Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN MATERI KULIAH

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

“KEKETATAN SISTEM PENGENDALIAN”

Oleh Kelompok 02:

1. HAFIZHOH KALTSUM 2016320098


2. HANI NINDYA 2016320109
3. NUR FADZILAH 2016320228

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
BAB IV

KEKETATAN SISTEM PENGENDALIAN

A. KEKETATAN PENGENDALIAN HASIL


Untuk mencapai pengendalian hasil yang ketat bergantung pada
karakteristik berikut :
1. Definisi atas hasil yang di harapkan;
agar pengendalian manajemen dinilai ketat maka haruslah:
a. Kesesuaian(conggruence)
Dimensi hasil harus sesuai dengan "tujuan sebenarnya" dari organisasi.
b. Spesifikasi
Target kinerja harus spesifik
c. Komunikasi dan internalisasi
Target kinerja harus dikomunikasikan secara efektif dan diinternalisasi oleh
mereka yang diberi tanggung jawab berdasarkan prestasinya
d. Kelengkapan
Berarti area hasil yang didefinisikan SPM melibatkan semua area dimana
organisasi diharapkan berkinerja baik dan dimana karyawan yang terlibat
dapat berpengaruh.
2. Pengukuran kinerja
Pengendalian hasil bergantung pada pengukuran kinerja yang precise/tepat,
objektif, tepat waktu/timely dan dapat dipahami.
3. Insentif
Pengendalian hasil akan lebih ketat bila reward(atau punishment) terhadap
karyawan secara langsung dihubungkan dengan pencapaian (atau tidak
tercapainya) hasil yang diinginkan. Hubungan langsung/direct link berarti
pencapaian hasil secara otomatis diterjemahkan secara eksplisit dan jelas
menjadi imbalan.

B. KEKETATAN PENGENDALIAN TINDAKAN

Sistem pengendalian tindakan dianggap ketat jika besar kemungkinan


karyawan untuk terus menerus terlibat dalam semua tindakan yang penting utnuk
keberhasilan operasi dan tidak akan terlibat tindakan yang merugikan.

1. Pembatasan perilaku
Pembatasan perilaku baik fisik mapupun administrasi dapat menciptakan
pengendalian yang ketat dalam beberapa bidang suatu organisasi. Pembatas
fisik akan semakin mahal biayanya jika ingin semakin ketat (menggunakan
alat-alat semakin canggih). Pembatasan administratif melalui pembatasan
otoritas keputusan kepada tingkatan personel yang lebih tinggi akan
menimbulkan pengendalian lebih ketat bila :
a. Dapat diasumsikan personel tingkatan lebih tinggi membuat keputusan
yang lebih andal .
b. Dapat dijamin bahwa orang yang memiliki otoritas untuk melakukan
tindakan tertentu tidak melanggar batasan yang ditentukan. Pemisahan
tugas juga dapat menciptakan pengendalian yang lebih ketat.

2. Review Pratindakan
Review pratindakan dapat membuat SPM lebih ketat jika review sering
dilakukan, detail dan dilaksanakan oleh pengkaji yang rajin dan
berpengetahuan luas.
3. Akuntabilitas tindakan
Jumlah pengendalian yang ditimbulkan dari pengendalian akuntabilitas
tindakan tergantung pada :
a. Definisi tindakan
Untuk mencapai pengendalian yang ketat, definisi tindakan harus
sesuai, spesifik, dikounikasikan dengan baik dan lengkap.
b. Pelacakan tindakan
Pengendalian akuntabilitas tindakan dapat dibuat lebih ketat dengan
meningkatkan efektivitas sistem pelacakan tindakan. Karyawan yang
yakin bahwa tindakannya diperhatikan akan lebih kuat dipengaruhi oleh
pengendalian akuntabilitas tindakan. Contoh bentuk sistem pelacakan
tindakan : supervisi langsung secara terus menerus dan audit laporan
tindakan yang detail.
c. Penguatan tindakan
Pengendalian dapat dibuat lebih ketat dengan membuat imbalan atau
hukuman menjadi lebih signifikan terhadaop karyawan yang terlibat.
Hukuman merupakan hal umum dalam penetapan pengendalian
tindakan akrena hukuman sering melibatkan pelanggaran karyawan
terhadap peraturan/prosedur.

C. KEKETATAN PENGENDALIAN PERSONEL DAN BUDAYA


Untuk lebih ketatnya pengendalian personel/kultural perlu kepastian dan
stabilitas pengetahuan yang menghubungkan karakteristik personel/kultural
dengan tindakan yang diinginkan. Dalam organisasi sosial dan volunter,
pengendalian personel biasanya menyediakan pengendalian yang signifikan,
karena kebanyakan volunter puas hanya dengan melakukan pekerjaan yang baik
sehingga mudah dalam memotivasi mereka. Pengendalian personel/kultural juga
dapat ada di bisnis beorientasi laba, biasanya ada dalam perusahaan yang
dijalankan keluarga karena adanya rasa saling melengkapi atau kesesuaian antara
keinginan organisasi.

Sumber: http://kodomogasuki.blogspot.com/2015/05/sistem-pengendalian-
manajemen-mid-on.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai