PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi merupakan unsur yang penting dan berfungsi sebagai urat nadi
kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial, politik, dan mobilitas penduduk yang tumbuh
bersamaan dan mengikuti perkembangan yang terjadi dalam berbagai bidang dan sektor
tersebut. Hubungan antara kemajuan berbagai aspek jasa transportasi ini adalah berkaitan
erat sekali dan saling bergantung satu sama lainnya
Peran pemerintah dalam sektor transportasi tentu berpengaruh terhadap
perkembangan sektor transportasi itu sendiri. Namun seberapa besar pengaruh peranan
tersebut, dapat dilihat dari pengeluaran yang dilakukan pemerintah untuk sektor ini, di mana
pemerintah menitik targetkan pembangunan yang terealisasi sesuai dengan besar
pengeluaran yang dilakukannya.
2. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dikemukakan di atas akan penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengeluara pemerintah pada
sektor Transportasi terhadap pertumbuhan sektor transportasi di kota Medan.
3. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya, sekaligus untuk
2. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi pemerintah atau instansi- instansi yang
terkait.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Kajian Teoritis
1. Pertumbuhan Ekonomi
2
1.2.6 Teori Neo-klasik
Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan penyediaan
faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan
teknologi.
b. Akumulasi Modal
Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagian dari pendapatan
ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di
kemudian hari.
c. Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja
Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai salah
satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi.
d. Kemajuan Teknologi
Dalam pengertian yang sederhana, kemajuan teknologi digambarkan dengan
ditemukannya cara baru atau perbaikan atas cara-cara lama dalam menangani pekerjaan-
pekerjaan (misalnya dalam proses produksi) yang lebih efisien dan efektif.
2 Transportasi
3
2.3 Fungsi Transportasi
2.5.1 Ekonomi
Alasan ekonomi biasanya merupakan dasar dari dikembangkannya sistem transportasi,
dengan tujuan utama untuk mengurangi biaya produksi dan distribusi serta untuk mencari
sumber daya alam dan menjamin pasar yang lebih luas.
2.5.2 Geografi
Alasan dikembangkannya transportasi pada awalnya adalah untuk mengatasi keadaan
setempat dan kemudian berkembang dengan upaya untuk mendekatkan sumber daya dengan
pusat produksi dan pasar. Transportasi juga dapat dikembangkan secara spesifik dengan
menyesuaikan kondisi geografi sekitarnya.
2.5.3 Politik
Alasan dikembangkannya transportasi secara politik adalah untuk menyatukan daerah-
daerah dan mendistribusikan kemakmuran ke seluruh pelosok suatu negara tertentu.
4
2.6 Jenis Alat atau Moda Transportasi
Berdasarkan perbedaan pada sifat jasa, operasi, dan biaya pengangkutan maka jenis
moda transportasi dapat dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu sebagai berikut :
1. Angkutan Kereta Api (rail road railway),
3.Pengeluaran Pemerintah
5
1.5 Akibat Ekonomis Pengeluaran Pemerintah
B. Kerangka Berpikir
Pemerintah daerah saat ini dituntut untuk mampu merencanakan dan mengelola
pembangunan daerahnya masing-masing berdasarkan potensi dan permasalahan yang ada di
wilayah bersangkutan, banyak daerah yang mengalami kesulitan dalam pembangunan
daerahnya. Kesulitan-kesulitan tersebut merupakan tantangan besar yang harus dihadapi serta
ditangani oleh pemerintah daerah dengan kembali memikirkan mengenai strategi – strategi
pembangunan yang harus dilakukan.
Arah penentu kebijakan dan strategi tersebut adalah tercapainya kriteria kriteria
prioritas pembangunan salah satunya berupa peningkatan investasi disuatu daerah, dengan
meningkatnya investasi maka dampaknya akan mendorong pertumbuhan pada segala sektor
dan akan memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menunjukan makin meningkatnya aktivitas
perekonomian di wilayah tersebut. Salah satu kebijakan yang dapat dilakukan oleh
pemerintah yaitu melalui kebijakan anggaran.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk
data berkala atau time series yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka,
sedangkan sumber data diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Sumatera Utara dan BPS Kota Medan, serta bahan-bahan kepustakaan berupa bacaan yang
berhubungan dengan penelitian, website, artikel dan jurnal-jurnal.
7
BAB IV
PEMBAHASAN
1.Gambaran Umum Kota Medan
Tabel 4.1
Jumlah Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Di Kota Medan Tahun 2005 – 2007
Laju Kepadatan
Jumlah Luas Wilayah
Tahun Pertumbuhan Penduduk
Penduduk (KM²)
Penduduk (Jiwa/KM²)
[1] [2] [3] [4] [5]
2001 1.926.520 1,17 265,10 7.267
2002 1.963.882 1,94 265,10 7.408
2003 1.993.602 1,51 265,10 7.520
2004 2.006.142 0,63 265,10 7.567
2005 2.036.185 1,50 265,10 7.681
2006 2.067.288 1,53 265,10 7.798
2007 2.083.156 0,77 265,10 7.858
Sumber: BPS Kota Medan
8
Melalui data tabel di atas diketahui, jumlah penduduk Kota Medan mengalami
peningkatan dari 2,036 juta jiwa pada tahun 2005 menjadi 2,067 juta jiwa pada tahun 2006
dan 2,083 juta jiwa pada tahun 2007. Dari tahun ke tahun laju pertumbuhan mengalami
peningkatan dari 1,50 persen pada tahun 2005 meningkat menjadi 1,53 persen pada tahun
2006, dan menurun kembali menjadi 0,77 persen pada tahun 2007.
PDRB perkapita mengalami peningkatan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.
Hal ini terlihat baik pada PDRB perkapita atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan. Hal ini juga berlaku pada pertumbuhan ekonomi yang meningkat tiap tahunnya.
Pada tahun 2005, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,98%. Kemudian naik pada tahun
selanjutnya sebesar 7,76%, dan kembali meningkat pada tahun 2007 sebesar 7,78%. Hal ini
menandakan perekonomian kota medan membaik tiap tahunnya.
Kita dapat melihat besarnya kontribusi tiap-tiap sektor lapangan usaha mulai dari
tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, baik atas dasar harga berlaku dan atas harga konstan
dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga
Berlaku 2005-2007
(dalam Jutaan Rupiah)
TAHUN
No. Lapangan Usaha
2005 2006 2007
[1] [2] [3] [4] [5]
1 Pertanian 1.306.921,44 1.427.430,11 1.580.644,71
2 Penggalian 2.596,57 3.283,61 3.089,43
3 Industri Pengolahan 7.094.919,38 7.960.595,91 9.029.327,78
4 Listrik, Gas dan Air Minum 917.530,98 1.102.658,52 1.040.734,65
5 Bangunan 3.502.798,64 4.795.785,16 5.420.082,16
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 11.271.818,27 12.692.841,73 14.106.440,58
7 Pengangkutan dan Komunikasi 7.979.778,29 9.164.618,54 10.548.090,28
Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan,
8 Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 6.063.875,99 6.550.498,59 7.833.875,96
9
Tabel 4.4
PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga
Konstan 2005-2007
(dalam Jutaan Rupiah)
3 Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran daerah terdiri dari dua jenis, yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan. Pengeluaran rutin terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja
pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, dan belanja lain-lain, angsuran pinjaman hutang dan
bunga, ganjaran/subsidi/sumbangan kepada daerah, pengeluaran yang tidak termasuk bagian
lain dan pengeluaran tidak tersangka. Sementara pengeluaran pembangunan terdiri dari (1)
sektor industri, (2) sektor pertanian dan kehutanan, (3) sektor sumber daya air dan irigasi, (4)
sektor tenaga kerja.
10
4 Perkembangan Transportasi di Kota Medan
Internasional Domestik
Tahun
Naik Turun Naik Turun
2004 71.208 69.467 83.763 76.817
2005 54.208 46.329 86.025 75.586
2006 29.721 28.368 72.757 72.123
2007 31.894 29.298 60.068 67.343
Sumber: BPS Kota Medan
Internasional Domestik
Tahun
Datang Berangkat Datang Berangkat
2004 4.139 4.127 17.973 17.933
2005 4.821 4.808 23.041 22.993
2006 4.420 4.425 20.875 20.874
2007 4.170 4.162 22.899 22.926
11
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Medan Dalam Angka 1988 – 2008, Badan Pusat Statistik Kota Medan.
12