STEP 1
STEP 2
1. Mengapa pasien sering berdebar debar, keringat dingin, kepala pusing?
2. Bagaimana mekanisme cemas secara fisiologi dan patologi ?
3. Apa perbedaan khawatir/ cemas dan takut ?
4. Apa etiologi dari skenario ?
5. Apa saja faktor resiko dari cemas ?
6. Bagaimana tingkat/ derajat kecemasan ?
7. Apasaja tanda dan gejala dari cemas ?
8. Apa saja macam macam fobia ?
9. Apasaja yang termasuk gangguan anxietas ?
10. Apa DD dari sekenario ?
11. Bagaimana terapi dari gangguan anxietas ?
STEP 3
1. Mengapa pasien sering berdebar debar, keringat dingin, kepala pusing?
Salah satu tanda dari gejala kecemasan salah satu tandanya hiperaktiviitas otonom yang akan merangsang
dari jantung yang akan timbul gejala berdebar debar, dab pusing akibat dari kontraksi dari otot yang
menyebabkan pusing TTH
Untuk keringat dingin akibat dari hiperaktivitas dari otonom, stres dapat meningkatkan kadar NE yang akan
meningkatkan hiperaktivitas otonom yang simpatis. NE meningkat pada saraf simpatis menyebabkan dari
produksi keringat berlebih da dingin dari vasokontriksi dari pembuluh darah akibat panas tidak tersalurkan .
Fisiologi:jika Ada sesuatu yang bersifat ancaman atau gangguan akan ada antisipasi dari oraang tersebut
Takut: adanya situasi secara subjektif yang akan membahayakan dirinya. Respon terhadap ancaman
eksternal yang sudah diketaui secara jelas tapi tidak bisa menyebabkan konflik. Co: saat akan menyebrang
jalan ada takut tertabrak mobil yang melaju kencang
Panik: tanpa disertai stimulus yang rasional jadi timbu secara tiba tiba dan tidak bisa diperkirakan
datangnya.
STEP 7
KECEMASAN PATOLOGIS
Kecemasan yang didasari tanpa sebab yang jelas dan tidak berpotensi untuk mengancam jiwanya. Mungkin disertai
dengan gejala otonom seperti kecemasan normal. Kecemasan yang patologis adalah kecemasan yang berlebihan
terhadap stimuli internal atau eksternal, dan tidak berfungsi untuk menyelamatkan keutuhan jiwanya.
Rentang respon kecemasan dapat dikonseptualisaikan dalam rentang respon. Respon ini dapat digambarkan
dalam rentang respon adaptif sampai maladative. Reaksi terhadap kecemasan dapat bersifat konstruktif dan
deskruktif.Konstruktif adalah motivasi seseorang untuk belajar memahami terhadap perubahan-perubahan
terutama tentang perubahan terhadap perasan tidak nyaman dan befokus pada kelangsungan hidup.
Sedangkan reaksi deskruktif adalah reaksi yang dapat menimbulkan tingkah laku maladaptive serta disfungsi
yang menyangkut kecemasan berat atau panik.
a. Cemas respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau non
konfliktual (memiliki kualitas menyelamatkan hidup)
b. Rasa takut respon dari suatu ancaman yang asalnya diketahui, eksternal, jelas atau bahkan bersifat konflik.
c. Panic tidak disertai dengan adanya stimulus situasional yang dapat dikenali, spontan dan tidak
diperkirakan. terjadi anxietas berat (severe attack of autonomic anxiety) selama 1 bulan, serangan disertai (4
gejala/lebih) gejala spt palpitasi, sesak napas, nyeri dada, rasa takut mati, gemetar, mual, takut menjadi gila dll
yang terjadi tiba2 dan mencapai puncaknya dalam 10 menit (<20 menit).
a. Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan
individu akan berhati-hati serta waspada. Individu akan terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan
pertumbuhan dan kreatifitas. Kecemasan ringan diperlukan orang agar dapat mengatasi suatu kejadian.
Seseorang dengan kecemasan ringan dapat dijumpai berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
3) Dapat mengatakan pengalaman masa lalu, saat ini dan masa mendatang, menggunakan belajar, dapat
memvalidasi secara konsensual, merumuskan makna
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain
sehinga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
Orang dengan kecemasan sedang biasanya menunjukan keadaan seperti :
4) Dapat gagal untuk mengenali sesuatu apa yang terjadi pada situasi, akan mengalami beberapa kesulitan
dalam beradaptasi dan menganalisa.
7) Tremor, gemetar
c. Kecemasan Berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi. Individu cenderung memikirkan pada hal-hal yang kecil
saja dan mengabaikan hal-hal yang lain. Individu tidak mampu berpikiran berat lagi dan membutuhkan banyak
pengarahan. Hal-hal dibawah ini sering dijumpai pada seseorang dengan kecemasan berat, yaitu :
1) Persepsi sangat berkurang/berfokus pada hal-hal detail, tidak dapat berkonsentrasi lebih bahkan ketika
diinstruksikan untuk melakukan nya.
2) Belajar sangat terganggu, sangat mudah mengalihkan perhatian, tidak mampu untuk memahami situasi saat
ini.
3) Memandang pengalaman saat ini dengan arti masa lalu, hampir tidak mampu untuk memahami situasi ini.
Minimal 6 dr 18 gejala
2. Terapi Religi
Terapi ini sering digolongkan sebagai sebuah terapi psikis, namun sayangnya tidak semua dokter berkompeten
mampu melakukannya, dan terapi ini biasanya hanya dapat dilakukan oleh seorang yang memang ahli dalam bidang
spiritual. Terapi religi biasanya membantu pasien untuk lebih tenang dan memberi waktu pasien untuk memahami
dirinya sendiri, sehingga menciptakan sebuah kesadaran dalam diri sendiri. Hal ini cenderung lebih efektif karena
kesadaran tersebut muncul dari diri sang pasien sendiri.
Terapi ini dilakukan melalui sharing kepada ahli religi yang dipercaya oleh penderita, dan kemudian ahli religi tersebut
memberi nasehat-nasehat untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, namun tak jarang juga terapi semacam ini
dilakukan secara invidual tanpa seorang agamawan yang membimbing. Terapi semacam ini terkadang pada akhirnya
juga membentuk sebuah karakteristik atau watak yang baru dari penderita.
3. Terapi farmakologi
Beberapa jenis obat-obatan biasanya dapat digunakan untuk mengatasi dan mengurangi ansietas, dan masing-masing
obat memiliki keuntungan dan kekurangan masing-masing. Penggunaan suatu zat dalam jangka waktu yang lama pun
tidak akan membuahkan hasil yang baik untuk kesehatan fisik sang pasien sendiri
Obat-obatan yang paling sering digunakan dalam mengatasi ansietas adalah benzodiazepine(BDPs)(Fracchione, 2004).
Adapun beberapa jenis obat yang lazim digunakan adalah :
Diazepam
Lorazepam
Alprazolam
Propanolol
Amitriptilin
Gangguan Panik
TERAPI
Gangguan Fobik
TERAPI
Konseling dan medikasi: dorong pasien untuk dapat mengatur pernafasan, membuat daftar situasi yang
ditakuti atau dihindari, diskusikan cara-cara menghadapi rasa takut tersebut. Dengan konseling banyak
pasien tidak membutuhkan medikasi. Bila ada depresi bisa diberi antidepresan lmipramin 50 150 mg/ hari.
Bila ada anxietas beri antianxietas dalam waktu singkat, karena bisa menimbulkan ketergantungan. Beta
blokerdapat mengurangi gejala fisik. Konsultasi spesialistik bila rasa takut menetap.
GangguanObsesif-kompulsif
TERAPI
Konseling dan medikasi : mengenali, menghadapi, menantang pikiran yang berulang dapat mengurangi
gejala obsesd, yang pada akhirnya mengurangi perilaku kompulsif. Latihan pernafasan. Bicarakan apa yang
akan dilakukan pasien untuk mengatasi situasi, kenali dari perkuat hal yang berhasil mengatasi situasi. Bila
diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150 mg, atau golongan Selected Serotonin Reuptake Inhibitors.
Konsultasi spesialistik bila kondisi tidak berkurang atau menetap.
(TATALAKSANA DIAGNOSIS DAN TERAPI GANGGUANANXIETAS Dr. Evalina Asnawi Hutagalung, Sp.KJ)