Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum

GD 3205 PENGINDERAAN JAUH


Modul 5 : Koreksi Geometrik Citra dengan Metode Registrasi (Citra Ke Citra)
Dosen : Bambang E. Leksono

Disusun oleh :
Nifa Anzalta Minfadlika Failusuf
15114095

TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Data asli hasil rekaman sensor pada satelit maupun pesawat terbang merupakan
representasi dari bentuk permukaan bumi yang tidak beraturan. Meskipun kelihatannya
merupakan daerah yang datar, tetapi area yang direkam sesungguhnya mengandung
kesalahan (distorsi) dan noise yang diakibatkan oleh pengaruh kelengkungan bumi dan
atau oleh sensor itu sendiri. Kesalahan-kesalahan tersebut terdiri dari kesalahan internal
dan kesalahan eskternal. Kesalahan internal disebabkan oleh konfigurasi sensor, yaitu :
pembelokan arah penyinaran, abrasi sub-sistem optic dan scanning system tidak linier.
Kesalahan eksternal, yaitu: perubahan ketingian wahana dan satelit, perubahan posisi
wahana terhadap objek, rotasi bumi, dan kelengkungan bumi.
Akibat dari kesalahan geometrik ini maka posisi pixel dari data inderaja satelit tersebut
tidak sesuai dengan posisi (lintang dan bujur) yang sebenarnya. Untuk memperbaiki
kesalahan geometrik yang terjadi, dilakukan koreksi geometrik pada citra. Koreksi
geometrik merupakan proses memposisikan citra sehingga cocok dengan koordinat peta
dunia yang sesungguhnya. Registrasi citra-ke-citra melibatkan proses georeferensi apabila
citra acuannya sudah digeoreferensi. Oleh karena itu, georeferensi semata-mata merubah
sistem koordinat peta dalam file citra, sedangkan grid dalam citra tidak berubah. Menurut
Mather (2004) koreksi geometrik dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni : model
geometri orbital dan transformasi berdasarkan titik kontrol di lapangan (ground control
point, GCP).

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Melakukan langkah pengerjaan koreksi geometrik dengan metode registrasi (citra
ke citra) pada software ENVI.

1.3. Manfaat
1. Praktikan dapat melakukan langkah pengerjaan koreksi geometrik dengan metode
registrasi (citra ke citra) pada software ENVI.
2. Praktikan dapat memahami manfaat koreksi geometrik dalam pengolahan data citra
satelit

2
1.4. Studi Literatur
KOREKSI GEOMETRIK CITRA
Di dalam proses penginderaan jauh akan ditemui kesalahan-kesalahan. Kesalahan
tersebut dapat dikoreksi dan koreksi tersebut bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
menggunakan koreksi geometrik dan koreksi radiometrik. Koreksi Geometrik merupakan
proses menyesuaikan koordinat pixel pada citra dengan koordinat bumi dalam bidang
datar, sehingga nilai-nilai pixel tersebut sesuai dengan nilai pantulan atau pancaran
spektral objek sebenarnya. Tujuan dari koreksi geometrik ini adalah melakukan rektifikasi
(pembetulan) dan restorasi (pemulihan) citra agar koordinat citra sesuai dengan koordinat
geografi. Registrasi citra ke peta atau transformasi sistem koordinat citra ke peta
menghasilkan citra yang sudah mengacu pada sistem proyeksi tertentu.
Berdasarkan sumber kesalahan geometrik pada citra penginderaan jauh, dapat
dikelompokkan menjadi 2 :
1. Kesalahan Internal
a. Pembelokan Arah Penyinaran Menyebabkan Distorsi Panoramic
Pembelokan arah terjadi saat cermin scan melakukan scanning. Besarnya
sudut pengamatan satelit pada proses penyiaman akan mengakibatkan
perubahan luas cakupan objek.
b. Abrasi Sub-System Optic
Terjadi karena kemiringan cermin penyiaman, sehingga cakupan tidak
tegal lurus dan mengakibakan perubahan skala ke arah ordinat dan cakupan
berbentuk agak miring.
c. Scanning Tidak Linier
Terjadi karena kecepatan cermin berubah dan mengakibatkan pergeseran
lokasi tiap pixel.
2. Kesalahan Eksternal
a. Perubahan Posisi Satelit Terhadap Objek
Perubahan kecepatan satelit mengakibatkan perubahan skala pada arah
orbit
b. Perubahan Ketinggian Satelit
Membuat perubahan cakupan dan luas
c. Rotasi Bumi
Membuat objek permukaan bumi terekam miring ke arah barat

3
d. Kelengkungan Bumi
Mengakibatkan ukuran pixel yang direkam berubah
e. Ketinggian Orbit Satelit yang Tidak Konstan
Mengakibatkan perubahan skala pada arah penyiaman sehingga bentuk
cakupannya trapesium
f. Perubahan Posisi Satelit
Menimbulkan distorsi karena gerakan memutar, menggelinding dan
berbelok pada wahana satelit.
Koreksi geometrik yang biasa dilakukan adalah koreksi geometrik sistematik dan
koreksi geometrik non-sistematik. Metode Koreksi Sistematik : Bersifat konstan,
menerapkan rumus yang diturunkan dari model matematik atas sumber distorsi (geometri
lensa kamera, kalibrasi panjang fokus, koordinat fiducial mark), dan koreksi tangen
scanner mekanis optis dengan sistem koreksi. Metode Koreksi Non-Sistematik : Koreksi
distorsi acak, menerapkan rumus polynomial dari sistem koordinat geografis ke koordinat
citra yg ditentukan dengan GCP, nilai koordinat digunakan untuk analisis kuadrat terkecil
guna menentukan koefisien untuk persamaan transformasi yangg menghubungkan
koordinat citra dan koordinat geografis.

REGISTRASI (CITRA KE CITRA)


Dalam beberapa kasus, yang dibutuhkan adalah penyamaan posisi antara satu citra
dengan citra lainnya dengan mengabaikan sistem koordinat dari citra yang bersangkutan.
Penyamaan posisi ini kebanyakan dimaksudkan agar posisi piksel yang sama dapat
dibandingkan. Dalam hal ini, penyamaan posisi citra satu dengan citra lainnya untuk lokasi
yang sama sering disebut dengan registrasi. Dibandingkan dengan rektifikasi, registrasi ini
tidak melakukan transformasi ke suatu koordinat sistem. Dengan kata lain, registrasi
adalah suatu proses membuat suatu citra konform dengan citra lainnya, tanpa melibatkan
proses pemilihan sistem koordinat atau pun memberikan koordinat pada citra berdasarkan
koordinat yang ada pada citra lain (dengan cakupan area yang sama) yang telah memiliki
koordinat. Registrasi citra ke citra melibatkan proses georeferensi apabila citra acuannya
sudah di georeferensi. Oleh karena itu, Georeferensi semata-mata merubah sistem
koordinat peta dalam file citra, sedangakan grid dalam citra tidak berubah. (Purawanti,
2013).

4
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Metodologi Praktikum
2.1.1. Alat :
1. Software ENVI
2. Laptop atau PC

2.1.2. Langkah-Langkah Pan Sharpening dan Image Resampling pada Software ENVI
1. Import data citra Landsat 5 dan citra Landsat 8, yang di import adalah metadata
dari kedua file tersebut (MTL.txt)

2. Pada kolom Base Image, pilih Landsat 8 multispektral dan pada kolom warp image,
pilih Landsat 5 multispektral > Klik Next

3. Pilih Seed tie point > Klik Start editing > Pilih titik ikat di kedua citra > Klik Next.
Usahakan titik ikat yang dipilih tersebar merata pada citra.

5
4. Klik Show Table. Lalu akan muncul table tie point yang sudah diamati beserta nilai
errornya. Lakukan pemilihan tie point hingga nilai RMS Error lebih kecil dari 0.6
> Klik Next

5. Lalu muncul citra baru hasil dari proses registrasi yang telah dilakukan pada
tampilan utama ENVI bserta tabel RMS Error tie point.
2.2 Hasil dan Analisis
Dalam proses koreksi geometrik dengan software ENVI digunakan toolbox Image
Registration Workflow untuk mengoreksi citra satelit dengan metode citra ke citra. Citra yang
dijadikan referensi adalah citra Landsat 8 dan citra yang akan dikoreksi adalah citra Landsat 5.
Hasil pengamatan tie point kedua citra dan nilai RMS Errornya

Tabel 1. Koordinat Tie Point dan Errornya

6
Hasil Koreksi Geometrik antara Citra Landsat 8 dan Citra Landsat 5
Sebelum Koreksi Sesudah Koreksi

Analisis
Data citra satelit awal yang belum diolah biasanya mengandung noise yang ditimbulkan oleh
sensor. Koreksi Geometrik merupakan langkah pertama yang harus dilakukan saat mengolah
data citra satelit. Citra yang terekam oleh sensor mengandung kesalahan akibat pengaruh
kelengkungan bumi dan sensor itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan georeferensi untuk
memberikan koordinat peta (planimetris) pada citra yang sudah terekam pada bidang datar dua
dimensi. Keakuratan citra hasil koreksi geometrik dapat dilihat dari nilai penyimpangan citra
terhadap citra referensi (Nilai RMS Error). Citra hasil koreksi geometrik dapat diterima apabila
penyimpangan posisi tidak lebih dari 1 pixel (kurang dari 30 meter dalam citra Landsat). Hasil
praktikum koreksi geometrik dengan mengamati 19 tie points di dapat nilai RMS Error sebesar
0.346645. Besarnya nilai RMS Error tersebut akan bergantung pada kemampuan praktikan saat
mengamati dan memilih tie point di kedua citra (Landsat 8 dan Landsat 5). Praktikan harus
mencoba mendapatkan nilai RMS Error kurang dari 0.6. Semakin kecil nilai RMS Error pada
saat penentuan tie point, maka akan semakin baik kualitas hasil pengamatan tie point yang
dihasilkan. Sehingga, citra yang dihasilkan setelah proses koreksi geometrik registrasi pun
semakin baik. Koreksi geometrik sangat penting dilakukan karena berkaitan dengan sejumlah
informasi spasial dari suatu citra. Manfaat dari proses koreksi geometrik adalah pembuatan
peta dengan skala yang teliti dan digunakan dalam analisis spasial yang akurat dan presisi.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Koreksi geometrik yang dilakukan pada praktikum ini menggunakan metode regitrasi
(citra ke citra). Proses yang dilakukan yaitu dengan mengamati dan memilih secara acak tie
point pada kedua citra. Tie point pada kedua citra diusahakan tersebar merata. Citra yang
dijadikan referensi adalah citra Landsat 8 dan citra yang akan dikoreksi adalah citra Landsat 5.
Dari hasil pengamatan didapatkan nilai RMS Error sebesar 0.346645. Hasil tersebut masuk
dalam toleransi dari keakuratan koreksi geometrik sebesar 0.6. Sehingga, didapatkan citra yang
telah terkoreksi geometrik dengan ketelitian yang baik dan dapat diproses ke tahapan
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Lillesand, T. M.; R. W. Kiefer; J. W. Chipman. 2000. Remote sensing and image


interpretation (4th ed.). John Wiley and Sons Inc. New York.
Purwanti, R. 2013. Koreksi Geometrik.
Academia. 2013. http://www.academia.edu/4774349/Koreksi_Geometrik_dan_Radiometrik.
[Diakses pada 25 Maret 2017].

Geospasial, Info. 2015. http://www.info-geospasial.com/2015/12/perlukah-koreksi-geometrik-


citra.html. [Diakses pada 25 Maret 2017].

Anda mungkin juga menyukai