Anda di halaman 1dari 20

Nama : Mas Sonia Nabeela Salhami

NIM : 131711123033

AJ2/B20 FKp UNAIR

TUGAS E – LEARNING AGAMA

PERAWATAN JENAZAH

Saya Nabeela, saya berasal dari Madura. Saya akan menjelaskan perawatan jenazah di
daerah saya. Sebeenarnyaperawatan di daerah Madura tiak jauh berbeda dengan perawatan
jennazah lainnya, penduduk Madura sebagian besar memeluk agama Islam, dan menjalankan
syariat agama islam dengan benar. Jadi orang Madura untuk merawat jenazahnya sesuai dengan
syariat islam dan mungkin hanya ada sedikit sentuhan adatnya.

A.. Hal Yang Harus Dilakukan Bagi Orang Yang Telah Mati Sebelum Dimandikan
 Menutup matanya yang terbuka sambil berdo`a:
 ‫له فسح وا العالمين رب يا وله لنا واغفر الغابرين عقبه فى حلفه وا المهديين فى درجته وارفع رحمه وا اغفرله اللهم‬
‫فيه له ونور قبره في‬
 Menutup mulutnya yang terbuka.
 Melepas semua pakaian yang di kenakan dan menggantinya dengan selimut (kain yang
menutupi mulai dari kepala hingga kaki) sebab pakaian yang melekat waktu kematiannya
menyebabkan dia cepat rusak.
 Hadapkanlah mayit tersebut kearah qiblat
 Gunakanlah sesuatu yang mebuat ruangan mayit tersebut menjadi harum, seperti
kemenyan dan sebagainya. Artinya ruangan yang ditempati tidak bau.
 Dan perut mayit itu seyogyanya diberi benda asalkan bukan al-Quran. Sepeti halnya kaca
dan lainnya.
 Membebaskan mayit tersebut dari semua hak yang bersangkutan dengannya seperti hutang
dan hak adami yang lainnya, juga kewajiban yang pernah di tinggalkannya ketika dia masih
sakit, seperi halnya Sholat, puasa, Zakat, dan kewajiban lainnya yang tidak dia kerjakan
pada waktu hidupnya.

B. MEMANDIKAN

Sesuatu Yang perlu Dipersiapkan sebelum Memandikan:

1. Air Mutlaq : Yaitu air yang suci dan mensucikan seperti air sumur, air sungai, air hujan, air
sumber dan lain sebagainya. Jika tidak menemukan air atau ada tapi tapi sulit untuk
memperolehnya atau ada udzur untuk memakai air seperti orang mati terbakar, maka
diperbolehkan untuk diganti dengan debu yang bersih dan suci (tayammum)

2. Kain (samper) atau baju gamis untuk menutupi badan atau aurat mayit, dan lebih baik kalau
keduanya difungsikan secara bersamaan ketika nanti memandikan.

3. Bangku (lencak, mad.) untuk tempat memandikan dan di sekelilingnya dikasih Hijab
(GOMBONG) atau kain penutup

4. Pohon pisang atau yang lainnya sebagai alas tubuh pada waktu dimandikan, bisa juga memakai
alas kaki orang yang memandikan (jika berkelompok) atau dipangku

5. Beberapa kain kecil untuk membantu membersihkan kotoran yng ada di dubur dan kemaluan
dengan memperbalkan kain tersebut di tangan kiri.atau bisa juga memakai sarung tangan dan
langsung dengan sabun nanti untuk membersihkannya layaknya seperti orang mandi biasa

6. Harum-haruman seperti kemenyan yang diletakkan di lokasi memandikan, hal itu dimaksudkan
untuk mengantisipasi bau-bau yang tidak sedap, khawatir tercium orang lain sehingga
mengundang pembicaran

7. Kapur atau sabun untuk membantu menghilangkan kotora-kotoran mayit. Kemudian sebagian
orang Madura menggunakan tumbukan daun sirih, daun bidara (bukkol) dan kunyit, kemudian
d bentuk bulat seperti bola kecil-kecil digunakan nanti saat mayit sudah selesei dimandikan,
dibuat penyumpat di duburnya, sehingga kotorang tidak keluar lagi.
C. Mayit yang Harus Dimandikan

Mayitnya orang muslim, walaupun seorang bayi asalkan pernah merasakan hidup dan
lengkap anggota badannya.

D. Mayit yang Tidak boleh Dimandikan

1. Orang yang mati Syahid (Orang yang mati karena memerangi orang-orang kafir dalam
menegakan Agama Allah)

2. Kafir Harbi (orang kafir yang memusuhi islam dan muslimin)

3. Bayi yang keguguran (siqtu) dan tidak lengkap anggota badannya, tidak boleh dimandikan,
tapi disunnahkan dikafani dan dikuburkan

4. Mayit yang udzur untuk memakai air (yakni kalau memakai air akan timbul kemudharatan
terhadap si mayit) seperti orang yang mati terbakar dan lain sebagainya. Dan sebagai
gantinya adalah harus ditayammumi.

E. Orang yang harus memandikan

Orang yang sejenis (sekelamin) dengan si mayit atau istri dan muhrim si mayit (jika sendirian).

F. Orang yang tidak boleh (haram) memandikan

1. Lain kelamin dengan si mayit


2. Bukan istri atau mahram si mayit
3. Orang yang terkenal membeberkan kejelekan-kejelekan si mayit ketika dia memandikan.

A. Cara-cara memandikan dan hal-hal yang dianjurkan di dalamnya.


Adapun cara-cara memandikan mayit ada dua cara yang pertama ( cara yang oleh ulama’
diktakan sebagai cara yang kurang sempurna ) cukup dengan menyiramkan air keseluruh
tubuh mayit cara yang kedua :
yaitu cara yang sempurna yaitu:
1. Haruslah dimandikan ditempat yang sepi, tidak ada yang masuk kecuali orang yang
memandikan dan wali si mayit ( keluarganya ) bisa di buatkan tabir ( gombong ) tempat
memandikan.
2. Semua badan mayit harus tertutupi seperti keterangan di depan.
3. Kepanglah ( gellung) rambut mayit menjadi tiga kepangan, baik mayit perempuan atau
laki-laki yang berambut panjang, agar tidak ada rambut yang jatuh sebelum dimandikan.
4. Letakkanlah mayit di bangku atau di lencak seperti yang di jelaskan di atas.
5. Mayit diletakkan di atas alas, seperti pohon pisang atau kaki orang yang akan memandikan
agar gampang menjangkau anggota yang sulit dijangkau seperti dibagian tubuh mayit yang
sulit dijangkau.
6. Air yang ingin dipakai untuk memandikan di jauhkan dari lokasi memandikan ke tempat
ke tempat yang tidak terlalu jauh. Hal ini di maksudkan agar nanti air yang telah di pakai
tidak kena pada air yang masih suci (belum di pakai).
7. Angkatlah kepalanya dengan memberikan alas (jika berkelompok) atau sandarkan kelutut
kanan orang yang memandikan, agar air tidak masuk kedalam tubuh.
8. Lakukan tekanan (urutan) pada perut mayit dengan tangan kiri anda (orang- orang yang
memandikan) untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang tersisa dalam perut mayit dan
lakukanlah berulang-ulang dengan hati-hati (tidak kasar)sampai di yakini bahwa isi perut
sudah tidak ada lagi.
9. Bersihkanlah dubur dan kemaluan mayit dengan tangan kiri berbalut kain dan gantilah kain
tersebut dengan kain yang barujika sudah dipakai, dan lakukanlah sampai tiga kali atau
lebih (tergantung kebutuhan).
10. Bersihkanlah mulut, lubang, hidung, kuping, mata, kuku tangan dan kaki dan anggota yang
biasa terkena najis dan kotoran, bersihkanlah dengan air sampai tidak ada najis atau kotoran
tersisa. Namun ingat jangan sampai menyakiti mayit.
11. Berniatlah dengan niat memandikan seperti di bawah ini: ‫نويت‬
12. ‫ تعالى هلل فرضا الميت لهذا الغسل‬/ ‫تعالى هلل فرضا الميتة لهذه الغسل نويت‬
13. Kemudian siramlah mayit mulai dari kepalanya (rambutnya) dagaunya (jenggotnya jika
ada) kemudian sisirlah keduanya dengan sisir yang besar giginya, lakukanlah dengan
lembut dan hati-hati dan kembalikan lagi rambut dan jenggot yang jatuh jangan di
buangMulailah menyiram dari anggota mayit yang kanan dan anggota wudhu` sesuai
dengan hadits yang berbunyi:
14. ..........‫"الشيخان رواه يث الحد" منها الوضوء ومواضع بميامنها‬
15. Kemudian siramlah bagian sebelah kiri mayit.
16. Usahakanlah airnya menyentuh ke seluruh badan mayit sampai ke bagian-bagian tertentu
seperti dubur (bagian yang terlihat ketika dalam keadaan jongkok) dan di bagian yang
tampak pada vagina wanita yang masih perawan ketika dalam keadaan jongkok, dan hal
itu hukumnya adalah wajib.
17. Pada setiap memandikan sunnah disertai dengan sabun dan harum-haruman yang lain
untuk membantu menghilangkan kotoran-kotoran yang lengket, mengawetkan kulit mayit
dan mengharumkan mayit.
18. Kemudian siramlah dengan air yang sedikit dicampur dengan kapur atau sabun
19. Kemudian wudhu’kanlah mayit tersebut dengan niat sebagai berikut:
20. ‫ تعالى هلل الميت لهذا المسنون الوضوء نويت‬/‫تعالى هلل الميتة لهذه المسنون الوضوء نويت‬
21. Kemudian siramlah lagi dengan air murni dan bersih pada seluruh badan mayit baik luar
atau bagian dalam
22. Siraman dari no. 12 sampai no. 18 dihitung satu kali
23. Catatan:
24. Lakukanlah (mandikanlah) mayit tiga atau lima kali dan seterusnya (ganjil) hal itu
tergantung kebutuhan pada diri mayit, dan diselesaikan pada hitungan ganjil juga seperti 3
kali atau 5 kali dan seterusnya.

H. Hal-hal yang perlu dihindari dalam memandikan

1. Hindari adanya kotoran atau najis yang masih melekat pada badan mayit setelah
dimandikan maka dari itu periksalah sebelum selesai dimandikan

2. Hindarkan air yang sudah terpakai dari badan mayit yang sudah bersih.

Catatan:

 Jika keluar kotoran dari dubur atau kemaluan maka cukup hanya dengan
membersihkannya saja tampa mengulangnya dari awal yakni memandikannya lagi
dari awal
 Jika sudah selesai dimandikan kemudian dipindahkan ke tempat dimana mayit
tersebut akan dikafani. Dipindah dengan cara tetap ditutup dadannya dengan kain
yang kering dan setelah sampai pada tempatnya si mayit dihanduk agar betul-betul
lebih kering.
 Dan kalau mayit perempuan sebaiknya dibedaki dan diberi “cellak” dan di
dahinya ditulis lafadz Allah dengan “cellak” tersebut.

I. Pembiayaan

Biaya dalam mengkafani di ambil dari harta peninggalan yang tidak ada sangkut
pautnya dengan hak orang lain seperti barang gadaian dan sebagainya. Kalau harta
peninggalan di atas tidak ada maka yang berkewajiban untuk membiayai adalah orang yang
punya kewajiban memberi nafkah ketika masih hidup, jikalau orang yang berkewajiban
tidak ada, maka bisa diambil dari baitul-mal, jika baitul-mal tidak ada maka pembiayaan
diambil dari harta orang Islam yang mampu / kaya

J. Kadar kain kafan

Boleh dibungkus ( dikafani ) dengan kain yang halal baginya yang dipakai ketika masih
hidup. Perempuan boleh dikafani dengan sutera sedangkan laki-laki tidak. Karena sutera
dilarang dipakai laki-laki ketika masih hidup sedangkan bagiperempuan sebaliknya.
Namun yang afdhol dalam mengkafani adalah menggunakan kain katun ( QOTNU )
berwarna putih dan sudah pernah dicuci ( bukan kain baru )

K. Langkah-langkah mengkafani.

Dalam hal mengkani,kalau kita mengacu kepada haqqullah ( hak Allah) semata, maka
kain yang dibutuhkan hanya sebatas penutup aurat. Bagi laki-laki hanya sebatas penutup
pusar dan lututnya, sedangkan bagi perempuan baik orang yang merdeka atau budak
adalah kain yang dapat menutupi semua anggota tubuhnya kecuali muka dan kedua telapak
tangannya. Adapun bagi banci/waria hukum mengkafaninya disamakan dengan
perempuan.

Akan tetapi kalau dipandang dari haqqullah dan haqqul adami, maka kain kafan yang
dibutuhkan untuk mengkafani laki-laki secara sempurna adalah tiga lembar kain kafan
warna putih. Sedangkan untuk perempuan dan waria adalah lima lembar kain yang terdiri
dari :

1. Dua lembar kain panjang yang cukup untuk membungkus seluruh tubuhnya.

2. Kain sarung ( kain pembalut tubuh dari pusar sampai lututnya )

3. Baju kurung

4. Kerudung (kain penutup kepala dengan bentuk khusus )

Adapun kain kafan untuk anak-anak adalah satu lembar kain kafan yang cukup
untuk membungkus seluruh tubuhnya.Akan tetapi yang lebih utama tetap tiga lembar kain
warna putih.

L. Cara mengkafani laki-laki.


 Bentangkan tiga lebar kain kafan yang suda dipotong sesuai denga ukuran yang
dibutuhkan dengan cara disusun, kain yang paling lebar diletakkan dipaling bawah.
Kalau ukuran lebar kain sama, geserlah kain yang ditengah kekanan sedikit dan
yang paling atas kekiri sedikit atau sebaliknya. Dan jika sendainya lebar kain kafan
tidak cukup untuk menyelimuti mayit, maka geser lagi hingga bisa menutupi mayit.
Dan jika tetap tidak bisa menutupinya, baik karena mayitnya besar atau yang lain,
maka lakukan penambahan sesuai dengan kebutuhan.
 Lulutlah (berilah) kain kafan dengan wangi-wangian.
 Persiapkan tiga atau lima utas kain tali dan letakkan dibawah kain yang paling
bawah. Dan agar tali dibagian dada (diatas tangan dan dibawahnya) tidak mudah
bergeser, potonglah dengan bentuk khusus. (satu utas talli yang dibagi dua,
sedangkan ditengan tetap tidak disobek)
 Persiapkan kafan yang sudah diberi wangi-wangian kayu cendana untuk diletakkan
dibagian anggota badan tertentu antara lain sebagaimana berikut.
 Bagian Manfad (lubang terus) yang terdiri dari :

1) Kedua mata

2) Hidung

3) Mulut

4) Kedua telinga (dan sebaiknya menggunakan kapasyang lebar,


sekiranya bisa menutupi seluruh muka mayit)

5) Kemaluan dan lubang anus.

 Bagian anggota sujud, yang terdiri dari :

6) Dahi

7) Kedua telapak tangan

8) Kadua lutut

9) Jari-jari kedua kaki

 Bagian persendian dan anggota yang tersembunyi, yang terdiri dari :

10) Kedua lutut paling belakang

11) Ketiak

12) Kedua telingan bagian belakang

 Angkatlah dengan hati-hati dan baringkan diatas kain yang telah dipersiapkan
sebagaimana tersebut diatas.
 Tutuplah bagian anggota badan tertentu sebagaimana tersebut dinomor 4
 Selimutkan kain kafan pada jenazah selembar demi selembar nulai dari yang paling
atas hingga yang paling bawah, kemudian ikatlah dengan kain tali yang telah
disediakan.
M. Cara mengkafani perempuan.

1. Bentangkan dua lembar kain kafan yang sudah di potong sesuai dengan ukuran yang di
butuhkan.kemudian letakkan pula kain sarung di atasnya di bagian bawah (tempat di
mana badan antara pusar dan kedua lutut di rebahkan)

2. Persiapan baju kurung dan kerudung di tempatnya.

3. Sediaan tiga atau lima utas kain tali dan letakkandi bawah kain kafan yang paling
bawahyang telah di bentangkan.

4. Sediakan kapas yang sudah diberi wangi-wangian untuk di letakkan dibagian anggota
badan tertentu

5. Angkatlah jenazah dengan hati-hati, kemudian baringkan di atas kain kafan yang sudah
di bentangkan dan yang sudah di lulut dengan wangi-wangian.

6. Letakkan kapas di bagian anggota badan tertentu sebagaimana tersebut di cara nomor
04 cara mengkafani mayit laki-laki.

7. Selimutkan kain sarung di badan mayit antara pusar dan kedua lutut dan pasangkan
juga baju kurung berikut kain penutup kepala (kerudung).Bagi yang rambutnya
panjang di kepang menjadi dua atau menjadi tiga, dan di letakkan di atas baju kurung
tempatnya di bagian dada.

8. Setelah pemasangan baju kurung dan kerudung selesai, maka selimutkan kedua kain
kafan selembar demi selembar mulai dari yang paling atas sampai yang paling bawah,
setelah selesai ikatlah dengan tiga atau lima tali yang telah di sediakan.

N. Cara penempatan tali

Jika tali yang tersedia itu ada tiga ,maka gunakan untuk mengikat kaki,tangan (dada0
dan kepala.jika tali yang tersedia ada lima maka yang harus di ika adalah kaki,lutut di
bawah dan di atas tangan dan yang terahir adalah kepala.cara mengikat tali dia atas dan
di bawah tangan lihat gambar seperti di atas seperti mengkafani mayat laki-laki.
Catatan : Alahkah praktisnya jika si mayit sudah dalam keadaan kbeatul-betul kering,
(kessap madura, red) lansung saja diletakkan di atas kafan yang sudah di sediakan. Setelah
itu baru kapasnya diletakkan pada tempat yang sudah disebut di atas.

Anjuran dalam mengkafani

1. Mengunakan kain putih yang terbuat dari kain katun (qotnu)

2. Melulut kain kafan dengan wangi-wangian

3. Memberi kapas di bagin tertentu (lihat rinian pada nomor 04 cara mengkafani mayat
laki-laki)

4. Menggunakan kain kafan dengan hitungan ganjil, tiga lembar lebih utama dari dua
atau empat lembar, akan tetapi penambahan hitungan kain kafan lebih dari satu
lembar lebih baik meskipun satu termasuk hitungan ganjil sebagai penghormatan
pada si mayit, jadi dua lembar lebih utama dari satu lembar.

5. Menggunakan kain yang bagus tapi tidak mahal, yang di maksud di sini adalah kain
yang berwarna putih, bersih, suci dan tebal.

O. Larangan-larangan dalam mengkafani


 Menggunakan kain kafan yang mahal.
 Menulisi ayat Al-quran atau Asma’ul A’dhom
 Menggunakan kain kafan yang tipis (tembus pandang)
 Berlebih-lebihan dalam mengkafani (israf)

P. SHOLAT JANAZAH
1. Rukun Sholat Janazah
2. Niat
3. Niat sholat hadir jika mayit laki-laki dan menjadi makmum
‫تعالى هلل مأموما كفاية فرض تكيبرات اربع هذاالميت على اصلي‬

‫تعالى هلل مأموما كفاية فرض االمام عليه صلى من على اصلي‬

‫تعالى هلل مأموما كفاية فرض المسلمين اموات حضرمن ما على اصلي‬

‫‪Niat sholat hadir jika mayitnya perempuan dan menjadi imam‬‬

‫تعالى هلل اماما كفاية فرض تكيرات اربع الميتة هذه على اصلي‬

‫تعالى هلل اماما كفاية فرض المسلمات اموات من حضرت من على اصلي‬

‫‪Niat sholat mayit hadir jika mayitnya laki-laki dan menjadi imam‬‬

‫تعالى هلل اماما كفاية فرض تكيرات اربع الميتة هذا على اصلي‬

‫تعالى هلل اماما كفاية فرض المسلمين اموات من حضر من على اصلي‬

‫‪Niat sholat hadir mayitnya perempuan dan menjadi makmum.‬‬

‫تعالى هلل مأموما كفاية فرض تكيبرات اربع الميتة هذه على اصلي‬

‫تعالى هلل مأموما كفاية فرض االمام عليها صلى من على اصلي‬

‫تعالى هلل مأموما كفاية فرض المسلمات اموات من حضرت ما على اصلي‬

‫‪Niat sholat ghoib (tidak ada di hadapan kita) dan menjadi imam.‬‬

‫تعالى هلل اماما كفاية فرض تكبيرات اربع المسلمين اموات من عليه الصالة تصح من على اصلي‬

‫تعالى هلل اماما كفاية فرض ‪ sebut namanya‬قالن ابن فالنة فالن ابن فالن على اصلي‬

‫تعالى اماماهلل كفاية فرض اليوم هذا فى وكفن غسل من على اصلي‬

‫‪Niat sholat ghoib jadi makmum‬‬

‫تعالى هلل مأموما كفاية فرض االمام عليه صلى من على اصلي‬

‫‪4. Takbir Empat Kali‬‬

‫‪Rukun yang kedua dari sholat jenazah adalah takbir sebanyak empat kali.‬‬
‫‪Namuun jika ada orang bertakbir lebih dari empat kali, maka sholatnya tidak batal,‬‬
‫‪tetap sah sebab hal itu bisa dikatakan dzikir yang tidak sampai membatalkan sholat.‬‬
 Takbir pertama harus membaca surat al fatihah. Sunnat di baca dengan pelan-
pelan (as-sir/tidak nyaring) meski pelaksanaan sholat pada malam hari. Sunnat
pula di awali dengan ta`awwudz. Dan tidak sunnat diawali dengan do`a iftitah.
Serta tidak di sunnatkan pula ditambah dengan bacaan surat. Hal ini menurut
pendapat yang mu`tamad, sebab shalat jenazah merupakan sholat yang ringan
(takhfif) kemudian setelah seseorang itu selesai baca fatihah maka harus takbir
yang kedua.
 Pada takbir yang kedua harus membaca shalawat kepada Rasulullah. Bacaan
sholawat yang baik itu adalah seperti halnya shalawat yang dianjurkan oleh
rasul yang terkenal dengan nama shalawat ibrahimiyah yaitu:

‫محمد على وبارك ابراهيم أل وعلى ابراهيم على صليت كما محمد آل وعلى محمد سيدنا على صل اللهم‬
‫مجيد حميد انك العالمين فى ابراهيم أل وعلى ابراهيم على باركت كما محمد أل وعلى‬.

 Pada takbir yang ketuga ini harus berdo’a pada Allah untuk mayit. Doa yang
biasa dibaca adalah doa yang dibaca oleh Rasulullah:

‫من ونقه والبرد والثلج باالماء واغسله مدخله ووسع نزله وأكرم عنه واعف وعافه وارحمه اغفرله اللهم‬
‫وأدخله زوجه من خيرا وزوجا أهله من خيرا دارا وأبدله الدنس من بيض األ الثوب نقيت كما الخطايا‬
‫النار عداب ومن القبر عداب من وأعده الجنة‬.

Jka yang mati anak-anak dan tidak sampai pada batas baligh, maka doa yang
dibaca adalah

‫على الصبر وافرغ موازنهما به وثقل وشفيعا واعتبارا وعظة ودخرا وسلفا ألبويه فرطا اجعله اللهم‬
‫ اجره تحرمهما وال بعده تفتنا وال قلوبهما‬.

Jika mayatnya perempuan maka tinggal merubah dhomir (hu) dirubah dengan
(ha) . setelah takbir yang ke tiga ini maka harus takbir yang nomor empat.allahu
akbar.

 Pada takbir yang ke empat ini musholli (orang yang sholat) sebelum
mengucapkan salam maka disunahkan berdo’a terlebih dahulu. Do’anya
adalah;

‫ وله لنا واغفر بعده تفتنا وال اجره تحرمنا ال اللهم‬.


5. Kemudian langsung mengucap salam mengikuti imamnya. Pertama dia menoleh ke
kanan dan mengucapkan:

‫وبركاته هللا ورحمة عليكم السالم‬

6. Dan kemudian menoleh ke kiri dan mengucapkan kata yang sama.

‫ وبركاته هللا ورحمة عليكم السالم‬.

Q. Al- Masbuq Dalam Sholat Jenazah

Apabila ada seseorang ketinggalan takbir dari pada imam maka ia mengkodo’nya
sesuai dengan jumlah takbir yang dia tinggalkan namun Abdullah ibnu Umar dan Al-Auzai
mensinyalir bahwa kita tidak usah mengkodo’ takbir yang tertinggal,kemudian langsung
salam bersama imam.

R. Janazah yang berhak di Sholati

Merupakan kesepakatan para fuqaha’ bahwa bagi janazah muslim baik laki-laki maupun
perempuan,tua ataupun muda, bahkan bayi sekalipun itu masih di sholati, bahkan menurut
ijma’ ulama’, bayi selama diketahui tanda-tanda kehidupannya seperti suara bersin, erak dan
lain sebagainya itu juga masih punya hak untuk dishalati.

 Siqith

Siqit adalah anak yang lahir dari perut ibunya sebelum waktunya, dalam hal
ini apabila siqit lahir sebelum umur empat bulan maka tidak wajib din shalati, hal
ini tidak terjadi hilaf antara jumhurul fuqaha’dan sebaliknya apabila sampai sampai
empat bulan atau lebih dan istihlal (ada suara bersin,bergerak) maka ia wajib di
sholati menurut ittifaq (kasepakatan)
 Syahid

Syahid adalah seorang yang gugur dalam peperangan melawan orang kafir.
Imam Malik dan Asy-syafi’I berpendapat bahwa bagi syuhada’ yang seperti itu
tidak wajib di mandikan dan di sholati dan apabila luka dan masih ada tanda
kehidupan yang sempurna (hayatul mustaqirah) dan tidak lama kemudian dia
meninggal maka wajib di mandikan dan di sholati.

 Meninggal karena Had (qisos atau rajam)

Berdasarkan hadist yang di riwayatkan Al-Bukhori dari jabir orang yang


meninggal karena Had seperti dalam hadist ini meninggal karena rajam maka wajib
di sholatkan karena dia sudah taubat dengan sempurna. Seperti halnya orang yang
menjalani hukum rajam karena berzina, hukum qisos karena membunuh, hukum
jilid karena menuduh orang lain telah melakukan perzinahan. Semuanya tetap wajib
disholati dan di mandikan.

 Meninggal karena Membunuh

Menurut Al-Khottobi alasan Rasulullah tidak sholat atasnya adalah


sebagai siksaan baginya, agar dijadikan i’tibar bagi orang lain.

S. HAMLUL MAYIT

1. Pemikul harus berada di bagian depan keranda (katel madura red) dan kepalanya berada di
antara dua kayu yang di letakkan di kedua bahunya. Cara ini jika yang memikul hanya dua
orang. Di depan dan di belakang.

2. Jika yang memikul empat orang, maka dua orang ada di bagian depan dan dua orang yang
lain ada di bagian belakang, masing-masing memegang ujung keranda.
3. Di pikul dengan cara mengelilingi keranda sebagaimana hadits yang di riwayatkan oleh Ibnu
Majah, Baihaqi, Abu Daud dari Ibnu Mas’ud beliau berkata:

‫فليدع شاء وان فليتطوع شاء ان ثم السنة من فانه السريركلها بجوانب فليحمل الجنازة تبع من‬

4. Dalam hal orang yang memikul haruslah orang laki-laki,tidak boleh perempuan. sebab
perampuan berpotensi mendatangkan fitnah.

 Anjuran-anjura dalam memikul


 Dianjurkan mempercepat jalan yang tidak sampai pada batas lari.
 Di anjurkan janazah di iringi dengan dzikir ,baca qur’an dan baca sholawat
 Pengantar dianjurkan berada di depan jenazah.
 Pengantar dianjurkan berjalan kaki kecuali dalam keadaan dlorurot, maka yang
berkendaraan dianjurkan berada di belakng jenazah.
 Pengantar dianjurkan menunggu sampai upacara penguburan selesai.
 Pengantar dianjurkan dekat dengan jenazah.
 Pengantar dianjurkan berdiri kecuali bagi yang mendahului jenazah maka boleh berdir
atau tidak.
 Membuat suasana tenang/tidak ramai sambil berpikir tentang kematian dan
sesudahnya.
 Jenazah hendaknya dalam posisi siap dimasukkan kedalam kubur yakni kepalanya
berada di sebelah utara. Hal ini di maksudkan agar gampang cara memasukkannya.

 Larangan-Larangan dalam Memikul


 Menyaringkan suara dengan dzikir, baca al-qur’an, shalawat dan sebagainya,
 Menyertai dengan api, obor,dan sebagainya keuali dibutuhkan seperti pada malam
hari.
 Diikuti perempuan yang mendatngkan fitnah.
 Duduk sbelum jenazah diturunkan.
 Berdesak-desak dalam mengiringi jenazah.
S. MENGUBUR MAYIT
 Cara menurunkan mayit
1. Diletakkan diujung kubur (disebelah utara kalau di hulukan ke utara) agar gampang
memasukkan tapi kalau hal itu tidak memungkinkan maka di masukkan dari arah
manapun tetap di benarkan, lalu mayit dikeluarkan dengan hati-hati dan diserahkan
kepada orang yang ada di dalam kubur sambil membaca:

‫هللا رسول ملة وعلى هللا بسم‬

2. Diletakkan dengan posisi miring menghadap ke qiblat dan di belakangnya diberi


lubelluh agar simayit tetap menghadap qiblat dalam artian tidak guling ke timur.
3. Dianjurkan pipi mayit disentuhkan ke bumi atau ke lubelluh (madura.peny), yakni
gumpalan-gumpalan tanah yang dipersiapkan atas mayit, hal ini tentunya setelah
kain kafan di pipinya dibuka. Dengan demikian mayit akan nampak kehinaannya
dihadapan Allah. Maka dari itu makruh hukumnya memakai alas, bantal, peti dan
sebagainya bila tidak dibutuhkan, lain halnya bila di butuhkan seperti tanahnya
berair dan sebagainya maka tidak dimakruhkan.
4. Setelah itu mayit di tutup dengan batu bata atau semacamnya sebagai atap bagi
mayit. Namun alngkah baiknya terlebih dahulu dikumandangkan adzan dan
iqomah, baru setelah itu ditimbun dengan tanah sebagai langkah terakhir dalam
menguburkan mayit.
5. Dianjurkan kubur itu hendaknya jangan ditambah dengan tanah selain tanah yang
digali.

Catatan:

 Sebelum mayit dikubur , orang-orang yang hadir dianjurkan untuk mengambil tanah,
kemudian tanah tersebut dibacakan

Pertama: dibacakan: ‫ خلقناكم منها‬Kedua: dibacakan : ‫ نعيدكم وفيها‬Ketiga: dibacakan : ‫ومنها‬


‫ أخرى تارة نخرجكم‬Kemudian disertakan kedalam kubur.

 Setelah itu mengambil tanah lagi dibacakan surat al-qodr tujuh kali
 Tentang Mengubur Mayat dan Bentuk Kubur

Sebenarnya mengubur mayit bukanlah praktek baru yang hanya dilaksanakan


ummat Muhammad, melainkan praktek ini salah satu praktek kuno yang tetap dipelihara
dan tetap dibenarkan pleh syari’at, bahkan praktek ini merupakan praktek terkuno yang
bermula dari kematian seorang anak manusia, yaitu Habil yang dibunuh oleh Qobil
saudaranya sendiri yang sempat mengalami kebingungan cara
menguburnya/menanaminya. Lalu Allah menurunkan ilhamnya melalui seekor gagak
yang menggali-gali tanah dengan paruh dan cakarnya untuk menguburkan saudaranya
yang sudah menjadi mayit, lalu dia menimbunnya sampai menutupinya. Dengan itulah
qobil mengambil ibroh yang nantinya akan menjadi pegangan ummat manusia di seluruh
dunia Allah berfirman dalam surat Al-Maidah.

Artinya: Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk
memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat
saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat
seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu
jadilah Dia seorang diantara orang-orang yang menyesal. (QS. al-Maai’dah:31)

Menguburkan mayit bertujuan untuk menjaga kehormatan mayit dan juga menjaga agar
orang yang masih hidup tidak terganggu olehnya. Dan tentunya karena adanya alasan agama.

 Bentuk kubur ada dua macam:


Kuburan yang disebut dengan lahd (landek, madura). Cara membuat lubang ini adalah
lubang yang dasarnya agak diperlebar seperti ukuran mayit.
Bentuk syaqqu (jemporean madura,). Lubang ini seperti halnya parit kemudian
dikedua sisinya dibangun dan diberi batu-bata, kemudian mayit diletakkan antara sisi
batu-bata tersebut.
Catatan:

Bagi orang yang menggali kuburan hendaknya dia melebarkan galiannya sekiranya nanti
akan memudahkan orang yang akan meletakkan mayit dan ukuran dalamnya kuburan yang digali
sekitar 216 Cm Biasanya orang Madura untuk menguburkan mayat, sebenernya harus cepat
menguburnya, kalua bisa dalm waktu 24 jam, dan biarpun ada keluarga yang belum datang,
mencoba di nego agar mayit cepat dimakamkan, hal ini dipercaya orang Madura karena mayit akan
segera bertemu dengan ALLAH SWT. Begitu kepercayaan di Madura.

 Bentuk Kubur

Kubur itu supaya ditinggikan kira-kira satu jengkal, agar kubur dapat dikenal,
diziarahi dan dimulyakan. Ibnu hibban menceritakan bahwa kubur rasul juga demikian.
Sekarang apakah diperbolehkan melapisi kubur dengan tanah liat? Imam Haramain dan
Imam Ghazali mengatakan tidak boleh. Yang demikian itu tidak disebutkan oleh
kebanyakan ulama` madzhab syafi`I, bahwa beliau mengatakan tidak mengapa melapisi
kubur dengan tanah liat.

Adapun membangun, mengecet dan menulisi kuburan hukumnya makruh, hal ini
apabila milik sendiri, maka seandainya ada orang yang mendirikan bangunan di atas kubur
berupa kubah, bumbung atau pagar keliling hukumnya ditafsil. Jika ditanah pekuburan
untuk umum (yang diwaqafkan) maka boleh dirobohkan. Sebab mendirikan bangunan pada
tanah tersebut hukumnya haram.

Sedangkan menulis nama atau nasab dikubur dengan tujuan agar dikenal, diziarahi
dan dimuliakan maka hukumnya boleh. Dengan catatan sekedar kebutuhan. Apalagi
makam-makam para nabi, ulama` dan orang sholeh. Karena tanpa adanya pengenal tidak
akan diketahui ketika mengalami pergeseran waktu yang pada akhirnya tidak diketahui
pula bahwa makam itu adalah makam orang sholeh yang seyogyanya diziarahi karena
adanya anjuran.

Catatan:

Seperti telah dijelaskan diatas bahwa membangun kubur diatas tanah yang
diwaqafkan hukumnya haran tanpaq adanya pengecualian, tapi ada sebagian ulama` yang
berpendapat bahwa membangun kubur diatas tanah yang diwaqafkan hukmnya boleh bagi
para nabi, syuhada` dan orang-orang sholeh, sekalipun berbentuk qubah. Tujuannya untuk
menghidupkan peziarah yang memang dianjurkan.

Kemudian Jawaban No. 2

Apakah cara itu aman untuk yang memandikan ?

Aman atau tidak amannya Insya Allah aman, di Madura orang yang emmandikan jenazah
boleh memakai sarung tangan, tergantung yang memandikan dan jenazahnya. Biasanya jika
jenazah diperkirakan punya penyakit yang bisa menular lewat kulit, yang memandikan pakai
sarung tangan, kemudian cuci tangan. Tergantung dengan yang emmandikan, karena biasanya
juga kepercayaan setiap desa berbeda. Jika jenasah ada lukanya juga memakai sarung tangan,
kemudian luka itu ditutup setelah dimandikan. Namun biasanya jika memang ada yang penyakit
menular jika orang Madura tersebut sudah terpapar dunia luar dan modern, biasanya jika
meninggal dirumah sakit, juga bisa dibawa kerumah dalam keadaan sudah disucikan.

Jawaban no. 3

Bagaimana dengan pasien HIV ?

Prinsip emmandikan atau merawat jenazah dengan pasien HIV biasanya sama, orang Madura
percaya jika niatnya baik Insya Allah akan dobalas baik juga dengan Allah, jika memang
dikhawatirkan takut terkena darah atau lainnya, biasanya memkai sarung tangan juga, atau sam
halnya dengan tadi jika meninggal dirumah sakit dibawa dalam keadaan suci, namun di Madura
kebanyakan paham jika jenazah hendak dimakamkan walaupun masih berdarah, orang amdura
tidak ingin dikuburnya menggunakan plastic, tetap hanya emmakai kain kafan.

Anda mungkin juga menyukai