Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MENGENAI

KARAKTERISTIK MOTOR BAKAR TORAK

Disusun oleh:

MUHIQBAL WAGIANTO
NRP.1121600055

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
TANGERANG SELATAN
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Atas segala
karunia nikmat nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah
yang berjudul “Karakteristik Motor Bakar Torak” disusun dalam rangka memenuhi salah satu
tugas mata kuliah motor bakar torak.

Makalah ini berisi tentang karasteristik motor bakar, pengertian dan sebagainya. Dalam
penyusunannya melibatkan berbagai pihak, baik dari dalam kampus maupun luar kampus. Oleh
sebab itu saya mengucapkan banyak terima kasih atas segala kontribusinya dalam membantu
penyusunan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian.

Besar harapan saya makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi yang membacanya dan
bermanfaat bagi pembacanya.

Demikian apa yang bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari karya
ini.

Tangerang, 24 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………
Daftar Isi……………………………………………………………….
Bab 1 Pendahuluan …………………………………………………...
1.1 Latar Belakang…………………………………………………
1.2 Tujuan Praktikum……………………………………………....
Bab 2 Tinjauan pustaka……………………………………………….
2.1 Penegertian Motor Bakar Torak……………………………….
2.2 Siklus Termodinamika Motor Bakar…………………………..
2.3 Pengertian Karakteristik Kinerja Motor Bakar………………..
2.4 Karakteristik Kinerja Motor Diesel……………………………
2.5 Orsat apparatus……………………………………………
2.6 Teknologi Motor Bakar Terbaru………………………………
Bab 3 Penutup………………………………………………………...
3.1 Kesimpulan …………………………………………………....
Daftar Pustaka………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Praktikum merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses belajar mengajar di perguruan
tinggi. Tujuan kegiatan praktikum terutama untuk
memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para mahasiswa terhadap teori yang telah
diberikan dalam proses perkuliahan dikelas. Bentuknya biasanya berupa kegiatan di laboratorium dimana
para mahasiswa melakukan percobaan untuk mempraktekkansuatu teori atau karakteristik tertentu dari
materi kuliah yang telah diberikan.
Tujuan kegiatan praktikum berbeda dengan tujuan kegiatan penelitian. Walaupun keduanya sama-sama
sering dilaksanakan di laboratorium.
Praktikum bertujuan untuk menerapkan teori yang sudah ada dengan tujuan membantu proses belajar men
gajar. Sedangkan penelitian bertujuan untuk mendapatkan teori baru dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan. Dalam program pendidikan perguruan
tinggi jenjang akademik dalam rangka mendidik calon sarjana yang menguasai ilmu pengetahuan yang
sudah ada serta mampu mengembangkan ilmu pengetahuan.
Dalam bidang ilmu teknik mesin, kegiatan praktikum dapat dilaksanakan dilaboratorium, karena obyek
ilmu teknik mesin adalah proses atau fenomena alam danusaha rekayasanya dalam bentuk mekanisme.
Kegiatan ini untuk membentuk manusia dalam melakukan berbagai kegiatan fisik dalam hidupnya.
Kegiatan praktikum dapatdilaksanakan dengan mengguanakan instalasi percobaan seperti model fisik dari
obyeknya atau dengan cara simulasi matematik dengan menggunakan software komputer.
Praktikum mempunyai peranan penting, terutama untuk membantu memahami teori, proses atau
karakteristik dari berbagai fenomena dan hasil rekayasa dalam bentukrekayasa yang komplek sehingga
sulit dipahami apabila hanya diterangkan melalui proses perkuliahan di kelas. Motor bakar atau internal
combustion engine merupakan hasil rekayasa mekanisme dari proses konversi energi yang sangat luas
penggunaanya sampai saat ini,terutama mesin-mesin alat transportasi, mesin-mesin pertanian dan lain
lain. Motor bakar yang digunakan sampai sekarang adalah jenis motor bakar torak (reciprocatingengine)
dan mempunyai dua jenis, yaitu motor bensin (spark ignition engine) dan motor diesel (compression
ignition engine).
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum motor bakar adalah :
1. Mendapatkan berbagai karakteristik kinerja (performance characteristic) darimotor bakar melalui
kegiatan pengujian di laboratorium motor bakar yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu :
 Karakteristik kinerja antara putaran terhadap daya indikatif (Ni), daya efektif,dan daya mekanik.
 Karakteristik kinerja antara putaran terhadap torsic.
 Karakteristik kinerja antara putaran terhadap Mean Effective Pressure (MEP)
 Karakteristik kinerja antara putaran terhadap Spesific Fuel Consumption (SFC)
 Karakteristik kinerja antara putaran terhadap efisiensi (ηi,ηe,ηv)
 Karakteristik kinerja antara putaran terhadap kandungan CO, CO2, O2, HO dan N2 dalam gas
buang.
 Putaran terhadap keseimbangan panas.
2. Evaluasi data karakteristik kinerja tersebut dengan membandingkannya dengankarakteristik kinerja
yang bersesuaian yang ada dalam buku referensi.
3. Menggambarkan diagram Sankey, yaitu diagram yang menggambarkankeseimbangan panas yang
terjadi pada proses pembakaran pada motor bakar.
4. Mengetahui pembakaran sempurna atau tidak yang ditunjukkan dengan emisigas buang berupa karbon
monoksida.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Motor Bakar


Motor bakar adalah mesin kalor atau mesin konversi energi yang mengubahenergi kimia menjadi energi
mekanik berupa kerja (rotasi) . Pada dasarnya mesin kalor (Heat Engine) dikategorikan menjadi dua (2),
yaitu:
a. External Combustion Engine
Yaitu mesin yang menghasilkan daya dengan menggunakan peralatan lainuntuk menghasilkan media
yang dapat digunakan untuk menimbulkan daya sepertiturbin uap, dimana uap yang digunakan untuk
menghasilkan daya berasal
dari proses lain yang terjadi di boiler, di boiler tersebut air dipanaskan sehingga menghasilkan uap
(superheated steam) dan kemudian uap ini dikirim ke turbin uapuntuk menghasilkan daya.
b. Internal Combustion Engine
Merupakan mesin yang mendapatkan daya dari proses pembakarannya yangterjadi dalam mesin itu
sendiri, hasil pembakaran bahan bakar dan udara digunakanlangsung untuk menimbulkan daya.
Contohnya mesin yang menggunakan piston seperti gasoline engine, diesel engine, dan mesin dengan
turbin penggerak (turbingas).

A. Motor Bakar 4 Langkah.


Pada motor bakar 4 langkah, setiap 1 siklus kerja memerlukan 4 kali langkahtorak atau 2 kali putaran
poros engkol, yaitu:

 Langkah Isap (Suction Stroke)


Torak bergerak dari posisi TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah),dengan katup KI
(katup isap) terbuka dan katup KB (katup buang) tertutup. Karenagerakan torak tersebut maka
campuran udara dengan bahan bakar pada
motor bensin atau udara saja pada motor diesel akan terhisap masuk ke dalam ruang bakar.

 Langkah Kompresi (Compression Stroke)


Torak bergerak dari posisi TMB ke TMA dengan KI dan KB tertutup.Sehingga terjadi proses
kompresi yang mengakibatkan tekanan dan temperatur disilinder naik.

 Langkah Ekspansi (Expansion Stroke)


Sebelum posisi torak mencapai TMA pada langkah kompresi, pada motor bensin busi dinyalakan,
atau pada motor diesel bahan bakar disemprotkan ke dalamruang bakar sehingga terjadi proses
pembakaran. Akibatnya tekanan dan temperature di ruang bakar naik lebih tinggi. Sehingga torak
mampu melakukan langkah kerjaatau langkah ekspansi. Langkah kerja dimulai dari posisi torak
pada TMA dan berakhir pada posisi TMB saat KB mulai terbuka pada langkah buang. Langkah
ekspansi pada proses ini sering disebut dengan power stroke atau langkah kerja.

 Langkah Buang
Torak bergerak dari posisi TMB ke TMA dengan KI dan KB terbuka.Sehingga gas hasil
pembakaran terbuang ke atmosfer. Skema masing masinglangkah gerakan torak di dalam silinder
motor bakar 4 langkah tersebut ditunjukkan dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1 : Skema Langkah Kerja Motor Bakar 4 Langkah

B. Motor Bakar 2 Langkah


Pada motor bakar 2 langkah, setiap 1 siklus kerja memerlukan 2 kali langkah torak atau 1 kali putaran
poros engkol. Motor bakar 2 langkah juga tidak memiliki katupisap (KI) dan katup buang (KB) dan
digantikan oleh lubang isap dan lubang buang.Secara teoritis, pada berat dan displacement yang sama,
motor bakar 2 langkah menghasilkan daya 2 kali lipat dari daya motor bakar 4 langkah, tetapi pada
kenyataannya tidak demikian karena efisiensinya lebih rendah akibat pembuangan
gas buang yang tidak komplit dan pembuangan sebagian bahan bakar bersama gas buang akibat
penggunaan sistem lubang. Tetapi melihat konstruksinya yang lebih simpel dan murah serta memiliki
rasio daya-berat dan daya-volume yang tinggi maka motor bakar2 langkah cocok untuk sepeda motor dan
alat-alat pemotong.

Gambar 2.2 : Skema Langkah Kerja Motor Bakar 2 Langkah


 Langkah Torak dari TMA ke TMB
Sebelum torak mencapai TMA, busi dinyalakan pada motor bensin (bahan bakar disemprotkan
pada motor diesel) sehingga terjadi
proses pembakaran. Karena proses ini, torak terdorong dari TMA menuju TMB. Langkah ini
merupakan langkah kerja dari motor bakar 2 langkah. Saat menuju TMB, piston terlebih dahulu
membuka lubang buang, sehingga gas
sisa pembakaran terbuang. Setelah itu dengan gerakan piston yang menuju TMB, lubang isap
terbuka dan campuran udara bahan bakar pada motor bensin atau udara pada motor diesel akan
masuk ke dalam silinder.

 Langkah Torak dari TMB ke TMA


Setelah torak mencapai TMB maka torak kembali menuju TMA. Dengangerakan ini, sebagian
gas sisa yang belum terbuang akan didorong keluarsepenuhnya yang disebut scarenging. Selain
itu, gerakan piston yang turun menuju TMA menyebabkan terjadinya kompresi yang kemudian
akan dilanjutkan dengan pembakaran setelah lubang isap tertutup oleh torak.

2.2 Siklus Termodinamika Motor Bakar


Siklus aktual dari proses kerja motor bakar sangat komplek untuk digambarkan,karena itu pada umumnya
siklus motor bakar didekati dalam bentuk siklus udara standar(air standar cycle). Dalam air standar cycle
fluida kerja menggunakan udara,
dan pembakaran bahan bakar diganti dengan pemberian panas dari luar. Pendinginan dilakukan untuk
mengembalikan fluida kerja pada kondisi awal. Semua
proses pembentuk siklus udara standar dalam motor bakar adalah proses ideal, yaitu proses reversibel
internal.
2.2.1 Siklus Otto
Siklus standar udara pada motor bensin disebut Siklus Otto, berasal dari nama penemunya,
yaitu Nicholas Otto seorang Jerman pada tahun 1876. Diagram P – V dari Siklus Otto untuk motor bensin
dapat dilihat pada gambar.

Gambar 2.3 : Diagram Siklus Otto Ideal


Langkah kerja dari Siklus Otto terdiri dari :
1. Langkah kompresi adiabatis reversibel (1-2)
2. Langkah penambahan panas pada volume konstan (2-3)
3. Langkah ekspansi adiabatis reversibel (3-4)
4. Langkah pembuangan panas secara isokhorik (4-1)
Dalam siklus udara standar langkah buang (1-0), dan langkah isap (0-1) tidakdiperlukan karena
fluida kerja udara tetap berada didalam silinder. Apabila tekanan gasdan volume silinder secara
bersamaan pada setiap posisi torak dapat diuraikan maka dapat digambarkan siklus aktual motor
bensin yang bentuknya seperti ditunjukkan pada gambar.

Gambar 2.4 Siklus Aktual Otto

Langkah siklus motor bensin aktual terdiri dari :


1. Langkah Kompresi
2. Langkah pembakaran bahan bakar dan langkah ekspansi
3. Langkah pembuangan
4. Langkah isap

2.2.2 Siklus Diesel


Pada tahun 1990 di Jerman Rudolph Diesel merencanakan sebuah motor dengan menkompresikan udara
sampai mencapai temperatur nyala dari bahan bakar,
kemudian bahan bakar diinjeksikan dengan laju penyemprotan sedemikian rupa sehingga dihasilkan
proses pembakaran pada tekanan konstan. Penyalaan terhadap bahan bakar diakibatkan oleh satu
kompresi.

Gambar 2.5 : Diagram P-V dan T-S siklus diesel


Langkah siklus ini terdiri dari :
1. Langkah isap (0-1) secara isobaric
2. Langkah kompresi (1-2) secara isentropic
3. Langkah pemasukan kalor (2-3) secara isobaric
4. Langkah kerja (3-4) secara isentropic
5. Langkah pelepasan kalor secara isokhorik (4-1)
6. Langkah buang (1-0) secara isobarik

2.2.3 Siklus Trinkler


Siklus trinkler merupakan gabungan antara siklus otto dengan siklus diesel. Pada siklus ini pemasukan
kalor sebagian pada volume konstan seperti dalam siklus otto, dan sebagian lagi pada tekanan konstan
dalam siklus diesel. Kombinasi demikianmerupakan gambaran yang lebih baik pada motor-motor
pembakaran dalam modern.

Gambar 2.6 : Diagram Siklus Dual Motor Diesel


Langkah kerja siklus dual motor diesel teoritis terdiri dari :
1. Langkah kompresi adiabatis reversibel (1-2)
2. Langkah pemberian panas pada volume konstan (2-X)
3. Langkah pemberian panas pada tekanan konstan (X-3)
4. Langkah ekspansi adiabatis reversibel (3-4)
5. Langkah pembuangan panas (4-1)

2.3 Pengertian Karakteristik Kinerja Motor Bakar


Karakteristik kinerja motor bakar adalah karakteristik atau bentuk-bentuk hubungan antara indikator kerja
sebagai variabel terikat dengan indicator operasionalnya sebagai variabel bebas. Dengan adanya bentuk
hubungan antara kedua indikator tersebut maka dapat diketahui kondisi optimum suatu motor bakar harus
dioperasikan, atau apakah kondisi suatu motor bakar masih baik dan layak untuk dioperasikan.
2.3.1 Indikator Kerja dan Indikator Operasional Motor Bakar
Beberapa indikator kinerja motor bakar yang biasa digunakan untuk mengetahuikinerja suatu motor bakar
diantaranya adalah:
1. Daya Indikatif (Ni)

Daya yang dihasilkan dari reaksi pembakaran bahan bakar dengan udarayang terjadi di ruang bakar
dimana
Pi : tekanan indikasi rata-rata (kg/cm²)
Vd : volume langkah = (m³)
D : diameter silinder (m)
L : panjang langkah torak (m)
n : putaran mesin (rpm)
z : jumlah putaran poros engkol untuk setiap siklus untuk 4 langkah z = 2, dan untuk 4 langkah z = 1

Efisiensi Motor Bakar terdiri dari :

 Efisiensi Termal Indikatif

 Efisiensi Termal Efektif

 Efisiensi Mekanis

 Efisiensi Volumetrik
Dimana
Ne : Daya Efektif
Ni : Daya Indikatif
z : Putaran poros engkol untuk setiap siklus untuk 4 langkah : 2 danuntuk 2 langkah : 1
V : Volume langkah
n : Putaran mesini : Jumlah torak
Qb : Panas hasil pembakaran (kcal/jam)
Ya : Berat jenis udara actual
Gs : Aliran udara melalui nozzle (kg/det)
Beberapa Indikator Kerja yang lain, misalnya konsumsi bahan bakar spesifik(SFC), kandungan polutan
dalam gas buang dan neraca panas Indikator operasional motor bakar menunjukkan kondisi operasi
dimana motor bakar tersebut dioperasikan. Dua jenis indikator operasional sebagai variabel bebasdalam
pengujian karakteristik kinerja suatu motor bakar adalah :
1) Putaran kerja mesin (rpm)
2) Beban mesin / Daya efektifnya (Ne) pada putaran kerja konstan
Pengujian motor bakar dengan putaran mesin sebagai variabel bebas digunakanuntuk mesin
mesin transportasi, yang biasanya beroperasi pada putaran yang berubahubah. Sedangkan pengujian
motor bakar dengan daya efektif sebagai variabel bebas
pada putaran konstan digunakan pada motor bakar stasioner yang biasanya beroperasi pada putaran
konstan, terutama pada mesin penggerak generator listrik

2.3.2 Jenis Karakteristik Kinerja Motor Bakar


Bentuk hubungan antar masing masing variabel indikator kinerja terhadapvariabel, indikator operasional
suatu motor bakar didapatkan dengan cara pengujian laboratorium dari mesin yang bersangkutan. Data
yang digunakan untuk menggambarkan bentuk hubungan antara variabel tersebut dapat berasal
dari pengukuran langsung selama pengujian, atau harus dihitung dari data yang diukur. Data seperti
putaran mesin dan temperatur dapat diukur langsung, tetapi daya, torsi, danefisiensi dihitung berdasarkan
pengukuran terhadap parameter pembentuknya.Pada pengujian dengan putaran mesin sebagai variabel
bebas, jenis karakteristikkinerja yang sering diperlukan adalah :

 Putaran terhadap daya indikatif (Ni), daya efektif (Ne), dan daya mekanik (Nf)
 Putaran terhadap torsi (T)
 Putaran terhadap Mean Effective Pressure (MEP)
 Putaran terhadap spesific fuel consumption (SFC)
 Putaran terhadap efisiensi
 Putaran terhadap komposisi CO2, CO , O2 , dan N2 dalam gas buang
 Putaran terhadap keseimbangan panas
 Putaran terhadap fuel consumption
Rentang besar putaran dalam pengujian tersebut mulai dari putaran minimumsampai melewati kondisi
besar daya maksimum mesin.’

2.4 Karakteristik Kinerja Motor Diesel


2.4.1 Grafik hubungan Putaran dengan Daya Poros dan F u e l C o n s u m p t i o n
a. Grafik Torsi dengan Putaran
Pada grafik ditunjukkan bahwa semakin tinggi putaran (rpm) maka torsisemakin meningkat sampai
mencapai titik maksimum pada putaran tertentu. Halini disebabkan karena dibutuhkannya momen putar
tinggi pada awal

Gambar 2.7 Grafik Hubungan Putaran dengan daya Poros

b. Grafik Hubungan antara Spesific Fuel Consumption terhadap Putaran


Dari grafik 2.9 terlihat bahwa pemakaian bahan bakar yang dimaksudadalah jumlah putaran /jumlah
sirkulasi bahan bakar yang diperlukan untuk daya yang dihasilkan dan grafik antara fuel consumption
dengan putaran cenderung mengalami penurunan. Namun setelah mencapai titik optimum kembali
mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan konsumsi bahan bakar yang cenderung tinggi karena diperlukan
daya yang besar untuk penggerak awal mesin. Pada putaran setelah titik optimum, grafik mengalami
kenaikan. Hal ini dikarenakan pembakaran kurang sempurna sehingga daya mengalami penurunan, inilah
yang menyebabkan SCF meningkat. Selain itu dengan naiknya putaran maka daya yang dibutuhkan
semakin besar.

c. Grafik Daya Poros terhadap Putaran


Pada grafik terlihat bahwa semakin tinggi nilai putaran maka daya poros mengalami peningkatan sampai
mencapai titik maksimum (titik dimana
putaran poros lebih rendah daripada putaran dimana daya indikatornya maksimum), kenaikkan itu
menunjukkan semakin besarnya daya efektif akibat dari daya indikasi yang dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar semakin besar akibat putaran yang terus bertambah.
Kemudian mengalami penurunan pada putaranyang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena adanya
gesekan antara pistondengan silinder dalam ruang bakar, pada bantalan, roda gigi, daya untuk
menggerakkan pompa bahan bakar, generator, pompa air, katup,dsb. Dapat disimpulkan bahwa semakin
besar putaran menyebabkan gesekan yang terjadi juga besar, sehingga beban daya yang harus ditanggung
daya indikasi semakin besar dan berpengaruh pada daya efektif.
2.4.2 Grafik hubungan antara momen putar (torsi), daya poros, dan MEP
Gambar 2.8 : Grafik Hubungan putaran dengan daya, dan MEP
a. Grafik Antara Daya Efektif (fhp) dan Putaran
Pada grafik terlihat bahwa semakin tinggi putaran, maka daya efektifnya akan mencapai nilai
maksimum dengan kata lain daya efektifnya berbandinglurus dengan putaran. Tetapi setelah
mencapai titik maksimumnya, nilainya akan menurun. Nilai daya efektif merupakan pengurangan
nilai daya indikasi dengan daya mekanis.

b. Grafik Antara Daya Mekanis (bhp) dan Putaran


Pada grafik terlihat semain tinggi putaran maka daya mekanis cenderung meningkat. Tingkat
kenaikan daya mekanis dibawah daya indikasi dan daya efektif.

c. Grafik Hubungan Mean Efective Pressure (bmep) dengan Putaran


Pada grafik hubungan putaran dengan MEP terlihat bahwa grafik mengalami kenaikan seiring
dengan kenaikan putaran. Tetapi setelah mencapai titik ultimate, harga tekanan efetif rata-rata
mengalami penurunan.

d. Grafik Hubungan Daya Indikasi (ihp) dengan Putaran


Pada grafik hubungan daya indikasi dengan putaran terlihat bahwa kurva yang awalnya naik
setelah mencapi titik tertentu kurva tersebut akan cenderung menurun. Dikarenakan semakin
cepat putaran maka daya yang hilang akibat gesekan juga semain besar sehingga menyebabkan
penurunan daya indikasi.

2.4.3 Grafik Hubungan Efisiensi dengan Compression Rasio

Gambar 2.9 Grafik Hubungan Efisiensi dan compression Ratio

a. Perbandingan Antara Efisiensi Mekanis dengan Compression Ratio


Pada grafik terlihat bahwa semakin besar perbandingan kompresi makaefisiensi mekanis akan
semakin menurun, karena putaran berbanding lurusdengan perbandingan kompresi, maka semakin
tinggi putaran efisiensi mekanisakan menurun diakibatkan gesekan yang terjadi semakin besar.
b. Perbandingan Efisiensi Indikasi dengan Compression Ratio
Pada grafik terlihat bahwa semakin besar perbandingan kompresi makaefisiensi mekanis akan
semakin meningkat. Kenaikkan tersebut
dikarenakan perbandingan selisih daya indikasi lebih besar dibandingkan kenaikkan panasakibat
kompresi.
c. Perbandingan Efisiensi Efektif dan Compression Ratio
Pada grafik terlihat bahwa semakin besar perbandingan kompresi makaefisiensi efektif akan
semakin meningkat. Pada perbandingan kompresi tertentuefisiensi efektif akan mencapai nilai
maksimum dan akan sedikit mengalami penurunan akibat adanya kerugian mekanis.
2.5 Orsat apparatus
Orsat apparatus merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk mengukur danmenganalisa komposisi
gas buang. Untuk itu digunakan larutan yang dapat mengikatgas tersebut dengan kata lain gas yang diukur
akan larut dalam larutan pengikat.Masing - masing larutan tersebut adalah :

 Larutan Kalium Hidroksida (KOH), untuk mengikat gas CO2


 Larutan Asam Kalium Pirogalik, untuk mengikat gas O2
 Larutan Cupro Clorid (CuCl2), untuk mengikat gas CO

2.6 Teknologi Motor Bakar Terbaru


2.6.1 Definisi T u r b o c h a r g e r
Turbo charger adalah sebuah kompresor sentrifugal yang mendapat daya dariturbin yang sumber
tenaganya berasal dari asap gas buang kendaraan. Biasanyadigunakan di mesin pembakaran dalam untuk
meningkatkan keluaran tenaga danefisiensi mesin dengan meningkatkan tekanan udara yang memasuki
mesin.
Kunci keuntungan dari turbocharger adalah mereka menawarkan sebuah peningkatan yang lumayan
banyak dalam tenaga mesin hanya dengan sedikit menambah berat.Turbocharger ditemukan oleh seorang
insinyur Swiss Alfred Büchi. Patennya untuk turbocharger diaplikasikan untuk dipakai tahun 1905.
Lokomotif dan kapal bermesin diesel dengan turbocharger mulai terlihat tahun 1920an.
Sebuah kerugian dalam mesin bensin adalah rasio kompresi harus direndahkan (agar tidak melewat
tekanan kompresi maksimum dan untuk mencegah knocking mesin) yang menurunkan efisiensi mesin
ketika beroperasi pada tenaga rendah. Kerugian initidak ada dalam mesin diesel diturbocharge yang
dirancang khusus. Namun, untuk operasi pada ketinggian, pendapatan tenaga dari sebuah turbocharger
membuat perbedaan yang jauh dengan keluaran tenaga total dari kedua jenis mesin. Faktorterakhir ini
membuat mesin pesawat dengan turbocharger sangat menguntungkan dan merupakan awal pemikiran
untuk pengembangan alat ini.
Komponen mesin ini memiliki tiga bagian penting: roda turbin, roda kompres sordan rumah as. Roda
turbin yang bersudu-sudu ini berputar memanfaatkan tekanan
gas buang keluar, kemudian melalui as terputarnya roda turbin ini berputar pula rodakompressor dengan
sudu-sudunya sehingga memompa udara masuk dalam massa
yang padat. Mengingat komponen ini sering berputar melebihi 80,000 putaran per menitmaka pelumasan
yang baik sangat diperlukan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor
adalah mesin yang menggunakan energi panas untuk melakukan kerja mekanis atau mengubah tenaga
panas menjadi tenaga mekanis. Energi atau tenaga panas tersebut diperoleh dari hasil pembakaran.
Prinsip Dasar Motor Bensin meliputi :
1. Langkah Hisap
2. Langkah Kompre
3. Langkah Usaha
4. Langkah Buang
DAFTAR PUSTAKA

1. http://zend09mt.blogspot.com/2013/06/makalah-motor-bakar.html
2. https://www.academia.edu/35352285/MAKALAH_TENTANG_MOTOR_BAKAR
3. https://www.scribd.com/doc/305579347/Makalah-Motor-Bakar
4. Buku “Motor Bakar Torak (Teori & Aplikasinya)”
penerbit Philip Kristanto

Anda mungkin juga menyukai