Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi merupakan unsur yang penting dan berfungsi sebagai urat nadi
kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial, politik, dan mobilitas penduduk yang tumbuh
bersamaan dan mengikuti perkembangan yang terjadi dalam berbagai bidang dan sektor
tersebut. Hubungan antara kemajuan berbagai aspek jasa transportasi ini adalah berkaitan
erat sekali dan saling bergantung satu sama lainnya
Peran pemerintah dalam sektor transportasi tentu berpengaruh terhadap
perkembangan sektor transportasi itu sendiri. Namun seberapa besar pengaruh peranan
tersebut, dapat dilihat dari pengeluaran yang dilakukan pemerintah untuk sektor ini, di mana
pemerintah menitik targetkan pembangunan yang terealisasi sesuai dengan besar
pengeluaran yang dilakukannya.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas maka
dapat dirumuskan permasalahan yaitu:
a. Adakah dan apa pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor transportasi terhadap
pertumbuhan sektor transportasi di kota Medan?
b. Bila dilihat dari sektor transportasi darat, adakah dan apa pengaruh panjang jalan yang
ditanggung Pemerintahan Kota Medan terhadap jumlah kendaraan bermotor yang
menggambarkan pertumbuhan transportasi darat?

2. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dikemukakan di atas akan penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengeluara pemerintah pada
sektor Transportasi terhadap pertumbuhan sektor transportasi di kota Medan.

3. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya, sekaligus untuk

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis

2. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi pemerintah atau instansi- instansi yang

terkait.

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Kajian Teoritis
1. Pertumbuhan Ekonomi

1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan
analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan
ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan
pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.

1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi

1.2.1 Teori Adam Smith


Mengenai faktor yang menentukan pembangunan Smith berpendapat bahwa
perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi. Pertambahan penduduk
ini akan memperluas pasar sehingga akan meninggikan tingkat spesialisasi dalam
perekonomian. Spesialisasi yang terjadi akan membuat tingkat kegiatan ekonomi bertambah
tinggi dan juga meninggikan tingkat produktivitas tenaga kerja dalam mendorong
perkembangan teknologi.

1.2.2 Teori Ricardian


David Ricardo mengungkapkan bahwa faktor yang penting dalam pertumbuhan
ekonomi adalah buruh, pemupukan modal, dan perdagangan luar negeri. Teori Ricardian
menekankan pentingnya tabungan bagi pembentukan modal. Dibanding pajak, Ricardo lebih
menyetujui pemupukan modal melalui tabungan.

1.2.3 Teori Keynes


Teori Keynes didasarkan pada adanya pengangguran siklis yang terjadi akibat depresi
ekonomi. Menurut Keynes, pengangguran merupakan akibat dari kurangnya permintaan
efektif, dan untuk mengatasinya Keynes menyarankan agar memperbesar pengeluaran
konsumsi. Dalam hal ini maka Keynes menganjurkan adanya campur tangan pemerintah
melalui kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi permintaan.

1.2.4 Teori Harrod-Domar


Keduanya melihat pentingnya investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, sebab
investasi akan meningkatkan stok barang modal, yang memungkinkan peningkatan
output. Sumber dana domestik untuk keperluan investasi berasal dari bagian produksi
(pendapatan nasional) yang ditabung.

1.2.5 Teori Schumpeter


Pendapat Schumpeter, yang merupakan landasan teori pembangunannya,
adalah keyakinannya bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem yang paling baik
untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat.

2
1.2.6 Teori Neo-klasik
Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan penyediaan
faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan
teknologi.

1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi


a. Sumber Daya Alam
Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan suatu perekonomian adalah sumber
alam atau tanah.

b. Akumulasi Modal
Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagian dari pendapatan
ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di
kemudian hari.
c. Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja
Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai salah
satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi.
d. Kemajuan Teknologi
Dalam pengertian yang sederhana, kemajuan teknologi digambarkan dengan
ditemukannya cara baru atau perbaikan atas cara-cara lama dalam menangani pekerjaan-
pekerjaan (misalnya dalam proses produksi) yang lebih efisien dan efektif.
2 Transportasi

2.2 Pengertian Transportasi/Pengangkutan


Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari satu
tempat ke tempat lain.
2.3 Peranan Transportasi

2.3.5 Aspek Sosial dan Budaya


Dampak sosial yang dapat dirasakan dengan adanya transportasi adalah adanya
peningkatan standar hidup.
2.3.6 Aspek Politis dan Pertanahan
Transportasi merupakan alat mobilitas unsur pertahanan dan keamanan di mana
transportasi dapat digunakan untuk tujuan strategis pertahanan karena adanya wahana
transportasi yang efektif dalam karya bakti dalam proyek-proyek pembangunan nyata.

2.3.7 Aspek Hukum


Di dalam pengoperasian dan pemilikan alat angkutan diperlukan ketentuan
hukum mengenai hak, dan tanggung jawab serta perasuransian apabila terjadi kecelakaan
lalu lintas, juga terhadap penerbangan luar negeri yang melewati batas wilayah suatu
negara, diatur di dalam perjanjian antar negara (bilateral air agreement).
2.3.8 Aspek Teknik
Hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan dan pengoperasian transportasi
menyangkut aspek teknis yang harus menjamin keselamatan dan keamanan dalam
penyelenggaraan angkutan.

3
2.3 Fungsi Transportasi

Transportasi memiliki fungsi, yaitu:


a. Melancarkan arus barang dan manusia.

b. Menunjang perkembangan pembangunan (the promoting sector).

c. Penunjang dan perangsang pemberian jasa bagi perkembangan


perekonomian (the service sector).

2.4 Manfaat Transportasi

2.4.1 Manfaat Sosial

Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, di antaranya :


a. Pelayanan untuk perorangan atau kelompok,

b. Pertukaran atau penyampaian informasi,

c. Perjalanan untuk bersantai,

2.4.2 Manfaat Ekonomi

Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan


menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut
peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis barang dan orang
sehingga akan menimbulkan adanya transaksi.

2.5 Faktor Penentu Pengembangan Transportasi

2.5.1 Ekonomi
Alasan ekonomi biasanya merupakan dasar dari dikembangkannya sistem transportasi,
dengan tujuan utama untuk mengurangi biaya produksi dan distribusi serta untuk mencari
sumber daya alam dan menjamin pasar yang lebih luas.
2.5.2 Geografi
Alasan dikembangkannya transportasi pada awalnya adalah untuk mengatasi keadaan
setempat dan kemudian berkembang dengan upaya untuk mendekatkan sumber daya dengan
pusat produksi dan pasar. Transportasi juga dapat dikembangkan secara spesifik dengan
menyesuaikan kondisi geografi sekitarnya.

2.5.3 Politik
Alasan dikembangkannya transportasi secara politik adalah untuk menyatukan daerah-
daerah dan mendistribusikan kemakmuran ke seluruh pelosok suatu negara tertentu.

4
2.6 Jenis Alat atau Moda Transportasi

Berdasarkan perbedaan pada sifat jasa, operasi, dan biaya pengangkutan maka jenis
moda transportasi dapat dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu sebagai berikut :
1. Angkutan Kereta Api (rail road railway),

2. Angkutan Bermotor dan Jalan Raya (motor/road/highway transportation)

3. Angkutan Laut (water/sea transportation)

4. Angkutan Udara (air transportation

5. Angkutan Pipa (pipelene)

3.Pengeluaran Pemerintah

1.3 Dasar Teori Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

1.3.1 Model Pembangunan Tentang Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

Teori perkembangan peranan pemerintah yang dikemukakan oleh Musgrave dan


Rostow adalah suatu pandangan yang ditimbulkan dari pengamatan berdasarkan
pembangunan ekonomi yang dialami oleh banyak negara, tetapi tidak didasarkan oleh suatu
teori tertentu. Selain itu, tidak jelasnya apakah tahap pertumbuhan ekonomi terjadi dalam
tahap demi tahap, ataukah beberapa tahap terjadi secara simultan.

1.3.2 Hukum Wagner


Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah
yang semakin besar dalam persentase terhadap GNP yang juga didasarkan pula
pengamatan negara-negara Eropa, Amerika Serikat dan Jepang pada abad ke-19.

1.3.3 Teori Peacock dan Wiseman

Peacock dan Wiseman mengemukakan perkembangan pengeluaran pemerintah yang


didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah senantiasa berusaha untuk
memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak yang
semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut,
sehingga teori Peacock dan Wiseman merupakan dasar dari pemungutan suara.

1.4 Klasifikasi Pengeluaran Pemerintah


Di Indonesia pengeluaran pemerintah dapat dibedakan dalam dua klasifikasi,yaitu:
1. Pengeluaran rutin yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan dan penyelenggaraan roda
pemerintahan sehari-hari, meliputi belanja pegawai, belanja barang, berbagai macam
subsidi (subsidi daerah dan subsidi harga barang), angsuran dan bunga utang
pemerintah, serta jumlah pengeluaran lain.
2. Pengeluaran pembangunan, yaitu pengeluaran yang bersifat menambah modal
masyarakat dalam bentuk pembangunan fisik dan non fisik.

5
1.5 Akibat Ekonomis Pengeluaran Pemerintah

Pengusahaan kegiatan ekonomis oleh pemerintah (pengeluaran pemerintah) serta


pemindahan tenaga beli dari satu kelompok orang ke lain kelompok secara potensial
dapat mempunyai pengaruh yang berarti terhadap sektor swasta dan rumah tangga dalam
perekonomian, antara lain:
1. Efek yang bersifat alokasi dan efisiensi, secara sadar pemerintah mengalokasikan
kembali sumber-sumber ekonomi dan berbagai barang dan jasa dengan
memproduksi barang-barang umum dan barang dan jasa yang mempunyai
keuntungan eksternal.
2. Efek yang menyangkut penyediaan faktor-faktor produksi, pemerintah dapat
mempengaruhi tingkat GNP riil dengan mengubah persediaan dari berbagai faktor
yang dapat dipakai dalam produksi melalui program-program pembiayaannya,
yang dapat mengubah kesediaan dari pemilik faktor-faktor untuk menyediakan
faktor-faktor tersebut.
3. Efek yang menyangkut redistribusi/pembagian pendapatan dari pendapatan
nasional.
4. Efek mengenai stabilitas dan pertumbuhan program pengeluaran serta pembiayaan
akan mempengaruhi tingkat pencapaian full employment dengan mengubah
pengeluaran total dalam perekonomian dan juga mampu mengarah tingkat GNP
serta dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi.

B. Kerangka Berpikir
Pemerintah daerah saat ini dituntut untuk mampu merencanakan dan mengelola
pembangunan daerahnya masing-masing berdasarkan potensi dan permasalahan yang ada di
wilayah bersangkutan, banyak daerah yang mengalami kesulitan dalam pembangunan
daerahnya. Kesulitan-kesulitan tersebut merupakan tantangan besar yang harus dihadapi serta
ditangani oleh pemerintah daerah dengan kembali memikirkan mengenai strategi – strategi
pembangunan yang harus dilakukan.

Strategi pembangunan tersebut menyangkut peranan pemerintah dalam perekonomian


di luar pasar. Karena kekuatan pasar sendiri tidak akan berjalan sempurna apabila tidak
mengikutsertakan campur tangan pemerintah (Mangkoesoebroto, 2010). Tantangan yang
dihadapi suatu daerah terutama untuk daerah otonom yang baru adalah peningkatan
pendapatan daerah dan kemandirian dalam pembangunan dengan kendala ketersediaan
sumber daya di daerah yang terbatas. Dengan demikian penentuan kebijakan dan strategi
pembangunan ekonomi yang tepat sangatlah diperlukan.

Arah penentu kebijakan dan strategi tersebut adalah tercapainya kriteria kriteria
prioritas pembangunan salah satunya berupa peningkatan investasi disuatu daerah, dengan
meningkatnya investasi maka dampaknya akan mendorong pertumbuhan pada segala sektor
dan akan memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menunjukan makin meningkatnya aktivitas
perekonomian di wilayah tersebut. Salah satu kebijakan yang dapat dilakukan oleh
pemerintah yaitu melalui kebijakan anggaran.

6
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di kota Medan dengan mengamati


pengeluaran pemerintah pada sektor transportasi terhadap pertumbuhan sektor transportasi.
Di mana pertumbuhan sektor transportasi diukur dari besarnya Produk Domestik Regional
Bruto Kota Medan khusus sektor transportasi/pengangkutan. Selain itu, penulis juga
meneliti khusus transportasi darat, di mana pengeluaran pemerintah pada sektor transportasi
darat diukur/diwakilkan dari panjang jalan yang ditanggung oleh pemerintahan kota
(PEMKO) Medan, dan pertumbuhan sektor transportasi darat diukur/diwakilkan dari jumlah
kendaraan bermotor.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk
data berkala atau time series yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka,
sedangkan sumber data diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Sumatera Utara dan BPS Kota Medan, serta bahan-bahan kepustakaan berupa bacaan yang
berhubungan dengan penelitian, website, artikel dan jurnal-jurnal.

C. Defenisi Operasional Variabel

1) Pengeluaran pemerintah di sektor transportasi adalah realisasi pengeluaran pemerintah


untuk pembangunan pada sektor transportasi yang dinyatakan dalam jutaan rupiah per
tahun.
2) Pertumbuhan sektor transportasi diukur dari besarnya Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) kota Medan pada lapangan usaha transportasi yang dinyatakan dalam jutaan rupiah
per tahun.
3) Selain itu juga, penulis melakukan penelitian khusus transportasi darat di kota medan, di
mana:
 Peran pemerintah yang berupa pengeluaran pemerintah diukur dari panjang
jalan yang ditanggung Pemerintahan Kota (PEMKO) Medan,
 Yang akan diteliti pengaruhnya terhadap pertumbuhan sektor transportasi
yang diukur dari jumlah kendaraan bermotor di kota Medan.
4) Untuk penelitian Pengaruh pengeluaran pemerintah sektor transportasi terhadap PDRB
sektor transportasi menggunakan kurun waktu 20 tahun (1988 – 2007), dikarenakan
kebijakan pemerintah dalam penyesuaian pembukuan realisasi pengeluaran pemerintah
untuk pembangunan sektor hanya berlaku dalam kurun waktu 1988 - 2003 maka tahun 2004
– 2007 dilakukan dengan prediksi.
5)Sedangkan untuk penelitian khusus transportasi darat yaitu pengaruh panjang jalan yang
ditanggung PEMKO Medan terhadap jumlah kendaraan di kota Medan menggunakan kurun
waktu 20 tahun (1988 – 2007).

7
BAB IV

PEMBAHASAN
1.Gambaran Umum Kota Medan

1.1 Kondisi Geografis


Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di propinsi Sumatera Utara,
kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis secara regional.
Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai
barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah.

1.2 Kondisi iklim dan Topografi


Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia
pada tahun 2006 berkisar antara 23,0ºC - 24,1ºC dan suhu maksimum berkisar antara 30,6ºC
- 33,1ºC serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 23,6ºC - 24,4ºC
dan suhu maksimum berkisar antara 30,2ºC - 32,5ºC.
Selanjutnya mengenai kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 78- 82 %.
Dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapan
tiap bulannya 100,6 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2006 rata-rata per bulan 19
hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 230,3 mm dan pada
Stasiun Polonia per bulannya 211,67 mm.

1.3 Kondisi Demografi


Secara Demografi, Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi
demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan di mana
tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan di mana tingkat kelahiran dan
kematian semakin menurun.

Tabel 4.1
Jumlah Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Di Kota Medan Tahun 2005 – 2007

Laju Kepadatan
Jumlah Luas Wilayah
Tahun Pertumbuhan Penduduk
Penduduk (KM²)
Penduduk (Jiwa/KM²)
[1] [2] [3] [4] [5]
2001 1.926.520 1,17 265,10 7.267
2002 1.963.882 1,94 265,10 7.408
2003 1.993.602 1,51 265,10 7.520
2004 2.006.142 0,63 265,10 7.567
2005 2.036.185 1,50 265,10 7.681
2006 2.067.288 1,53 265,10 7.798
2007 2.083.156 0,77 265,10 7.858
Sumber: BPS Kota Medan

8
Melalui data tabel di atas diketahui, jumlah penduduk Kota Medan mengalami
peningkatan dari 2,036 juta jiwa pada tahun 2005 menjadi 2,067 juta jiwa pada tahun 2006
dan 2,083 juta jiwa pada tahun 2007. Dari tahun ke tahun laju pertumbuhan mengalami
peningkatan dari 1,50 persen pada tahun 2005 meningkat menjadi 1,53 persen pada tahun
2006, dan menurun kembali menjadi 0,77 persen pada tahun 2007.

2 Gambaran Perekonomian Kota Medan

1.Kondisi Perekonomian Kota Medan Sebagai Ibukota Sumatera Utara

PDRB perkapita mengalami peningkatan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.
Hal ini terlihat baik pada PDRB perkapita atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan. Hal ini juga berlaku pada pertumbuhan ekonomi yang meningkat tiap tahunnya.
Pada tahun 2005, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,98%. Kemudian naik pada tahun
selanjutnya sebesar 7,76%, dan kembali meningkat pada tahun 2007 sebesar 7,78%. Hal ini
menandakan perekonomian kota medan membaik tiap tahunnya.

2.Perkembangan PDRB Kota Medan Menurut Lapangan Usaha

Kita dapat melihat besarnya kontribusi tiap-tiap sektor lapangan usaha mulai dari
tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, baik atas dasar harga berlaku dan atas harga konstan
dari tabel di bawah ini.

Tabel 4.3
PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga
Berlaku 2005-2007
(dalam Jutaan Rupiah)

TAHUN
No. Lapangan Usaha
2005 2006 2007
[1] [2] [3] [4] [5]
1 Pertanian 1.306.921,44 1.427.430,11 1.580.644,71
2 Penggalian 2.596,57 3.283,61 3.089,43
3 Industri Pengolahan 7.094.919,38 7.960.595,91 9.029.327,78
4 Listrik, Gas dan Air Minum 917.530,98 1.102.658,52 1.040.734,65
5 Bangunan 3.502.798,64 4.795.785,16 5.420.082,16
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 11.271.818,27 12.692.841,73 14.106.440,58
7 Pengangkutan dan Komunikasi 7.979.778,29 9.164.618,54 10.548.090,28
Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan,
8 Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 6.063.875,99 6.550.498,59 7.833.875,96

9 Jasa-jasa 4.652.210,64 5.152.234,71 5.893.299,08


PDRB 42.792.450,19 48.849.946,89 55.455.584,62
Sumber: BPS Sumatera Utara

9
Tabel 4.4
PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga
Konstan 2005-2007
(dalam Jutaan Rupiah)

No. Lapangan Usaha TAHUN

2005 2006 2007


[1] [2] [3] [4] [5]
1 Pertanian 670.580,00 675.088,47 707.705,64
2 Penggalian 775,55 730,80 655,56
3 Industri Pengolahan 3.842.146,29 4.095.426,84 4.344.558,30
4 Listrik, Gas dan Air Minum 413.360,40 435.638,97 423.392,62
5 Bangunan 2.712.629,71 3.011.370,27 3.205.063,07
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 6.850.435,34 7.271.814,08 7.703.590,39
7 Pengangkutan dan Komunikasi 4.637.201,51 5.255.762,61 5.813.393,38
Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan,
8 Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 3.507.537,27 3.685.672,29 4.158.053,58

9 Jasa-jasa 2.637.749,44 2.804.949,69 2.996.511,16


PDRB 25.272.416,52 27.234.454,02 29.352.923,70
Sumber: BPS Sumatera Utara

3 Pengeluaran Pemerintah

3.1 Pendataan Pengeluaran Pemerintah Kota Medan

Pengeluaran daerah terdiri dari dua jenis, yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan. Pengeluaran rutin terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja
pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, dan belanja lain-lain, angsuran pinjaman hutang dan
bunga, ganjaran/subsidi/sumbangan kepada daerah, pengeluaran yang tidak termasuk bagian
lain dan pengeluaran tidak tersangka. Sementara pengeluaran pembangunan terdiri dari (1)
sektor industri, (2) sektor pertanian dan kehutanan, (3) sektor sumber daya air dan irigasi, (4)
sektor tenaga kerja.

3.2 Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Transportasi

Pengeluaran pemerintah untuk pembangunan sektor transportasi tertuju pada


penyediaan sarana dan prasarana transportasi, seperti pembangunan jalan dan jembatan,
pelayanan publik terminal, pelayanan traffic/rambu-rambu, pembangunan rel, pelayanan
publik stasiun, pelayanan publik pelabuhan, pelayanan publik bandara dan lain-lain. Tidak
hanya dalam bentuk pembangunan, namun juga dalam bentuk perbaikan-perbaikan sarana
dan prasarana tersebut.

10
4 Perkembangan Transportasi di Kota Medan

4.1 Transportasi Darat


Transportasi darat yang menyangkut angkutan motor dan jalan raya serta kereta api
di kota Medan berkembang pesat.
Tabel 4.6
Banyaknya Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan
2004-2007

Mobil Mobil Sepeda


Tahun Bus Total
Penumpang Gerobak Motor
2004 149.302 104.776 12.108 756.569 1.022.755
2005 164.314 112.001 12.406 883.406 1.172.128
2006 175.198 116.184 12.619 985.745 1.289.746
2007 189.157 120.328 12.751 1.103.707 1.425.943
Sumber: BPS Kota Medan

4.2 Transportasi laut


Perkembangan transportasi laut di kota Medan tidak terlalu menonjol, bahkan terlihat
menurun.
Tabel 4.10
Jumlah Penumpang Naik/Turun Melalui Pelabuhan
Belawan 2004-2007

Internasional Domestik
Tahun
Naik Turun Naik Turun
2004 71.208 69.467 83.763 76.817
2005 54.208 46.329 86.025 75.586
2006 29.721 28.368 72.757 72.123
2007 31.894 29.298 60.068 67.343
Sumber: BPS Kota Medan

4.3 Transportasi Udara


Transportasi udara tumbuh dan berkembang mengikuti kemajuan teknologi pesawat
terbang.
Tabel 4.12
Jumlah Penerbangan Internasional dan Domestik Melalui Bandara
Polonia 2004-2007

Internasional Domestik
Tahun
Datang Berangkat Datang Berangkat
2004 4.139 4.127 17.973 17.933
2005 4.821 4.808 23.041 22.993
2006 4.420 4.425 20.875 20.874
2007 4.170 4.162 22.899 22.926

11
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengeluaran pemerintah pada sektor


transportasi terhadap pertumbuhan sektor transportasi di kota Medan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
a. Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB
sektor transportasi atau pertumbuhan sektor transportasi di kota Medan
Berdasarkan hasil penelitian transportasi darat di kota Medan, dimana melihat
pengaruh panjang jalan terhadap jumlah kendaraan bermotor, maka dapat diambilkan
kesimpulan sebagai berikut:
a. Panjang jalan berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah kendaraan
bermotor atau pertumbuhan sektor transportasi di kota.
Kontribusi sektor transportasi bagi PDRB kota Medan cukup berpengaruh, dilihat
dari besarnya kontribusinya mencapai 10% lebih. Hal ini didukung oleh semakin
berkembangnya transportasi di kota medan (pertumbuhan meningkat). Dan dilihat dari
hasil penelitian, pengeluaran pemerintah berpengaruh positif atas pertumbuhan sektor
transportasi tersebut. Hal ini berarti bahwa peran pemerintah dalam membangun sektor
transportasi sangat diperlukan dalam memajukan sektor ini.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diketahui peranan pemerintah dalam pembangunan


sektor transportasi sangat besar. Namun, hal ini perlu dibarengi dengan adanya peranan
pihak swasta agar proses pembangunan dapat lebih berkembang, berjalan dengan baik
(tidak tertunda-tunda). Dan perlunya perbaikan-perbaikan akan sarana dan prasarana
transportasi guna memperlancar sistem transportasi di kota Medan.

DAFTAR PUSTAKA

Nurlita, Fanin, 2003. Manajemen Kebutuhan Transportasi Sebagai Alternatif


Penanggulangan Problematika Transportasi Pusat Kota Medan, USU, Medan.

Medan Dalam Angka 1988 – 2008, Badan Pusat Statistik Kota Medan.

12

Anda mungkin juga menyukai