Wzax1335170917 PDF
Wzax1335170917 PDF
Oleh:
Menurut Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Pross bahwa dalam
penyelenggaraan pendidikan diperlukan guru yang mengembangkan potensi dan
kreativitas peserta didik. Untuk mencapai maksud tersebut diatas diperlukan pemahaman
dan ketrampilan guru terhadap strategi pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran,
strategi dapat dikatakan sebagai pola umum yang berisi rentetan kegiatan yang dapat
dijadikan pedoman agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal.(Oumar Hamalik, 2005) . Mmenurut Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa
terdapat komponen strategi pembelajaran, yaitu (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan,
(2) penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes, dan (5) kegiatan lanjutan.
Banyak strategi pembelajaran yang telah diajukan para ahli psikologi belajar dan
ahli pendidikan, termasuk untuk pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). Salah satu
model pengajaran interaktif yang berpusat pada siswa menurut Arends dalam bukunya
Learning To Teach, adalah Problem Based learning yang selanjutnya disebut (PBL) atau
Problem Based Model of Instruction (PBI). Model tersebut tepat dipilih untuk
pembelajaran IPS.
Kata Kunci: Strategi Pembelajaran, Model Problem Based learning, Pembelajaran IPS
1
2
A. PENDAHULUAN
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah. Salah satu komponen penting upaya mewujudkan tujuan
Untuk meningkakan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di madrasah salah satunya
adalah guru. Hal ini sesuai dengan prinsip pendidikan yang tertuang dalam Standar Proses
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran ilmu
B. Uraian Materi
1. Strategi Pembelajaran
yaitu (1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan
kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai, (2) rencana yang cermat mengenai
beratkan pada kegiatan siswa pada kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
tertentu. (Oemar Hamalik 2005). Menurut pendapat Dick dan Carry dalam Hamzah
materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan
oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
pilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai. Ia menegaskan bahwa, setiap tingkah laku yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya, harus dapat dipraktekkan.
dan memobilisasi segala cara, sarana dan tenaga untuk mencapai sasaran’. Istilah
yang berisi rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman agar kompetensi
penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes, dan (5) kegiatan
lanjutan.
pembelajaran, (2) relevan dengan isi materi pelajaran, (3) metode dan teknik yang
pembelajaran, (2) relevan dengan isi materi pelajaran, (3) metode dan teknik yang
Model Problem Based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah,
metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana
peserta didik melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi, yang dapat
berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan
akhir. Dengan demikian peserta didik didorong untuk lebih aktif terlibat dalam
yang secara personal berarti, memberikan dasar teoritis untuk PBL. John Dewey
pendidikan dengan sekolah sebagai cermin masyarakat yang lebih besar dan kelas
John Dewey Para Psikolog Eropa seperti Jien Piaget dan Lev Vigotsky banyak
berpendapat bahwa anak memiliki sifat bawaan ingin tahu dan terus memahami
1
Ibid., hlm. 46-47.
5
bertambah dan semakin banyak mendapat kapasitas bahasa dan ingatan representasi
mereka tentang dunia lebih rumit dan abstrak. Kebutuhan anak untuk memahami
perkembangan intelektual pelajar. Salah satu ide kunci Vigotski adalah konsepnya
dapat difungsikan atau dicapai oleh individu dengan bantuan orang lain misalnya
guru, orang tuanya atau temannya. Zona yang terletak diantara zona tingkat
proximal development.
6
Masalah.
secara sosial dan bermakna secara personal bagi siswa. Masalah yang diinvestigasi
dipilih karena solusinya menuntut siswa untuk menggali banyak subjek. Investigasi
autentik yang berusaha menemukan solusi riil untuk masalah riil. Peserta didik harus
berbentuk produksi artefak dan exhibit dari mengkonstruksi yang menjelaskan atau
bisa berbentuk laporan, model fisik, video, atau program komputer. Artefak dan
mendemonstrasikan kepada orang lain apa yang telah mereka pelajari dan
memberikan alternatif yang menyegarkan untuk makalah wajib atau ujian tradisional.
peran-peran orang dewasa lainnya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang
tingkat tinggi adalah bersifat non-algoritmik. Artinya jalur tindakan tidak sepenuhnya
(secara mental) dilihat dari sudut pandang manapun, sering mendapat multiple
makna), menemukan struktur dalam sesuatu yang tampak tidak beraturan dan bersifat
belajar, seperti belajar tentang persaingan (kompetisi), kerja sama, empati, sistem
dan lain-lain. Namun demikian, simulasi agak berbeda dengan model-model lain.
Simulasi telah diterapkan dalam pendidikan lebih dari tiga puluh tahun.
a. Pengertian
pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian
masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari
Sosial (IPS) bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap
masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah
yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
kehidupan masyarakat.
agama. Sedangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.
multidisipliner.
Awan Mutakin yang dikutip dalam Model Pembelajaran IPS terpadu ialah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi
masyarakat. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut, Memiliki
Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang
dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan
berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang
seseorang. Apa yang dibaca, didengar atau dilihat seseorang disimpan dalam
sebelumnya.
Seseorang yang mampu melakukan analisis mungkin saja akan dapat menentukan
mana yang baik dan mana yang tidak baik selanjutnya punya kesempatan
ilmu sosial untuk ketrampilan kognitif adalah sebagai berikut: (1) Menggunakan
berkenaan dengan sikap, nilai dan moral. Dalam pembelajaran ilmu sosial sikap,
nilai dan moral yang dapat dikembangkan adalah: (1) Pengetahuan dan
pemahaman tentang nilai dan moral yang berlaku dalam masyarakat seperti
ilmu sosial antara lain: (1) sikap dan kehidupan yang teligius, (2)
(3) bekerja keras, (4) bekerja dengan jujur, (4) kemampuan dan kemauan
beradaptasi.
1. Kompetensi Dasar
kemerdekaan Indonesia
12
penanggulangannya
2. Indikator
- Mengidentifikasi permasalahan:
- Melemahnya kepedulian generasi muda mempertahankan negara kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan
negara menjelang proklamasi Kemerdekaan RI berbagai penyakit sosial
sebagai akibat penyimpangan sosial dalam masyarakat, dan upaya
pencegahannya.
- Berbagai penyakit sosial sebagai akibat penyimpangan sosial dalam
masyarakat, dan upaya pencegahannya.
- Tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan
pemerintah dalam upaya penanggulangannya
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R., Clasroom Instruction and Management, New York: Mc Graw-Hill Companies,
1987.
__________, Learning To Teach, Terj. Belajar Untuk Mengajar, Buku 1, Terj. Helly Prajitno
Soetjipto,MA dan Dra. Sri Mulyantini Sutjipto, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008.
_________, Learning To Teach, Buku 2, Terj. Belajar Untuk Mengajar, Terj. Helly Prajitno
Soetjipto,MA dan Dra. Sri Mulyantini Sutjipto, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008.
Azis, Wahab A, Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial, Bandung:
Alfabeta, 2007.
Azra Azyumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium baru,
Jakarta: Kalimah, 2001.
------------, Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jalarta:
Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 Badan Standar Nasional Pendidikan,
Tahun 2007.
Bank, James A, Teaching Strategis for the Social Studies, California: Addison-Wesley Pub.
Co., 1977.
15
Bloom, et al., Taxonomi of. Education Objectives: The Classification of Educational Goals,
New York: McKay, 1956.
Oumar Hamalik, Proses Belajar Mengajar Jakarta: Bumi Aksara, 2005