Anda di halaman 1dari 27

KUALITAS

MINYAK BUMI DAN PRODUKNYA

Subagjo
Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis
Departemen Teknik Kimia
ITB
UJI KUALITAS
• Dilakukan terhadap minyak mentah dan produk
• Jenis pengujian:
p g j
– banyak
– disesuaikan dg spesifikasi yg dibutuhkan
– dapat dikelompokkan dalam 7 kelompok berdasarkan
sifat produk; yaitu:
• Volatilitas
• Pembakaran
• Viskositas
• Titik leleh
l l h
• Oksidasi
• Korosi
• berbagai sifat lainnya
VOLATILITAS
O S

• Berkaitan erat dg kemampuan/kemudahan menguap


• cara pengujian:
– Distilasi
– tekanan uap
– flash point (titik nyala) dan fire point (titik bakar)
PEMBAKARAN

• Kualitas anti-knock:
– Octan Number (Angka Oktan)
– Performance Number
• Kualitas penyalaan (ignition quality):
– Cetane Number (Angka Setana)
– Aniline Point
– Diesel
ese Index
de
– Calculated Cetane Index
• Nilai Kalor
• Kualitas Pembakaran:
– Smoke Point
– Char Value
VISKOSITAS dan KONSISTENSI

• Viskositas Kinematik: Redwood,, Saybolt,


y , Engler
g
• Viscosity Index (Indeks Viskositas)
• Penetration Test (indeks penetrasi)
TITIK LELEH

• terkait dg
gpperilaku: p
peleburan/pelelehan/pencairan,
p p ,
pemadatan dan pengendapan
• Pengujian:
– Freezing Point
– Cloud Point dan Pour Point
– Drop Point of Grease
– Melting Point dan Setting Point of Wax
– Softening Point of Bitumen
OKSIDASI

• Pengujian
g j untuk mengevaluasi
g stabilitas dlm
penyimpanan dan ketahanan thdp oksidasi pada bensin
atau bahan bakar jet:
– Induction Periode of Gasoline
– Thermal Stability of Jet Fuel
– Gum Content
KOROSI

• Minyak
y mentah bersifat korosif,, karena mengandung:
g g
– senyawa sulfur
– asam organik dan
– garam NaCl
• penujian untuk mengevaluasi ke-korosif-annya:
– Sulfur Total
– Keasaman dan Alkalinitas
– Cooper-Strip Corrosion Test
– Silver-Strip Corrosion Test utk bahan bakar avtur
PENGUJIAN LAIN

• Kadar Abu
• Residu Carbon
• Warna
• Densitas dan Specific Gravity
• Kadar Pb dalam Bensin
• Ductility (utk
( aspal))
UJI DISTILASI

• menggunakan
gg p
peralatan standar ((ASTM distilation))
• volume 100 ml
• pengukuran:
– temperatur uap pada interval volume kondensat
– IBP (initial boiling point): temperatur uap pada tetes pertama
– FBP (final boiling point): temperatur maksimum yg dicapai
• catatan:
– biasanya volume kondesat ~ 97% volume minyak yg didistilasi
(ada yg menjadi kerak dan/atau hilang)
– batas temperatur maksimum: 370oC → minyak terengkah
• Hasil: kurva distilasi
Contoh Hasil Uji Kualitas Nafta
SG 60/60oF 0,7356
oAPI 60,9
RVP, psia 8

ASTM Distillation, oC
IBP 33
10% 49
30% 67
50% 93
70% 130
90% 180
FBP 215
H2S Content, ppm nil
Mercaptant Sulphur as S, ppmwt 15
Caustic Content as Na+
Na+, ppm <2
Cooper Strip Corrosion no. 1
Existent Gum, mg/100ml <1
TEKANAN UAP
• ≅ tekanan yg dihasilkan oleh uap di atas permukaan
cairan
i pada
d ttemperatur
t ttertentu.
t t
• Untuk fraksi mb yg mudah menguap dan tidak viskos
ditentukan dg metode Reid,
– dengan alat standard.
– Hasil pengukurannya: Reid Vapor Pressure (RVP)
• Penting
P ti untuk
t k pertimbangan:
ti b
– keamanan dalam transportasi
– tipe
p tangki
g p penyimpan
y p
– karakteristik start-up mesin motor bensin
– vapor lock dalam mesin motor bensin
Flash Point dan Fire Point
• flash
fl h point
i t adalah temperatur terendah dimana uap yg berada di
atas minyak dapat terbakar saat dikenai nyala api
• sejumlah minyak dalam wadah tertentu dipanaskan
dipanaskan, dengan laju
kenaikan temperatur tertentu dan selalu diberi kilatan api, sampai
campuran udara dan uap yg terbentuk dapat menyala (bluup)
• Dapat dilakukan menggunakan wadah yang tertutup atau terbuka:
Closed flash point dan Open flash point temperature
• Dilakukan dg
gp peralatan standar:
– Closed flash point temperature
• Abel untuk flash Point > 49 oC
• Pensky-Martens
y untuk flash Point 19 oC– 49 oC
– Open flash point temperature
• Cleveland untuk flash Point < 79 oC (tidak termasuk minyak
bakar))
Flash Point dan Fire Point
• fire point adalah temperatur terendah dimana uap yg
berada di atas minyak dapat terbakar saat dikenai nyala
api dan tetap terbakar selama ~ 5 detik

Flash Point dan Fire Point


• menunjukkan kemudahan terbakar
• kecenderungan: dg udara membentuk campuran yg
mudah terbakar
• dipertimbangkan dalam keamanan penanganan dan
transportasi
Angka Oktan

• Angka
g Oktan: tolok ukur mutu terpenting
p g bensin
• makin tinggi makin baik mutu pembakaran bensin di
dalam mesin motor bensin (mesin Otto)
• Angka Oktan ≅ %-v iso-oktan dalam campurannya dg n-
heptan yang menghasilkan intensitas ketukan (knocking)
yang sama dengan bahan bakar yang diuji
• pengujian dilakukan menggunakan mesin standar
• Angka Oktan iso-oktan (2, 2, 4-trimetil pentan) = 100
• Angka Oktan n-heptan = 0
Angka Oktan
Jenis Bensin Angka Oktan
Premium 88
Pertamax 92
Pertamax plus 95

• Premium dengan angka oktan 88 menghasilkan mutu


pembakaran yg sama dengan
p g campuran
p 88%-v iso-oktan
dan 12%-v n heptan
• Ketukan di dalam mesin:
– menyebabkan kehilangan energi
– kerusakan pada mesin
– berisik
Performance Number

• untuk memperkirakan TEL* ON TEL* ON


karakteristik knocking
g bensin 0 100 2,0 112,8
pesawat terbang yg memiliki 0,2 102,5 2,5 114,3
angka oktan > 100
0,4 104,4 3,0 115,5
• pengujian:
p g j menggunakan
gg
mesin standar 06
0,6 106 0
106,0 35
3,5 116 6
116,6
• pembanding: campuran iso- 0,8 107,4 4,0 117,5
oktan dan TEL ((tetraethyl
y ,
1,0 108,6
, 4,5
, 118,3
,
Lead) 1,2 109,6 5,0 119,1
1,4 110,5 5,5 119,7
• ON = 100 +(PN – 100)/3
1,6 111,4 6,0 120,3
– ON = angka oktan 1,8 112,1
– PN = performance number
TEL dinyatakan dalam ml/US gallon
Angka Setana
• tolok ukur mutu pembakaran minyak diesel
• Bahan bakar diesel dikehendaki mudah terbakar secara
mandiri (tanpa letikan api busi) jika disemprotkan ke
dalam udar panas bertekanan
• menunjukkan berapa cepat pembakaran terjadi setelah
injeksi bahan bakar ke dalam ruang pembakaran
• beda waktu antara saat injekesi bahan bakar hingga
terjadinya penyalaan/pembakaran
• makin tinggi angka setana makin kecil beda waktu tsb
g oktan ≅ %-v n-setana dalam campurannya
• angka p y
dengan α-metil naftalena yang memiliki mutu
pembakaran yang sama dengan bahan bakar yang diuji
Angka Setana
• Referensi:
– Hexadekana (C16H34 : setana) diberi nilai 100
– α
α-metil
metil naftalena (α-CH
(α CH3-C
C10H7) diberi nilai 0
– 2, 2, 4, 4, 6, 8, 8-heptametil nonana (C16H34) diberi nilai 15
• n-setana adalah hidrokarbon berantai lurus yang sangat
mudah terbakar secara mandiri
mandiri, angka setana = 100
• α-metil naftalena (hidrkarbon aromatik bercincin ganda)
sangat sukar terbakar secara mandiri, angka setana = 0

• Jika pembanding adalah campuran n-setana dan 2, 2, 4,


4, 6, 8, 8
8-heptametil
heptametil nonana, angka setana
= %-v setana + 0,15 (-v 2, 2, 4, 4, 6, 8, 8-heptametil nonana)

• Angka
A k oktan
kt bahan
b h bbakar
k didiesell 40 - 50
Indeks Setana atau Indeks Diesel
• Makin tinggi angka setana:
– makin mudah bahan bakar terbakar secara mandiri
– makin mudah mesin (diesel) distart
– makin tinggi efisiensi mesin daya yg dihasilkan
– makin sedikit asap, bau dan keberisikan yang dihasilkan
• Jika tidak ada alat (mesin) pengukur, angka setana
dapat dihitung:
Angka Setana = 0,72 Indeks Setana + 10

• Indeks
I d k Setana
S t = Aniline
A ili P Point
i t (oF) x oAPI/100

• Indeks Setana/Indeks Diesel: tolok ukur mutu bahan


bakar untuk mesin Diesel juga
Aniline Point (Titik Anilin)

• Anilin:
– pelarut yang baik untuk aromatik, tetapi
– pelarut yang buruk untuk alifatik
• Aniline Point ≅ temperatur terendah (oF) saat sejumlah
sama (5 ml) minyak dan anilin bercampur sempurna
• Bahan bakar diesel dg titik anilin makin
• Makin tinggi titik anilin, makin tinggi kadar parafin, makin
mudah terbakar secara mandiri, makin tinggi angka
setana
CALCULATED CETANE INDEX
• Index Setana dapat dihitung berdasarkan
9 specific Gravity
9 temperatur distilasi fraksi 10% (T10)
9 temperatur
p distilasi fraksi 50% ((T50)
9 temperatur distilasi fraksi 90% (T90)
• Persamaan yg digunakan
CCI = 45,2
45 2+0 0,0892
0892 T10N + (0,131
(0 131 + 0
0,901B)
901B) T50N
+ (0,0523 - 0,42B) T90N+ 0,00049 [(T10N)2 – (T90N)2]
+ 107 B + 60 B2

9 T10N = T10 – 215


9 T50N = T50 – 260
9 T90N = T90 – 310
9B = exp[–
[ 3,5(G
3 5(G – 0,85)]
0 85)] – 1
9G = specific gravity pada 15 oC

• CCI dapat digunakan untuk memperkirakan index setana jika


tidak ada mesin pengukur angka setana
NILAI KALOR
• Nilai kalor dinyatakan sebagai Gross Calorific Value
• Gross Calorific Value atau higher calorific value: kalor yang dihasilkan dari
pembakaran sejumlah tertentu bahan bakar menggunakan oksigen, dan
produk pembakaran kemudian didinginkan hingga temperatur kamar
• gross calorific value mencakup kalor kondensasi
• Net Calorific Value: Gross Calorific Value – kalor kondensasi
• Nilai kalor dapat diperkirakan dengan teliti (penyimpangan < 1%)
menggunakan
gg p
persamaan:
• Gross Calorific Value = 12400 – 2100 d2 [cal/g]
– d: specific gravity pada 15 oC

• Nilai Kalor minyak mentah: 10000 – 11600 cal/g


• Nilai Kalor bensin: 11000 – 11500 cal/g
• Nilai Kalor kerosen minyak diesel: 10500 – 11200 cal/g
• Nilai Kalor fraksi gas dapat dihitung berdasarkan komposisi gas dan kalor
pembakaran masing-masing komponen

• Sifat p
penting
g bagi
g bahan bakar kendaraan dengan
g beban terbatas
mis: pesawat udara
Smoke Point
• dit
ditentukan
t k dg d peralatan
l t standar
t d padad kkondisi
di i standar
t d
• Definisi: tinggi api maksimum (dlm mm) yang dihasilkan
dari pembakaran bahan bakar tanpa menghasilkan asap
• sifat penting untuk evaluasi minyak penerangan
(kerosen) dan bahan bakar: kerosen
• makin tinggi makin baik
• memberi petunjuk kandungan aromatik
Char Value
Viskositas
Index Viskositas

Anda mungkin juga menyukai