1. Pembatasan perilaku
Pembatasan perilaku baik fisik mapupun administrasi dapat menciptakan
pengendalian yang ketat dalam beberapa bidang suatu organisasi. Pembatas
fisik akan semakin mahal biayanya jika ingin semakin ketat (menggunakan
alat-alat semakin canggih). Pembatasan administratif melalui pembatasan
otoritas keputusan kepada tingkatan personel yang lebih tinggi akan
menimbulkan pengendalian lebih ketat bila :
a. Dapat diasumsikan personel tingkatan lebih tinggi membuat keputusan
yang lebih andal .
b. Dapat dijamin bahwa orang yang memiliki otoritas untuk melakukan
tindakan tertentu tidak melanggar batasan yang ditentukan. Pemisahan
tugas juga dapat menciptakan pengendalian yang lebih ketat.
2. Review Pratindakan
Review pratindakan dapat membuat SPM lebih ketat jika review sering
dilakukan, detail dan dilaksanakan oleh pengkaji yang rajin dan
berpengetahuan luas.
3. Akuntabilitas tindakan
Jumlah pengendalian yang ditimbulkan dari pengendalian akuntabilitas
tindakan tergantung pada :
a. Definisi tindakan
Untuk mencapai pengendalian yang ketat, definisi tindakan harus
sesuai, spesifik, dikounikasikan dengan baik dan lengkap.
b. Pelacakan tindakan
Pengendalian akuntabilitas tindakan dapat dibuat lebih ketat dengan
meningkatkan efektivitas sistem pelacakan tindakan. Karyawan yang
yakin bahwa tindakannya diperhatikan akan lebih kuat dipengaruhi oleh
pengendalian akuntabilitas tindakan. Contoh bentuk sistem pelacakan
tindakan : supervisi langsung secara terus menerus dan audit laporan
tindakan yang detail.
c. Penguatan tindakan
Pengendalian dapat dibuat lebih ketat dengan membuat imbalan atau
hukuman menjadi lebih signifikan terhadaop karyawan yang terlibat.
Hukuman merupakan hal umum dalam penetapan pengendalian
tindakan akrena hukuman sering melibatkan pelanggaran karyawan
terhadap peraturan/prosedur.
Sumber: http://kodomogasuki.blogspot.com/2015/05/sistem-pengendalian-
manajemen-mid-on.html?m=1