Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PEMBENTUKAN CAMPURAN INJEKSI DAN PENYALAAN BUNGA API PADA


MESIN 2 TAK DAN 4 TAK

DISUSUN OLEH :
Nama : Muhammad Hafiz Isza Aprianto
NRP : 1121600012
Prodi : Teknik Mesin
Dosen Pembimbing : Matsuani S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG
2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun tujuan makalah ini
dibuat merupakan tugas mata kuliah motor bakar torak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, Baik dari segi materi maupun
penyajiannya. Untuk itu kritik maupun saran yang membangun akan sangat dibutuhkan agar makalah ini
dapat lebih disempurnakan lagi. Kami berharap makalah ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan
dapat menambah wawasan bagi pembaca yang budiman khususnya bagi kami juga.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, apabila ada kesalahan dan kekurangan penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya

Serpong, 14 Oktober 2018

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………………………………………. 1


1.2 Tujuan ……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 1
1.3 Batasan Masalah ……………………………………………………………………………………………………………………….. 2
1.4 Metode Penulisan ……………………………………………………………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………………………………………………. 3

2.1 Injeksi .......................................................................................................................................... 3

2.2 Sistem pembakaran pada mesin 2 tak dan 4 tak ..................................................................... 8


BAB III PENUTUP ............................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................. 15
3.2 Saran............................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin
pembakaran dalam. Karburator pertama kali ditemukan oleh Karl Benz pada tahun 1885 dan
dipatenkan pada tahun 1886. Pada tahun 1893 insinyur kebangsaan Hungaria bernama János
Csonka dan Donát Bánki juga mendesain alat yang serupa. Adalah Frederick William Lanchester
dari Birmingham, Inggris yang pertama kali bereksperimen menggunakan karburator pada mobil.
Pada tahun 1896 Frederick dan saudaranya membangun mobil pertama yang menggunakan
bahan bakar bensin di Inggris, bersilinder tunggal bertenaga 5 hp (4 kW), dan merupakan mesin
pembakaran dalam (internal combution). Tidak puas dengan hasil akhir yang didapat, terutama
karena kecilnya tenaga yang dihasilkan, mereka membangun ulang mesin tersebut, kali ini
mereka menggunakan dua silinder horisontal dan juga mendisain ulang karburator mereka. Kali
ini mobil mereka mampu menyelesaikan tur sepanjang 1.000 mil (1600 km) pada tahun 1900.
Hal ini merupakan langkah maju penggunaan karburator dalam bidang otomotif.Karburator
umum digunakan untuk mobil berbahan bakar bensin sampai akhir 1980-an.

Setelah banyak kontrol elektronik digunakan pada mobil, penggunaan karburator mulai
digantikan oleh sistem injeksi bahan bakar karena lebih mudah terintegrasi dengan sistem yang
lain untuk mencapai efisiensi bahan bakar.Injeksi bahan bakar atau EFI (Electronic Fuel
Injection )adalah sistem injeksi bahan bakar yang dikontrol secara elektronik. Sistem ini
merupakan salah satu jenis sistem bahan bakar pada motor bensin.Penggunaan injeksi bahan
bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan karburator.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh bapak Matsuani S.Pd, M.Pd. selaku dosen
mata kuliah motor bakar torak

1.2.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui pengertian injeksi dan pembakaran bunga api pada mesin 2 tak & 4
tak
1.3 Metode Penulisan

Metode penulisan ini berdasarkan studi pustaka dari buku-buku dan literature yang
berhubungan dengan pembahasan dan internet.

1.5 Batasan Masalah

Pada makalah ini hanya membahas tentang injeksi dan pembakaran bunga api pada
mesin 2 tak & 4 tak yang umum digunakan di lapangan saja.

.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Injeksi

Injeksi bahan bakar adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam mesin pembakaran dalam
untuk mencampur bahan bakar dengan udara sebelum dibakar.

Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan
penggunaan karburator, karena injektor membuat bahan bakar tercampur secara homogen. Hal
ini, menjadikan injeksi bahan bakar dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang
lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman.

Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal, elektronik atau campuran dari keduanya. Sistem
awal berupa mekanikal, namun sekitar tahun 1980-an mulai banyak menggunakan sistem
elektronik. Sistem elektronik modern menggunakan banyak sensor untuk memonitor kondisi
mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh
karena itu, injeksi bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi,
dan juga memberikan tenaga keluaran yang lebih.

Tujuan
Tujuan utama pemakaian sistem injeksi sangatlah beragam. Beberapa tujuan pemakaian itu
antara lain:

 Keluaran tenaga kendaraan


 Efisiensi bahan bakar
 Performa
 Kemampuan untuk memakai bahan bakar alternatif
 Daya tahan
 Penggunaan kendaraan yang halus
 Biaya awal
 Biaya perawatan
 Kemampuan untuk didiagnosa
 Kemampuan dioperasikan di mana dan kapan saja
 Kepraktisan penyetelan mesin
Kelebihan
Emisi gas buang rendah

Terjadinya pembakaran yang sempurna pada ruang bakar, sehingga emisi gas buang yang
dihasilkan relatif lebih sedikit apalagi knalpot dilengkapi catalic converter.

Daya lebih besar

Konstruksi injektor tepat pada intake manifold sehingga pencampuran bahan bakar lebih
homogen.

Lebih hemat bahan bakar

Air-fuel ratio sangat mempengaruhi kesempurnaan pembakaran pada mesin. Standar AFR pada
motor adalah 14,7:1 yang artinya 14,7 udara dan 1 bensin. AFR dapat berubah-ubah, misalnya
pada saat kondisi mesin dingin AFR 5:1, pada saat idle AFR 11:1, akselerasi 8:1, dan pada saat
pemakaian ekonomis 40-60 km/jam AFR 16-18:1. Sehingga konsumsi bahan bakar pada motor
injeksi lebih irit dibandingkan karburator.

Tidak memerlukan cok (choke)

Injeksi bahan bakar dilengkapi sensor temperatur yang akan melaporkan suhu mesin ke engine
control module (ECM) yang akan memerintahkan injektor untuk memperkaya campuran bensin
pada suhu mesin dingin.

Perawatan yang lebih praktis

Teknologi injeksi bahan bakar berkonsep bebas perawatan. Pada saat servis, pembersihan
dilakukan hanya pada bagian penyaring udara, busi, dan pengaturan klep.

Kekurangan
Akselerasi kurang responsif

Terjadinya proses yang panjang dari sensor pengatur jumlah udara dan laporan dari sensor-
sensor lainnya, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berakselerasi.
Kurangnya tenaga ahli

Injeksi bahan bakar termasuk teknologi baru, tidak semua bengkel umum mampu memperbaiki
di saat terjadi permasalahan pada kendaraan.

Sensitif terhadap benturan/guncangan

Semua perangkat terutama engine control module menggunakan elektronik, sehingga rentan mati
apabila mengalami guncangan atau benturan keras. Pada saat terjadi hal tersebut, kendaraan
berpeluang tidak bisa dihidupkan kembali, karena mengalami kerusakan pada engine control
module. Biaya perbaikan membutuhkan biaya yang relatif masih mahal.

Sensitif bahan bakar

Ujung injektor berukuran mikro, sehingga sistem injeksi bahan bakar mudah terjadi
penyumbatan karena bahan bakar yang kotor. Hal ini akan mempengaruhi kinerja kendaraan
sehingga bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar sedikit.

Sensitif kelistrikan

Kondisi kendaraan dilaporkan oleh sensor, dan sensor terhubung menggunakan kabel
berkonektor. Konektor sering menjadi penyebab pelaporan sensor ke engine control module
menjadi kacau. Pengiriman laporan sensor ke engine control module menggunakan sistem
pengaman. Apabila konektor kabel terjadi korosi, hal ini akan meningkatkan sistem pengamanan
sehingga laporan dari sensor mengakibatkan engine control module berfungsi dengan tidak tepat
dan dapat mengakibatkan kerusakan yang disebabkan aliran listrik yang tidak stabil.

Berbagai Skema Sistem Injeksi


Point Fuel Injeksi Titik Tunggal ( Single Injection )

Injeksi titik tunggal menggunakan injektor tunggal pada throttle body ( dilokasi yang sama
seperti yang digunakan oleh karburator).

Saat itu diperkenalkan pada 1940-an di mesin pesawat (disebut karburator tekanan) dan pada
1980-an di dunia otomotif (disebut Throttle body-Injection oleh General Motors, Center Fuel
Injection oleh Ford, PGM-CARB oleh Honda, dan EGI oleh Mazda). Setelah bahan bakar
melewati intake (seperti sistem karburator) itu disebut "sistem injeksi berjenis basah".

Untuk injeksi tunggal tidak memerlukan biaya yang mahal untuk perbaikannya. Berbagai
komponen seperti karburator yang mendukung dengan pembersih udara, intake manifold, dan
saluran bahan bakar routing bisa digunakan kembali. Ini kemudian didesain ulang dengan biaya
peralatan komponennya. Injeksi titik tunggal telah banyak dipakai pada mobil penumpang buatan
Amerika dan truk selama 1980-1995, dan beberapa mobil di Eropa menggunakan sistem injeksi
titik tunggal pada awal dan pertengahan 1990-an.
Injeksi Kontinu ( Continuous Fuel injection )

Dalam sistem Injeksi Kontinu, bahan bakar mengalir setiap saat melalui injektor, tetapi pada saat
tikat aliran yang variabel . Hal ini berbeda dengan kebanyakan sistem injeksi bahan bakar yang
lainnya, yang menyediakan bahan bakar pada getaran yang singkat dengan durasi yang
beragam,dengan tingkat yang konstan aliran udara setiap getaran. Sistem injeksi Kontinu bisa
Multi-Point Injection atau single-point Injection, tetapi tidak langsung.

Sistem injeksi kontinu dalam otomotif yang paling umum adalah Sistem Injeksi Bosch K-
Jetronic,diperkenalkan pada tahun 1974. Bosch K-Jetronic digunakan selama bertahun-tahun
antara tahun 1974 dan pertengahan 1990-an oleh BMW, Lamborghini, Ferrari, Mercedes-Benz,
Volkswagen, Ford, Porsche, Audi, Saab, DeLorean, dan Volvo. Chrysler menggunakan sistem
injeksi bahan bakar terus menerus pada zaman kekaisaran 1981-1983.

Injeksi Gerbang Pusat ( Central Port Fuel Injection )

Dari Tahun 1992-1996 General Motors menerapkan sistem yang disebut Injeksi Gerbang Pusat (
Central Port Injection ). Sistem ini menggunakan pipa-pipa dengan klep kecil dari injektor pusat
untuk menyemprotkan bahan bakar di setiap gerbang intake ketimbang ke pusat throttle-body.
Tekanan bahan bakar ini mirip dengan sistem injeksi titik tunggal .

Bagian dan fungsi secara mendetail


Catatan: Contoh di bawah ini berlaku pada mesin bensin injeksi elektronik modern. Bahan
bakar selain bensin mungkin cocok, tetapi hanya secara konsep saja.

Komponen sebuah injeksi elektronik

Gambar animasi dari penampang melintang sebuah injektor bahan bakar.

 Injektor
 Fuel Pump/Pompa bahan bakar
 Fuel Pressure Regulator
 Engine Control Module (ECM) termasuk sebuah komputer digital dan untaian untuk
berkomunikasi dengan sensor dan control output.
 Wiring Harness
 Berbagai macam Sensor (Beberapa yang penting dicantumkan disini.)

Deskripsi

Bagian utama dari sebuah sistem injeksi elektronik (EFI) adalah Unit Kontrol Mesin (Engine
Control Unit/ECU), yang akan memonitor kegiatan mesin melalui berbagai sensor. Sensor-
sensor ini akan dipergunakan oleh ECU untuk menghitung jumlah bahan bakar yang diinjeksikan
dan mengontrol mesin dengan cara memanipulasi jumlah air dan udara yang masuk. Jumlah
bahan bakar yang diinjeksikan tergantung dari beberapa faktor seperti suhu mesin, kecepatan
rotasi mesin, dan komposisi gas buang.

Injektor bahan bakar ini biasanya tertutup, dan terbuka untuk menginjeksikan bahan bakar ketika
ada listrik yang mengalir di gulungan solenoid.
2.2 Sistem Pembakaran pada mesin 2 tak dan 4 tak

Motor bakar dua langkah

Motor bakar dua tak adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus pembakaran akan
mengalami dua langkah piston, berbeda dengan putaran empat-tak yang mengalami empat
langkah piston dalam satu kali siklus pembakaran, meskipun keempat proses intake, kompresi,
tenaga dan pembuangan juga terjadi.

Mesin dua tak juga telah digunakan dalam mesin diesel, terutama dalam rancangan piston
berlawanan, kendaraan kecepatan rendah seperti mesin kapal besar dan mesin V8 untuk truk dan
kendaraan berat.

Gambar Animasi cara kerja mesin dua tak.

Prinsip Kerja
Istilah-istilah baku yang berlaku dalam teknik otomotif yang harus diketahui untuk bisa
memahami prinsip kerja mesin ini:
 TMA (titik mati atas) atau TDC (top dead centre): Posisi piston berada pada titik
paling atas dalam silinder mesin atau piston berada pada titik paling jauh dari poros
engkol (crankshaft).
 TMB (titik mati bawah) atau BDC (bottom dead centre): Posisi piston berada pada
titik paling bawah dalam silinder mesin atau piston berada pada titik paling dekat dengan
poros engkol (crankshaft).
 Ruang bilas yaitu ruangan di bawah piston dimana terdapat poros engkol (crankshaft).
Sering disebut sebagai bak engkol (crankcase) berfungsi gas hasil campuran udara, bahan
bakar dan pelumas bisa tercampur lebih merata.
 Pembilasan (scavenging) yaitu proses pengeluaran gas hasil pembakaran dan proses
pemasukan gas untuk pembakaran dalam ruang bakar.

Langkah ke 1

Piston bergerak dari TMA ke TMB.

1. Saat bergerak dari TMA ke TMB, piston akan menekan ruang bilas yang berada di bawahnya.
Semakin jauh piston meninggalkan TMA menuju TMB akan semakin meningkat pula tekanan di
ruang bilas.
2. Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati lubang pembuangan gas dan lubang
pemasukan gas. Posisi masing-masing lubang tergantung dari desain perancang. Umumnya ring
piston akan melewati lubang pembuangan terlebih dahulu.
3. Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang bakar keluar melalui
lubang pembuangan.
4. Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang tertekan di dalam ruang bilas akan
terpompa masuk ke dalam ruang bakar, sekaligus mendorong keluar gas yang ada di dalam
ruang bakar menuju lubang pembuangan.
5. Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa gas dalam ruang bilas
menuju ke dalam ruang bakar.

Langkah ke 2

Piston bergerak dari TMB ke TMA.

1. Saat bergerak dari TMB ke TMA, piston akan menghisap gas hasil percampuran udara, bahan
bakar dan pelumas ke dalam ruang bilas. Percampuran ini dilakukan oleh karburator atau sistem
injeksi .
2. Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan mengkompresi gas yang
terjebak di dalam ruang bakar.
3. Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.
4. Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA (pada mesin bensin busi akan menyala, sedangkan
pada mesin diesel akan menyuntikkan bahan bakar) untuk membakar gas dalam ruang bakar.
Waktu nyala busi atau penyuntikan bahan bakar tidak terjadi saat piston sampai ke TMA,
melainkan terjadi sebelumnya. Ini dimaksudkan agar puncak tekanan akibat pembakaran dalam
ruang bakar bisa terjadi saat piston mulai bergerak dari TMA ke TMB, karena proses
pembakaran membutuhkan waktu untuk bisa membuat gas terbakar dengan sempurna oleh
nyala api busi atau dengan suntikan bahan bakar.

Perbedaan Desain Mesin Dua Tak dengan Mesin Empat Tak


 Pada mesin dua tak, sekali pembakaran terjadi dalam satu putaran penuh pada poros
engkol (crankshaft), sedangkan pada mesin empat tak, sekali proses pembakaran terjadi
dalam dua putaran penuh pada poros engkol.
 Mesin empat tak memerlukan mekanisme katup (valve mechanism) dalam bekerjanya
untuk membuka dan menutup lubang pemasukan dan pembuangan, sedangkan pada
mesin dua tak tidak membutuhkan katup. Piston dan ring piston berfungsi untuk menbuka
dan menutup lubang pemasukan dan pembuangan. Pada awalnya, mesin dua tak tidak
dilengkapi dengan katup, namun dalam perkembangannya katup satu arah (one way
valve) akan dipasang di antara ruang bilas dan karburator untuk:
1. Menjaga agar gas yang sudah masuk ke dalam ruang bilas tidak dapat masuk
kembali ke karburator.
2. Menjaga tekanan dalam ruang bilas secara ketat saat piston mengkompresi ruang
bilas.
 Lubang pemasukan dan lubang pembuangan pada mesin dua tak terdapat pada dinding
silinder, sedangkan pada mesin empat tak terdapat pada kepala silinder (cylinder head).
Ini adalah alasan utama yang membuat mesin 4 tak tidak menggunakan oli samping.

Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan Mesin Dua Tak

Dibandingkan mesin empat tak, mesin dua tak memiliki beberapa kelebihan:

1. Hasil tenaganya lebih besar dibandingkan mesin empat tak.


2. Mesin dua tak lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin empat tak.
o Kombinasi kedua kelebihan di atas menjadikan rasio berat terhadap tenaga (power to
weight ratio) mesin dua tak lebih baik dibandingkan mesin empat tak.
3. Mesin dua tak lebih murah biaya produksinya karena konstruksinya yang sederhana.

Meskipun memiliki berbagai kelebihan, mesin ini sudah jarang digunakan dalam kendaraan-
kendaraan terutama kendaraan mobil dikarenakan oleh beberapa kekurangan.

Kekurangan Mesin Dua Tak

Kekurangan mesin dua tak dibandingkan mesin empat tak:


1. Efisiensi bahan bakar mesin dua tak lebih rendah dibandingkan mesin empat tak (boros).
2. Mesin dua tak memerlukan percampuran oli dengan bahan bakar (oli samping/two stroke oil)
untuk pelumasan silinder mesin.
o Kedua hal di atas mengakibatkan biaya operasional mesin dua tak menjadi lebih lebih
tinggi dibandingkan biaya operasional mesin empat tak.
3. Mesin dua tak menghasilkan polusi udara lebih banyak. Polusi terjadi dari pembakaran oli
samping dan gas dari ruang bilas yang lolos/bocor dan masuk langsung ke lubang pembuangan.
4. Pelumasan mesin dua tak tidak sebaik mesin empat tak. Ini mengakibatkan usia suku cadang
dalam komponen ruang bakar relatif lebih singkat.

Aplikasi
Mesin dua tak diaplikasikan untuk mesin bensin maupun mesin diesel. Mesin bensin dua tak
digunakan paling banyak di mesin kecil, seperti:

 Mesin sepeda motor.


 Mesin pada gergaji (chainsaw).
 Mesin potong rumput.
 Mobil salju.
 Mesin untuk pesawat model, dan sebagainya.

Mesin dua tak yang besar biasanya bertipe mesin diesel, sedangkan mesin dua tak ukuran sedang
sudah sangat jarang digunakan.

Karena emisi gas buang sulit untuk memenuhi standar UNECE Euro II, penggunaan mesin dua
tak untuk sepeda motor sudah semakin jarang.

Pengembangan
Penggunaan teknologi injeksi langsung dengan tujuan menurunkan emisi gas buang.

Motor Bakar Empat Langkah


Motor bakar empat langkah adalah mesin pembakaran dalam, yang dalam satu kali siklus pembakaran
akan mengalami empat langkah piston. Sekarang ini, mesin pembakaran dalam pada mobil, sepeda
motor, truk, pesawat terbang, kapal, alat berat dan sebagainya, umumnya menggunakan siklus empat
langkah. Empat langkah tersebut meliputi langkah hisap (pemasukan),kompresi, tenaga dan langkah
buang. Yang secara keseluruhan memerlukan dua putaran poros engkol (crankshaft) per satu siklus pada
mesin bensin atau mesin diesel.
Gambar Siklus empat langkah pada mesin bensin. Gas masuk berwarna biru dan gas buang
berwarna coklat. Dinding silinder berupa tabung pelapis tipis yang dikelilingi air pendingin

Prinsip Kerja
Istilah-istilah baku yang berlaku dalam teknik otomotif yang harus diketahui untuk bisa
memahami prinsip kerja mesin ini:

 TMA (titik mati atas) atau TDC (top dead centre): Posisi piston berada pada titik paling atas
dalam silinder mesin atau piston berada pada titik paling jauh dari poros engkol (crankshaft).
 TMB (titik mati bawah) atau BDC (bottom dead centre): Posisi piston berada pada titik paling
bawah dalam silinder mesin atau piston berada pada titik paling dekat dengan poros engkol
(crankshaft).

Langkah ke 1

Piston bergerak dari TMA ke TMB, posisi katup masuk terbuka dan katup keluar tertutup,
mengakibatkan udara (mesin diesel) atau gas (sebagian besar mesin bensin) terhisap masuk ke
dalam ruang bakar. Proses udara atau gas sebelum masuk ke ruang bakar dapat dilihat pada
sistem pemasukan.

Langkah ke 2

Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk dan keluar tertutup, mengakibatkan
udara atau gas dalam ruang bakar terkompresi. Beberapa saat sebelum piston sampai pada posisi
TMA, waktu penyalaan (timing ignition) terjadi (pada mesin bensin berupa nyala busi sedangkan
pada mesin diesel berupa semprotan (suntikan) bahan bakar).

Langkah ke 3

Gas yang terbakar dalam ruang bakar akan meningkatkan tekanan dalam ruang bakar,
mengakibatkan piston terdorong dari TMA ke TMB. Langkah ini adalah proses yang akan
menghasilkan tenaga.
Langkah ke 4

Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk tertutup dan katup keluar terbuka,
mendorong sisa gas pembakaran menuju ke katup keluar yang sedang terbuka untuk diteruskan
ke lubang pembuangan.

Desain
Rasio Kompresi

Rasio kompresi adalah perbandingan antara volume langkah piston dengan volume ruang bakar
saat piston pada posisi TMA.

SOHC dan DOHC

 Single Over Head Camshaft: Mesin dengan satu unit noken as di atas silinder.
 Dual Over Head Camshaft: Mesin dengan dua unit noken as di atas silinder.

Long dan Short Stroke


 Mesin disebut berkarakter “long stroke” atau "over stroke" apabila langkah piston lebih panjang dari
diameter piston.

 Mesin disebut berkarakter “short stroke” atau "over bore" apabila langkah piston lebih pendek dari
diameter piston

Pengajuan Saat Pengapian

Waktu yang diperlukan proses pembakaran dipengaruhi oleh beberapa faktor,


diantaranya: beban mesin, temperatur mesin, kompresi, campuran bahan bakar, nilai oktan bahan
bakar, bentuk ruang bakar, penempatan busi, maupun kuatnya percikan api busi.
Saat putaran mesin tinggi waktu yang tersedia untuk membakar campuran bahan bakar
semakin terbatas oleh karena itu pada putaran tinggi saat pengapian harus dimajukan, hal ini
untuk menjaga agar tekanan maksimal hasil pembakaran tetap terjadi pada titik yang optimal
yaitu 10o sampai 15o sesudah TMA.

Urutan Pengapian (Firing Order)


Pada motor multi silinder proses pembakaran tiap silinder tidak terjadi bersamaan melainkan
bergantian secara berurutan dengan selisih waktu pembakaran :
a. Motor 4 tak adalah 720° dibagi jumlah silider, misal motor 4 silider maka selisih waktu
pembakaran adalah 720/4 = 180° .
b. Motor 2 tak adalah 360° dibagi jumlah silinder, misal motor 4 silider maka selisih waktu
pembakaran adalah 360/4 = 90° .
Urutan proses pembakaran atau sering disebut FO (Firing Order), merupakan urutan
percikan api busi guna membakar campuran bahan bakar. Proses pembakaran terjadi saat akhir
langkah kompresi sehingga urutan percikan api harus diberikan sesuai dengan urutan siklus kerja
pada tiap silinder. Dengan demikian FO sangat erat kaitannya dengan desain motor, oleh karena
itu dalam pemasangan kabel busi kita harus mengetahui FO mesin tersebut. Contoh motor 4 tak,
4 silinder mempunyai FO : 1 – 3 – 4 – 2 , kesalahan FO menyebabkan kesalahan memberi api
pada busi sehingga tidak ada pembakaran pada silinder bersangkutan. Contoh motor 4 tak, 4
silinder mempunyai FO : 1 – 3 – 4 – 2 , Karena salah asumsi arah putaran motor maka FO
menjadi 1 – 2 - 4 - 3, kesalahaan ini menyebabkan silinder 2 dan 3 terbalik.
Percikan api pada silinder 2 terjadi pada saat akhir langkah buang (530° bila saat
pengapian 10° sebelum TMA ) akibatnya tidak terjadi proses pembakaran pada silinder 2,
demikian juga silinder 3 yaitu percikan api pada busi terjadi pada akhir langkah buang (170° bila
saat pengapian10° sebelum TMA). Saat akhir langkah buang, katup hisap mulai terbuka karena
adanya overlaping katup, kondisi tersebut menyebabkan munculnya ledakan di karburator bila
salah pemasangan FO, terutama bila saat pengapian terlalu mundur atau mendekati TMA dan
mesin pincang karena hanya 2 silinder yang bekerja.

H. Prinsip Terjadinya Percikan Api


Sistem pengapian merupakan sistem yang berfungsi untuk menghasilkan percikan api
yang kuat pada celah busi, guna memulai proses pembakaran campuran bahan bakar dengan
udara di dalam ruang bakar, mengatur saat pengapian (saat perciakan api pada busi) dengan tepat
dan saat pengapian sesuai dengan putaran dan beban mesin
Ilustrasi bagaimana percikan api dapat dihasilkan dapat dilihat dari gejala alam, yaitu
terjadinya petir. Petir menyambar pohon atau rumah menyebabkan rumah terbakar. Petir terjadi
akibat perpindahan electron pada awan dengan tanah yang mempunyai perbedaan potensial yang
tinggi, sehingga mampu melewati tahanan udara yang sangat besar.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang makalah injeksi dan system pembakaran bunga api pada mesin 2 tak dan
4 tak, maka diambil kesimpulan :
• Dengan adanya makalah ini, maka pembaca dapat menambah wawasan mereka tentang apa itu
injeksi dan cara kerjanya
• Mempermudah dalam mencari referensi informasi tentang injeksi dan cara kerjanya

3.2 Saran

Semua pengetahuan tentang injeksi dan pembakaran bunga api pada mesin 2 tak dan 4 tak ini tentunya
akan bermanfaat untuk kita semua. Terlebih lagi kalau sudah terjun di dunia kerja. Untuk itu semoga kita
lebih memanfaatkan waktu untuk belajar dengan sebaik-baiknya.

Daftar Pustaka

http://www.oto-id.com/pengertian-injeksi-dan-plus-minusnya_914.aspx

http://www.keveney.com/twostroke.html
http://science.howstuffworks.com//two-stroke.htm
https://www.scribd.com/document/333776326/Makalah-Sistem-Bahan-Bakar-Elektronik-Electronic-Fuel-
Injection-System
http://tugas-anak-kampus.blogspot.com/2015/02/sistem-pembakaran-dan-pengapian-pada.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai