua kali pada
kedudukan a dan d, dan empat kalipada kedudukan b dan c.
gambar diatas adalah Gerak Torak Sebenarnya dimana belahan kiri adalah
bergerak naik dan belahan kanan bergerak turun.

Kecepatan Torak
Kecepatan purata torak berhubungan dengan kecepatan putar poros engkol. Pada
sekali putaran poros engkol torak menjalani lintasan yang sama sebanyak dua kali
langkah:

S = Panjang langkah (stroke), m


N =Putaran Poros engkol (RPM)
Ut maksimum antara 5 m/s sampai 20 m/s
Sedangkan Hubungan panjang langkah (stroke (S)) dengan radius engkol (a)
dinyatakan dengan :
S=2a

Posisi Torak

a = radius engkol

r = panjang batang penghubung

θ = sudut engkol

Didefinisikan:
Rasio panjang batang penghubung, r terhadap radius engkol, a:
R=r/a
Dari Persamaan posisi torak:

Sehingga Kecepatan sesaat torak:

Sedangkan Rasio kecepatan sesaat torak terhadap kecepatan purata torak:

Sehingga kecepatan torak relatif terhadap kecepatan purata sebagai fungsi sudut
engkol untuk beberapa nilai R
Gaya Inersia

Akibat bekerjanya kelembaman dari bagian-bagian yang bergerak (translasi dan


rotasi) pada motor, yang
menghasilkan percepatan maupun perlambatan terjadilah gaya inersia.

Percepatan Torak:

sehingga berdasarkan hukun newton yang kedua dimana F = m a.. maka gaya
inersia torak adalah:
kemudian jika diuraikan maka akan menghasilkan:

bagian depan sebelum (plus minus) adalah gaya inersia primer sedangkan
dibelakang (plus minus) adalah gaya inersia sekunder. Gaya inersia
Primer mengalami 2 kali perputaran pada 0 dan 180 derajat, sedangkan gaya
inersia sekunder mengalami 4 kali perputaran pada 0, 90, 180 dan 270 derajat.

Sehingga bisa ditarik kesimpulan yaitu gaya inersia torak = gaya primer ± gaya
sekunder
Kesimpulan
Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai
saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan energi panas
untuk melakukan kerja mekanis atau mengubah tenaga panas menjadi tenaga
mekanis. Energi atau tenaga panas tersebut diperoleh dari hasil pembakaran.
Prinsip Dasar Motor Bensin meliputi :
1. Langkah Hisap

2. Langkah Kompre
3. Langkah Usaha

4. Langkah Buang

B. Saran
Saran saya hanya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen, karena
mempermudah mahasiswanya menyelesaikan tugas yang di berikan.
DAFTAR PUSTAKA

http://motomodif-world.blogspot.com/2009_01_01_archive.html
http://rusyiam.blogspot.com/2011/03/mesin-bensin.html
http://umum-motorbensin.blogspot.com/
http://autotuhu.wordpress.com/2010/03/31/macam-macam-sistem-pengapian-
motor-bensin/
http://dexzrecc.wordpress.com/2008/11/17/prinsip-kerja-motor-bensin/
http://17racing.wordpress.com/engineering-knowledge/thermodinamika-siklus-
otto/

Arismunandar, W. 1983. Penggerak Mula Motor Torak. ITB Bandung.

Arismunandar, w. 2000. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Bandung : ITB.

Arismunandar, W. 2002. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Edisi Kelima


Cetakan Kesatu. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai