Anda di halaman 1dari 23

Pengembangan Sistem Informasi

Kebutuhan akan informasi sangat diperlukan oleh semua kalangan termasuk


didalamnya adalah perusahaan. Namun adakalanya data yang muncul atau
diterima tidak terlalu bermanfaat atau terlalu banyak data sehingga
membingungkan dalam pengambilan keputusan. data tersebut harus di
proses atau diolah sehingga terciptlah sistem manajemen yang mengatur dan
menganalisis data hingga menjadi informasi. Kenapa harus memakai prinsip
sistem dalam imlpementasinya? Karena informasi yang akan tersebar dalam
berbagai bentuk akan dikumpulkan, disimpan, serta diolah atau diproses
yang mana akan menjadi database yang sewaktu-waktu digunakan untuk
kepentingan manajerial dalam pengambilan keputusan dan merupakan
kombinasi dari people, hardware, software, sumber-sumber data, prosedur
yang bekerja secara harmonis dalam mengelola informasi, hal ini
merupakan langkah perusahaan dalam upayanya melakukan pengendalian
internal perusahaan.

Sistem Informasi bagaikan susunan syaraf di dalam tubuh kita yang


memberikan informasi pada otak jika sesuatu hal terjadi pada tubuh,
misalnya ada bagian tubuh kita luka dan berdarah karena digigit hewan,
syaraf akan menginformasikan kalau ada bagian tubuh kita yang luka dan
mengirimkan sinyal sakit ke otak dan secara tidak sadar kita bereaksi, bisa
berupa teriak atau gerakan menghindar. Sama halnya dengan sistem
informasi, sistem informasi akan memberikan informasi bahwa ada yang
salah dalam manajemen dan manajemen akan mengambil langkah berupa
keputusan untuk memperbaiki apa yang salah dalam proses manajerialnya
sehingga dapat dibayangkan informasi dalam perusahaan sangatlah penting
untuk mendukung kelangsungan perkembangan perusahaan.

Seiring dengan perkembangan zaman sistem informasi manajemen di


mudahkan dengan kemajuan teknogi sehingga lebih banyak dan cepat dalam
menjaring informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk pengambilan
keputusan. Memang sistem informasi sejatinya sudah ada sebelum
terciptanya teknologi diciptakan, namun dengan adanya sistem informasi
yang berbasis komputer memberi langkah cepat, tepat dan akurat dalam
memproses dan mengolah data, tidak hanya dirasakan oleh pihak top
manajemen saja melainkan semua yang terlibat dalam perusahaan
merasakan kemudahan dan betapa menakjubkannya sistem informasi yang
berbasis komputer ini yang merupakan revolusi dari sistem informasi
manajemen dari pertama kali digunakan.

Manfaat Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem
yang telah ada. Perlunya Pengembangan Sistem :
1. Adanya permasalahan yang timbul pada sistem yang lama. Permasalahan
yang timbul dapat berupa :
a. Ketidak beresan sistem internal
b. Pertumbuhan organisasi/perusahaan
c. Untuk meraih kesempatan (opportunities)
d. Teknologi informasi yang berkembang dengan cepatnya
e. Adanya instruksi-instruksi khusus
2. Prinsip Pengembangan Sistem
3. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
4. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
Investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal :
• Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi
• Investasi yang terbaik harus bernilai
• Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik

Tahapan kerja dan tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan
sistem informasi :
• Proses pengembangan sistem tidak harus urut
• Jangan takut membatalkan proyek
• Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
• Tahapan Pengembangan Sistem. Tahapan utama siklus hidup Pengembangan
Sistem terdiri dari :
a. Perencanaan Sistem ( Systems Planning)
b. Analisis Sistem (System Analysis)
c. Perancangan Sistem (Systems Design)
d. Seleksi Sistem (System Selection)
f. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System Implementation &
Maintenance)

Bisnis saat ini berkembang sangat pesat, yang menyebabkan persaingan antar
perusahaan menjadi semakin ketat. Banyak sekali operasional dalam perusahaan
yang harus dilakukan dalam mewujudkan target dari perusahaan. Seorang
manajer harus dapat mengambil keputusan dalam pengerjaan operasional suatu
perusahaan. Manajer perlu memperhitungkan beberapa faktor dalam mengelola
pengerjaan operasional perusahaan seperti faktor waktu, biaya, sumber daya
manusia, dan lain sebagainya. Ada beberapa pendekatan dalam mengelola
pengerjaan operasional atau pengerjaan suatu proyek dalam perusahaan, yaitu
pendekatan insourcing dan pendekatan outsourcing. Masing-masing pedekatan
tersebut pasti memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut ini akan dijelaskan
secara lebih rinci mengenai masing-masing pendekatan dalam hubungannya
dengan pengembangan sistem informasi dalam suatu perusahaan.

SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Pada tahun 1940 saat perang dunia ke 2 sistem informasi digunakan oleh militer
untuk pengiriman dan penerimaan dokumen dokumen. Pengiriman dan
penerimaan dokumen dokumen ini disimpan dalam bentuk magnetic tape.

1. Generasi Pertama (1945-1955)

Pada generasi ini belum ada sistem operasi, sistem komputer diberi instruksi
yang harus dikerjakan secara langsung.

2. Generasi Kedua (1955-1965)

Batch processing systemJob dikumpulkan dalam satu rangkaian kemudian


dieksekusi secara berurutan.Sistem komputer belum dilengkapi sistem
operasi, tapi beberapa fungsi dasar sistem operasi telah ada, misalnya FMS
(Fortran Monitoring System) dan IBSYS,keduanya merupakan bagian yang
fungsinya merupakan komponen sistem operasi

3. Generasi Ketiga (1965-1980)


Dikembangkan untuk melayani banyak pemakai secara online, sehingga
menuntut sistem komputer dapat digunakan secara :

Multiuser Berarti komputer yang memiliki resource yang dapat digunakan


oleh banyak orang sekaligus.

MultiprogrammingBerarti komputer melayani banyak proses/job sekaligus


pada waktubersamaan, yaitu dengan membagi (mempartisi) memori menjadi
beberapa bagian dengan satu bagian memori adalah satu job berbeda.

Time sharingVarian dari multiprogramming, dimana tiap pemakai


mempunyai satuterminal online dengan pemroses hanya memberi layanan
pada pemakai yangaktif secara bergantian secara cepat.

Spooling Membuat peripheral seolah-olah dapat digunakan bersama-sama


sekaligus,dapat diakses secara simultan, yaitu dengan cara menyediakan
beberapapartisi memori. Saat terdapat permintaan layanan peripheral,
langsungditerima dan data disimpan lebih dulu di memori yang disediakan
(berupaantrian), kemudian dijadwalkan agar secara nyata dilayani oleh
peripheral.

4. Generasi Keempat (1980-199x)

Sistem operasi yang dapat melayani banyak mode, yaitu mendukung batch
processing, timesharing dan (soft) real time applications. Perkembangan
denganmeningkatnya kemampuan komputer dekstop (PC) dan teknologi
jaringan(TCP/IP). Selama tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, perusahaan
raksasa multinasional banyak menyelesaikan pembangunan sistem informasi
global mereka (GIS/ Global Information System), tetapi masih terdapat
beberapa hal lain yang masih harus diselesaikan dalam rangka
menyempurnakan sistem pengelolaan informasi berbasis komputer yang
mendunia ini. Pada tahun 2000-an, kurang lebih 2070 perusahaan
multinasional akan didorong untuk memperbaiki aplikasi sistem informasi
dan bentukan arsitektur sistem ini. Sistem yang mulanya dirancang untuk
mendukung operasi yang tersentralisasi ataupun tidak tersentralisasi akan
ditingkatkan untuk memampukan perusahaan induk dan cabangnya
beroperasi sebagai sebuah koordinat suatu sistem yang terintegrasi. Adapun
hal yan perlu ditingkatkan dan diintegrasikan secara utuh dalam pematangan
sistem informasi dunia adalah peranan sistem informasi berbasis komputer
(Computer Based Information System/ CBIS).

Sistem Informasi Manajemen sebelumnya hanya digunakan oleh militer saja


untuk keperluan komunikasi dan strategi yang mana berisi dokumen enkripsi
atau berkode. SIM pertama kali dugunakan dalam perang dunia kedua. Nazi
jerman dan inggris menjadi salah satu yang memanfaatkan SIM untuk
keperluan militer. Nazi jerman menciptakan teknologi enigma yang
merupakan teknologi tercanggih pada saat itu dengan enkripsi yang sulit
dipecahkan. Dengan alat itu Nazi jerman hampir menjadi pemenang dalam
perang dunia kedua setelah dikalahkan oleh pihak inggris dan sekutunya yang
membuat alat untuk memecahkan enkripsi komunikasi nazi jerman. Sistem
informasi manajemen terus di tingkatkan kemampuannya dari tahun ketahun
mulai dari keperluan militer hingga pihak swasta seperti organisasi atau
perusahaan. Perkembangan SIM melesat maju setelah diciptakannya
teknologi-teknologi yang memudahkan penggunanya pada millenium ketiga.

Tujuan Sistem Informasi


Pada sasarnya tujuan dari Sistem Informasi Manajemen adalah memberikan
informasi ke pihak yang terkait baik untuk perhitungan, fungsi manajemen
maupun pengambilan keputusan
Sistem Informasi Manajemen memudahkan pengguanya dalam melakukan
manajerial. Seorang manaejer harus mempunyai akses informasi dan cara
menggunakannya. Sehingga manajer dapat mengevaluasi, mengidentifikasi,
dan menyelesaikan masalah dalam perusahaan.

Penerapan Sistem Informasi dalam perusahaan

Ketergantungan akan sistem informasi di era modern ini merupakan hal


yang masif dirasakan oleh semua kalangan. Pemanfaatan teknologi untuk
sistem informasi manajemen pun mulai ramai digunakan oleh perusahaan-
perusahaan star up, ini membuktikan bahwa tak hanya perusahaan sekelas
multi nasional atau perusahaan yang terbilang besar saja yang menerapkan
sistem informasi manajemen ini. Contohnya Go-Jek, perusahaan Go-jek
memanfaatkan teknologi smart phone yang berbasis Android atau OS I-
phone untuk melayani jasa baik itu antar jemput, pesan makanan, atau jasa
pengantaran lainnya agar lebih dekat dan lebih menjaring customer.
Kemanapun dan dimanapun sistem informasi telah banyak dimanfaatkan
oleh organisasi atau perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada
pelanggan atau konsumen seperti halnya Go-jek. Sistem informasi ini
terhubung kedalam jaringan besar yaitu internet sehingga memudahkan baik
itu dari pihak perusahaan maupun pelanggan atau konsumen. Dengan
adanya internet juga perusahaan terbantu dalam memperluas jangkauannya,
jika kita memasang aplikasi Go-jek maka akan bertebaran aramada-
armadanya di peta dapat dikatakan seperti GPS. Era modern ini posisi
teknologi komputer dipandang penting sebagai alat untuk otomasisasi
proses sehingga menjadi faktor essensial dalam menetapkan strategi bisnis.
menggabungkan sistem informasi manajemen berbasis komputer dengan
strategi bisnis merupakan langkah berlian untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif dari pesaing. Bisnis Go-jek ini dipandang kurang bersahabat
dengan lingkungan sekitarnya, seperti ojek pangkalan yang merasa tersaingi
dengan munculnya ojek yang berbasis teknologi. Tak hanya berhenti disitu,
banyak bermunculan usaha-usaha sejenis yang memanfaatkan teknologi
untuk menjaring konsumen seperti Grab Bike dan Blu-Jek. Karena peluang
disektor bisnis ini terbilang masih luas sehingga banyak pemain baru yang
bermunculan untuk meramaikan sektor jasa pengantaran ini.
Cara kerja sistem informasi dalam Ojek Online seperti taksi Blue Bird
dimana perusahaan dapat memantau dan melacak armadanya dengan
pemanfaatan teknologi GPS. Apabila ada pelanggan atau konsumen yang
hendak memakai jasa dari perusahaan tersebut maka pihak perusahaan akan
melihat terlebih dahulu dimana armada yang jaraknya lebih dekat dengan
pelanggan atau konsumen.
Adapun screenshot aplikasi Go-Jek dan Blu-Jek yang dapat ditampilkan :

Seperti hal nya taksi perusahaan ojek online juga mempunyai tarif yang
berdasarkan jarak tempuh, contohnya Go-Jek per KM nya Rp 4000.
Memang sebelumnya ada perusahaan yang sejenis dengan memakai argo
sebagai alat bantu untuk penetapan tarif namun kurang se-booming Go-Jek.
Perkembangan teknologi otomasi adalah penunjang utama pembuatan
keputusan di dalam organisasi-organisasi modern. Dalam hal ini, aplikasi
teknologi komputer benar-benar telah menandai revolusi peradaban yang
memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dapat diselesaikan
secara cepat, akurat, dan efisien. Prestasi organisasi akan ditentukan oleh
kemampuan organisasi untuk mengambil keputusan berdasarkan informasi
yang tersedia. Ibaratnya Sistem Informasi Manajemen tidak bisa lepas dari
komputer atau teknologi. Contoh lainnya adalah departemen store dan ritel-
ritel kecil seperti alfa yang memanfaatkan SIM untuk keperluan database
persediaan, keluar masuk barang dsb. Kita bisa lihat secara langsung bahwa
Sistem Informasi Manajemen memudahkan semua pihak yang terlibat dalam
perusahaan, dari kasir sendiri dengan hanya menempelkan barcode ke alat
scan produk dengan sendirinya data masuk ke sistem dan terkirim ke
database persediaan produk. Kalau misalnya teknologi tersebut belum ada
maka betapa repotnya kasir memilih dan mimilah data yang kemudian
laporan data tersebut diserahkan ke pihak gudang.
Sebelumnya saya membahas Taksi Blue Bird di mana menerapkan
teknologi GPS untuk memantau pegawainya dimana armadanya berada,
teknologi GPS ini juga untuk sarana komunikasi antara armada dengan call
center. Memasang GPS di mobil terbilang mahal namun ini merupakan
langkah upgrading perusahaan baik untuk kinerja dan pelayanan pada
konsumen atau pelanggan. Dengan adanya GPS pelanggan atau konsumen
akan merasa aman karena merasa di pantau.ini sesuai dengan tujuan Blue
Bird untuk menyediakan jasa transportasi yang aman, nyaman dan
berkualitas. Sebelumnya Blue Bird melengkapi armadanya dengan
komunikasi radio dan argo yang jejaknya diikuti oleh bisnis sejenis.
Berbeda dengan teknologi radio teknologi GPS ini terbilang lebih efektif
dalam menjaring pelanggan dan mengurangi adanya kemungkinan antrian
pesanan. Teknologi GPS selain menguntungkan pihak perusahaan dan
konsumen atau pelanggan juga menguntungkan armada atau driver Blue
Bird. Dalam kasusnya driver Blue Bird rata-rata pemula alias belum
mempunyai pengalaman dalam hal menelusuri jalan, dengan adanya GPS
driver Blue Bird tersebut terbantu dalam mengantakan penumpangnya.
Teknologi GPS dan MDT Blue Bird Blue Bird Group merintis penggunaan
MDT (Mobile Data Transfer) dan GPS sebagai instrument pelengkap di
taksinya. MDT mirip seperti pager, dimana setiap informasi yang terkait
dengan pengemudi akan tampil dilayarnya. MDT juga merupakan alat
penangkap order dalam radius 3-4 km untuk setiap order yang dilelang via
data komputer, sehingga tidak ada istilah lagi pengemudi berebut order atau
spekulasi posisi taksi yang terlalu jauh dari tempat jemput konsumen.
Ganbar diatas merupakan salah satu contoh aplikasi Blue Bird untuk
lebih dekat dengan pelanggan dengan jangkauan yang lebih luas dan
aplikasi MDT Driver yang merupakan aplikasi radio untuk pengemudi
atau Driver armada Blue Bird. Penumpang diberi kemudahan untuk
menyampaikan keluhan, dengan nomer telpon dan nomer taxi yang
tertera di pintu mobil, serta identitas pengemudi yang terdapat di bagian
depan kendaraan. Blue Bird menciptakan sistem di mana penumpang
merupakan pengawas langsung pengemudi.
Secara tidak langsung Perusahaan Blue Bird menciptakan standarisasi
taxi di indonesia, mulai dari sistemnya yaitu sistem komunikasi radio dan
argo, berlanjut ke sistem GPS dan MDT. Selain pelopor sistem taxi di
indonesia Blue Bird memberikan contoh nilai kerja keras, kejujuran, dan
disiplin. Jikalau standarisasi itu tidak ada taxi di indonesia tak jauh beda
dengan pelayanan transportasi metromini di jakarta.

PERMASALAHAN PENERAPAN SISTEM BASIS DATA

Penerapan atau implementasi teknologi informasi yang sesuai di suatu


perusahaan bukanlah suatu hal yang mudah. Faktor yang harus diperhitungkan
agar penerapannya mempunyai nilai lebih adalah: manajemen perusahaan,
budaya perusahaan, biaya pengadaan perangkat keras maupaun lunak, operator,
perawatan dan masyarakat bila dilibatkan sebagai end user. Dengan adanya
komputer untuk membantu teknologi informasi, berbagai organisasi telah
mangalokasikan dana yang cukup besar untuk sistem informasi.
Keberhasilan penerapan sistem teknologi informasi tidak semestinya diukur
hanya melalui efisiensi dalam hal menimalkan biaya, waktu, dan penggunaan
sumber daya informasi. Keberhasilan juga harus diukur dari efektifitas
teknologi informasi dalam mendukung strategi bisnis organisasi ,
memungkinkan proses bisnisnya, meningkatkan struktur organisasi dan budaya,
serta meningkatkan nilai pelanggan dan bisnis perusahaan. Tantangan utama
para manajer bisnis dan praktisi bisnis adalah mengembangkan solusi sistem
informasi yang mampu mengatasi masalah bisnis.

KINERJA SISTEM INFORMASI DAN EVALUASINYA

Penerapan sistem Informasi pada perusahaan bagaikan dua sisi mata uang. Bisa
berujung pada kesuksesan hingga kegagalan. Pengembangan dan pembangunan
sistem informasi pada dasarnya dikembangkan dengan harapan yang tinggi
namun sering berakhir dengan kegagalan. Alat ukur keberhasilan sebuah proyek
umumnya menggunakan metode evaluasi proyek ekonomi standar untuk
mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan proyek sistem informasi karena
kompleksitas dari proses pelaksanaan proyek sistem informasi dan dampak
jangka panjang dari proyek pada organisasi.

Evaluasi sistem informasi dapat dilakukan dengan metode kualitatif maupun


kuantitatif. Kinerja sistem informasi tidak dapat dinilai sebagai baik atau buruk
tanpa keberhasilan pelaksanaan proyek. Evaluasi proyek sistem informasi bisa
sangat bermasalah dan kadang-kadang bisa sangat subyektif dan tidak ada satu
metode evaluasi sistem informasi yang dapat diterapkan untuk semua situasi.
Evaluasi menjadi subyektif dan dapat bergantung pada keadaan termasuk
waktu.
Meskipun demikian, peneliti manajemen sistem informasi telah melihat
seperangkat ukuran formal untuk menilai sistem. Berikut merupakan ukuran
kesuksesan sebuah sistem informasi yang dianggap paling penting

1. Penggunaan sistem level tinggi, sebagaimana diukur dengan polling


pengguna, memberikan kuesioner, atau memantau parameter-parameter
seperti volume transaksi.
2. Kepuasan pengguna pada sistem, sebagaimana diukur oleh kuesioner atau
wawancara. Hal ini mungkin termasuk pendapat pengguna pada akurasi,
aktualitas, dan kerelevanan informasi, kualitas servis, dan mungkin pada
jadwal operasinya. Yang paling penting adalah perilaku manajer pada
sejauh mana tingkat kepuasannya terhadap informasi yang dibutuhkannya
dan pendapat pengguna tentang bagaimana sistem meningkatkan kinerja
mereka
3. Perilaku menguntungkan dari pengguna sistem informasi dan staf sistem
informasi.
4. Tercapainya tujuan sistem, tingkat di mana sistem dapat mencapai tujuan
tertentu, sebagaimana ditunjukkan dengan peningkatan kinerja organisasi
dan pengambilan keputusan yang dihasilkan oleh sistem.
5. Pembayaran finansial kepada organisasi, baik dengan mengurangi biaya
atau meningkatkan penjualan atau keuntungan.

kelima ukuran dianggap menjadi nilai batas walaupun analisis keuntungan biaya
mungkin digambarkan dengan berat di dalam keputusan untuk membangun
sebuah sistem tertentu. Keuntungan dari sebuah sistem informasi mungkin tidak
secara keseluruhan dapat diperhitungkan. Terlebih lagi keuntungan nyata tidak
dapat dengan mudah ditunjukkan untuk aplikasi sistem pendukung keputusan
tingkat lanjut. Dan meskipun metodologi keuntungan telah diikuti secara akurat
, sejarah banyak proyek pengembangan sistem telah

menunjukkan perkiraan nyata ini selalu sulit untuk diformulasikan. Peneliti


manajemen sistem informasi lebih berkonsentrasi pada ukuran manusia dan
organisasi pada kesuksesan sistem seperti kualitas informasi, kualitas sistem,
dan pengaruh sistem pada kinerja organisasi.

KATEGORISASI KEGAGALAN SISTEM INFORMASI

Secara umum, penilaian kinerja sistem informasi berfokus pada pertimbangan


dari keberhasilan dan kegagalan sistem informasi. Masalah kegagalan sistem
informasi dapat dianalisis dengan mengasumsikan bahwa belajar dari kegagalan
sistem informasi akan memberikan pelajaran penting untuk merumuskan
strategi sukses bagi perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan pengelolaan
sistem informasi. Enam jenis kegagalan sistem informasi dapat diidentifikasi
sebagai berikut :

1. Kegagalan Teknis
2. Kegagalan Proyek
3. Kegagalan Organisasi
4. Kegagalan Lingkungan
5. Kegagalan Pembangunan
6. Kegagalan Penggunaan

Tingkat keberhasilan maupun kegagalan sistem informasi dapat dikategorikan


menjadi 3 tingkat tergantung kepada tingkat keberhasilannya, yaitu :
1. Pertama adalah kegagalan total inisiatif, tidak pernah dilaksanakan atau di
mana sistem baru diterapkan tetapi segera ditinggalkan.
2. Kedua adalah kegagalan parsial dari inisiatif, di mana tujuan utama tidak
tercapai atau di mana terdapat hasil yang tidak diinginkan yang signifikan.
Terkait dengan kegagalan parsial adalah kegagalan keberlanjutan mana
inisiatif pertama berhasil tetapi kemudian ditinggalkan setelah satu tahun
atau lebih.
3. Ketiga adalah keberhasilan dari inisiatif di mana sebagian besar pemangku
kepentingan mencapai tujuan utama mereka dan tidak mengalami hasil
yang tidak diinginkan.

FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN DAN KEGAGALAN SISTEM


INFORMASI

Ada beberapa faktor penting yang secara langsung mempengaruhi keberhasilan


dan kegagalan proyek sistem informasi. Menurut Rosemary Cassafo dalam
O’Brien (1999), kegagalan penerapan sistem informasi disebabkan karena
beberapa hal berikut :

1. Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen


2. Tidak memiliki perencanaan memadai mengenai tahapan dan arahan yang
harus dilakukan
3. Inkompetensi secara teknologi
4. Strategi dan tujuan tidak jelas ketika akan menerapkan sistem informasi
5. Tidak jelasnya kebutuhan terhadap sistem

Sementara itu, ada tujuh faktor penentu kesuksesan dalam memformulasikan


suatu strategi TI yang paling efektif, yaitu :
1. Scale dan Scope
2. Necessity dan Speed
3. Principles dan Increments
4. Update dan Review
5. Fit dan Timing
6. Resources dan Skill
7. Support dan Consensus

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan implementasi TI


hampir umum bagi semua perusahaan. Namun prioritas dan pentingnya faktor
mungkin berbeda dari perusahaan ke perusahaan yang lain berdasarkan budaya
mereka, wilayah, struktur organisasi, lingkungan dan bisnis utama yang mereka
hadapi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan sistem
informasi dapat dikategorikan menjadi 5 faktor utama, yaitu :

1. Faktor-Faktor Lingkungan

 Globalisasi
 Lingkungan dinamis
 Kompetisi

2. Faktor Struktur Organisasi Internal

 Keselarasan strategis antara struktur dan infrastruktur organisasi dengan


struktur dan infrastruktur sistem informasi
 Partisipasi pengguna dalam proyek sistem informasi
 Pencocokan kemampuan TI untuk kebutuhan dan tujuan organisasi
 Konteks struktur organisasi
 Keterampilan teknis dan manajerial yang mencukupi

3. Faktor Struktur Tim Proyek

 Umpan balik pemimpin proyek untuk tim


 Pengalaman pemimpin proyek
 Pemantauan dan pengendalian proyek
 Pelatihan yang memadai untuk anggota tim
 Peer review atas kemajuan proyek
 Pengalaman anggota tim
 Komitmen anggota tim
 Kontrol diri anggota tim

4. Teknologi yang Sesuai dan Metodologi Proyek

 Tujuan yang jelas


 Rencana proyek yang detail
 Lingkup proyek yang tepat
 Memanfaatkan metodologi yang efektif
 Penggunaan teknologi yang tepat
 Implementasi sistem yang efektif

5. Dukungan Pasca Proyek

 Pelatihan pengguna
 Dukungan software
 Pelatihan staf TI
 Bantuan tepat waktu pada pengguna
Ada hubungan yang erat antara faktor lingkungan dan tingkat keberhasilan dan
kegagalan TI dalam perusahaan karena lingkungan eksternal sering mendorong
atau memaksa perusahaan untuk memanfaatkan aplikasi sistem informasi
strategis untuk bertahan hidup. Dinamika lingkungan merupakan faktor efektif
karena ketidakpastian lingkungan mempengaruhi aplikasi sistem informasi
perusahaan. Dalam lingkungan perusahaan yang stabil dan sederhana umumnya
membaca dengan teliti strategi defensif berdasarkan efisiensi tinggi dan
efektivitas biaya. Namun dalam lingkungan yang tidak pasti suatu perusahaan
harus memiliki aplikasi strategis tingkat tinggi agar sistem informasi sukses
karena aplikasi sistem informasi strategis adalah salah satu yang memiliki efek
yang besar terhadap keberhasilan perusahaan dengan mempengaruhi atau
membentuk strategi perusahaan atau memainkan peran langsung dalam
pelaksanaan strategi perusahaan.

Jika perusahaan adalah perusahaan global, maka harus menyesuaikan proyek


sistem informasi aslinya dengan anak perusahaan agar sesuai kondisi anak
perusahaan. Jika perusahaan tidak mampu mencapai sesuai dengan kebutuhan
spesifik, proyek sistem informasi mungkin gagal dengan probabilitas tinggi.
Perusahaan menerapkan proyek sistem informasi untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif melalui diferensiasi, inovasi pengurangan biaya, dan
pertumbuhan. Dalam lingkungan yang sangat kompetitif jika perusahaan tidak
mampu untuk mengembangkan dan menerapkan proyek sistem informasi yang
akan membuat mereka mendapatkan keuntungan kompetitif, perusahaan tidak
dapat mencapai kesuksesan proyek sistem informasi.

Struktur organisasi internal juga mempengaruhi kesuksesan proyek sistem


informasi. Harus terdapat keselarasan antara struktur dan infratruktur
perusahaan dengan struktur dan infrastruktur sistem informasi. Kesesuaian
infrastruktur perusahaan dengan infrastruktur sistem informasi adalah tonggak
penting dalam menerapkan proyek SI sebaliknya proyek akan gagal secara
dramatis. Kemampuan TI dalam perusahaan harus sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan perusahaan. Jika proyek sistem informasi berada dibawah kebutuhan
perusahaan akan menjadi tidak berguna karena tidak mampu memenuhi
kebutuhan perusahaan. Sebaliknya, jika proyek sistem informasi berada diatas
kebutuhan perusahaan maka proyek hanya akan mengorbankan waktu dan uang.

Konteks struktural organisasi perusahaan juga dapat mempengaruhi kesuksesan


proyek sistem informasi karena organisasi dengan hirarki tradisional berada
dalam kesulitan besar karena perusahaan lama tidak memadai untuk
memproyeksikan secara rinci. Namun, faktor-faktor ini dapat efektif jika
anggota tim memiliki komitmen yang kuat untuk proyek yang juga membuat
mereka memiliki kemampuan kontrol diri. Dengan kemampuan ini anggota tim
dapat memberikan kontribusi yang efektif untuk proyek yang dapat
meningkatkan kemungkinan keberhasilan proyek sistem informasi. Tanpa
komitmen tertentu, anggota tim tidak bisa bekerja dengan keyakinan
keberhasilan yang secara langsung dapat membawa proyek pada kegagalan
tertentu.

Keberhasilan proyek dengan teknologi dan metodologi yang dipilih untuk


mengembangkan dan melaksanakan proyek TI yang dibutuhkan memiliki
keterkaitan yang kuat. Asumsinya jika perusahaan gagal untuk memilih
teknologi dan metodologi yang tepat sangat mungkin bagi entitas bisnis yang
bersangkutan mengalami kegagalan pada akhir proyek. Sedangkan untuk
mendapatkan keberhasilan perusahaan harus mulai berpikir tentang proyek
dengan mendefinisikan tujuan secara jelas yang juga dapat membantu mereka
untuk menentukan ruang lingkup proyek yang tepat.
Dengan tujuan (goal) dan lingkup proyek yang didefinisikan dengan baik,
mereka dapat memilih teknologi dan metodologi yang tepat yang disertai
dengan tujuan dan ruang lingkup. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan
keberhasilan pelaksanaan proyek TI. Namun jika faktor-faktor ini tidak
dilengkapi dengan rencana proyek yang rinci, keberhasilan tidak dapat
diperoleh. Setelah memilih metodologi yang tepat, jika perusahaan berhasil
menerapkan proyek TI yang dipilih dapat mencapai tingkat kesuksesan yang
diinginkan.
Penerapan metodologi yang dipilih mungkin berhubungan dengan kemampuan
manajerial dan teknis perusahaan serta kemampuan umum dari tim proyek.
Agar memperoleh kesuksesan, perusahaan harus memilih metodologi yang
sesuai dengan ruang lingkup dan kemampuan umum. Metodologi yang hebat
dapat membawa mereka pada kegagalan tertentu jika mereka tidak bisa
menerapkannya. Selama pelaksanaan dan setelah pelaksanaan, perusahaan harus
menggunakan teknologi yang tepat guna sesuai yang dibutuhkan oleh sistem
mereka. Hal ini dapat dicapai dengan memilih teknologi yang fleksibel yang
dapat disesuaikan sesuai dengan perubahan kebutuhan perusahaan atau
kebutuhan bagian yang berbeda dari perusahaan.

Siklus hidup proyek sistem informasi tidak berakhir pada tahap implementasi.
Setelah menerapkan sistem informasi proyek pada perusahaan, dukungan dan
pelatihan proyek adalah tahap berikutnya. Pelatihan pengguna adalah masalah
penting karena jika pengguna tidak terlatih dengan baik dan memahami peluang
proyek sistem informasi, mereka akan menolak ke sistem baru dan menolak
untuk menggunakannya. Jadi sistem baru tidak akan digunakan dan dianggap
sebagai proyek gagal. Bantuan tepat waktu bagi pengguna harus didukung oleh
anggota proyek sistem informasi sampai pengguna terbiasa untuk menggunakan
sistem.
Pada dasarmya proyek sistem informasi perlu diperbarui secara berkala sesuai
dengan perubahan teknologi dan kebutuhan pengguna. Kesalahan setelah
pelaksanaan proyek yang tidak terlihat dalam tahap uji coba dapat dikoreksi
dengan membuat pembaruan yang diperlukan.

Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan dalam


penerapan sistem informasi di suatu perusahaan, berikut beberapa cara yang
diharapkan mampu mendukung hubungan TI/SI dengan dunia bisnis perusahaan
:

1. Jangan percaya betul dan menyerahkan sistem informasi hanya kepada


profesional saja tapi juga ajak pelaku bisnis yang lebih mengerti
TI tentang kebutuhan apa yang mendasar mereka perlukan.
2. Pandanglah pemakai dan mesinnya sebagai satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan saling terkait antara satu dengan yang lainnya.
3. TI merupakan alat untuk memperlancar berbagai proses bisnis. Visi bisnis
yang mengkomandoi TI, bukan sebaliknya
4. Lakukan uji di tiap divisi atau unit pemakai TI.
5. Agar dapat memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan internal dan
eksternal, profesional TI diharapkan mampu berkomunikasi dengan
pelanggan secara langsung.
6. Sistem dapat berjalan baik kalau sistem tersebut telah selesai 100%..
7. Mengikuti perkembangan zaman teknologi yang sedang berlangsung,
sehingga dapat menjaga posisi perusahaan jika perusahaan tersebut ingin
menjadi pemimpin (leader) dari pesaingnya. Mengingat dominasi peranan
TI bagi sistem bisnis masih merupakan perkembangan baru, pada
umumnya sulit untuk melakukan penyesuaian, khususnya dalam
keseimbangan hubungan antara bisnis dan TI.
8. Ciptakan lingkungan kerja yang mampu menerima keberhasilan dan
kegagalan TI.
9. Memilih SDM yang mampu, ahli dan terampil mengoperasikan TI

KESIMPULAN

Peranan Sistem Informasi memberikan kemudahan bagi penggunanya. Di era


modern ini Sistem Informasi dianggap sangat penting bagi berlangsungnya
perkembangan dan bertahannya suatu perusahaan serta memberikan keunggulan
kompetitif dalam melawan pesaing bisnis.

DAFTAR PUSTAKA

Putra, Yananto Mihadi. (2018). Pengembangan Sistem Informasi. Modul Kuliah


Sistem Informasi Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai