Anda di halaman 1dari 20

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Transformator merupakan suatu alat listrik yang termasuk ke dalam
klasifikasi mesin listrik static yang berfungsi menyalurkan tenaga/daya listrik
dari tegangan tinggi ke tegangan rendah dan sebaliknya. Atau dapat juga
diartikan mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang
lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-
elektromagnet. Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi
berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder.
Transformator Arus Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data
masukan berupa besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan
primer atau sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung
beban arus yang mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa
juga besaran arusnya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman
jaringan.

1.2 Rumusan Masalah


 Pengertian Transformator beserta Prinsip Kerja dan Jenis-jenisnya
 Autotransformator dan Penerapannya
 Hukum-Hukum Fisika Yang berkaitan
 Manfaat Transformator

1.3 Tujuan Penulisan


Agar mahasiswa dapat menambah pengetahuan lebih spesifik mengenai
autotransformator tersebut ditinjau dari segi teori, hukum-hukum fisika yang
berlaku serta hal-hal lain yang berkaitan dengan materi tersebut.

1
Bab II
Pembahasan

2.1 Pengertian Transformator beserta Prinsip Kerja dan Jenis-jenisnya


Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu
alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.
Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan
Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari
110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip
Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus
bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting
dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal
dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan
kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke
tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang
pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.

Berikut ini adalah gambar bentuk dan simbol Transformator :






2
 Prinsip Kerja

Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau
kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Pada kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini
dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi (Core). Ketika
kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan
medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet
(densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang
dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan
magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama
(primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua
(sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke
kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan
listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun
dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah.

Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah
kumpulan lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel
berlapis-lapis dengan kegunaanya untuk mempermudah jalannya Fluks
Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi
suhu panas yang ditimbulkan.

Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator


tersebut diantaranya seperti :

 E – I Lamination
 E – E Lamination
 L – L Lamination
 U – I Lamination

3
Dibawah ini adalah Fluks pada Transformator :

Rasio

lilitan pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer menentukan rasio


tegangan pada kedua kumparan tersebut. Sebagai contoh, 1 lilitan pada
kumparan primer dan 10 lilitan pada kumparan sekunder akan menghasilkan
tegangan 10 kali lipat dari tegangan input pada kumparan primer. Jenis
Transformator ini biasanya disebut dengan Transformator Step Up.
Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1 lilitan pada
kumparan sekunder, maka tegangan yang dihasilkan oleh Kumparan
Sekunder adalah 1/10 dari tegangan input pada Kumparan Primer.
Transformator jenis ini disebut dengan Transformator Step Down.

 Jenis-Jenis Trafo

4
5
6
2.2 Autotransformator dan Penerapannya
Autotransformator dibagi menjadi dua jenis yakni diantaranya :

 Autotransformator

skema autotransformator

Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara
listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan
primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder

7
selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama
lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan
transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran
fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan.
Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik
antara lilitan primer dengan lilitan sekunder.

Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan


lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

 Autotransformator variabel

skema autotransformator variabel

Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang


sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan
primer-sekunder yang berubah-ubah.

8
 Pengaplikasian/Penerapan Autotransformator yakni :

9
2.3 Hukum-hukum Fisika yang Berkaitan
Ada dua hukum dasar yang menghubungkan gejala kelistrikan dan kemagnetan:
Pertama, arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Ini
dikenal sebagai gejala induksi magnet. Peletak dasar konsep ini adalah Oersted
yang telah menemukan gejala ini secara eksperimen dan dirumuskan secara
lengkap oleh Ampere. Gejala induksi magnet dikenal sebagai Hukum Ampere.
Kedua, medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu dapat
menghasilkan (menginduksi) medan listrik dalam bentuk arus listrik. Gejala ini
dikenal sebagai gejala induksi elektromagnet. Konsep induksi elektromagnet
ditemukan secara eksperimen oleh Michael Faraday dan dirumuskan secara
lengkap oleh Joseph Henry. Hukum induksi elektromagnet sendiri kemudian
dikenal sebagai Hukum Faraday-Henry.

10
Dari kedua prinsip dasar listrik magnet di atas dan dengan mempertimbangkan
konsep simetri yang berlaku dalam hukum alam, James Clerk Maxwell
mengajukan suatu usulan. Usulan yang dikemukakan Maxwell, yaitu bahwa jika
medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat menghasilkan medan listrik
maka hal sebaliknya boleh jadi dapat terjadi. Dengan demikian Maxwell
mengusulkan bahwa medan listrik yang berubah terhadap waktu dapat
menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Usulan Maxwell ini kemudian
menjadi hukum ketiga yang menghubungkan antara kelistrikan dan
kemagnetan.
Jadi, prinsip ketiga adalah medan listrik yang berubah-ubah terhadap waktu
dapat menghasilkan medan magnet. Prinsip ketiga ini yang dikemukakan oleh
Maxwell pada dasarnya merupakan pengembangan dari rumusan hukum
Ampere. Oleh karena itu, prinsip ini dikenal dengan nama Hukum Ampere-
Maxwell.
Dari ketiga prinsip dasar kelistrikan dan kemagnetan di atas, Maxwell melihat
adanya suatu pola dasar. Medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat
membangkitkan medan listrik yang juga berubah-ubah terhadap waktu, dan
medan listrik yang berubah terhadap waktu juga dapat menghasilkan medan
magnet. Jika proses ini berlangsung secara kontinu maka akan dihasilkan medan
magnet dan medan listrik secara kontinu. Jika medan magnet dan medan listrik
ini secara serempak merambat (menyebar) di dalam ruang ke segala arah maka
ini merupakan gejala gelombang. Gelombang semacam ini disebut gelombang
elektromagnetik karena terdiri dari medan listrik dan medan magnet yang
merambat dalam ruang.
Medan magnet berperan sangat penting sebagai rangkaian proses konversi
energi. Melalui medium medan magnet, bentuk energi mekanik dapat diubah
menjadi energi listrik-alat konversinya disebut generator-atau sebaliknyadari
bentuk energi listrik menjadi energi mekanik-alat konversinya disebut motor.
Pada transformator, gandengan medan magnet berfungsi untuk memindahkan

11
dan mengubah energi listrik dari rangkaian primer ke sekunder melalui prinsip
induksi electromagnet.
Dari sisi pandangan elektris , medan magnet mampu untuk mengimbaskan
tegangan pada konduktor sedangkan dari sisi pandangan mekanis medan
magnet sanggup untuk menghasilkan gaya dan kopel.
Keutamaan medan magnet sebagai perangkai proses konversi energi disebabkan
terjadinya bahan-bahan magnetik yang memungkinkan diperolehnya kerapatan
energi yang tinggi; kerapatan energi yang tinggi ini akan menghasilkan
kapasitas tenaga per unit volume mesin yang tinggi pula. Jelaslah bahwa
pengertian kuantitatif tentang medan magnet dan rangkaian magnet merupakan
bagian penting untuk memahami proses konversi energi listrik.

Medan Magnet dan Medan Listrik

Medan magnet terbentuk dari gerak elektron. Mengingat arus listrik yang
melalui suatu hantaran merupakan aliran elektron, maka pada sekitar kawat
hantaran listrik tersebut akan ditimbulkan suatu medan magnet. Medan magnet
memiliki arah, kerapatan, dan intensitas yang digambarkan sebagai “garis-garis
fluks” dan dinyatakan dengan gambar simbol

Hukum Ampere

Andre Marie Ampere adalah salah satu tokoh didunia elektro yang
mengembangkan salah satu hukum penting di bidang elektro, yaitu Hukum
Ampere. Pada tahun 1820, segera setelah ia mendengar publikasi hasil
eksperimen Hans Christian Oersted tentang pengaruh listrik pada magnet
jarum di Paris (Lihat: Teori Oersted) ia kemudian mengembangkan serangkaian
penelitian.
Maka dihasilkanlah suatu rumusan yang secara sederhana dirumuskan sebagai
berikut:

12
Besarnya medan magnetik di dekitar penghantar berarus listrik bergantung pada
kuat arus dan jaraknya terhadap penghantar.
Hukum ampere menyatakan bahwadalam keadaan rangkaian listrik tertutup,
jumlah panjang elemen penghantar dikalikan dengan besarnya medan magnet
yang searah dengan arah arus listrik adalah sebanding dengan permeabilitas
ruang hampa (=4π x 10-7 Wb/A m) dikalikan dengan nilai besar arus yang
mengalir pada rangkaian tertutup.
Jika ada dua buah penghantar sejajar yang panjang, terpisah sejauh d dan
masing-masing dialiri arus arus listrik sebesar I1 dan I2 , maka kedua penghantar
itu akan tarik-menarik atau tolak-menolak. Kenyataan eksperimen semacam itu
diperhatikan pertama kali oleh Ampere.

Konfigurasi Arus Yang Dapat Diselesaikan dengan Hukum Ampere

1. Kawat Lurus Tak Berhingga


2. Bidang Tak Berkhingga
3. Selenoida Tak Berhingga

13
4. Toroida

Transformator

Pada tahun 1831, Faraday menemukan bahwa penghentian atau pengaliran arus
dalam salah satu kawat pada cincin besi ini menyebabkan dorongan singkat dari
arus di kawat lainnya. Cincin yang sekarang jadi terkenal ini sebenarnya sama
dengan transformator modern yang tercipta 160 tahun kemudian.

14
Dari sebuah percobaan dapat ditunjukkan, bahwa:
1. Perbandingan antara tegangan primer, Vp, dengan tegangan sekunder, Vs
sama dengan perbandingan antara jumlah lilitan primer, Np, dan lilitan
sekunder, Ns.
2. Perbandingan antara kuat arus primer, Ip, dengan kuat arus sekunder, Is,
sama dengan perbandingan jumlah lilitan sekunder dengan
lilitan primer.
Dari kedua pernyataan tersebut dapat dituliskan secara singkat dengan
persamaan sebagai berikut:

Ada dua hal perlu dipahami untuk transformator ini, yaitu:


1. Transformator hanya digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan
arus bolak-balik (AC) dan tidak untuk arus searah (DC).
2. Transformator tidak dapat memperbesar daya listrik yaitu tidak dapat
memperbesar banyaknya daya yang masuk ke dalam transformator tersebut.

15
Efisiensi Tranformator

Selama penggunaan transformator, besarnya daya yang dikeluarkan oleh


kumparan sekunder selalu lebih kecil daripada daya
yang diterima oleh kumparan primer. Hal ini disebabkan selama transformator
digunakan ada sebagian energi listrik yang berubah menjadi kalor. Dengan kata
lain energi listrik yang keluar dari transformator selalu lebih kecil daripada
energi yang masuk ke dalam transformator. Agar diperoleh efisiensi mendekati
100% padapenggunaan transformator, biasanya dilakukan cara-cara sebagai
berikut:
1. Diberi bahan pendingin.
2. Untuk mengurangi panas, membuat inti besi untuk transformator berbentuk
pelat atau lempengan.
3. Mengalirkan udara dingin, misal dengan air conditioning atau kipas angin.

16
2.4 Manfaat Transformator
Banyak peralatan listrik di rumah yang menggunakan transformator step
down. Trafo tersebut berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik PLN yang
besarnya 220 V menjadi tegangan lebih rendah sesuai dengan kebutuhan.
Sebelum masuk rangkaian elektronik pada alat, tegangan 220 V dari PLN
dihubungkan dengan trafo step down terlebih dahulu untuk diturunkan. Misalnya
kebutuhan peralatan listrik 25 V. Jika alat itu langsung dihubungkan dengan
PLN, alat itu akan rusak atau terbakar. Namun, apabila alat itu dipasang trafo
step down yang mampu mengubah tegangan 220 V menjadi 25 V, alat itu akan
terhindar dari kerusakan. Ada beberapa alat yang menggunakan transformator
antara lain catu daya, adaptor, dan transmisi daya listrik jarak jauh.
 Power supply (catu daya)
Catu daya merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan tegangan AC
yang rendah. Catu daya menggunakan trafo step down yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan 220 V menjadi beberapa tegangan AC yang besarnya
antara 2 V sampai 12 V.
 Adaptor (penyearah arus)
Adaptor terdiri atas trafo step down dan rangkaian penyearah arus listrik yang
berupa diode. Adaptor merupakan catu daya yang ditambah dengan penyearah
arus. Fungsi penyearah arus adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan
DC.
 Transmisi daya listrik jarak jauh
Pembangkit listrik biasanya dibangun jauh dari permukiman penduduk.
Proses pengiriman daya listrik kepada pelanggan listrik (konsumen) yang
jaraknya jauh disebut transmisi daya listrik jarak jauh. Untuk menyalurkan
energi listrik ke konsumen yang jauh, tegangan yang dihasilkan generator

17
pembangkit listrik perlu dinaikkan mencapai ratusan ribu volt. Untuk itu,
diperlukan trafo step up. Tegangan tinggi ditransmisikan melalui kabel
jaringan listrik yang panjang menuju konsumen. Sebelum masuk ke rumah-
rumah penduduk tegangan diturunkan menggunakan trafo step down hingga
menghasilkan 220 V. Transmisi daya listrik jarak jauh dapat dilakukan
dengan menggunakan tegangan besar dan arus yang kecil. Dengan cara itu
akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam
perjalanan dapat dikurangi dan kawat penghantar yang diperlukan dapat lebih
kecil serta harganya lebih murah.
 Sistem Pengapian Pada Sepeda Motor
Untuk penerapan transformator pada sistem pengapian pada sepeda motor
silahkan baca postingan yang berjudul "penerapan transformator pada sistem
pengapian pada sepeda motor"

18
Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
1. Transformator merupakan suatu alat listrik yang termasuk ke dalam klasifikasi
mesin listrik static yang berfungsi menyalurkan tenaga/daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah dan sebaliknya.
2. Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau
kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Pada kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini
dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi (Core). Ketika
kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan
medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet
(densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang
dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan
magnetnya.
3. Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara
listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan
primer juga merupakan lilitan sekunder.

3.2 Saran
1. Guna dalam pengetahuan peralatan Trafo maupun autotrafo ,selanjutnya
membacalah terus lebih banyak. Bacalah di mana pun Anda menemukan
berbagai artikel tentang materi diatas, tidak hanya mengacu pada materi ini,
tetapi bacalah dari berbagai sumber pengetahuan tentang materi tsb.Kenalilah
lebih dalam dulu dasar-dasar tentang Trafo,maka seorang teknisi elektromedis
akan dapat menguasai materi dan mampu untuk mempraktekannya.

19
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com

http://skemaku.com/jenis-jenis-trafo-pada-rangkaian-elektronika/

https://id.wikipedia.org/wiki/Transformator

20

Anda mungkin juga menyukai