Bab I-V, Dapus
Bab I-V, Dapus
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Magang
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan selesai mengikuti kegiatan magang, peserta magang telah mampu dan
terampil dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan praktik yang diperoleh
selama menempuh pendidikan di FKM-Unsrat, serta memperoleh gambaran
mengenai tugas, fungsi dan tanggung jawab Sarjana Kesehatan Masyarakat di
instansi/unit kerja pemerintah maupun swasta.
2
1.3 Manfaat Magang
1.3.1 Bagi Mahasiswa
- Mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang berhubungan dengan
Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat utama sesuai bidang peminatan yaitu
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Gizi Kesehatan Masyarakat,
Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja, serta Epidemiologi.
- Terpapar dengan kondisi dan pengalaman kerja di lapangan.
- Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang
tepat terhadap permasalahan yang ditemukan di tempat magang.
- Memperkaya kajian dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat terutama
sesuai bidang minat yang digeluti .
- Penemuan baru mengenai analisis permasalahan dan kiat-kiat pemecahan
masalah kesehatan.
- Memperoleh gambaran peluang kerja bagi Sarjana Kesehatan Masyarakat.
- Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi/karya ilmiah.
3
dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang
dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
4
BAB II. GAMBARAN UMUM
5
2.1.1.2 Demografi
Jumlah Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bengkol pada tahun 2010 adalah
13.810 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 3.133 KK.
6
Berikut ini adalah sarana dan prasarana yang tersedia di Puskesmas Bengkol
yaitu:
1. Sarana Kesehatan dan Sarana Penunjang
Tabel 5. Sarana Kesehatan dan Sarana Penunjang Kesehatan yang terdapat di
Puskesmas Bengkol.
No. Jenis Sarana Jumlah Kondisi
1 Gedung puskesmas 1 Baik
Gedung puskesmas
2 5 1 Rusak
pembantu/POSKESDES
3 Mobil Pusling/Ambulance 2 Baik
4 Perumahan dinas 4 Baik
5 Komputer 2 1 Rusak
6 Printer 1 Baik
7 TV 1 Baik
8 Dentist Chair 1 Baik
9 Ruang Kantor dan Poliklinik 10 Baik
10 Apotik 1 Baik
11 Laboratorium 1 Baik
12 Tower Air 1 Baik
13 WC 2 Baik
14 Gudang obat 1 Baik
Data Primer
7
rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran
puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematik yang
dilaksanakan oleh puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Tiga fungsi
manajemen puskesmas yang juga dilaksanakan di Puskesmas Bengkol yaitu
terdiri dari:
1. Perencanaan (P1)
Perencanaan adalah proses penyusunan Perencanaan Tahunan Puskesmas (PTP)
untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas yang terdiri dari
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
Tujuan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) adalah mempertahankan
kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki program
yang masih bermasalah. Penyusunan RUK terdiri dari 2 langkah yaitu analisa
masalah dan penyusunan rencana usulan kegiatan.
a. Analisa Masalah melalui tahapan:
- Identifikasi masalah melalui pengisian tabel identifikasi masalah
- Menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan kriteria tingkat urgensi,
tingkat keseriusan, dan tingkat perkembangan.
- Merumuskan masalah berdasarkan apa masalahnya, dimana masalah itu
terjadi (what, who, when, where, and how).
- Mencari akar penyebab masalah tersebut berasal dari input (sumber daya),
proses pelaksanaan kegiatan dan faktor lingkungan.
- Menetapkan cara-cara pemecahan masalah melalui pengisian tabel, cara
pemecahan masalah yang berisi prioritas masalah, penyebab masalah,
alternatif pemecahan masalah, dan pemecahan masalah terpilih.
b. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) meliputi Upaya Kesehatan
Wajib, Upaya Kesehatan Pengembangan dan Upaya Kesehatan Penunjang
yang meliputi Kegiatan tahun yang akan datang seperti kegiatan rutin, sarana-
prasarana, operasional dan program hasil analisis masalah.
- Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada
pada tahun sekarang.
8
- Rekapitulasi RUK dan sumber daya yang dibutuhkan kedalam format
RUK puskesmas.
Sedangkan tahap penyusunan RPK baik untuk upaya kesehatan wajib,
upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang maupun
upaya inovasi dilaksanakan secara terpadu, bersama, dan terintegrasi. Hal ini
sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas yaitu keterpaduan. Langkah-
langkah penyusunan RPK adalah:
- Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.
- Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan
dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi
pelaksanaan.
- Mengadakan lokarya mini tahunan untuk membahas kesepakatan RPK.
- Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matrik.
2. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatannya meliputi:
- Penggerakkan, membagi tugas dan pekerjaan melalui lokakarya mini lintas
program dan lintas sektoral. Pada lintas program, selain tugas pokok/ rutin
diberikan pula tugas peran serta masyarakat sesuai beban kerja
masingmasing petugas. Setiap petugas membina wilayah dengan koordinir
dari puskesmas pembantu.
- Pelaksanaan: pembuatan rencana kerja harian petugas disertai tugas peran
serta masyarakat sesuai rencana kegiatan masing-masing program.
3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)
Kegiatannya meliputi:
- Pengawasan: Pembuatan buku catatan harian petugas dan buku lapangan
sebagai pengawasan terhadap rencana kerja harian petugas.
- Pengendalian: Mengadakan lokakarya bulanan puskesmas untuk
memantau hasil kegiatan setiap bulan dan dicatat pada laporan bulanan
stratifikasi.
- Penilaian: Penilaian terhadap hasil kegiatan program/prestasi kerja
masingmasing program melalui tabulasi laporan bulanan stratifikasi dan
cakupan program yang dilaporkan sebagai laporan tahunan puskesmas.
9
2.1.3 Struktur Organisasi
Susunan organisasi Puskesmas Bengkol terdiri dari :
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha
3. Devisi Pengobatan Penyakit
4. Devisi Pencegahan Penyakit
5. Devisi Pemulihan Kesehatan
6. Devisi Peningkatan Kesehatan
7. Puskesmas Pembantu/POSKESDES
Puskesmas Bengkol memiliki 3 Urusan Tata Usaha, meliputi urusan
kepegawaian, urusan keuangan, dan urusan perlengkapan.
Terdapat 3 Puskesmas Pembantu dan 2 POSKESDES di wilayah binaan
Puskesmas Bengkol, yakni Puskesmas Pembantu Kima Atas, Puskesmas
Pembantu Pengungsi, Puskesmas Pembantu Pemukiman, POSKESDES Pandu
dan POSKESDES Buha.
Untuk lebih jelas, struktur organisasi dari Puskesmas Bengkol dapat dilihat
pada Lampiran 1.
2.1.4.2 Misi
Misi dari Puskesmas Bengkol adalah:
1. Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu merata dan
terjangkau.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
10
2.1.5 Program Kesehatan di Puskesmas Bengkol
Puskesmas Bengkol dalam menjalankan fungsinya, wajib menyelenggarakan
upaya kesehatan baik di dalam gedung maupun di luar gedung. Program
kesehatan yang diselenggarakan berupa upaya kesehatan wajib dan beberapa
upaya kesehatan pengembangan.
a. Upaya kesehatan wajib meliputi:
1. Program KIA/KB
Program KIA mencakup K I, K IV, persalinan, kunjungan neonatal, kunjungan
ibu nifas, program JPS-BK dan immunisasi. Immunisasi yang diberikan
meliputi immunisasi dasar untuk bayi, TT WUS , dan BIAS untuk murid SD
kelas I, II, dan III. Sedangkan program KB yang dilakukan meliputi pelayanan
kontrasepsi dan konseling keluarga berencana.
2. Program Gizi
Program gizi mencakup pemberian PMT bagi bayi dan balita gizi kurang dan
gizi buruk, program KADARZI dan perbaikan gizi anak sekolah.
3. Program P2M
Program P2M mempunyai 7 Sub Unit yaitu P2 Malaria, P2 Diare, P2 Rabies,
P2 ISPA, P2 TB, P2 KUSTA dan 2 sub unit pencegahan yakni surveilans dan
immunisasi.
4. Program Kesehatan Lingkungan
Program ini mencakup pemantauan dan pemeliharaan sarana air minum
(SAMI), jamban keluarga (JAGA), SPAL, Inventarisasi Sarana Air Bersih,
Pengawasan TPM, TTU, pengawasan pengelolaan sampah dari tingkat rumah
tangga sampai ke tingkat pengolahan air, composting tingkat rumah tangga.
5. Program Promosi Kesehatan
Kegiatan promosi kesehatan dilakukan setiap saat melalui penyuluhan,
seperti setiap kegiatan posyandu ataupun pada waktu pemeriksaan penderita
baik di Puskesmas induk maupun di puskesmas pembantu. Promosi kesehatan
sangat penting untuk menunjang program program kesehatan serta untuk
menurunkan angka kesakitan.
11
6. Program Pengobatan
Untuk memberikan pelayanan rawat jalan yang optimal kepada masyarakat,
program pengobatan mempunyai 3 poliklinik yaitu:
1) Poliklinik umum
2) Poliklinik kandungan dan kebidanan
3) Poliklinik gigi
b. Upaya kesehatan pengembangan
Program kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Bengkol selain program
kesehatan wajib, terdapat juga program kesehatan pengembangan yaitu Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Pada program UKS, selain pemeriksaan kesehatan
murid termasuk didalamnya pemeriksaan gigi, juga dilakukan penyuluhan
kesehatan.
c. Upaya Kesehatan Penunjang
1. Kegiatan Laboratorium
Kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium meliputi:
- Pengambilan dan pemeriksaan sediaan darah malaria
- Pengambilan dan pemeriksaan sputum TB
2. Gudang Obat
Kegiatan yang dilakukan di Gudang Obat dengan pengontrolan memakai
LPLPO, pengambilan obat dari Pustu/POSKESDES langsung ke gudang obat
Puskesmas Bengkol dengan LPLPO. Gudang obat mendistribusikan ke Apotik
puskesmas dan poliklinik-poliklinik yang ada di puskesmas.
3. Apotik
Apotik mengeluarkan obat untuk pasien berdasarkan resep yang dituliskan
oleh medis. Pengeluaran obat setiap hari ditabulasi harian, dan bulanan.
4. Loket
Pasien datang berobat ke Puskesmas Bengkol yang pertama adalah mendaftar
di loket, setelah itu loket meneruskan ke poliklinik-poliklinik yang dimaksud.
Setelah selesai pelayanan petugas loket berkewajiban mengatur kembali kartu
rawat jalan dan masuk ke family foldernya yang sudah keluar.
12
2.2 Analisis Situasi Khusus
2.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi
Adapun tugas pokok dan fungsi petugas sanitasi di Puskesmas Bengkol adalah:
a. Tugas Pokok
- Mengendalikan atau menghilangkan semua unsur fisik dan lingkungan
yang memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat.
- Membantu klinik sanitasi, konsultasi bagi masyarakat.
b. Fungsi
Membantuk dokter dalam melaksanakan kegiatan di puskesmas
2.2.2 Kegiatan Pokok
- Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan air
bersih, rumah sehat, keberasaihan lingkungan dan penanaman di
pekarangan.
- Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, PMA, PAH, SPAL, dan
memberikan pelatihan dalam pembuatan leher angsa untuk jamban
keluarga.
- Pengawasan/perbaikan kualitas air bersih dan air minum.
- Pengawasan hygiene perusahaan, TTU dan TPM.
2.2.3 Kegiatan Lain
- Membantu dokter mempin regu P2M
- Membantu/mengembangkan PKMD, melatih prokesa
- Pengamatan kesehatan lingkungan di sekolah serta member saran-saran
teknik perbaikannya
- Membantu penyuluhan Gizi dan P2M
- Membantu penyuluhan imunisasi
- Membantu dokter dalam fungsi manajemen
- Ikut serta dalam puskesmas keliling
- Aktif dalam memperkuat kerja sama lintas sektoral
- Pencatatan dan pelaporan kegiatannya
13
kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas, perencanaan, pelaksanaan, dan
sebagai konselor dalam konseling sanitasi dan evaluasi kegiatan kesehatan
lingkungan serta melakukan pencatatan dan pelaporan.
14
BAB III. HASIL KEGIATAN
15
- Kegiatan pada unit Laboratorium mini, seperti berdiskusi tentang
kegiatan yang dilakukan di Laboratorium mini.
- Kegiatan pada unit Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), seperti
Berdiskusi dengan petugas P2M.
5. Kegiatan yang dilakukan di Devisi Peningkatan Kesehatan antara lain:
Kegiatan pada Devisi Peningkatan Kesehatan, seperti mengamati dan
berdiskusi dengan bidan dan perawat mengenai pelayanan yang
dilakukan.
3.4 Kontribusi bagi Instansi dan Peserta Magang sesuai dengan Tujuan dan
Manfaat Magang
Hasil kegiatan magang ini diharapkan dapat memberikan masukkan yang
bermanfaat untuk upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Bengkol
khusunya dan di Kota Manado pada umumnya. Selain itu pula diharapkan dari
kegiatan magang ini dapat menciptakan suatu bentuk kerjasama yang saling
mendukung dan menguntungkan antara Puskesmas Bengkol sebagai tempat
magang dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.
16
BAB IV. PEMBAHASAN
17
Penanggulangan masalah gigitan anjing rabies di Puskesmas Bengkol yaitu
dengan cara mengadakan penyuluhan dan pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR).
Hal ini cukup berhasil karena dari kasus gigitan anjing yang ada (62 kasus gigitan)
dan 15 jumlah kasus yang positif rabies, tidak ada yang meninggal.
Tindakan pencegahan Rabies adalah melalui vaksinasi, dimana strategi ini
memakan biaya yang paling efektif untuk mencegah rabies pada orang adalah
dengan menghilangkan rabies pada anjing melalui vaksinasi. (WHO, 2010)
Vaksinasi adalah suatu tindakan medik untuk memberikan kekebalan
kepada seseorang terhadap suatu penyakit tertentu, sedangkan vaksin adalah suatu
produk biologik yang terbuat dari kuman, komponen kuman atau racun kuman
yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna untuk merangsang
pembentukan kekebalan tubuh seseorang. (Kemenkes, 2007)
Menurut petugas P2M di Puskesmas Bengkol, tindakan pencegahan sudah
dilakukan dengan tepat dan cepat dimana bila ada kasus gigitan anjing petugas
P2M di Puskesmas langsung mengambil tindakan untuk turun memberikan
Vaksin Anti Rabies (VAR) pada korban gigitan anjing. Hal ini juga dibantu
dengan adanya kepedulian dan kesadaran masyarakat jika terkena gigitan anjing,
mereka langsung melapor ke Puskesmas untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut
sehingga tidak menimbulkan kasus rabies baru lagi.
Situasi kasus rabies sampai dengan pertengahan tahun 2011 dapat dilihat
pada Tabel 7.
18
Satu-satunya cara yang direkomendasikan dunia untuk mengeradikasi rabies
adalah dengan memvaksinasi minimal 70% dari total populasi. Pencegahan rabies
dapat dilakukan dengan cara.
1. Menghindari gigitan Hewan Penular Rabies (HPR), bila sampai tercakar
atau tergigit maka segera mencuci luka gigitan tersebut dengan air mengalir
dan sabun selama 10 – 15 menit.
2. kunjungi tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan
medis selanjutnya. Biasanya akan diberikan VAR dan bila sesuai indikasi
dikombinasikan dengan Serum Anti Rabies (SAR).
(Majalah Depkes, 2010)
Puskesmas Bengkol melalui Unit P2M, sudah melaukan tindakan
pencegahan terutama kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya,
pencegahan, pengobatan dan hal lainnya tentang rabies.
Penanggulangan rabies yang menyangkut hewan menjadi tugas dan
tanggung jawab Departemen Pertanian dan Direktorat Jenderal Peternakan,
sedangkan yang menyangkut manusia menjadi tugas dan tanggung jawab
Departemen Kesehatan. (Depkes 2004)
19
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rabies merupakan penyakit yang berbahaya yang bukan hanya menyerang hewan,
tapi juga manusia. dan cenderung mengakibatkan kematian bila tidak ditangani
dengan segera.
Puskesmas Bengkol dalam menjalankan tugasnya menanggulangi rabies,
telah melaksanakan tindakan-tindakan seperti penyuluhan dan pemberian VAR.
dimana sampai dengan pertengahan tahun 2011 tidak ada yang meninggal akibat
rabies.
Rabies ini penyakit mematikan, namun dapat dicegah dengan cara:
1. Menghindari gigitan Hewan Penular Rabies (HPR), bila sampai tercakar
atau tergigit maka segera mencuci luka gigitan tersebut dengan air mengalir
dan sabun selama 10 – 15 menit.
2. kunjungi tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan
medis selanjutnya. Biasanya akan diberikan VAR dan bila sesuai indikasi
dikombinasikan dengan Serum Anti Rabies (SAR).
5.2 Saran
Melalui laporan magang ini penulis saran yang sekiranya dapat menjadi masukkan
yang baik bagi Puskesmas Bengkol, yaitu:
20
DAFTAR PUSTAKA
21