Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA

Unsur Radioaktif

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2

1. Alexander sitinjak : 4183312005


2. Dewi mekar sari : 4182111034
3. Evri sariati pakpahan : 4183111061
4. Nadya ananda sembiring : 4182111027
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan karunia dan rahmat sehingga
kami dapat meyelesaikan makalah ini yang berisi tetang Unsur Radioaktif tepat waktu.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantun dari berbahgai pihak
sehingga memperlancar pembuatan makalh ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 03 September 2018

Penyusun
BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan teknologi masa kini dengan adanya radioaktif membawa


perkembangan didalam berbagai aspek kehidupan. Perlu kita ketahui bahwasanya dengan
berkembangnya teknologi membawa perubahan yang sangat signifikan selain member
pengaruh yang positif juga menimbulkan efek negative. Didalam makalah ini kami akan
membahas tentang apa itu unsure radioaktif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu radioaktif ?
2. Apa manfaat radioaktif bagi kehidupan ?
3. Apakah dampak dari radioaktif ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian radioaktif
2. Mengetahui bagaimana sejarah radioaktif
3. Mengetahui unsure radioaktif
4. Mengetahui jenis-jenis sinar radioaktif
5. Mengetahui manfaat radioaktif bagi kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Radioaktif
Radioaktif berhubungan dengan pemancaran partikel dari sebuah inti atom. Unsur radioaktif
adalah unsur yang bagian inti atom nya tidak stabil sehingga memancarkan energi untuk mencapai
kestabilan. Energi yang dipancarkan itu disebut energi radiasi dan proses hingga unsur tersebut stabil
disebut dengan peluruhan radioaktif. Adapun unsur radioaktif yaitu unsur yang memiliki nomor atom
diatas 83 dalam Sistem Periodik Unsur.
Radioaktivitas adalah sifat suatu unsur yang dapat memancarkan radiasi ( pancaran sinar ) secara
spontan. Tergolong ke dalam zat radioaktif unsur radioaktif biasanya bersifat labil, berarti golongan zat
radioaktif itu dipengaruhi oleh isotopnya, karena untuk mencapai kestabilan salah satunya harus
melakukan peluruhan.

B. Sejarah Radioaktif
Pada tahun 1895 W.C. Rontgen melakukan percobaan dengan sinar katode. Ia menemukan bahwa
tabung sinar katoda menghasilkan suatu radiasi berdaya tembus besar yang dapat menghitamkan film
foto. Selanjutnya sinar itu diberi nama Sinar X. Sinar X tidak mengandung elektron, tetapi merupakan
gelombang elektromagnetik. Sinar X tidak dibelokkan oleh bidang magnet, serta memiliki panjang
gelombang cahaya. Berdasarkan penelitian W.C. Rontgen tersebut, maka pada tahun 1896 Henry
Becquerel bermaksud menyelidiki Sinar X, tetapi secara kebetulan Ia menemukan gejala
keradioaktifan. Pada penelitiannya Ia menemukan bahwa garam garam Uranium dapat merusak film
foto meskipun ditutup rapat dengan kertas hitam. Menurut Becquerel, hal ini karena garam garam
Uranium tersebut dapat memancarkan suatu sinar dengan spontan. Peristiwa ini dinamakan
Radioaktivitas Spontan.
Marie curie merasa tertarik dengan temuan Becquerel,selanjutnya dengan bantuan suaminya
Piere curie berhasil memisahkan sejumlah kecil unsure baru dari beberapa ton biji uranium. Unsur
tersebut diberi nama Radium .pasangan curie melanjutkan penelitiannya dan menemukan bahwa unsur
baru yang ditemukannya tersebut telah terurai menjadi unsur unsur lain dengan melepaskan energy
yang kuat disebut radioaktif.
Ilmuan inggris, Ernest Rutherford menjelaskan bahwa inti atom yang tidak stabil (radionuklida)
mengalami peluruhan radioaktif. Partikel-partikel kecil dengan kecepatan tinggi dan sinar-sinar
menyebar dari inti atom kesegala arah. Para ahli kimia memisahkan sinar-sinar tersebut kedalam aliran
yang berbeda dengan menggunakan medan mangnet.Dan ternyata ditemukan tiga tipe radiasi nuklir
yang berbeda yaitu sinar alfa ,beta,dan gamma. Semua radionuklida secara alami memancarkan salah
satu atau lebih dari ketiga jenis radiasi tersebut.
C. Unsur Radioaktif
Unsur unsur di alam terdiri dari beberapa macam isotop. Isotop adalah unsur yang atom
atomnya mempunyai jumlah proton sama, tetapi mempunyai jumlah neutron yang berbeda.
Misalnya, unsur karbon mempunyai 3 macam isotop, yaitu 126𝐶 , 136𝐶 , dan 146𝐶 . Perbedaan dari
ketiga atom tersebut selain dalam hal massa atomnya ( jumlah proton dan neutron ) juga pada sifat
sifat fisisnya. Isotop 136𝐶 dan 146𝐶 mempunyai sifat dapat memancarkan sinar berenergi tinggi
secara spontan yang disebut sinar radioaktif. Isotop yang memancarkan sinar radioaktif disebut
isotop radioaktif.

D. Sinar Radioaktif
Pada tahun 1898, Ernesrt Rutherford dan Frederick Soddy menemukan adanya unsur radon
yang dapat memancarkan radiasi seperti sinar-X, tetapi sifat radiasinya berbeda dengan sinar-X.
Dari percobaannya, Rutherford dan Soddy menemukan tiga jenis sinar yang dipancarkan oleh
bahan radioaktif. Ketiga sinar tersebut dinamakannya dengan alphabet Yunani yakni sinar alfa
(𝛼), sinar beta (𝛽), dan sinar gamma (𝛾). Ketiga sinar ( radiasi ) itu selanjutnya disebut sinar
radioaktif.
Ketiga sinar radioaktif tersebut mempunyai karateristik ( cirri khas ) yang berbeda beda.
Sinar 𝛼 tidak dapat menembus lempemg logam dengan ketebalan kurang dari 100 cm,
sedangkan sinar 𝛽 dapat menembus lempeng logam setebal 100 cm, daya tembusnya sampai
100 kali lebih kuat dari pada sinar 𝛼. Sinar 𝛾 memiliki daya tembus lebih kuat, bahkan dapat
menembus lempengan timbel sampai beberapa centimeter. Pengamatan Rutherford terhadap
pengaruh medan listrik terhadap ketiga sinar radioaktif tersebut menunjukkan bahwa sinar 𝛼
bermuatan positif, sinar 𝛽 bermuatan negatif , dan sinar 𝛾 merupakan suatu gelombang
elektromagnetik berenergi tinggi yang tidak bermuatan.
Umtuk mengetahui lebih jauh tentang ketiga sinar radioaktif tersebut, Ruherford
menampung masing masing sinar tersebut dalam ruang kaca yang tidak tertembus sinar itu dan
kemudian mengamati spektrumnya. Dari pengamatannya itu ternyata perbandingan massa dan
muatan serta spektrumnya sesuai dengan perbandingan massa dan muatan serta spektrum dari
ion 𝐻𝑒 2+ , maka disimpulkan bahwa sinar 𝛼 merupaka inti helium. Dengan cara yang sama
disimpulkan bahwa sinar 𝛽 merupakan elektron.
Dari pengamatan Rutherford tersebut dapat disimpulkan beberapa sifar sinar radioaktif
sebagai berikut :

Sifat Sinar Alfa Sinar Beta Sinar Gamma


Umum Merupakan inti Merupakan Gelombang
Helium ( 42𝐻𝑒) elektron yang elektromagnetik
yang bergerak bergerak dengan yang berenergi
cepat (berenergi kecepatan tinggi tinggi dan
tinggi) hasil dari (berenergi merupakan hasil
proses tinggi) dari hasil dari perubahan
perubahan yang perubahannya yang dialami
dialami zat dialami zat oleh zat
radioaktif radioaktif radioaktif
4
Lambang 2𝛼 atau 42𝐻𝑒 0
−1𝛽 atau −10е 0
0𝛾
(simbol)
Massa 4 sma 0 0
Muatan +2 sme -1 sme 0
Daya Tembus Dapat 100 kali lebih Lebih kuat dari
menembus kuat dari sinar α sinar β (dapat
kertas karton (dapat menembus
menembus lempeng timbel
lempeng timbel setebal 20 cm)
setebal 1 mm)
Daya Ionisasi Dapat Daya Daya ionisasinya
mengionisasikan ionisasinya lebih paling lemah
molekul yang lemah daripada diantara ketiga
dilewati sinar α sinar tersebut
Interaksinya Dibelokkon Dibelokkon Tidak
terhadap medan menuju kutub menuju kutub dibelokkan
listrik negatif positif medan listrik

Dari penelitian selanjutnya terhadap isotop radioaktif, ternyata dalam proses perubahannya
isotop radioaktif melibatkan beberapa partikel subatomik (partikel elementer) yang lain, diantaranya :

Nama Lambang Massa Muatan Daya Tembus Keterangan Lain


Positron (𝜷+ ) 0 0
+1𝛽 atau +1𝑒 0 +1 sme Setara dengan sinar Sering hanya
𝛽 dianggap partikel
saja
1
Proton 1𝑝 atau 11H 1 sma +1 sme Setara dengan sinar Merupakan inti atom
𝛽 hidrogen yang
dihasilkan dari
perubahan inti suatu
atom
1
Neutron 0𝑛 1 sma 0 Lebih kuat daripada Bagian dari inti atom
proton

E. Struktur Inti
Inti atom tersusun dari partikel-partikel yang disebut nucleon. Suatu inti atom yang diketahui
jumlah proton dan neutronnya disebut nuklida.
 Macam-macam nuklida

a. Isotop: nuklida yang mempunyai jumlah proton sama tetapi jumlah neutron berbeda.

Contoh:

b. Isobar: nuklida yang mempunyai jumlah proton dan neutron sama tetapi jumlah proton berbeda.

Contoh:

c. Isoton: nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama.

Contoh:

 Pita Kestabilan

Unsur-unsur dengan nomor atom rendah dan sedang kebanyakan mempunyai nuklida stabil maupun tidak stabil
(radioaktif). Contoh pada atom hidrogen, inti atom protium dan deuterium adalah stabil sedangkan inti atom
tritium tidak stabil. Waktu paruh tritium sangat pendek sehingga tidak ditemukan di alam. Pada unsur-unsur
dengan nomor atom tinggi tidak ditemukan inti atom yang stabil. Jadi faktor yang memengaruhi kestabilan inti
atom adalah angka banding dengan proton.

Inti-inti yang tidak stabil cenderung untuk menyesuaikan perbandingan neutron terhadap proton agar sama
dengan perbandingan pada pita kestabilan. Bagi nuklida dengan Z = 20, perbandingan neutron terhadap proton
(n/p) sekitar 1,0 sampai 1,1. Jika Z bertambah maka perbandingan neutron terhadap proton bertambah hingga
sekitar 1,5.

 Reaksi pada Inti

Reaksi yang terjadi di inti atom dinamakan reaksi nuklir. Jadi Reaksi nuklir melibatkan perubahan yang
tidak terjadi di kulit elektron terluar tetapi terjadi di inti atom. Reaksi nuklir memiliki persamaan dan perbedaan
dengan reaksi kimia biasa.

Persamaan reaksi nuklir dengan reaksi kimia biasa, antara lain seperti berikut.

a. Ada kekekalan muatan dan kekekalan massa energi.


b. Mempunyai energi pengaktifan.
c. Dapat menyerap energi (endoenergik) atau melepaskan energi (eksoenergik).

Perbedaan antara reaksi nuklir dan reaksi kimia biasa, antara lain seperti berikut.

a. Nomor atom berubah.


b. Pada reaksi endoenergik, jumlah materi hasil reaksi lebih besar dari pereaksi, sedangkan dalam reaksi
eksoenergik terjadi sebaliknya.
c. Jumlah materi dinyatakan per partikel bukan per mol.
d. Reaksi-reaksi menyangkut nuklida tertentu bukan campuran isotop.

Reaksi nuklir dapat ditulis seperti contoh di atas atau dapat dinyatakan seperti berikut. Pada awal
dituliskan nuklida sasaran, kemudian di dalam tanda kurung dituliskan proyektil dan partikel yang dipancarkan
dipisahkan oleh tanda koma dan diakhir perumusan dituliskan nuklida hasil reaksi.

Contoh

Ada dua macam partikel proyektil yaitu:

a. Partikel bermuatan seperti , atau atom yang lebih berat seperti


b. Sinar gamma dan partikel tidak bermuatan seperti neutron.

Contoh

1. Penembakan dengan partikel alfa


2. Penembakan dengan proton

3. Penembakan dengan neutron

a. Reaksi Pembelahan Inti

Sesaat sebelum perang dunia kedua beberapa kelompok ilmuwan mempelajari hasil reaksi yang diperoleh jika
uranium ditembak dengan neutron. Otto Hahn dan F. Strassman, berhasil mengisolasi suatu senyawa unsur
golongan II A, yang diperoleh dari penembakan uranium dengan neutron. Mereka menemukan bahwa jika
uranium ditembak dengan neutron akan menghasilkan beberapa unsur menengah yang bersifat radioaktif. Reaksi
ini disebut reaksi pembelahan inti atau reaksi fisi.

Contoh reaksi fisi.

Dari reaksi fisi telah ditemukan lebih dari 200 isotop dari 35 cara sebagai hasil pembelahan uranium-235.
Ditinjau dari sudut kestabilan inti, hasil pembelahan mengandung banyak proton. Dari reaksi pembelahan inti
dapat dilihat bahwa setiap pembelahan inti oleh satu neutron menghasilkan dua sampai empat neutron. Setelah
satu atom uranium-235 mengalami pembelahan, neutron hasil pembelahan dapat digunakan untuk pembelahan
atom uranium-235 yang lain dan seterusnya sehingga dapat menghasilkan reaksi rantai. Bahan pembelahan ini
harus cukup besar sehingga neutron yang dihasilkan dapat tertahan dalam cuplikan itu. Jika cuplikan terlampau
kecil, neutron akan keluar sehingga tidak terjadi reaksi rantai.

b. Reaksi Fusi

Pada reaksi fusi, terjadi proses penggabungan dua atau beberapa inti ringan menjadi inti yang lebih berat. Energi
yang dihasilkan dari reaksi fusi lebih besar daripada energy yang dihasikan reaksi fisi dari unsur berat dengan
massa yang sama. Perhatikan reaksi fusi dengan bahan dasar antara deuterium dan litium berikut.
Reaksi-reaksi fusi biasanya terjadi pada suhu sekitar 100 juta derajat celsius. Pada suhu ini terdapat plasma dari
inti dan elektron. Reaksi fusi yang terjadi pada suhu tinggi ini disebut reaksi termonuklir. Energi yang dihasikan
pada reaksi fusi

F. Peluruhan Radioaktif
Peluruhan radioaktif adalah proses dimana sebuah inti atom yang tidak stabil kehilangan
energi (berupa massa dalam diam) denganmemancarkan radiasi. Seperti partikel alfa, partikel beta
dengan neutrino, sinar gamma atau elektron dalam kasus konversi intelnal. Peluruhan radioaktif
merupakan reaksi inti yang juga harus memenuhi hukum kekekalan massa dan muatan, secara
umum dapat dituliskan sebagai berikut :

a 𝑐 d
𝑏X → yP + z𝑄

Dengan, a = c + d dan b = y + z

Berdasarkan perbandingan jumlah proton dan neutron, terdapat 3 jenis radioaktif, yaitu :

a. Isotop Kekurangan proton


𝑛 𝑛
Isotop ini terletak di atas pita kestabilan dan berarti mempunyai angka banding 𝑝 > 𝑝
isotop stabil, dan akan menjadi lebh stabil dengan mengubah neutron menjadi proton dan
akan memancarkan sinar beta.

𝟏 𝟏 𝟎
𝟎𝒏 → 𝟏𝒑 + −𝟏𝒆

b. Isotop Kelebihan Proton


𝑛 𝑛
Isotop ini terletak di bawah pita kestabilan dan mempunyai banding 𝑝 < 𝑝 isotop stabil,
akan menjadi lebih stabil dengan cara mengubah proton menjadi neutron dan akan
memancarkan positron.

𝟏
→ 𝟏𝟎𝒏 + +𝟏𝟎𝒆
𝟏𝒑
c. Isotop Kelebihan Proton dan Neutron
Isotop yang mempunyai jumlah proton lebih dari 83 ternyata mempunyai
kecenderungan bersifat radioaktif. Isotop isotop ini mempunyai jumlah proton dan neutron
yang terlalu besar sehingga tidak stabil, maka dalam menuju ke arah yang lebih stabil akan
mengurangi jumlah proton dan neutronnya dengan memancarkan sinar alfa 𝛼.

Berdasarkan dari jenis sinar yang dipancarkan isotop radioaktif dapat dibedakan menjadi :

a. Isotop Pemancar Beta


Terdapat 3 kategori pemancar beta yaitu :

 Pemancar Elektron (Electron Emission )


𝑛
Isotop isotop pemancar elektron merupakam isotop isotop yang 𝑝 >
𝑛
isotop stabilnya.
𝑝

 Pemancar Positron (Positron Capture)


𝑛 𝑛
Isotop jenis ini merupakan isotop yang mempunyai angka banding <𝑝
𝑝
isotop stabil, sehingga dapat memancarkan positron, tetapi isotop yang
terbentuk merupakan isotop yang sangat tidak stabil. Positron sangat tidak
stabil dan akan mudah berinteraksi dengan elektron membentuk 2 buah sinar
𝛾. +𝟏𝟎𝜷 + −𝟏𝟎𝜷 → 𝟐 𝟎𝟎𝜸
 Penangkapan elektron (Electron Capture )
Isotop jenis ini merupakan isotop yang sama dengan pemancar positron,
hanya saja energy yang dihasilkan lebih kecil karena hanya memancarkan
sinar X. Elektron yang ditangkap merupakan elektron yang terdapat pada kulit
K.

b. Isotop Pemancar Alfa


Isotop pemancar alfa merupakan isotop isotop berat, yaitu isotop yang mempunyai
jumlah neutron lebih dari 83.

c. Isotop Pemancar Gamma


Pada dasarnya setiap isotop radioaktif selalu memancarkan sinar 𝛾, sebab isotop baru
yang terbentuk dari proses peluruhan merupakan isotop yang untuk sementara sangat tidak
stabil karena inti atom dalam keadaan tereksitasi. Kelebihan energi akibat adanya eksitasi
itulah yang dipancarkan sebagai energi foton atau sinar 𝛾. Pemancaran 𝛾 terjadi setelah
kurang lebih 10-12 detik isotop memancarkan sinar 𝛼 dan sinar 𝛽.
Beberapa isotop ada yang hanya memancarkan sinar 𝛾 tanpa sebelumnya memancarkan
sinar 𝛼 dan sinar 𝛽. Isotop yang memancarkan sinar 𝛾 saja disebut isotop metastabil.

d. Pembelahan Inti Spontan


Isotop berat, selain memancarkan sinar 𝛼 juga dapat mengalami pembelahan inti (fisi)
secara spontan. Pembelahan inti dapat berlangsung bila isotop tersebut secara sponta
terpecah menjadi dua inti atom yang massanya sebanding disertai denga pelepasan
beberapa neutron dan sinar radioaktif yang lain.

G. Mode Peluruhan

Sebuah inti radioaktif dapat melakukan sejumlah reaksi peluruhan yang berbeda. Reaksi-reaksi tersebut
disarikan dalam tabel berikut ini. Sebuah inti atom dengan muatan (nomor atom) Z dan berat atom A
ditampilkan dengan (A, Z).

Mode peluruhan Partikel yang terlibat Inti anak

Peluruhan dengan emisi nukleon:

Peluruhan alfa Sebuah partikel alfa (A=4, Z=2) dipancarkan dari inti (A-4, Z-2)

Emisi proton Sebuah proton dilepaskan dari inti (A-1, Z-1)


Emisi neutron Sebuah neutron dilepaskan dari inti (A-1, Z)

Sebuah inti terpecah menjadi dua atau lebih atom dengan inti
Fisi spontan -
yang lebih kecil disertai dengan pemancaran partikel lainnya

Inti atom memancarkan inti lain yang lebih kecil tertentu (A1, (A-A1, Z-Z1)
Peluruhan cluster
Z1) yang lebih besar daripada partikel alfa + (A1,Z1)

Berbagai peluruhan beta:

Sebuah inti memancarkan


Peluruhan beta
elektron dan sebuah antineutrino || (A, Z+1)
Emisi positron Sebuah inti memancarkan positron dan sebuah neutrino (A, Z-1)
Sebuah inti menangkap elektron yang mengorbit dan
Tangkapan elektron (A, Z-1)
memancarkan sebuah neutrino
Peluruhan beta ganda Sebuah inti memancarkan dua elektron dan dua antineutrinos (A, Z+2)
Tangkapan elektron Sebuah inti menyerap dua elektron yang mengorbit dan
(A, Z-2)
ganda memancarkan dua neutrino
Tangkapan elektron Sebuah inti menangkap satu elektron yang mengorbit
(A, Z-2)
dengan emisi positron memancarkan satu positron dan dua neutrino
Emisi positron ganda Sebuah inti memancarkan dua positrons dan dua neutrino (A, Z-2)
Transisi antar dua keadaan pada inti yang sama:
Sebuah inti yang tereksitasi melepaskan sebuah foton energi
Peluruhan gamma (A, Z)
tinggi (sinar gamma)
Inti yang tereksitasi mengirim energinya pada sebuah elektron
Konversi internal (A, Z)
orbital dan melepaskannya

Peluruhan radioaktif berakibat pada pengurangan massa, di mana menurut hukum relativitas khusus

massa yang hilang diubah menjadi energi (pelepasan energi) sesuai dengan persamaan . Energi ini
dilepaskan dalam bentuk energi kinetik dari partikel yang dipancarkan.

H. Rantai peluruhan dan mode peluruhan ganda

Banyak inti radioaktif yang mempunyai mode peluruhan berbeda. Sebagai contoh adalah Bismuth-212,
yang mempunyai tiga.

Inti anak yang dihasilkan dari proses peluruhan biasanya juga tidak stabil, kadang lebih tidak stabil dari
induknya. Bila kasus ini terjadi, inti anak tadi akan meluruh lagi. Proses kejadian peluruhan berurutan
yang menghasilkan hasil akhir inti stabil, disebut rantai peluruhan.
I. Keberadaan dan penerapan

Menurut teori Big Bang, isotop radioaktif dari unsur teringan (H, He, dan Li) dihasilkan tidak berapa
lama seteleah alam semesta terbentuk. Tetapi, inti-inti ini sangat tidak stabil sehingga tidak ada dari
ketiganya yang masih ada saat ini. Karenanya sebagian besar inti radioaktif yang ada saat ini relatif
berumur muda, yang terbentuk di bintang (khususnya supernova) dan selama interaksi antara isotop
stabil dan partikel berenergi. Sebagai contoh, karbon-14, inti radioaktif yang mempunyai umur-paruh
hanya 5730 tahun, secara terus menerus terbentuk di atmosfer atas bumi akibat interaksi antara sinar
kosmik dan Nitrogen.

Peluruhan radioaktif telah digunakan dalam teknik perunut radioaktif, yang digunakan untuk mengikuti
perjalanan subtansi kimia di dalam sebuah sistem yang kompleks (seperti organisme hidup misalnya).
Sebuah sampel dibuat dengan atom tidak stsbil konsentrasi tinggi. Keberadaan substansi di satu atau
lebih bagian sistem diketahui dengan mendeteksi lokasi terjadinya peluruhan.

Dengan dasar bahwa proses peluruhan radioaktif adalah proses acak (bukan proses chaos), proses
peluruhan telah digunakan dalam perangkat keras pembangkit bilangan-acak yang merupakan
perangkat dalam meperkirakan umur absolutmaterial geologis dan bahan organic

J. Laju peluruhan

Laju peluruhan adalah seberapa cepat suatu zat radoiaktif meluruh. Laju peluruhan menandakan
keaktifan zat radioaktif, dengan berbanding lurus terhadap konstanta dan jumlah nuklida radioaktif.
Rumusnya:

 Peluruhan Inti
Dalam peluruhan inti inilah perhitungan radioaktif yang paling penting karena
menyebabkan perbedaan jumlah partikel sebelum dan sesudah reaksi peluruhan. Berikut
rumus peluruhan inti:
 Waktu Paruh
Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan unsur radioaktif untuk mengalami peluruhan sampai
menjadi 1/2 kali semula (masa atau aktivitas).
Rumus:

Nt = massa setelah peluruhan


N0 = massa mula-mula
T = waktu peluruhan
t( 1)/2 = waktu paro
Contoh:
Suatu unsur radioaktif mempunyai waktu paro 4 jam. Jika semula tersimpan 16 gram unsur radioaktif, maka
berapa massa zat yang tersisa setelah meluruh 1 hari ?
Jawab :

K. Kegunaan Radioaktif
A. Sebagai Perunut
1. Bidang Kedokteran
Digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit, antara lain:
a. 24
Na, mendeteksi adanya gangguan peredaran darah.
b. 59Fe, mengukur laju pembentukan sel darah merah.
c. 11C, mengetahui metabolisme secara umum.
d. 131I, mendeteksi kerusakan pada kelenjar tiroid.
e. 32P, mendeteksi penyakit mata, liver, dan adanya tumor.

2. Bidang Industri
Digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi, seperti pada:
a. Industri makanan, sinar gama untuk mengawetkan makanan, membunuh mikroorganisme yang menyebabkan
pembusukan pada sayur dan buahbuahan.
b. Industri metalurgi, digunakan untuk mendeteksi rongga udara pada besi cor, mendeteksi sambungan pipa
saluran air, keretakan pada pesawat terbang, dan lain-lain.
c. Industri kertas, mengukur ketebalan kertas.
d. Industri otomotif, mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.

3. Bidang Hidrologi
a. 24Na dan 131I, digunakan untuk mengetahui kecepatan aliran air sungai.
b. Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
c. 14C dan 13C, menentukan umur dan asal air tanah.

4. Bidang Kimia
Digunakan untuk analisis penelusuran mekanisme reaksi kimia, seperti:
a. Dengan bantuan isotop oksigen–18 sebagai atom perunut, dapat ditentukan asal molekul air yang terbentuk.
b. Analisis pengaktifan neutron.
c. Sumber radiasi dan sebagai katalis pada suatu reaksi kimia.
d. Pembuatan unsur-unsur baru.

5. Bidang Biologi
a. Mengubah sifat gen dengan cara memberikan sinar radiasi pada gen-gen tertentu.
b. Menentukan kecepatan pembentukan senyawa pada proses fotosintesis menggunakan radioisotop C–14.
c. Meneliti gerakan air di dalam batang tanaman.
d. Mengetahui ATP sebagai penyimpan energi dalam tubuh dengan menggunakan radioisotop 38F.

6. Bidang Pertanian
a. 37P dan 14C, mengetahui tempat pemupukan yang tepat.
b. 32P, mempelajari arah dan kemampuan tentang serangga hama.
c. Mutasi gen atau pemuliaan tanaman.
d. 14C dan 18O, mengetahui metabolisme dan proses fotosintesis.

7. Bidang Peternakan
a. Mengkaji efisiensi pemanfaatan pakan untuk produksi ternak.
b. Mengungkapkan informasi dasar kimia dan biologi maupun antikualitas pada pakan ternak.
c. 32P dan 35S, untuk pengukuran jumlah dan laju sintesis protein di dalam usus besar.
d. 14C dan 3H, untuk pengukuran produksi serta proporsi asam lemak mudah
menguap di dalam usus besar.
B. Sebagai Sumber Radiasi

1. Bidang Kedokteran
Digunakan untuk sterilisasi radiasi, terapi tumor dan kanker.

2. Bidang Industri
Digunakan untuk:
a. Perbaikan mutu kayu dengan penambahan monomer yang sudah diradiasi, kayu menjadi lebih keras dan lebih
awet.
b. Perbaikan mutu serat tekstil dengan meradiasi serat tekstil, sehingga titik leleh lebih tinggi dan mudah
mengisap zat warna serta air.
c. Mengontrol ketebalan produk yang dihasilkan, seperti lembaran kertas, film, dan lempeng logam.
d. 60Co untuk penyamakan kulit, sehingga daya rentang kulit yang disamak dengan cara ini lebih baik daripada
kulit yang disamak dengan cara biasa.

3. Bidang Peternakan
Digunakan untuk:
a. Mutasi gen dengan radiasi untuk pemuliaan tanaman.
b. Pemberantasan hama dengan meradiasi serangga jantan sehingga mandul.
c. Pengawetan bahan pangan dengan radiasi sinar-X atau gama untuk membunuh telur atau larva.
d. Menunda pertunasan pada bawang, kentang, dan umbi-umbian untuk memperpanjang masa penyimpanan.

Dampak negatif dari radiasi zat radioaktif, antara lain:


1. Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat radioaktif dapat menimbulkan
kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan
kekebalan tubuh.
2. Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi
genetik pada keturunannya.
3. Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan
penyakit leukimia.
4. Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal dengan tanda kerusakan kulit,
kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf.

L. Pengaruh Radiasi pada Makhluk Hidup

Akibat radiasi yang melebihi dosis yang diperkenankan dapat menimpa seluruh tubuh atau hanya lokal. Radiasi
tinggi dalam waktu singkat dapat menimbulkan efek akut atau seketika sedangkan radiasi dalam dosis rendah
dampaknya baru terlihat dalam jangka waktu yang lama atau menimbulkan efek yang tertunda. Radiasi zat
radioaktif dapat memengaruhi kelenjarkelenjar kelamin, sehingga menyebabkan kemandulan. Berdasarkan dari
segi cepat atau lambatnya penampakan efek biologis akibat radiasi radioaktif ini, efek radiasi dibagi menjadi
seperti berikut.

1. Efek segera

Efek ini muncul kurang dari satu tahun sejak penyinaran. Gejala yang biasanya muncul adalah mual dan muntah
muntah, rasa malas dan lelah serta terjadi perubahan jumlah butir darah.

2. Efek tertunda

Efek ini muncul setelah lebih dari satu tahun sejak penyinaran. Efek tertunda ini dapat juga diderita oleh turunan
dari orang yang menerima penyinaran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Zat radioaktif ( radioactive substance ) dapat didefenisikan sebagai sesuatu yang memiliki sifat
untuk mengemisikan radiasi secara spontan yang mampu berjalan melewati lembaran-lembaran
logam dan zat-zat lain yang tidak tembus terhadap cahaya.
Dalam perkembangan saat ini radioaktif banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang seiring
dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat namun disamping manfaat itu, radioaktif juga
memiliki bahaya seperti mengakibatkan pembelahan sel darah putih hingga menyebabkan penyakit
leukemia, meyebabkan kerusakan somatis berbentuk local dengan tanda kerusakan kulit kerusakan
pembentuk sel darah dan kerusakan sistem saraf

B. DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Peluruhan_radioaktif
https://amaldoft.wordpress.com/2015/10/24/peluruhan-radioaktif-radioaktif/
https://renideswantikimia.wordpress.com/kimia-kelas-xii-3/semester-i/3-kimia-
unsur/5-unsur-radioaktif/
Sudarmo, Unggul ., 2007, Kimia untuk SMA Kelas XII, Jakarta, Phibeta

Anda mungkin juga menyukai