Anda di halaman 1dari 7

Pengkategorian Variabel

Adapun cara Pengkategorian Variabel yaitu sebagai berikut:

1. Variabel terikat

Variabel kinerja perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan

keperawatan diukur berdasarkan 24 pertanyaan yaitu :

a. Bila jawaban “ya” =2

b. Bila jawaban “tidak” = 1

Jawaban tertinggi berbobot 2 dan terendah berbobot 1

Skor tertinggi = jumlah pertanyaan kali bobot tertinggi

= 24 x 2 = 48 (100%)

Skor terendah = jumlah pertanyaan kali bobot terendah

= 24 x 1 = 24 (50%)

Skor antara = skor tertinggi – skor terendah

= 100% - 50% 50%

Kriteria objektif sebanyak 2 kategori : baik dan kurang

Interval = skor antara/kategori

= 50%/2 25%

Sehingga:

1) Baik = bila jawaban responden 76% - 100% yaitu 37 – 48

2) Kurang = bila jawaban responden 50% - 75% yaitu 24 - 36

(Sumber, Arikunto, 2003:355)


2. Variabel Bebas

a. Variabel Imbalan diukur berdasarkan 5 pertanyaan

Jawaban tertinggi berbobot 5 dan terendah berbobot 1

Skor tertinggi = jumlah pertanyaan kali bobot tertinggi

= 5 x 5 = 25 (100%)

Skor terendah = jumlah pertanyaan kali bobot terendah

= 5x1=5 (20%)

Skor antara = skor tertinggi – skor terendah

= 100% - 20% 80%

Kriteria objektif sebanyak 2 kategori : baik dan kurang

Interval = skor antara/kategori

= 80%/2 40%

Sehingga:

1) Baik = bila jawaban responden 61% - 100% yaitu 16 – 25

2) Kurang = bila jawaban responden 20% - 60% yaitu 5 - 15

(Sumber, Arikunto, 2003:355)

b. Variabel Sarana diukur berdasarkan 5 pertanyaan

Jawaban tertinggi berbobot 5 dan terendah berbobot 1

Skor tertinggi = jumlah pertanyaan kali bobot tertinggi

= 5 x 5 = 25 (100%)

Skor terendah = jumlah pertanyaan kali bobot terendah

= 5x1=5 (20%)

Skor antara = skor tertinggi – skor terendah


= 100% - 20% 80%

Kriteria objektif sebanyak 2 kategori : baik dan kurang

Interval = skor antara/kategori

= 80%/2 40%

Sehingga:

1) Baik = bila jawaban responden 61% - 100% yaitu 16 - 25

2) Kurang = bila jawaban responden 20% - 60% yaitu 5 - 15

(Sumber, Arikunto, 2003:355)

c. Variabel supervisi diukur berdasarkan 6 pertanyaan

Jawaban tertinggi berbobot 5 dan terendah berbobot 1

Skor tertinggi = jumlah pertanyaan kali bobot tertinggi

= 6 x 5 = 30 (100%)

Skor terendah = jumlah pertanyaan kali bobot terendah

= 6x1=6 (20%)

Skor antara = skor tertinggi – skor terendah

= 100% - 20% 80%

Kriteria objektif sebanyak 2 kategori : baik dan kurang

Interval = skor antara/kategori

= 80%/2 40%

Sehingga:

1) Baik = bila jawaban responden 61% - 100% yaitu 19 - 30

2) Kurang = bila jawaban responden 20% - 60% yaitu 6 - 18

(Sumber, Arikunto, 2003:355)


d. Veriabel motivasi diukur berdasarkan 7 pertanyaan

Jawaban tertinggi berbobot 5 dan terendah berbobot 1

Skor tertinggi = jumlah pertanyaan kali bobot tertinggi

= 7 x 5 = 35 (100%)

Skor terendah = jumlah pertanyaan kali bobot terendah

= 7x1=7 (20%)

Skor antara = skor tertinggi – skor terendah

= 100% - 20% 80%

Kriteria objektif sebanyak 2 kategori : baik dan kurang

Interval = skor antara/kategori

= 80%/2 40%

Sehingga:

1) Baik = bila jawaban responden 61% - 100% yaitu 22 - 35

2) Kurang = bila jawaban responden 20% - 60% yaitu 7 - 21

(Sumber, Arikunto, 2003:355)

Chi-Square dengan nilai keyakinan 0,95 dan nilai (α) = 0,05.


Rumus Chi Square sebagai berikut :

(O bk – E bk)2
2
= ∑
Keterangan:
 = Chi Square Ebk
2

Obk = Hasil observasi pada baris b kolom k


Ebk = Nilai (expected value) pada baris b kolom k
Interprestasi :
- Ho diterima apabila p value > 0,05 artinya tidak ada hubungan
- Ho di tolak apabila p value < 0,05 artinya ada hubungan signifikan
Rumus Chi Square (2 ) digunakan untuk menguji signifikansi

perbedaan nilai yang diobservasi Obk dengan nilai yang diharapkan Ebk.

Syarat dari penggunaan uji Chi-square di atas adalah Sel-sel yang

mempunyai nilai harapan < 5 tidak lebih dari 20%. Kemudian, untuk

mengetahui tingkat hubungan dilakukan melalui koefisien kontingensi

(Suharsimi Arikunto, 2003 : 460). Penafsiran terhadap koefisien

kontingensi tersebut tinggi atau rendah, dapat berpedoman pada ketentuan

sebagai berikut :

Tabel
Pedoman Interpretasi Koefisien Kontingensi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2007) dalam Priyatno, 2008
Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16
hubungan antara imbalan dengan kinerja perawat dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan

Kelompok Imbalan * Kelompok Kinerja Crosstabulation


Kelompok Kinerja
Kurang Baik Total
Kelompok Kurang Count 15 7 22
Imbalan Expected Count 10.1 11.9 22.0
% within Kelompok Imbalan 68.2% 31.8% 100.0%
Baik Count 8 20 28
Expected Count 12.9 15.1 28.0
% within Kelompok Imbalan 28.6% 71.4% 100.0%
Total Count 23 27 50
Expected Count 23.0 27.0 50.0
% within Kelompok Imbalan 46.0% 54.0% 100.0%

Dari hasil uji diatas dapat diketahui responden yang mempunyai

tanggapan baik terhadap imbalan, yang mempunyai kinerja baik dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan sebesar 71,4% lebih besar

dibandingkan dengan yang mempunyai kinerja kurang baik dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan sebesar 28,6%. Sedangkan

responden yang mempunyai tanggapan kurang baik terhadap imbalan,

yang mempunyai kinerja kurang baik dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan sebesar 68,2% lebih besar dibandingkan dengan yang

mempunyai kinerja kurang baik dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan sebesar 31,8%.


Uji Hubungan dengan Chi Square
Langkah 1 klik ‘analyze’, pilih ‘Deskriptive statistik’, pilih ‘Crosstab’
Langkah 2 dari menu crosstab, masukkan variabel independen/variabel bebas ke

kotak ‘Row’, dan variabel dependen/variabel terikat ke kotak

‘column’.
Langkah 3 klik option ‘statistik’ kemudian klik pilihan”chi square, contingency

coeficient, dan Risk’ kemudian klik continue


Langkah 4 klik option ‘Cells’ kemudian klik pilihan ‘Expected’ kemudian pada

bagian “Percentages” klik (‘ Row’ untuk penelitian crossectional) atan

klik (‘Column’ untuk penelitian case control).


Langkah 5 klik ‘continue’
Langkah 6 klik ‘Ok’.

Anda mungkin juga menyukai