Anda di halaman 1dari 21

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Magang adalah kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan diluar lingkungan
kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang berhubungan dengan
bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, terutama sesuai dengan bidang
peminatannya, malalui metode observasi dan partisipasi. Kegiatan magang
dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan fungsional pada instansi/unit
kerja tempat magang, baik milik pemerintah maupun swasta atau lembaga lain
yang relevan. (FKM, 2011)
Melalui pelaksanaan magang diharapkan para Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM) lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi memiliki bekal pengalaman dan keterampilan yang bersifat akademik
dan profesional sehingga lebih kompetensi atau mampu bersaing dalam pasar
kerja yang ada. Berdasarkan hal tersebut, penulis memilih magang di Puskesmas
Bengkol yang merupakan bagian Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota
Manado. (FKM, 2011)
Puskesmas mempunyai peran yang sangat penting baik sebagai penanggung
jawab maupun sekaligus sebagai ujung tombak untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. dalam melaksanakan perannya
Puskesmas melakukan empat upaya pelayanan kesehatan yaitu promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Paradigma sehat, yang merupakan paradigma
untuk mencapai Indonesia Sehat 2010, adalah paradigma pembangunan kesehatan
yang lebih menekankan pada upaya promotif-preventif. (Anonimous, 2010)
Pemberantasan dan pencegahan penyakit menular tidak lepas pula dari
peran Puskesmas untuk meningkatkan kerjanya dalam bentuk upaya kesehatan
wajib. salah satunya adalah pemberantasan dan pencegahan penyakit rabies.
Kejadian gigitan rabies cenderung menurun sejak tahun 2005 sampai tahun 2007,
namun mengalami peningkatan kembali pada tahun 2008 dan bahkan melampaui
kejadian gigitan yang terjadi dalam lima tahun terakhir. (Depkes, 2008)

1
1.2 Tujuan Magang
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan selesai mengikuti kegiatan magang, peserta magang telah mampu dan
terampil dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan praktik yang diperoleh
selama menempuh pendidikan di FKM-Unsrat, serta memperoleh gambaran
mengenai tugas, fungsi dan tanggung jawab Sarjana Kesehatan Masyarakat di
instansi/unit kerja pemerintah maupun swasta.

1.2.2 Tujuan Khusus


1.2.2.1 Bagi Peserta Magang
- Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan tentang organisasi sistem
manajemen, prosedur kerja dan ruang lingkup pelayanan di tempat
magang (Puskesmas, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Perusahaan dan
instansi terkait lainnya baik milik pemerintah maupun swasta).
- Mampu mengidentifikasi masalah, merumuskan dan memberikan alternatif
pemecahan masalah (problem solving yang ada di tempat magang).
- Mampu melakukan tindakan-tindakan standar yang umum dilaksanakan
dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, ditekankan pada bidang minat
yang digeluti.
- Mampu bekerja sama dengan orang lain dalam satu tim sehingga diperoleh
manfaat bersama baik bagi peserta magang maupun instansi tampat
magang.

1.2.2.2 Bagi Fakultas dan Tempat Magang


- Fakultas mendapat masukkan yang berguna untuk penyempurnaan
kurikulum dalam upaya mendekatkan diri dengan kebutuhan pasar kerja.
- Memberikan masukkan yang bermanfaat bagi tempat magang.
- Membina dan meningkatkan kerja sama antara FKM dengan instansi/unit
kerja pemerintah maupun swasta tempat mahasiswa melaksanakan
magang.
- Membuka peluang kerja bagi lulusan untuk berkarir di instansi/ unit kerja
pemerintah maupun swasta.

2
1.3 Manfaat Magang
1.3.1 Bagi Mahasiswa
- Mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang berhubungan dengan
Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat utama sesuai bidang peminatan yaitu
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Gizi Kesehatan Masyarakat,
Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja, serta Epidemiologi.
- Terpapar dengan kondisi dan pengalaman kerja di lapangan.
- Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang
tepat terhadap permasalahan yang ditemukan di tempat magang.
- Memperkaya kajian dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat terutama
sesuai bidang minat yang digeluti .
- Penemuan baru mengenai analisis permasalahan dan kiat-kiat pemecahan
masalah kesehatan.
- Memperoleh gambaran peluang kerja bagi Sarjana Kesehatan Masyarakat.
- Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi/karya ilmiah.

1.3.2 Bagi Tempat Magang


- Tempat magang dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu
penyelesaian tugas-tugas yang ada sesuai kebutuhan di unit kerja masing-
masing.
- Tempat magang mendapatkan alternatif calon pegawai/karyawan yang
telah dikenal kualitas dan kredibilitasnya.
- Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan
tinggi dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, terampil dan memiliki
pengalaman kerja.

1.3.3 Bagi Fakultas


- Laporan magang dapat menjadi salah satu bahan audit internal kualitas
pengajaran.
- Memperkenalkan program kepada stakeholders terkait.
- Mendapatkan masukkan bagi pengembangan program.
- Terbinanya jaringan kerja sama dengan tempt magang dalam upaya
meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik

3
dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang
dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

4
BAB II. GAMBARAN UMUM

2.1 Analisis Situasi Umum


2.1.1 Keadaan Umum Puskesmas Bengkol
2.1.1.1 Geografi
Puskesmas Bengkol terletak di Kelurahan Bengkol Lingkungan 1 Kecamatan
Mapanget Kota Manado dengan luas wilayah kerja 3.652,8 km2 dengan jumlah
penduduk 13.810 jiwa. Wilayah kerja Puskesmas Bengkol terdiri dari 4 kelurahan
dan membawahi sebanyak 23 lingkungan (Tabel 1).

Tabel 1. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Bengkol Berdasarkan Kelurahan


No Kelurahan Jumlah Lingkungan Luas Wilayah/km2
1 Kima Atas 3 520
2 Pandu 8 896
3 Bengkol 4 912
4 Buha 8 1324,8
Jumlah 23 3652,8
Profil Kesehatan Puskesmas Bengkol 2010

Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Bengkol sebagai berikut :


a. Sebelah Utara : Wilayah kerja Puskesmas Wori, Kab Minahasa Utara
b. Sebelah Timur : Wilayah kerja Puskesmas Paniki, Kec. Mapanget
c. Sebelah Barat : Wilayah kerja Puskesmas Tuminting ,Kec Tuminting
d. Sebelah Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Tuminting, kec Tuminting
Puskesmas Bengkol letaknya tidak terlalu strategis sehingga berdampak
terhadap rendahnya jumlah kunjungan penderita yang datang berobat ke
Puskesmas, hal ini dapat dilihat dari data jumlah kunjungan yang datang berobat
ke Puskesmas pada tahun 2010 yaitu hanya sebanyak 5672 orang terdiri dari
kunjungan rawat jalan umum 2006 orang, keluarga miskin 2986 orang dan askes
680 orang.
Jumlah kunjungan penderita yang kurang dikarenakan lokasi Puskesmas
Bengkol yang tidak dilewati kendaraan umum sehingga menyulitkan penderita
untuk datang ke Puskesmas.

5
2.1.1.2 Demografi
Jumlah Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bengkol pada tahun 2010 adalah
13.810 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 3.133 KK.

Tabel 2. Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Bengkol Tahun 2010


Jumlah Penduduk
No. Kelurahan Total Jumlah KK
Laki-laki Perempuan
1 Buha 2.079 25.40 4.619 437
2 Bengkol 407 695 1.402 1.231
3 Pandu 2.343 2.198 4.541 1.214
4 Kima Atas 496 435 931 251
Jumlah 5.325 3.328 11.493 3.133
Profil Kesehatan Puskesmas Bengkol 2010

Tabel 3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan


No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa)
1 SD 2.877
2 SLTP 2.261
3 SLTA 3.159
4 Akademi/Perguruan Tinggi 620
Jumlah 8.917
Profil Kesehatan Puskesmas Bengkol 2010

2.1.1.3 Sumber Daya


a. Tenaga
Puskesmas Bengkol mempunyai 28 orang tenaga kerja, yang terdiri atas 6 Dokter,
10 Perawat, 4 Bidan, 2 Petugas sanitasi, 2 Perawat gigi, 2 Petugas gizi dan 2
Petugas farmasi.

Tabel 4. Jumlah Tenaga Kerja di Puskesmas Bengkol


No. Jenis Tenaga Jumlah
1 Dokter 6
2 Perawat 10
3 Bidan 4
4 Petugas sanitasi 2
5 Perawat gigi 2
6 Petugas gizi 2
7 Petugas farmasi 2
Jumlah 28
Profil Kesehatan Puskesmas Bengkol 2010

b. Sarana dan Prasarana


Puskesmas Bengkol dalam melakukan aktivitas pelayanannya, sudah ditunjang
oleh sarana dan prasarana yang cukup memadai.

6
Berikut ini adalah sarana dan prasarana yang tersedia di Puskesmas Bengkol
yaitu:
1. Sarana Kesehatan dan Sarana Penunjang
Tabel 5. Sarana Kesehatan dan Sarana Penunjang Kesehatan yang terdapat di
Puskesmas Bengkol.
No. Jenis Sarana Jumlah Kondisi
1 Gedung puskesmas 1 Baik
Gedung puskesmas
2 5 1 Rusak
pembantu/POSKESDES
3 Mobil Pusling/Ambulance 2 Baik
4 Perumahan dinas 4 Baik
5 Komputer 2 1 Rusak
6 Printer 1 Baik
7 TV 1 Baik
8 Dentist Chair 1 Baik
9 Ruang Kantor dan Poliklinik 10 Baik
10 Apotik 1 Baik
11 Laboratorium 1 Baik
12 Tower Air 1 Baik
13 WC 2 Baik
14 Gudang obat 1 Baik
Data Primer

2. Sarana Pelayanan Kesehatan Lain yang Tersedia di Wilayah Kerja Puskesmas


Sarana pelayanan kesehatan swasta di wilayah kerja Puskesmas Bengkol relatif
tidak ada, seperti Rumah Sakit, Dokter Praktek Swasta, Rumah Bersalin, Apotik,
Toko Obat maupun Laboratoriun Klinik.
Masyarakat hanya memanfaatkan fasilitas kesehatan di Puskesmas. Untuk
menunjang dan meningkatkan pelayanan maka Puskesmas induk di bantu 3 buah
Puskesmas Pembantu yaitu 2 di Pandu dan 1 di Kima atas serta POSKESDES di
Pandu dan Buha. Walaupun Keadaan Puskesmas Pembantu Kima Atas rusak berat
dan tidak ada fasilitas air bersih, serta peralatan medis dan non medis di
POSKESDES belum tersedia tetapi keberadaan dari Puskesmas Pembantu dan
POSKESDES ini sangat membantu Puskesmas induk.

2.1.2 Manajemen Puskesmas


Secara umum manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan untuk
membantu manajer memecahkan masalahnya. Terselenggaranya berbagai upaya
kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas perlu
ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik. Manajemen puskesmas adalah

7
rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran
puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematik yang
dilaksanakan oleh puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Tiga fungsi
manajemen puskesmas yang juga dilaksanakan di Puskesmas Bengkol yaitu
terdiri dari:
1. Perencanaan (P1)
Perencanaan adalah proses penyusunan Perencanaan Tahunan Puskesmas (PTP)
untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas yang terdiri dari
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
Tujuan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) adalah mempertahankan
kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki program
yang masih bermasalah. Penyusunan RUK terdiri dari 2 langkah yaitu analisa
masalah dan penyusunan rencana usulan kegiatan.
a. Analisa Masalah melalui tahapan:
- Identifikasi masalah melalui pengisian tabel identifikasi masalah
- Menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan kriteria tingkat urgensi,
tingkat keseriusan, dan tingkat perkembangan.
- Merumuskan masalah berdasarkan apa masalahnya, dimana masalah itu
terjadi (what, who, when, where, and how).
- Mencari akar penyebab masalah tersebut berasal dari input (sumber daya),
proses pelaksanaan kegiatan dan faktor lingkungan.
- Menetapkan cara-cara pemecahan masalah melalui pengisian tabel, cara
pemecahan masalah yang berisi prioritas masalah, penyebab masalah,
alternatif pemecahan masalah, dan pemecahan masalah terpilih.
b. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) meliputi Upaya Kesehatan
Wajib, Upaya Kesehatan Pengembangan dan Upaya Kesehatan Penunjang
yang meliputi Kegiatan tahun yang akan datang seperti kegiatan rutin, sarana-
prasarana, operasional dan program hasil analisis masalah.
- Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada
pada tahun sekarang.

8
- Rekapitulasi RUK dan sumber daya yang dibutuhkan kedalam format
RUK puskesmas.
Sedangkan tahap penyusunan RPK baik untuk upaya kesehatan wajib,
upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang maupun
upaya inovasi dilaksanakan secara terpadu, bersama, dan terintegrasi. Hal ini
sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas yaitu keterpaduan. Langkah-
langkah penyusunan RPK adalah:
- Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.
- Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan
dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi
pelaksanaan.
- Mengadakan lokarya mini tahunan untuk membahas kesepakatan RPK.
- Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matrik.
2. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatannya meliputi:
- Penggerakkan, membagi tugas dan pekerjaan melalui lokakarya mini lintas
program dan lintas sektoral. Pada lintas program, selain tugas pokok/ rutin
diberikan pula tugas peran serta masyarakat sesuai beban kerja
masingmasing petugas. Setiap petugas membina wilayah dengan koordinir
dari puskesmas pembantu.
- Pelaksanaan: pembuatan rencana kerja harian petugas disertai tugas peran
serta masyarakat sesuai rencana kegiatan masing-masing program.
3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)
Kegiatannya meliputi:
- Pengawasan: Pembuatan buku catatan harian petugas dan buku lapangan
sebagai pengawasan terhadap rencana kerja harian petugas.
- Pengendalian: Mengadakan lokakarya bulanan puskesmas untuk
memantau hasil kegiatan setiap bulan dan dicatat pada laporan bulanan
stratifikasi.
- Penilaian: Penilaian terhadap hasil kegiatan program/prestasi kerja
masingmasing program melalui tabulasi laporan bulanan stratifikasi dan
cakupan program yang dilaporkan sebagai laporan tahunan puskesmas.

9
2.1.3 Struktur Organisasi
Susunan organisasi Puskesmas Bengkol terdiri dari :
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha
3. Devisi Pengobatan Penyakit
4. Devisi Pencegahan Penyakit
5. Devisi Pemulihan Kesehatan
6. Devisi Peningkatan Kesehatan
7. Puskesmas Pembantu/POSKESDES
Puskesmas Bengkol memiliki 3 Urusan Tata Usaha, meliputi urusan
kepegawaian, urusan keuangan, dan urusan perlengkapan.
Terdapat 3 Puskesmas Pembantu dan 2 POSKESDES di wilayah binaan
Puskesmas Bengkol, yakni Puskesmas Pembantu Kima Atas, Puskesmas
Pembantu Pengungsi, Puskesmas Pembantu Pemukiman, POSKESDES Pandu
dan POSKESDES Buha.
Untuk lebih jelas, struktur organisasi dari Puskesmas Bengkol dapat dilihat
pada Lampiran 1.

2.1.4 Rencana Strategis


2.1.4.1 Visi
Puskesmas Bengkol memiliki visi yaitu Menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar
yang bermutu, mandiri dan berorientasi kepada keluarga dan masyarakat agar
terwujudnya kecamatan sehat.

2.1.4.2 Misi
Misi dari Puskesmas Bengkol adalah:
1. Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu merata dan
terjangkau.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.

10
2.1.5 Program Kesehatan di Puskesmas Bengkol
Puskesmas Bengkol dalam menjalankan fungsinya, wajib menyelenggarakan
upaya kesehatan baik di dalam gedung maupun di luar gedung. Program
kesehatan yang diselenggarakan berupa upaya kesehatan wajib dan beberapa
upaya kesehatan pengembangan.
a. Upaya kesehatan wajib meliputi:
1. Program KIA/KB
Program KIA mencakup K I, K IV, persalinan, kunjungan neonatal, kunjungan
ibu nifas, program JPS-BK dan immunisasi. Immunisasi yang diberikan
meliputi immunisasi dasar untuk bayi, TT WUS , dan BIAS untuk murid SD
kelas I, II, dan III. Sedangkan program KB yang dilakukan meliputi pelayanan
kontrasepsi dan konseling keluarga berencana.
2. Program Gizi
Program gizi mencakup pemberian PMT bagi bayi dan balita gizi kurang dan
gizi buruk, program KADARZI dan perbaikan gizi anak sekolah.
3. Program P2M
Program P2M mempunyai 7 Sub Unit yaitu P2 Malaria, P2 Diare, P2 Rabies,
P2 ISPA, P2 TB, P2 KUSTA dan 2 sub unit pencegahan yakni surveilans dan
immunisasi.
4. Program Kesehatan Lingkungan
Program ini mencakup pemantauan dan pemeliharaan sarana air minum
(SAMI), jamban keluarga (JAGA), SPAL, Inventarisasi Sarana Air Bersih,
Pengawasan TPM, TTU, pengawasan pengelolaan sampah dari tingkat rumah
tangga sampai ke tingkat pengolahan air, composting tingkat rumah tangga.
5. Program Promosi Kesehatan
Kegiatan promosi kesehatan dilakukan setiap saat melalui penyuluhan,
seperti setiap kegiatan posyandu ataupun pada waktu pemeriksaan penderita
baik di Puskesmas induk maupun di puskesmas pembantu. Promosi kesehatan
sangat penting untuk menunjang program program kesehatan serta untuk
menurunkan angka kesakitan.

11
6. Program Pengobatan
Untuk memberikan pelayanan rawat jalan yang optimal kepada masyarakat,
program pengobatan mempunyai 3 poliklinik yaitu:
1) Poliklinik umum
2) Poliklinik kandungan dan kebidanan
3) Poliklinik gigi
b. Upaya kesehatan pengembangan
Program kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Bengkol selain program
kesehatan wajib, terdapat juga program kesehatan pengembangan yaitu Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Pada program UKS, selain pemeriksaan kesehatan
murid termasuk didalamnya pemeriksaan gigi, juga dilakukan penyuluhan
kesehatan.
c. Upaya Kesehatan Penunjang
1. Kegiatan Laboratorium
Kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium meliputi:
- Pengambilan dan pemeriksaan sediaan darah malaria
- Pengambilan dan pemeriksaan sputum TB
2. Gudang Obat
Kegiatan yang dilakukan di Gudang Obat dengan pengontrolan memakai
LPLPO, pengambilan obat dari Pustu/POSKESDES langsung ke gudang obat
Puskesmas Bengkol dengan LPLPO. Gudang obat mendistribusikan ke Apotik
puskesmas dan poliklinik-poliklinik yang ada di puskesmas.
3. Apotik
Apotik mengeluarkan obat untuk pasien berdasarkan resep yang dituliskan
oleh medis. Pengeluaran obat setiap hari ditabulasi harian, dan bulanan.
4. Loket
Pasien datang berobat ke Puskesmas Bengkol yang pertama adalah mendaftar
di loket, setelah itu loket meneruskan ke poliklinik-poliklinik yang dimaksud.
Setelah selesai pelayanan petugas loket berkewajiban mengatur kembali kartu
rawat jalan dan masuk ke family foldernya yang sudah keluar.

12
2.2 Analisis Situasi Khusus
2.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi
Adapun tugas pokok dan fungsi petugas sanitasi di Puskesmas Bengkol adalah:
a. Tugas Pokok
- Mengendalikan atau menghilangkan semua unsur fisik dan lingkungan
yang memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat.
- Membantu klinik sanitasi, konsultasi bagi masyarakat.
b. Fungsi
Membantuk dokter dalam melaksanakan kegiatan di puskesmas
2.2.2 Kegiatan Pokok
- Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan air
bersih, rumah sehat, keberasaihan lingkungan dan penanaman di
pekarangan.
- Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, PMA, PAH, SPAL, dan
memberikan pelatihan dalam pembuatan leher angsa untuk jamban
keluarga.
- Pengawasan/perbaikan kualitas air bersih dan air minum.
- Pengawasan hygiene perusahaan, TTU dan TPM.
2.2.3 Kegiatan Lain
- Membantu dokter mempin regu P2M
- Membantu/mengembangkan PKMD, melatih prokesa
- Pengamatan kesehatan lingkungan di sekolah serta member saran-saran
teknik perbaikannya
- Membantu penyuluhan Gizi dan P2M
- Membantu penyuluhan imunisasi
- Membantu dokter dalam fungsi manajemen
- Ikut serta dalam puskesmas keliling
- Aktif dalam memperkuat kerja sama lintas sektoral
- Pencatatan dan pelaporan kegiatannya

2.2.4 SDM Kesehatan


Petugas kesehatan lingkungan di Puskesmas Bengkol terdiri dari 2 orang, yang
mempunyai uraian tugas antara lain bertanggungjawab terhadap semua kegiatan

13
kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas, perencanaan, pelaksanaan, dan
sebagai konselor dalam konseling sanitasi dan evaluasi kegiatan kesehatan
lingkungan serta melakukan pencatatan dan pelaporan.

2.2.5 Pencapaian Pembangunan Kesehatan


Pencapaian pembangunan kesehatan lingkungan di Puskesmas Bengkol meliputi:
- Cakupan penduduk yang menggunakan sarana air bersih pada tahun 2010
mencapai 89,9%.
- Cakupan penduduk yang menggunakan sarana pembuangan kotoran atau
jamban sebesar 74,7%.
- Cakupan penduduk yang memiliki tempat sampah 74,5% sedangkan yang
mempunyai pengelolaan air limbah sebesar 82,7%.
- Institusi yang dibina melalui kesehatan lingkungan selama tahun 2010
adalah sarana kesehatan sebesar 100%, sarana pendidikan sebesar 64,2%,
sarana ibadah sebesar 62,8%, dan perkantoran sebesar 100%.

14
BAB III. HASIL KEGIATAN

3.1 Uraian Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan magang dimulai dari tanggal 11 Juli sampai dengan 5 Juli
2011. Dimana kegiatan magang diawali dengan melapor ke Dinas Kesehatan Kota
Manado dan langsung mendapat bimbingan secara singkat dari kepala Dinas
Kesehatan Kota Manado sebelum turun ke Puskesmas.
Pada tanggal 11 Juli 2011 tiba di Puskesmas Bengkol dan langsung melapor
ke bagian tata usaha, pada saat itu Kepala Puskesmas Bengkol sedang tidak ad di
tempat sehingga hanya melapor ke Kepala tata usaha. Dan kegiatan yang
dilakukan selama magang antara lain:
1. Kegiatan yang dilakukan di Bagian Tata usaha antara lain:
Membuat daftar hadir penyuluhan, membuat surat rujukan
JAMKESMAS/JAMKESMASDA/ASKES, membuat surat keterangan
berbadan sehat dan membantu dalam pembuatan data-data penting
lainnya.
2. Kegiatan yang dilakukan di Devisi Pengobatan penyakit antara lain:
- kegiatan di ruang Poli, seperti membantu dokter dalam kegiatan
pengobatan
- Kegiatan di ruang Apotik, seperti mengamati dan berdiskusi dengan
petugas mengenai pemberian obat bagi pasien setelah diperiksa dari
tiap poli dan pendistribusian obat bagi apotik sendiri serta melihat
keadaan tempat penyimpanan obat (gudang obat).
3. Kegiatan di loket antara lain seperti melayani pasien untuk registrasi
sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan.
4. Kegiatan yang dilakukan di Devisi Pencegahan Penyakit antara lain:
- Kegiatan pada unit Imunisasi, seperti berdiskusi dengan petugas
imunisasi mengenai pemberian imunisasi.
- Kegiatan pada unit Kesehatan Lingkungan, seperti berdiskusi
mengenai keadaan kesehatan lingkungan di Bengkol.

15
- Kegiatan pada unit Laboratorium mini, seperti berdiskusi tentang
kegiatan yang dilakukan di Laboratorium mini.
- Kegiatan pada unit Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), seperti
Berdiskusi dengan petugas P2M.
5. Kegiatan yang dilakukan di Devisi Peningkatan Kesehatan antara lain:
Kegiatan pada Devisi Peningkatan Kesehatan, seperti mengamati dan
berdiskusi dengan bidan dan perawat mengenai pelayanan yang
dilakukan.

3.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan hasil kerja magang yang dilaksanakan selama 4 minggu mulai dari
tanggal 11 Juli sampai dengan 5 Agustus 2011 serta data dari profil Puskesmas
Bengkol maka masalah kesehatan yang dapat diidentifikasi adalah “kasus gigitan
anjing yang mengakibatkan rabies”.

3.3 Alternatif Pemecahan Masalah


Alternatif pemecahan masalah yang dapat diberikan yaitu:
1. Memberikan Penyuluhan dengan rutin dan terjadwal tentang rabies
kepada masyarakat, dan
2. Melakukan Tindakan vaksinasi sebasar 70% dari total populasi Hewan
Penular Rabies (HPR) khusunya anjing melalui tindakan kerjasama dan
koordinasi dengan instansi terkait. Dalam hal ini Dinas Peternakan dan
Pertanian (disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang ada)

3.4 Kontribusi bagi Instansi dan Peserta Magang sesuai dengan Tujuan dan
Manfaat Magang
Hasil kegiatan magang ini diharapkan dapat memberikan masukkan yang
bermanfaat untuk upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Bengkol
khusunya dan di Kota Manado pada umumnya. Selain itu pula diharapkan dari
kegiatan magang ini dapat menciptakan suatu bentuk kerjasama yang saling
mendukung dan menguntungkan antara Puskesmas Bengkol sebagai tempat
magang dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.

16
BAB IV. PEMBAHASAN

Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit zoonosa yang terpenting di


Indonesia karena penyakit tersebut tersebar luas di 18 Propinsi, dengan jumlah
kasus gigitan yang cukup tinggi setiap tahunnya (16.000 kasus gigitan), serta
belum diketemukan obat/cara pengobatan untuk penderita rabies sesingga selalu
diakhiri dengan kematian pada hampir semua penderita rabies baik manusia
maupun pada hewan. (Depkes, 2000)
Menurut WHO (2010) Rabies adalah penyakit zoonosis (penyakit yang
ditularkan ke manusia dari hewan) yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini
menginfeksi hewan domestik dan liar, dan menyebar ke orang melalui kontak
dekat dengan air liur yang terinfeksi melalui gigitan atau cakaran.
Kasus rabies pada hewan di Indonesia ditemukan pertama kali tahun 1884
dan sedangkan kasus pada manusia pertama kali tahun 1894 di Jawa Barat,
dimana bermula dari Kabupaten Bandung. (Majalah Mediakom, 2010)
Data yang ada di Puskesmas Bengkol dari tahun 2007 sampai tahun 2010
mengenai kasus gigitan anjing rabies menunjukkan bahwa tingkat gigitan anjing
yang menimbulkan rabies cukup tinggi. dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Situasi Kasus Rabies di wilayah kerja Puskesmas Bengkol


Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010
Jumlah Jumlah Jumlah
No. Lingk. Diberi Diberi Diberi
Kasus Lyssa Kasus Lyssa Kasus Lyssa
VAR VAR VAR
Gigitan Gigitan Gigitan
1 Buha 8 1 1 4 1 1 16 4 4
2 Bengkol 12 - - 8 2 2 2 1 1
3 Pandu 7 2 2 5 2 2 6 - -
4 Kima Atas 1 - - - - - - - -
Jumlah 28 3 3 17 5 5 24 5 5
Data Sekunder

Tingkat gigitan anjing rabies yang tinggi di wilayah kerja Puskesmas


Bengkol, dikarenakan setiap anjing yang dimiliki oleh setiap keluarga atau
penduduk itu dibiarkan hanya berkeliaran begitu saja. hal ini didukung juga
dengan kepedulian pemilik anjing yang hanya membiarkan hewan peliharaannya
berkeliaran begitu saja.

17
Penanggulangan masalah gigitan anjing rabies di Puskesmas Bengkol yaitu
dengan cara mengadakan penyuluhan dan pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR).
Hal ini cukup berhasil karena dari kasus gigitan anjing yang ada (62 kasus gigitan)
dan 15 jumlah kasus yang positif rabies, tidak ada yang meninggal.
Tindakan pencegahan Rabies adalah melalui vaksinasi, dimana strategi ini
memakan biaya yang paling efektif untuk mencegah rabies pada orang adalah
dengan menghilangkan rabies pada anjing melalui vaksinasi. (WHO, 2010)
Vaksinasi adalah suatu tindakan medik untuk memberikan kekebalan
kepada seseorang terhadap suatu penyakit tertentu, sedangkan vaksin adalah suatu
produk biologik yang terbuat dari kuman, komponen kuman atau racun kuman
yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna untuk merangsang
pembentukan kekebalan tubuh seseorang. (Kemenkes, 2007)
Menurut petugas P2M di Puskesmas Bengkol, tindakan pencegahan sudah
dilakukan dengan tepat dan cepat dimana bila ada kasus gigitan anjing petugas
P2M di Puskesmas langsung mengambil tindakan untuk turun memberikan
Vaksin Anti Rabies (VAR) pada korban gigitan anjing. Hal ini juga dibantu
dengan adanya kepedulian dan kesadaran masyarakat jika terkena gigitan anjing,
mereka langsung melapor ke Puskesmas untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut
sehingga tidak menimbulkan kasus rabies baru lagi.
Situasi kasus rabies sampai dengan pertengahan tahun 2011 dapat dilihat
pada Tabel 7.

Tabel 7. Situasi Kasus Rabies di Wilayah Kerja Puskesmas Bengkol Pertengahan


Tahun 2011
Pertengahan 2011
Jumlah
No. Lingk.
Kasus Lyssa Diberi VAR
Gigitan
1 Buha 6 2 2
2 Bengkol 3 3 3
3 Pandu 7 1 1
4 Kima Atas - - -
Jumlah 16 6 6
Data Sekunder

18
Satu-satunya cara yang direkomendasikan dunia untuk mengeradikasi rabies
adalah dengan memvaksinasi minimal 70% dari total populasi. Pencegahan rabies
dapat dilakukan dengan cara.
1. Menghindari gigitan Hewan Penular Rabies (HPR), bila sampai tercakar
atau tergigit maka segera mencuci luka gigitan tersebut dengan air mengalir
dan sabun selama 10 – 15 menit.
2. kunjungi tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan
medis selanjutnya. Biasanya akan diberikan VAR dan bila sesuai indikasi
dikombinasikan dengan Serum Anti Rabies (SAR).
(Majalah Depkes, 2010)
Puskesmas Bengkol melalui Unit P2M, sudah melaukan tindakan
pencegahan terutama kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya,
pencegahan, pengobatan dan hal lainnya tentang rabies.
Penanggulangan rabies yang menyangkut hewan menjadi tugas dan
tanggung jawab Departemen Pertanian dan Direktorat Jenderal Peternakan,
sedangkan yang menyangkut manusia menjadi tugas dan tanggung jawab
Departemen Kesehatan. (Depkes 2004)

19
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Rabies merupakan penyakit yang berbahaya yang bukan hanya menyerang hewan,
tapi juga manusia. dan cenderung mengakibatkan kematian bila tidak ditangani
dengan segera.
Puskesmas Bengkol dalam menjalankan tugasnya menanggulangi rabies,
telah melaksanakan tindakan-tindakan seperti penyuluhan dan pemberian VAR.
dimana sampai dengan pertengahan tahun 2011 tidak ada yang meninggal akibat
rabies.
Rabies ini penyakit mematikan, namun dapat dicegah dengan cara:
1. Menghindari gigitan Hewan Penular Rabies (HPR), bila sampai tercakar
atau tergigit maka segera mencuci luka gigitan tersebut dengan air mengalir
dan sabun selama 10 – 15 menit.
2. kunjungi tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan
medis selanjutnya. Biasanya akan diberikan VAR dan bila sesuai indikasi
dikombinasikan dengan Serum Anti Rabies (SAR).

5.2 Saran
Melalui laporan magang ini penulis saran yang sekiranya dapat menjadi masukkan
yang baik bagi Puskesmas Bengkol, yaitu:

1. Memberikan Penyuluhan dengan rutin dan terjadwal tentang rabies


kepada masyarakat, dan
2. Melakukan Tindakan vaksinasi sebasar 70% dari total populasi
Hewan Penular Rabies (HPR) khusunya anjing melalui tindakan
kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait. Dalam hal ini
Dinas Peternakan dan Pertanian (disesuaikan dengan kemampuan
anggaran yang ada)

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2010. Laporan Magang Mahasiswa Ps. (Gizi). (Online),


http://www.google.co.id/search?q=laporan+magang+mahasiswa+kesehatan
+filetype%3Apdf&hl=id&biw=1366&bih=527&num=10&lr=&ft=i&cr=&s
afe=images, diakses pada 16 Juli 2011.
Depkes, 2000. Petunjuk Perencanaan dan Pelaksanaan Kasus Gigitan Tersangka
/ Rabies di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Depkes, 2000. Petunjuk Pemberantasan Rabies di Indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan.
Depkes, 2004. Profil Kesehatan Indonesia 2004. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Depkes, 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan.
FKM Unsrat, 2011. Panduan Magang. Manado: FKM Unsrat.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 424/MENKES/SK/IV/2007 tentang
Pedoman Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam Rangka Karantina Kesehatan.
Mediakom. Edisi XXVII Desember, 2010. Rabies Mematikan Namun Dapat
Dicegah, hal. 16.
WHO, 2010. Rabies. (Online),
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs099/en/, diakses pada 16 Juli
2011

21

Anda mungkin juga menyukai