S2 2017 391642 Introduction
S2 2017 391642 Introduction
PENDAHULUAN
Penelitian yang mengangkat tema System Development Life Cycle (SDLC) di Indo-
nesia saat ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Hal ini disebabkan oleh pe-
nesia. Terlebih lagi, perkembangan SDLC pada beberapa dekade terakhir ini telah
munculnya salah satu jenis SDLC yang dapat merespon perubahan keinginan pasar
dengan baik, yaitu metode agile. Tujuan metode agile ialah untuk membantu para
pengembang perangkat lunak membuat dan merubah produk dan jasa mereka. Hal
ini akan memberikan manfaat berupa kemampuan adaptasi dengan kondisi pasar
Sejak kemunculan metode agile pada tahun 2001 oleh Agile Manifesto, me-
tode ini telah banyak digunakan oleh para pengembang. Berdasarkan hasil survey
yang dilakukan oleh VersionOne (2016) bahwa penggunaan metode agile saat ini
paling tinggi digunakan di regional Amerika Utara dan paling rendah di regional
Afrika.
1
2
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa negara-negara dari regional timur bumi masih ku-
barat bumi. Selanjutnya, menurut Asnawi, Gravell, dan Wills (2012), para pengem-
bang perangkat lunak di Malaysia yang menggunakan metode agile masih minim
dan dalam tahap berkembang. Dari survey dan penelitian yang telah dilakukan ter-
awal mula munculnya metode agile di Indonesia belum dianggap penting oleh para
stakeholder. Hingga pada pertengahan tahun 2011, Scrum Indonesia (2013), me-
tode agile mulai mendapatkan perhatian serius dari kalangan manajemen di Indo-
nesia. Hal ini ditandai dengan maraknya kegiatan pelatihan Scrum In-House di ber-
bagai organisasi. Menurut Salleh, Al-Kautsar, Hoda, dan Asnawi (2014), 87% dari
Lalu, 80,9% dari responden (para pengembang perangkat lunak) mengatakan bah-
jutnya, 81% dari responden (para pengembang perangkat lunak) menganggap pene-
3
rapan metode agile telah membuat kualitas perangkat lunak mereka lebih baik. Ber-
dasarkan hal tersebut, metode agile di Indonesia saat ini sudah seharusnya me-
perangkat lunak, baik individu maupun organisasi, masih ragu atas penggunaan me-
tode agile. Oleh karena itu, hal ini melatarbelakangi penelitian ini untuk mengetahui
alasan para pengembang perangkat lunak yang telah menerapkan metode agile
lainnya.
PT Bank Central Asia (BCA), Tbk. merupakan salah satu bank umum tertua
di Indonesia. Bank ini memiliki visi, yaitu bank pilihan utama andalan masyarakat,
yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia. Bank ini telah meng-
logi di bank ini sangatlah pesat dan salah satu yang termaju di industrinya. Hal ini
ditandai dengan penggunaan online system untuk jaringan kantor cabang pada tahun
produknya melalui Debit BCA, internet banking Klik BCA, mobile banking, m-
nologi informasi yang dibawahi langsung oleh excecutive vice president. Di divisi
mereka. Sebelum tahun 2012, PT. BCA, Tbk. masih menggunakan metode tradi-
sional. Selama lima tahun terakhir, PT BCA, Tbk. telah menggunakan metode ter-
baru, yaitu agile untuk mengembangkan kebutuhan teknologi mereka. Hal ini dise-
4
yang dapat merespon perubahan kebutuhan yang dinamis saat ini. Penggunaan me-
tode agile tersebut menjadikan PT BCA, Tbk. termasuk sebagai segelintir dari peru-
ke agile akan membawa dampak signifikan pada tiap proses pengembangan perang-
kat lunak dan evolusi para pengembang itu sendiri. Transformasi metode tradisional
ke agile membutuhkan proses yang cukup kompleks. Hal ini dikarenakan oleh peru-
bahan yang terjadi pada budaya kerja secara signifikan. Pada metode agile, tahapan
jasama tim. Oleh karena itu, berbagai hal dibutuhkan untuk menjalankan metode
agile.
Teori yang menjadi yang menjadi dasar penelitian ini ialah Adaptive
Structuration Theory (AST). Teori ini awalnya dikemukakan oleh Desanctis dan
Poole tahun 1990 untuk penelitian mengenai kompleksitas dalam penerapan tek-
nologi yang baru (canggih) (DeSanctis dan Poole, 1994). Teori ini menjelaskan ba-
ja mereka. AST meneliti perubahan organisasi yang difasilitasi oleh berbagai jenis
struktur yang disediakan oleh teknologi canggih, tugas, dan lingkungan organisasi,
serta struktur yang muncul dalam interakis sosial. Dalam konteks penelitian ini, me-
tode agile memberikan struktur untuk proyek-proyek perangkat lunak dan struktur
5
yang diterapkan. Hal ini dikarenakan interaksi sosial dari para pelaku dalam proses.
AST memberikan pandangan yang cocok untuk memahami struktur yang muncul
(case study) melalui pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara dan dokumen-
tasi. Penelitian ini diharapkan mampu menenemukan alasan perubahan metode pe-
oleh para pengembang perangkat lunak saat perubahan metode yang dijalankan.
rangkat lunak yang dapat beradaptasi dengan perubahan keinginan pasar yang dina-
mis. Namun, penerapan metode ini masih jarang digunakan oleh beberapa pihak
pengembang perangkat lunak (Salleh, dkk., 2014). Oleh karena itu, hal ini perlu di-
lakukan analisis mengapa perubahan metode tersebut digunakan oleh beberapa pi-
hak dan bagaimana penerapannya sehingga dapat memberikan informasi yang ber-
Berdasarkan problem riset yang dijelaskan di atas, pertanyaan riset yang diajukan
sebagai berikut:
6
Tujuan penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian (lihat sub bab 1.3) ialah
a. mengetahui alasan mengapa para pengembang lunak memillih metode agile, dan
b. mengetahui tantangan apa saja yang diperoleh dalam penerapan metode agile.
Penelitian ini dimotivasi oleh dua hal, yaitu fenomena yang terjadi saat ini dan jum-
lah penelitian mengenai topik yang terkait di Indonesia. Pertama, topik yang diang-
kat merupakan fenomena baru di Indonesia. Hal tersebut ialah penerapan metode
agile dalam SDLC. Metode ini merupakan jawaban atas fenomena perubahan ke-
butuhan yang dinamis yang terjadi di era teknologi saat ini (Rajlich, 2006; Boehm,
2006; Butler dan Gray, 2006). Namun, penerapan metode ini masih sangat rendah
dan penting untuk diteliti. Penelitian yang membahas mengenai metode tersebut
masih tergolong sedikit, jika dibandingkan dengan urgensi dari manfaat metode
yang dapat diberikan di lingkungan bisnis Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam dunia praktik, dalam hal ini ba-
a. Kontribusi praktis
alasan mengapa metode agile lebih dipilih daripada metode lainnya, juga cara
penerapannya.
b. Kontribusi teoritis
perangkat lunak yang dapat bermanfaat bagi para pengembang perangat lunak.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Proses
a. Menentukan topik.
berdasarkan keterkaitan topik yang akan dibahas dengan objek yang akan men-
jadi tempat penelitian studi kasus. Objek dalam penelitian ini adalah PT Bank
litian.
cycle (SDLC), dan metode agile yang digunakan untuk mengkaji permasalahan
penelitian.
8
kualitatif yang menggunakan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wa-
wancara semi terstruktur dan dokumen objek penelitian. Selanjutnya, data ter-
sebut dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif, yaitu melalui tiga
aktivitas ialah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan
verifikasi.
penelitian.
Asumsi yang melandasi penelitian ini ialah perubahan metode tradisional ke agile
akan membawa dampak signifikan pada tiap proses pengembangan perangkat lunak
dan evolusi para pengembang itu sendiri. Transformasi metode tradisional ke agile
BAB I: Pendahuluan
tujuan, motivasi, kontribusi, proses, dan ruang lingkup penelitian, serta sistematika
penulisan.
9
Bagian ini membahas teori yang melandasi penelitian ini, yaitu adaptive structura-
tion theory (AST). Beberapa teori yang mendukung, yaitu system development life
cycle (SDLC), metode agile, perbedaan metode tradisional dan agile, serta
Bagian ini menguraikan mengenai gambaran umum objek yang diteliti, yaitu PT
BCA, Tbk. Pemparan selanjutnya tentang gambaran domain subyek penelitian, ra-
sionalitas penelitian, teknik sampling dan sumber data yang digunakan, serta meto-
Bagian ini menguraikan tentang analisis data yang sesuai dengan hasil wawancara
dan diskusi hasil temuan penelitian. Pemaparan diawali dengan deskripsi temuan,
lalu analisis hasil wawancara dengan menggunakan dimensi pada AST. Setelah itu,
Bagian ini memaparkan kesimpulan mengenai alasan logik dari penerapan metode
tian.