Anda di halaman 1dari 7

Aku anita, aku lah si cupu orang memanggil ku dengan sebutan itu.

Entah mengapa aku


dijuluki si cupu padahal aku biasa saja, mungkin gaya ku tidak sekeren mereka. Aku pun tidak
memiliki teman, entah mengapa mereka menjauhi ku mereka bilang aku miskin, tidak punya uang,
anak tukang gorengan. Namun aku tidak peduli bagi ku semua itu hanya sebuah ujian yang tuhan
beri kepada ku dan keluarga ku. Tapi aku tidak diam, aku selalu beusaha menjadi yang terbaik
untuk diriku dan kedua orang tua ku agar aku bisa membuktikan bahwa si miskin ini bisa sukses.

Adegan 1

Ibu : Nit.. Nita..


Anita : Ya bu, ada apa?
Ibu : Sini nak keluar sebentar..
Lalu nita pun keluar dengan tergesah-gesah, ia takut terjadi apa-apa dengan ibunya.
Anita : Ya bu.. ada apa ibu menyuruh Nita keluar? (perasaannya panic)
Ibu : Tidak ada apa-apa nak, kamu sedang apa?
Anita : Nita sedang belajar bu.
Ibu : Ohh, Nita sedang belajar. Maafkan Ibu ya sudah mengganggu mu.
Anita : Ya bu, tidak apa ko.
Ibu : Ya sudah. Sana kamu lanjutkan belajarnya, semangat ya saying.

Ibunya sangat sayang sekali dengan Anita bahkan menganggap Anita itu adalah harta yang
sangat berharga karena Anita nurut sekali dengan ibunya.

Adegan 2
Tiba-tiba ayahnya Anita dating dengan keadaan mabuk dan marah, hingga tidak ke kontrol
emosinya.
Ayah : Tih.. Ratih!! (memanggil dengan teriak) 2 kali memanggil
Ibu : Iya Pak iya ada apa?
Ayah : Kamu kemana saja! Budeg ya kuping kamu! Dipanggil dari tadi tidak keluar-keluar!
Ibu : Maaf Pak, Ibu lagi masak di dapur jadi tidak terdengar suara bapak. Bapak habis kemana?
Ko pulang marah-marah. Bapak mabuk lagi ya?
Ayah : Ahhh!! Sudah diam kamu, tidak ada urusan dengan kamu! Mana uangnya cepat!
Ibu : Uang apa pak?
Ayah : Uang ya duit! Masa kamu gak tau uang gimana sih kamu!
Ibu : Ibu tidak punya uang pak, kan sudah diambil bapak kemarin
Ayah : Ahh jangan bohong kamu, cepat saya perlu ini uangnya!
Ibu : Bener pak Ibu gak punya uang.
Ayah : Dasar istri bego! (sambil memukul wajahnya)
Ibu : (menangis)

Adegan 3
Lalu Ayahnya pergi meninggalkan Ibunya, datanglah Anita dengan keadaan sedih melihat
ibunya diperlakukan seperti itu kepada Ayahnya. Hampir Anita dan Ibunya mengalami kekerasan
oleh Ayahnya, Ayahnya seorang pemabuk dan pejudi berat kerjaannya hanya itu yang dia lakukan
tanpa memikirkan keluarganya. Entah factor apa yang membuat ayahnya seperti itu.
Anita : Ibu yang sabar ya, ibu jangan nangis lagi. (sambil menangis)
Ibu : Iya sayang, Ibu tidak menangis. Sudah kamu sana siap-siap berangkat sekolah. Jangan
lupa dibawa ya gorengannya untuk dijual.
Anita : Ya bu, Anita siap-siap dulu ya..

Anita bergegas untuk menyiapkan perlengkapan sekolah dan dagangannya untuk dijual
disekolahnya nanti.
Anita : Bu.. Anita berangkat dulu ya.
Ibu : Iya sayang, hati-hati ya dijalan.

Anita pergi meninggalkan rumah, ia berangkat sekolah dengan berjalan kaki sejauh 1
kilometer dari rumahnya. Setiap hari dilakukannya seperti itu tanpa kenal lelah untuk
membuktikan usahanya.

Babak 2
Sesampainya di sekolah Anita bertemu temannya di depan kelas 12 IPA 2. Anita
mendapatkan kekerasan dari temannya yang tidak suka kepada Anita.
Adegan 1
Ririn : Woy! Tukang gorengan sini lu!
Anita : (menyamperinya)
Ririn : Set dah lu sombong amat sih dipanggil kesini aja lama banget kaya anak orang kaya aja
lu!
Anita : Ada apa rin kamu panggil saya?
Ririn : Bias gue mau ambil gorengan lu!
Anita : jangan Rin, ini untuk dijual. Nanti aku gak punya uang untuk buat laginya.
Ririn : Ahh! Pelit amat sih lu. Orang miskin aja belagu! (mendorongnya dengan rasa benci)
Anita : (menangis sembari mengumpulkan dagangannya yang jatuh itu)

Adegan 2
Waktu menunjukan pukul 13.00 waktunya Anita pulang kerumah, namun tiba-tiba dia
mendapat kekerasan lagi oleh Ririn dan Teman-temannya.
Nadia : Rin Rin.. itu si cupu udah keluar tuh cepet samperin.
Mila : Eh iya tuh iya bener udah keluar.
Ririn : Ayo-ayo buru samperin.

Mereka menghadang Anita..


Nadia : Eh cupu mau kemana lu!
Anita : (diam dan menundukan kepala)
Mila : Elah ditanyain malah diem. Woy bego!
Anita : Ada apa Rin, Mil, Nad?
Ririn : sombong banget lu dasar orang miskin! (memukul kepalanya)
Anita : kenapa sih kalian jahat sama aku, padahal aku gak pernah punya masalah sama kalian.
Ko kalian tega sih jahatin aku kaya gini.
Nadia : Siapa suruh lu miskin, cupu. Makanya kita-kita suka ngerjain lu! (mendorongnya)
Mila : Udahlah ayo pergi biarin nih si miskin nangis-nangis disini sendiri. (terwata meledek)
Ririn : Iya lah ayo kita pergi saja. (meludahinya dan menertawainya)
Hati Anita sakit sekali diperlakukannya seperti itu, ia sempat berpikir ingin mati saja kalau
dia terus-terusan begini. Namun ia memikirkan ibunya yang juga mendapat kekerasan oleh
ayahnya kalau iya mati lalu ibunya dengan siapa.
Anita bertekad ingin mengubah dirinya menjadi orang yang lebih dipandang lebih baik
karena ia tidak ingin hidupnya terus seperti ini. Anita berusaha membuktikan semuanya agar
orang-orang tidak lagi melukainya dan keluarganya.

Babak 3
Sore itu Anita berjalan menuju rumah untuk pulang dan membawakan hasil dagangannya
kepada ibunya, namun ditengah perjalanan Anita melihat Ririn sedang dalam kesulitan.

Adegan 1
Preman 1 : Neng mau kemana? Ko sendirian aja..
Ririn : Siapa sih lu gangguin gue aja!
Preman 2 : GalaK amat sih neng, jangan galak-galak dong ah abang atut nips..
Ririn : Eh, apaan sih! Pergi gak lu kalau gak gue teriak nih!
Preman 1 : Teriak aja neng sok sampe serak pun gak ada yang bisa denger.
Preman 2 : Ya neng sok aja teriak karna ini wilayah kita, jadi gak ada yang berani melawan kita-
kita.(sambil tertawa kencang)
Ririn : Awas lu ya jangan macem-macem!
Kedua preman itu lalu memaksa Ririn untuk melayani nafsu mereka, namun Ririn
memberontak dan berteriak minta tolong!

Adegan 2
Ririn : Tolong!! (sambil berteriak berkali-kali dengan perasaan takut)
Datanglah Anita dengan membawa kayu dan memukul kedua preman tersebut menolong
Ririn dan membawanya lari
Anita : buk buk buk (suara kayu memukul preman)
Anita : Pergi kalian! Jangan ganggu teman saya!
Lalu kedua preman itu lari karena ketakuan dipukuli oleh Anita.
Anita : Rin, kamu gakpapa kan?
Ririn : Engga Nit, aku gakpapa (sambil memeluknya)
Anita : syukur kalau begitu..
Ririn : aku takut sekali sama mereka Nita, makasih kamu menyelamatkan ku dari mereka.
Anita : iya Rin tidak apa-apa. Sudah yu kita pulang takut preman itu kembali lagi.
Ririn : iya Nit ayo kita Pulang.
Mereka pulang tergesah-gesah kerena takut preman itu dating lagi.

Babak 4
Keesokan harinya diminggu yang cerah waktunya Anita membantu ibunya berjualan ke
pasar menjajakan gorengannya. Waktu minggu adalah waktu yang sangat senang untuk Anita
karena bisa membantu dan menemani ibunya berjualan dari pagi hingga pulang nanti.
Adegan 1
Anita : Bu ayo bu kita berangkat..
Ibu : Iya nak ayo kita berangkat.
Belum juga mereka berangkat datanglah tamu, seseorang yang mencari anak yang bernama
Anita. Ternyata orang itu adalah orang tua Ririn yang Anita selamatkan dari kedua preman.
Handi : Permisi, apakah ini kediamanan Anita?
Ibu : iya pak benar. Ada apa ya pak?
Handi : Gini bu, saya adalah orang tua Ririn. Saya datang kemari ingin mengucapkan terimakasih
karena anak ibu sudah menyelamatkan anak saya dari preman yang ingin melukai anak saya.
Ibu : (Ibunya kaget) Nita apakah benar kamu menyelamatkan anaknya bapak ini?
Anita : Ya bu benar, Ririn teman Anita, Anita tidak ingin melihat teman Anita diperlakukan
seperti itu.
Ibu : Ya Tuhan, tapi kamu tidak apa-apa kan nak? (ibunya cemas)
Anita : Tidak bu, Anita baik-baik saja.
Handi : Makasih ya nak, sudah menyelamatkan anak bapak.
Anita : Iya pak sama-sama.
Ririn : Maafin aku ya Nit, sudah berlaku kasar sama kamu. Aku janji tidak akan jahat lagi sama
kamu, sekrang kita berteman baik ya.
Anita : Iya Rin tidak apa-apa, sudah aku maafkan ko. Semoga kita saling menjaga dan saling
menolong sesama.
Ririn : (tersenyum kerena sudah dimaafkan) iya Nit maksih banyak.
Handi : Nah sekarang kalian sudah baikan, jadi jangan ada kekerasan lagi ya.
Anita dan Ririn : Iya Pak.
Handi : Ya sudah Anita ini om kasih kamu sesuatu semoga bermanfaat ya sampai kamu sukses.
Anita : Apa ini om? Iya om terimakasih banyak.
Handi : Ya sudah om dan ririn pamit ingin pulang ya.
Anita : hati-hati ya om, rin.

Ibunya bangga kepada anita kerena iya sudah membantu temannya dari tindak kekerasan,
walaupun kerap kali ia sering diperlakukan tidak adil namun iya selalu berusaha sabar.
Sesuatu yang didaptkan dari ayah ririn adalah beasiswa sekolah sampai S2 untuk anita agar
cita-citanya tercapai untuk membanggakan kedua orang tuanya. Iya sekarang lebih giat belajar
untuk hidupnya dimasa depan dan tidak ingin menemukan lagi adanya kekerasan. Ayahnya
dipenjara karena terjerat kasus judi dan pencurian disebuah Toko perhiasan dan ayahnya menyesali
perbuatannya itu. Anita dan ibunya menjalani kehidupannya dengan nyaman tanpa ada kekerasan.
Naskah Drama “ANITA”
Karya : Tarjono

SMK AS-SALAAM JATIBARANG

Tokoh :
1. Anita
2. Ratih (Ibu Anita)
3. Abas (Ayah Anita)
4. Ririn
5. Mila
6. Nadia
7. Preman 1
8. Preman 2
9. Handi (Ayah Ririn)

YAYASAN AS-SALAAM JATIBARANG

Anda mungkin juga menyukai