Anda di halaman 1dari 10

SERING PUSING, TIDAK BISA SANTAI

STEP 1
STEP 2
1. Mengapa pasien sering berdebar debar, keringat dingin, kepala pusing?
2. Bagaimana mekanisme cemas secara fisiologi dan patologi ?
3. Apa perbedaan khawatir/ cemas dan takut ?
4. Apa etiologi dari skenario ?
5. Apa saja faktor resiko dari cemas ?
6. Bagaimana tingkat/ derajat kecemasan ?
7. Apasaja tanda dan gejala dari cemas ?
8. Apa saja macam macam fobia ?
9. Apasaja yang termasuk gangguan anxietas ?
10. Apa DD dari sekenario ?
11. Bagaimana terapi dari gangguan anxietas ?

STEP 3
1. Mengapa pasien sering berdebar debar, keringat dingin, kepala pusing?
Salah satu tanda dari gejala kecemasan salah satu tandanya hiperaktiviitas otonom yang akan merangsang
dari jantung yang akan timbul gejala berdebar debar, dab pusing akibat dari kontraksi dari otot yang
menyebabkan pusing TTH
Untuk keringat dingin akibat dari hiperaktivitas dari otonom, stres dapat meningkatkan kadar NE yang akan
meningkatkan hiperaktivitas otonom yang simpatis. NE meningkat pada saraf simpatis menyebabkan dari
produksi keringat berlebih da dingin dari vasokontriksi dari pembuluh darah akibat panas tidak tersalurkan .

2. Bagaimana mekanisme cemas secara fisiologi dan patologi


Patologi: dengan impuls sedikit epinefrin yang dikeluarkan banyak merangsang saraf otonom
tergantung tempat kerjanya. Epineprin juga akan merangsang pusat rasa cemas jika dirangsang sedikit
atau terus menerus  rasa takut
Peningkatan GABA(membuka kanal ion cl akan hiperpolarisasi) bisa mengurangi rasa cemas
Antagonis dari reseptor alfa 2 juga bisa menyebabkan dari cemas
serotonin sifatnya terapeutik untuk gangguan anxietas terletak di raflenuklei dibatang otak pars nuklei
menyalurkan impuls ke korteks serebri, sist.limbik. jika serotonin turun bisa mempengaruhi bagian bagian
dari tempat penyaluran impuls tersebut.

Fisiologi:jika Ada sesuatu yang bersifat ancaman atau gangguan akan ada antisipasi dari oraang tersebut

3. Apa perbedaan khawatir/ cemas dan takut


Cemas : prilaku yang muncul baik itu lingkungan disekitarnya yang bisa membuat dia takut. Pencetus
lingkungan sekitar.
Ancaman dari internal sumber tidak jelas dan akan menimbulkan konflik pada diri sendiri. Dapat berasal
dari diri sendiri (takut bentuk tubuh berubah) dan juga bisa berasal dr luar
Co: perasaan tidak nyaman saat menemui orang baru pada daerah yang beelom terbiasa

Takut: adanya situasi secara subjektif yang akan membahayakan dirinya. Respon terhadap ancaman
eksternal yang sudah diketaui secara jelas tapi tidak bisa menyebabkan konflik. Co: saat akan menyebrang
jalan ada takut tertabrak mobil yang melaju kencang

Panik: tanpa disertai stimulus yang rasional jadi timbu secara tiba tiba dan tidak bisa diperkirakan
datangnya.

4. Apa etiologi dari skenario


- Teori biologi
Pada GIT bisa diare pada jantung bisa takikardi
Serotonin, NE, GABA
Penelitian pencitraan pada otak ada kelianan pada temporalis, occipitalis, korteks frontalis
- Teori prilaku kecemasan adalah suatu respon dari keceemasannya
Co: makan di warteg setelah makan perutnya sakit dia menganggap bahwa makanan tersebut bisa
membahayakan untuk dia.
Co: anak permpuan yang dibesarkan oleh anak yang kasar anak akan menjadi takut saat melihat ayahnya
dan saat dewasa dia melihat bahwa semua lelaki sama saja seperti ayahnya
Pasien cenderung memperkirakan adanya bahaya secara berlebihan
- Teori existensial anxietas merupakan respon kehampaan yang luas( rasa kosong yang mendalam dalam
hidupnya)

5. Apa saja faktor resiko dari cemas


- Faktor external : ancaman sistem diri (ancaman terhadap identitas diri)
Ancaman intergritas fisika
- Faktor internal : cedera, operasi, pendidikan dan status ekonomi, usia( 20than mudah cemas ), maturitas
(daya adaptasi besar terhadap kecemasan)
- Jenis kelamin : wanita>pria
- Traumatik masa lalu
- Penumpukan stres yang berlebihan
- Kepribadian yang tertutup mudah cemas
- Obat obatan dan alkohol: bisa putus obat golongan benzodiazepin

6. Bagaimana tingkat/ derajat kecemasan


o Cemas ringan : ketegangan otot ringan, sedikit gelisah, terlihat tenang, ada sedikit perasaan
gagal, tidak sabaran
o Cemas sedang: TTV meningkat, keringat dingin, badan gemetar, fokus terhadap stimulus
meningkat, mulai merasa tidak nyaman mudah tersinggung dan mulai tidak percaya diri
o Cemas berat: menjadi sangat cemas dan takut yang sangat besar
o Panik : keinginan untuk pergi selmanya dari keadaan tersebut, pikiran tidak logis, dan
merasa terbebani

7. Apasaja tanda dan gejala dari cemas


- Cardivaskular terjadi peningkatan tekanan darah, palpitasi, tekanan nadi turun/ meningkat
- RR cepat dan dangkal, rasa tercekik didaerah pernafasan
- Daerah sekita kulit pucat, berkeringat, perasaan panas/ dingin pd kulit
- GIT menjadi anoreksia, diare, rasa tidak enak diperut/ sebah
- Neuromuskular : reflek meningkat, wajah tegang, tremor, insomnia
- Prilaku ada gerakan tersentak pada kaki, bicara cepat, perasaan tidak aman
- Respon emosi: kesedihan mendalam, respon meningkat, dan ketakutan

8. Apa saja macam macam fobia


- Fobia sosial : rasa takut akan keramaian co: takut beerbicara didepan umum (interaksi)
- Akrofobia: rasa takut terhadap tempat yang tinggi
- Agorafobia: rasa takut terhadap tempat yang terbuka
- Eritofobia: takut terhadap darah
- Klaustrofobia: takut terhadap tempat tertutup
- Senofobia: rasa takut terhadap orang asing
- Zoofobia: rasa takut terhadap binatang
- Fobia khas : takut terhadap objek tertentu

Ciri ciri fobia


- Diluar kehendak orang tersebut
- Menetap dalam jangka waktu lama
- Tidak tergantung usia

Fobia normal : tidak sampek terjadi distres dan hendaya


Fobia tidak normal: terjadi hendaya dan distress

9. Apasaja yang termasuk gangguan anxietas


Fobik
Panik : gangguan panik baru ditegakan jika ditemukan bukan gang anxietas fobik, harus ditemukan bebrapa
kali gang anxietas berat yang berulang dan lamanya 1 bulan
Cemas menyeluruh: harus menunjukan gang cemas yang utama bisa berupa khawatir terhadap nasib buruk
Obsesi kompulsif
Gang. Somatofom: ngerasa tubuhnya sakit tapi ternyata tidak apa apa jadi hanya merasa tubuhnya yang
tidak beres diagnosis pasti
Gangguan hipokondrik: keyakinan yang menetap sekurang kurangnya 1 penyakit fisik meskipun saat
diperiksa tidak ada dalam arti belom sampek waham

10. Apa DD dari sekenario


Gangguan anxiietas fobik agrofobia
Gangguan somatofom : keluhan berulang saat ditempat terbuka atau keramaian

Axis 1 : F40.0 (agorafobia)


Dd: gangguan somatofom
Gangguan cemas menyeluruh
Axis 2 : F60.6
Axis 3 : tidak ada diagnosis
Axis 4 : psikososial dan lingkungan lain
Axis 5 : 71
11. Bagaimana terapi dari gangguan anxietas
Golongan benzodiazepin : diazepam, clordiazeposide, lorazepam, prazepam
Non benzodeazepin : sulfiride , buspiron, hidroksize
Indikasi : untuk perasaan cemas
ESO : sedasi dan relaksasi otot

STEP 7

1. Mengapa pasien sering berdebar debar, keringat dingin, kepala pusing?


2. Bagaimana mekanisme cemas secara fisiologi dan patologi ?
 KECEMASAN NORMAL
Kecemasan normal sering dialamai oleh semua manusia. Perasaa tsb ditandai dnegan rasa ketakutan yang difus,
tidak menyenangkan dan samar-samar, seringkali disertai gejala otonom seperti nyeri kepala, berkeringat,
palpitasidan gangguan lambung ringan. Seseorang yg cemas mungkin juga merasa gelisah. Kumpulan gejala
tertentu yg ditemukan selama kecemasan cenderung bervariasi dari orang ke orang.
Kecemasan ialah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau
konfliktual.Sedang ketakutan ialah respon dari ancaman yang sumbernya diketahui, eksternal, jelas atau bukan
bersifat konfliktual.
Kecemasan memperingatkan adanya ancaman eksternal dan internal dan memiliki kualitas menyelamatkan hidup.
Pada tingkat yang lebih rendah kecemasan memperingatkan ancaman cedera pada tubuh, rasa takut,
keputusasaan, kemungkinan hukuman, atau frustasi dari kebutuhan tubuh dan social, perpisahan dari orang yang
dicintai, gangguan pada keberhasilan dan status seseorang dan akhirnya ancaman pada keutuhan dan kesatuan
seseorang. Kecemasan segera mengarahkan seseorang untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk
mecegah ancaman atau meringankan akibatnya, contoh orang yang cemas akan nilai ujiannya maka ia akan
belajar dengan giat. Jadi kecemasan mencegah kerusakan dengan cara menyadarkan seseorang untuk
melakukan tindakan tertentu yang mencegah bahaya.

 KECEMASAN PATOLOGIS
Kecemasan yang didasari tanpa sebab yang jelas dan tidak berpotensi untuk mengancam jiwanya. Mungkin disertai
dengan gejala otonom seperti kecemasan normal. Kecemasan yang patologis adalah kecemasan yang berlebihan
terhadap stimuli internal atau eksternal, dan tidak berfungsi untuk menyelamatkan keutuhan jiwanya.
Rentang respon kecemasan dapat dikonseptualisaikan dalam rentang respon. Respon ini dapat digambarkan
dalam rentang respon adaptif sampai maladative. Reaksi terhadap kecemasan dapat bersifat konstruktif dan
deskruktif.Konstruktif adalah motivasi seseorang untuk belajar memahami terhadap perubahan-perubahan
terutama tentang perubahan terhadap perasan tidak nyaman dan befokus pada kelangsungan hidup.
Sedangkan reaksi deskruktif adalah reaksi yang dapat menimbulkan tingkah laku maladaptive serta disfungsi
yang menyangkut kecemasan berat atau panik.

3. Apa perbedaan khawatir/ cemas dan takut ?

a. Cemas respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau non
konfliktual (memiliki kualitas menyelamatkan hidup)
b. Rasa takut  respon dari suatu ancaman yang asalnya diketahui, eksternal, jelas atau bahkan bersifat konflik.
c. Panic tidak disertai dengan adanya stimulus situasional yang dapat dikenali, spontan dan tidak
diperkirakan. terjadi anxietas berat (severe attack of autonomic anxiety) selama 1 bulan, serangan disertai (4
gejala/lebih) gejala spt palpitasi, sesak napas, nyeri dada, rasa takut mati, gemetar, mual, takut menjadi gila dll
yang terjadi tiba2 dan mencapai puncaknya dalam 10 menit (<20 menit).

Pembeda Cemas Takut Panik


Halusinasi - - +
Waham - - +
Keinginan Bunuh - - +
diri
Objek Belum bertemu Sudah bertemu Tidak bisa
menyebutkan
Gejala somatik + + +
Disorganisasi - - +

4. Apa etiologi dari skenario ?


5. Apa saja faktor resiko dari cemas ?
6. Bagaimana tingkat/ derajat kecemasan ?
Kecemasan mempunyai berbagai tingkat, Stuart & Sundeen (1998) menggolongkan sebagai berikut :

a. Kecemasan Ringan

Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan
individu akan berhati-hati serta waspada. Individu akan terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan
pertumbuhan dan kreatifitas. Kecemasan ringan diperlukan orang agar dapat mengatasi suatu kejadian.
Seseorang dengan kecemasan ringan dapat dijumpai berdasarkan hal-hal sebagai berikut :

1) Persepsi dan perhatian meningkat, waspada

2) Mampu mengatasi situasi bermasalah

3) Dapat mengatakan pengalaman masa lalu, saat ini dan masa mendatang, menggunakan belajar, dapat
memvalidasi secara konsensual, merumuskan makna

4) Ingin tahu, mengulang pertanyaan


b. Kecemasan Sedang

Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain
sehinga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
Orang dengan kecemasan sedang biasanya menunjukan keadaan seperti :

1) Persepsi agak menyempit, secara selektif tidak perhatian tetapi

dapat mengarahkan perhatian.

2) Sedikit lebih sulit untuk konsentrasi, belajar menuntut upaya lebih.

3) Memandang pengalaman ini dengan masa lalu

4) Dapat gagal untuk mengenali sesuatu apa yang terjadi pada situasi, akan mengalami beberapa kesulitan
dalam beradaptasi dan menganalisa.

5) Perubahan suara atau ketinggian suara.

6) Peningkatan frekuensi pernafasan dari jantung.

7) Tremor, gemetar
c. Kecemasan Berat

Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi. Individu cenderung memikirkan pada hal-hal yang kecil
saja dan mengabaikan hal-hal yang lain. Individu tidak mampu berpikiran berat lagi dan membutuhkan banyak
pengarahan. Hal-hal dibawah ini sering dijumpai pada seseorang dengan kecemasan berat, yaitu :

1) Persepsi sangat berkurang/berfokus pada hal-hal detail, tidak dapat berkonsentrasi lebih bahkan ketika
diinstruksikan untuk melakukan nya.

2) Belajar sangat terganggu, sangat mudah mengalihkan perhatian, tidak mampu untuk memahami situasi saat
ini.

3) Memandang pengalaman saat ini dengan arti masa lalu, hampir tidak mampu untuk memahami situasi ini.

4) Berfungsi secara buruk, komunikasi sulit dipahami.

5) Hiperventilasi, takhikardi, sakit kepala, pusing, mual.

7. Apasaja tanda dan gejala dari cemas ?


- Gejala psikologik:
Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati , takut ”gila”, takut kehilangan kontrol
dan sebagainya.
- Gejala fisik:
Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan otot, mual, sulit
bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung dan lain-lain.
(Dr. Evalina Asnawi Hutagalung, Sp.KJ,SIMPOSIUM SEHARI KESEHATAN JIWA, IKATAN DOKTER
INDONESIA)
Gejala fisik yang lain :
Hiperaktifitas saraf otonom
 Napas pendek atau rasa tercekik
 Palpitasi atau takikardia
 Berkeringat atau tangan dingin lembab
 Mulut kering
 Pening atau kepala terasa ringan
 Nausea, diare, atau distress abdomen lain
 Flush atau menggigil
 Sering kencing
 Sulit menelan atau terasa mengganjal ditenggorok
Kewaspadaan dan perhatian

 perasaan was- was


 respons tercengan yang berlebihan
 sulit konsentrasi atau pikiran kosong karena cemas
 Penimbul persoalan atau kerap tidur
 Iritabilitas(mudah teriritasi, mudah tersinggung,mudah nangis,)
Onset : 6 bulan atau lebih

Minimal 6 dr 18 gejala

Buku saku Psikiatri Klinik, Kaplan & Sadock

8. Apa saja macam macam fobia ?


9. Apasaja yang termasuk gangguan anxietas ?

 Klasifikasi Menurut PPDGJ-III


1. Gangguan anxietas fobik
- Agoraphobia
- Fobia social
- Fobia khas/terisolasi
- Gangguan anxietas fobik lainnya
- Gangguan anxietas fobik yang tidak teridentifikasi
2. Gangguan anxietas lainnya
- Gangguan panic/anxietas paroksismal episodic
- Gangguan cemas menyeluhur
- Gangguan campuran anxietas dan depresi
- Gangguan anxietas campuran lainnya
- Gangguan anxietas lainnya YDT
- Gangguan anxietas lainnya YTT
3. Gangguan obsesif kompulsif
- Predominan pikiran obsesif/pengulangan
- Predominan tindakan kompulsif/obsesional rituals
- Campuran pikiran dan tidakan obsesif
- Gangguan kompulsif lainnya
- Gangguan kompulsif YDT
4. Reaksi terhadap stress berat dan gangguan penyesuaian
- Reaksi stress akut
- Gangguan stress pasca trauma
- Gangguan penyesuaian
- Reaksi stress berat lainnya
- Reaksi stress YTT
5. Gangguan disosiatif (konversi)
- Amnesia disosiatif
- Fugue disosiatif
- Stupor disosiatif
- Gangguan trans dan kesurupan
- Gangguan motorik disosiatif
- Konvulsi disosiatif
- Anastesia dan kehilangan sensorik disosiatif
- Gangguan disosiatif campuran
- Gangguan disosiatif lainnya
- Gangguan disosiatif YTT
6. Gangguan somatoform
- Gangguan somatisasi
- Gangguan somatoform tak terinci
- Gangguan hipokondri
- Disfungsi otonomik somatoform
- Gangguan nyeri somatoform menetap
- Gangguan somatoform lainnya
- Gangguan somatoform YTT
7. Gangguan neurotic lainnya
- Neurasthenia
- Sindom depersonalisasi/derealisasi
- Gangguan neurotic lainnya YDT
- Gangguan neurotic YTT

10. Apa DD dari sekenario ?


11. Bagaimana terapi dari gangguan anxietas ?
Terapi pada ansietas pada umumnya dapat dilakukan dengan 2 cara yakni terapi psikologis (psikoterapi) atau terapi
dengan obat-obatan (farmakoterapi). Angka-angka keberhasilan terapi yang tinggi dilaporkan pada kasus-kasus dengan
diagnosis dini. Psikoterapi sederhana sangat efektif, khususnya dalam konteks hubungan pasien dan dokter yang baik,
sehingga dapat membantu mengurangi farmakoterapi yang tidak perlu.
1. Terapi Psikologis
Penyuluhan psikiatrik atau psikologis dan manipulasi lingkungan tidak jarang pula dibutuhkan. Biasanya terapi-terapi
psikologis pada ansietas tersebut merupakan bagian dari manajemen untuk mengatasi kebanyakan kondisi medis.
Namun untuk melakukan psikoterapi semacam itu tidak selalu mungkin dapat dilakukan, khususnya yang ada dalam
rumah sakit. Jangkauan dari ketersediaan pelayanan seringkali terbatas, dan tidak semua pasien siap untuk menyetujui
sebuah skenario tertentu.
Terapi pada ansietas tidak harus dilakukan oleh seorang psikiatri, namun seharusnya dapat diterapkan oleh semua
dokter yang berkompeten, sehingga keterbatasan pelayanan dapat diatasi(House cit Stark, 2002). Memberikan informasi
selalu menjadi langkah awal dalam menolong pasien ansietas, yang mana informasi yang diberikan harus sesuai dengan
kadarnya dan selalu memberikan harapan yang besar bagi setiap individu untuk sembuh. Kebanyakan pasien
menginginkan sebuah kejelasan dan informasi mengenai kondisi yang sedang ia alami, dengan melakukan tindakan tadi,
menunjukkan kepada pasien bahwa mereka benar-benar diperdulikan dan dirawat.
Komunikasi yang efektif adalah esensial dalam pemberian informasi, dokter-dokter terlatih dalam menghadapi
pertanyaan-pertanyaan terbuka dari pasien, mampu memahami kondisi psikis, dan kemampuan memberikan nasehat-
nasehat yang baik sangat dibutuhkan, sehingga akan tercipta komunikasi yang efektif. Yang mana akan mampu
membantu pasien dalam mengurangi beban psikisnya(House cit Stark, 2002)

2. Terapi Religi
Terapi ini sering digolongkan sebagai sebuah terapi psikis, namun sayangnya tidak semua dokter berkompeten
mampu melakukannya, dan terapi ini biasanya hanya dapat dilakukan oleh seorang yang memang ahli dalam bidang
spiritual. Terapi religi biasanya membantu pasien untuk lebih tenang dan memberi waktu pasien untuk memahami
dirinya sendiri, sehingga menciptakan sebuah kesadaran dalam diri sendiri. Hal ini cenderung lebih efektif karena
kesadaran tersebut muncul dari diri sang pasien sendiri.
Terapi ini dilakukan melalui sharing kepada ahli religi yang dipercaya oleh penderita, dan kemudian ahli religi tersebut
memberi nasehat-nasehat untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, namun tak jarang juga terapi semacam ini
dilakukan secara invidual tanpa seorang agamawan yang membimbing. Terapi semacam ini terkadang pada akhirnya
juga membentuk sebuah karakteristik atau watak yang baru dari penderita.

3. Terapi farmakologi
Beberapa jenis obat-obatan biasanya dapat digunakan untuk mengatasi dan mengurangi ansietas, dan masing-masing
obat memiliki keuntungan dan kekurangan masing-masing. Penggunaan suatu zat dalam jangka waktu yang lama pun
tidak akan membuahkan hasil yang baik untuk kesehatan fisik sang pasien sendiri
Obat-obatan yang paling sering digunakan dalam mengatasi ansietas adalah benzodiazepine(BDPs)(Fracchione, 2004).
Adapun beberapa jenis obat yang lazim digunakan adalah :
 Diazepam
 Lorazepam
 Alprazolam
 Propanolol
 Amitriptilin

Farmakoterapi (1) : gol. benzodiazepin


 Diazepam (Valium®, Stesolid® ) : dosis anjuran 10-30 mg/hari
 Klordiazepoksida (Cetabrium® Tensinyl® ) : dosis anjuran 15-30 mg/hari
 Lorazepam (Ativan® Renaquil® ) : 2-3 x 1 mg/hari

Farmakoterapi (2) : gol. benzodiazepin


 Clobazam (Frisium® Clobazam DM® ) : 2-3 x 10 mg/ hari
 Bromazepam (Lexotan® ) : 3 x 1,5 mg/hari
 Oxazolam (Serenal-10® ) : 2-3 x 10 mg/hari
 Chlorazepate (Tranxene 5-10® ) : 2-3 x 5 mg/hari

Farmakoterapi (3) : gol. benzodiazepin


 Alprazolam (Xanax® Alganax® Frixitas® ) : 3 x 0.25 – 0,5 mg/hari
 Prazepam (Equipax® ) : 2-3 x 5 mg/hari

Farmakoterapi (4) : non-benzodiazepin


 Sulpiride (Dogmatil® ) : 100 – 200 mg/hari
 Buspirone (Buspar® Tran-Q® ) : 15 – 30 mg/hari
 Hydroxyzine (Iterax® ) : 3 x 25 mg/hari

Gangguan Panik

TERAPI

Konseling dan medikasi.


Konseling: ajari pasien untuk diam ditempat sampai serangan panik berlalu, konsentrasikan diri untuk
mengatasi anxietas bukan pada gejala fisik, rileks, latihan pernafasan. Identifikasikan rasa takut selama
serangan. Diskusikan cara menghadapi rasa takut saya tidak mengalami serangan jantung, hanya panik,
akan berlalu.
Medikasi : banyak pasien tertolong melalui konseling dan tidak membutuhkan medikasi. Bila serangan
sering dan berat, atau secara bermakna dalam keadaan depresi beri antidepresan (imipramin 25 mg malam
hari, dosis bisa sampai 100-150 mg malam selama 2 minggu ). Bila serangan jarang dan terbatas beri anti
anxietas, jangka pendek (lorazepam 0,5 1 mg 3 dd 1 atau alprazolam 0,25 1 mg 3 dd 1) hindari pemberian
jangka panjang dan pemberian medikasi yang tidak perlu.

Gangguan Fobik

TERAPI

Konseling dan medikasi: dorong pasien untuk dapat mengatur pernafasan, membuat daftar situasi yang
ditakuti atau dihindari, diskusikan cara-cara menghadapi rasa takut tersebut. Dengan konseling banyak
pasien tidak membutuhkan medikasi. Bila ada depresi bisa diberi antidepresan lmipramin 50 150 mg/ hari.
Bila ada anxietas beri antianxietas dalam waktu singkat, karena bisa menimbulkan ketergantungan. Beta
blokerdapat mengurangi gejala fisik. Konsultasi spesialistik bila rasa takut menetap.

GangguanObsesif-kompulsif
TERAPI
Konseling dan medikasi : mengenali, menghadapi, menantang pikiran yang berulang dapat mengurangi
gejala obsesd, yang pada akhirnya mengurangi perilaku kompulsif. Latihan pernafasan. Bicarakan apa yang
akan dilakukan pasien untuk mengatasi situasi, kenali dari perkuat hal yang berhasil mengatasi situasi. Bila
diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150 mg, atau golongan Selected Serotonin Reuptake Inhibitors.
Konsultasi spesialistik bila kondisi tidak berkurang atau menetap.

GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH


TERAPI
Konseling dan medikasi: informasikan bahwa stres dan rasa khawatir keduanya mempunyai efek fisik dan
mental. Mempelajari keterampilan untuk mengurangi dampak stres merupakan pertolongan yang paling efektif.
Mengenali, menghadapi dan menantang kekhawatiran yang berlebihan dapat mengurangi gejala anxietas. Kenali
kekhawatiran yang berlebihan atau pikiran yang pesimistik. Latihan fisik yang teratur sering menolong. Medikasi
merupakan terapi sekunder, tapi dapat digunakan jika dengan konseling gejala menetap. Medikasi anxietas :
misal Diazepam 5 mg malam hari, tidak lebih dari 2 minggu, Beta bloker dapat membantu mengobati gejala fisik,
antidepresan bila ada depresi. Konsultasi spesialistik bila anxietas berat dan berlangsung lebih dan 3 bulan.

(TATALAKSANA DIAGNOSIS DAN TERAPI GANGGUANANXIETAS Dr. Evalina Asnawi Hutagalung, Sp.KJ)

Anda mungkin juga menyukai