Anda di halaman 1dari 24

Proposal Penelitian

Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan


Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

I. Judul
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus Menggunakan
Asam Sitrat

II. Latar Belakang


Mangan merupakan salah satu unsur yang memiliki kandungan
yang besar di dalam kerak bumi. Kandunganya di kerak bumi dapat
mencapai 1000 ppm (0,1%) sehingga termasuk dalam 12 besar unsur
yang paling berlimpah. Menurut data statistik pada tahun 2011,
produksi mangan paling besar disuplai dari China dengan 3,165 ribu
ton metric/tahun atau sekitar 21,6% dari seluruh produksi mangan di
dunia. Di Indonesia sendiri pada tahun 2010 sumber daya mangan
dalam bentuk ore mencapai angka 10.909,11 ribu ton dan dalam
bentuk logam mencapai 5.994,96 ribu ton. Sementara jumlah
cadangan ore magan sebesar 938,24 ribu ton dan cadangan mangan
dalam logam sebesar 596,41 ribu ton. Salah satu sumber mangan di
Indonesia dapat di jumpai di Pekon Tanjung Kemala, Tanjung Agung
dan Gunung Kasih kecamatan Pugung dengan luas sekitar 20.000 m2.
Lebih dari 90% produksi mangan di dunia dikonsumsi oleh
industri-indrustri pembuatan besi dan baja. Mangan digunakan dalam
paduan baja untuk meningkatkan karakteristik seperti kekuatan,
kekerasan, dan ketahanan. Di samping itu mangan juga banyak
dimanfaatkan dalam sel kering baterai sebagai akseptor elektron dari
seng yang selama pemakaiannya, mangan oksida akan direduksi
menjadi mangan oksida-hidroksida MnO(OH) selama pemakaian dan
mencegah pembentukan hidrogen pada anoda baterai. Adapun dalam
industri kimia mangan juga digunakan sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi berlangsung.
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

Proses pengolahan mangan secara umum dapat dilakukan dengan


dua cara yaitu pirometalurgi dan hidrometalurgi. Proses pirometalurgi
dilakukan pada kondisi temperatur yang tinggi berkisar antara 500-
1600˚C sedangkan proses hidrometalurgi cenderung beroperasi pada
suhu yang relatif rendah dan menggunakan bahan kimia fase liquid
sebagai solven pada tahap pelindihan (leaching). Namun sampai saat
ini kedua proses tersebut masih memberikan dampak yang buruk bagi
lingkungan. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai proses
pengolahan mangan yang dapat meminimalkan efek buruk terhadap
lingkungan.
Pirometalurgi merupakan suatu proses ekstraksi metal
menggunakan energi panas. Pada umumnya proses pirometalurgi
berkisar pada suhu yang cukup tinggi yaitu 500-1600˚C hingga metal
atau paduan metal berubah fase menjadi cair ataupun gas. Proses
pirometalurgi ini mempunyai tingkat bahaya yang tinggi akibat
penggunaan temperatur yang tinggi.
Sementara itu proses hidrometalurgi adalah suatu proses ekstraksi
metal dilakukan dengan menggunakan suatu pelarut cair yang dapat
bereaksi dengan logam yang ingin diekstrak. Proses ini dapat
dijalankan pada suhu operasi yang tergolong rendah sehingga dapat
meminimalisasi bahaya akibat penggunaan suhu yang tinggi. Namun
selama ini proses hidrometalurgi yang banyak dilakukan ialah
menggunakan solven berupa bahan-bahan kimia yang dapat
memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Untuk menekan bahaya
terhadap lingkungan, dapat digunakan pelarut organik untuk
mengeksrak mangan. Salah satu asam organik tersebut adalah asam
sitrat yang ramah lingkungan karena dapat diproduksi oleh
mikroorganisme dengan cara fermentasi jamur Aspergillus niger.
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakuan penelitian mengenai


recovery mangan dari low grade ore mangan Tanggamus
menggunakan metode leaching dengan asam sitrat.

III. Tinjauan Pustaka

Mangan merupakan suatu unsur kimia yang berwarna putih keabu-


abuan. Mangan tergolong logam berat dan sangat rapuh namun mudah
teroksidasi. Logam dan ion mangan bersifat paramagnetik. Mangan
merupakan unsur yang dalam keadaan normal memiliki bentuk padat.
Massa jenis mangan pada suhu kamar yaitu sekitar 7,21 g/cm3,
sedangkan massa jenis cair pada titik lebur sekitar 5,95 g/cm3. Mangan
termasuk golongan transisi yang titik leburnya tinggi mencapai suhu
1250˚C sedangkan titik didih mangan ada pada suhu 2061˚C.
Kapasitas kalor pada suhu ruang adalah sekitar 26,32 J/mol.K.

Gambar 1. Batuan Mangan Pirolusit

Pada industri metalurgi biji mangan digunakan untuk membuat baja


yang tahan terhadap pengaruh belerang, baja kuat, keras dan liat.
Mangan digunakan untuk membuat perunggu yang digunakan untuk
propeller kapal, campuran logam (alloy) yang sifatnya meredam
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

getaran dan suara. Mangan digunakan untuk pembuatan besi tuang


dan sebagainya. Mangan merupakan komponen kunci dari stainless
steel dan paduan alumimum tertentu. Mangan dioksida juga
digunakan sebagai katalis. Mangan digunakan pula sebagai
dekolorisasi kaca dan membuat kaca berwarna ungu. Kalium
permanganat merupakan oksidator kuat dan digunakan sebagai
desinfektan. Senyawa lain yang banyak dimanfaatkan adalah mangan
dioksida (MnO) yang digunakan untuk pupuk dan keramik, serta
mangan karbonat (MnCO3) yang dimanfaatkan sebagai material awal
untuk membuat senyawa mangan lainnya.
Mineral mangan tersebar secara luas dalam bentuk oksida, silikat,
ataupun karbonat. Kebanyakan mangan di alam ditemukan dalam
bentuk Pyrolusite (MnO2), Brounite (MN2O3), Housmannite (Mn3O4),
Mangganite (Mn2O3.H2O), Psilomelane [(BaH2O)2.Mn5O10], dan
Rhodochrosite (MnCO3).
Daftar 1. Bentuk Mineral Mangan
Mineral Komposisi Kangdungan Mn (%)
Pirolusit MnO2 63,2
Manganit Mn2O3. H2O 62,0
Hausmanit Mn3O4 72,0
Kriptomelan KMn 8O16 45 – 40
Braunit 3Mn2O3.MnSiO3 50 – 60
Rhodonit MnSiO3 42,0
Rhodokrosit MnCO3 48,0

Indonesia memiliki potensi yang besar dengan melimpahnya


sumber mangan yang tersebar di berbagai daerah, salah satunya di
Tanggamus, Lampung. Karakteristik mangan yang dijumpai di
Tanggamus memiliki kekerasan 2-2,5, berat jenis 4,8 dan kadar bijih
25% -45 % Mn. Adapun hasil analisis dengan XRF (Mufakir, 2014)
sebagai berikut:
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

Daftar 2. Analisis Mn-ore Tanggamus dengan XRF

Oxides Element Oxides amount Element


(% weight) (% weight)
MnO2 Mn 43,69 33,84
SiO2 Si 15,11 7,06
Al2O3 Al 4,37 2,31
Fe2O3 Fe 19,47 13,62
TiO3 Ti 0,111 0,0667
K2O K 1,12 0,926
CaO Ca 0,0491 0,0351
MgO Mg 1,216 0,130
Na2O Na 0,312 0,232
P2O5 P 0,960 0,419
SO3 S 0,0484 0,0194
LOI - - -

Proses pengolahan mangan secara umum dibagi menjadi dua,


yakni pirometalurgi dan hidrometalurgi. Kedua proses tersebut sama-
sama dapat diaplikasikan dalam skala industri.

Pirometalurgi adalah proses ekstraksi metal menggunakan energi


panas. Suhunya berkisar antara 50˚C-1600˚C karena pada kisaran
suhu tersebut kebanyakan metal sudah berubah fase dapat berupa cair
atau bahkan gas. Biasanya proses ini diperuntukan bagi konsentrat
dengan kadar metal yang tinggi agar energi yang dikeluarkan tidak
terlampau besar. Energi panas untuk proses pirometalurgi ini dapat
diperoleh dari reaksi kimia, bahan bakar (kokas, minyak bumi), dan
juga listrik. Secara umum peralatan yang digunakan antara lain adalah
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

tanur tiup (blast furnace) dan reverberatory furnace. Proses


pirometalurgi dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1. Drying
Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kelembaban bijih
dari cairan. Sumbernya dapat berupa udara panas yang secara
tidak langsung juga memanaskan.
2. Calcining
Pemanasan material pada suhu yang tinggi namun masih
dibawah
3. Roasting
Pemanasan dengan udara berlebih yang dihembuskan pada
bijih yang dipanaskan namun tidak mencapai titik lelehnya
serta adanya penambahan reagen kimia.
Proses ini sudah dapat diaplikasikan dalam skala yang besar namun
akibat dari penggunaan suhu operasi yang tinggi ini bahaya yang
mungkin terjadi juga cukup besar selain itu juga berpotensi
menghasilkan polusi udara terhadap lingkungan.
Proses hidrometalurgi adalah proses pengambilan metal dari
berbagai jenis ores, konsentrat, maupun limbah menggunakan larutan
yang mengandung berbagai reagen kimia. Dalam proses
hidrometalurgi mangan sulfat monohidrat dari bijih mangan yang
telah dipaparkan oleh Hariprasad, dkk., bijih mangan dihancurkan
kemudian diayak, dilanjutkan dengan leaching menggunakan asam.
Residu dari proses leaching kemudian dipisahkan dari cairannya
dengan cara filtrasi dan penambahan lime untuk mengilangkan zat
pengotornya. Cairan yang sudah dimurnikan selanjutnya dievaporasi
dan dikristalisasi menjadi mangan sulfat monohidrat.
Sebenarnya proses ekstraksi metal dari bijihnya sangat bergantung
dengan karakteristik dari bijih maupun metalnya itu sendiri. Pada
dasarnya proses ekstraksi mangan meliputi:
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

1. Crushing
Ores yang akan diproses dihancurkan menjadi partikel-pertikel
yang ukurannya lebih kecil. Dapat menggunakan hammer mill,
jaw crusher, ataupun alat kominusi lainnya.
2. Ore-dressing
Tahapan ini dilakukan untuk mengilangkan zat-zat pengotor
dari ore untuk meningkatkan konsentrasi. Beberapa metode
ore-dressing ialah pengambilan secara manual, pemisahan
dengan gravitasi, pemisahan dengan magnet, dan froth
flotation process.
3. Leaching
Ini adalah tahapan yang paling penting untuk proses
hidroetalurgi yakni penggunaan larutan kimia untuk
pengambilan metal dari ore. Larutan dapat berupa asam
maupun basa.

Proses hidrometalurgi dipengaruhi berbagai macam aspek (Keong,


2003), yakni:
1. Suhu operasi
Suhu dapat mempengaruhi kinetika reaksi yang ditunjukan
dari persamaan Arrhenius. Semakin tinggi suhu yang
digunakan akan meningkatan recovery metal yang terleaching.
2. Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel maka luas permukaan ore yang
berkontak dengan pelarut (leachant) akan semakin besar
sehingga recovery logam yang terambil akan semakin besar.
3. Densitas pulp
Densitas pulp diatrikan sebagai berbandingan massa partikel
terhadap volume asam yang digunakan. Pada umumnya,
semakin besar densitas pulp maka luas permukaan total
semakin besar sehingga recovery logam semakin besar.
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

4. Jenis asam dan konsentrasi asam


Setiap jenis asam memiliki sifat yang berbeda sehingga akan
memberikan dampak yang berbeda juga dalam proses
pelindihan. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam
inorganik (misal H2SO4) memberikan hasil recovery logam
yang lebih besar dibandingkan dengan asam organik (misal
asam sitrat). Sementari konsentrasi asam yang semakin besar
akan meningkatkan laju pelindihan.
5. Penambahan senyawa lain
Beberapa penelitian menyebutkan dengan menambahkan
senyawa lain yang berperan sebagai reduktor (sulfur dioksida,
hidrogen peroksida) dan garam (NaCl) dapat meningkatkan
nilai recovery logam. Penambahan reduktor akan mempegaruhi
proses redoks dalam proses leaching, sementara penambahan
garam akan mengakibatkan proses kompleksasi ion logam
dengan ion negatif yang terkandung dalam asam.
6. Kecepatan pengadukan
Semakin tinggi kecepatan pengadukan akan meningkatkan nilai
recovery logam karena tumbukan antar molekul semakin cepat.
7. Komposisi mineral yang terkandung dalam ore
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa proses leaching lebih
efektif dilakukan pada ore yang memiliki konsentrasi metal
yang rendah agar tidak membutuhkan asam yang terlalu besar,
misalnya low grade manganese ore Tanggamus.
8. Waktu
Semakin lama proses leaching dilakukan makan hasil recovery
logam yang terambil semakin besar karena waktu kontak antara
padata dan asam semakin lama.
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

Asam sitrat memiliki rumus kimia C6H8O7 atau CH2(COOH)-


COH(COOH)- CH2(COOH), struktur asam ini tercermin pada nama
IUPAC-nya, asam 2-hidroksi- 1,2,3-propanatrikarboksilat. Keasaman
Asam Sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat
melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan
adalah ion sitrat.

Gambar 2. Struktur Molekul Asam Sitrat

Asam sitrat berbentuk serbuk kristal, tidak berwarna, dan tidak


berbau. Asam sitrat diperdagangkan secara luas dalam bentuk
monohidrat (C6H8O7.H2O). Dengan pemanasan pada suhu 70-75˚C
bentuk monohidrat dapat berubah menjadi anhidrat. Apabila terus
dipanaskan hingga suhu di atas 175˚C maka asam sitrat akan
terdekomposisi dengan melepaskan karbon dioksida (CO2) dan air
(H2O). Sifat-sifat fisis dari asam sitrat dapat di lihat pada Daftar 3.
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

Daftar 3. Sifat Fisis Asam Sitrat (Science Lab, 2015; Kirk-Othmer,


1982)
Sifat Fisis Nilai
Berat molekul (anhydrous), gr/mol 192,13
Densitas, gr/mol 1,665
Titik leleh, ˚C 153
Titik dekomposisi termal, ˚C 175
Auto-ignition temperature, ˚C 1.010
3
Flammable limits, kg/m 0,28-2,29
Panas pembakaran pada 25˚C, MJ/mol 1,96
Panas pelarutan, J/kg 117
LD50 (tikus), mg/kg 3.000

Asam sitrat banyak digunakan pada industri makanan sebagai zat


pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, khususnya
untuk minuman ringan. Selain itu juga digunakan sebagai bahan untuk
sabun dan deterjen karena kemampuannya dalam mengikat ion-in
logam. Dengan mengikat ion-ion logam pada air sadah, asam sitrat
pada sabun dan deterjen memungkinkan untuk membuat busa dan
berfungsi dengan baik tanpa membutuhkan zat penghilang kesadahan.
Dalam bidang farmasi, asam sitrat bertindak sebagai buffer dan
dimanfaatkan dalam pembuatan suplemen, permen karet dengan
flouride untuk meningkatkan kesehatan gigi.

Penggunaan hidrogen peroksida (H2O2) pada proses ekstraksi


logam memiliki peran ganda yakni sebagai oxidizing agent dan
reducing agent dengan persamaan reaksi sebagai berikut (Adebayo,
dkk, 2013) :

Oksidasi : H2O2 + 2H+ + 2e-  2H2O (1)


Reduksi : H2O2  O2 + 2H+ + 2e- (2)
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

Pada proses ekstraksi mangan, H2O2 bertindak sebagai reducing


agent dengan persamaan reaksi sebagai berikut (Jiang, dkk, 2003) :

MnO2 +H2O2 +2H+  Mn2+ + 2H2O +O2 ΔE˚ = 0,971 V (3)

Dari beberapa proses hidrometalurgi untuk mangan yang telah


berkembang diperoleh hasil bahwa penambahan 5 gr/L H2O2 sebagai
reducing agent memberikan hasil yang paling optimum. Penambahan
jumlah H2O2 tidak memberikan efek yang signifikan (Haghshenas,
dkk, 2007).

Proses ekstraksi logam dengan asam sitrat melalui 2 tahapan yaitu


(1) asam menyerang padatan dan menggantikan ion logam dengan ion
hidrogen; dan (2) tahap chelation logam terjadi untuk membentuk
logam kompleks (ligand complexes) yang dapat larut dalam cairan
(McDonald, 2008). Persamaan reaksi yang mungkin terjadi pada
proses ekstraksi mangan ini adalah sebagai berikut:

Proses disosiasi asam sitrat


C6H8O7 ↔ (C6H5O7)3- + 3H+ pKa = 6,39 (1)
Proton attack
MnO2 + 4H+  Mn4+ + 2H2O (2)
Complexation/chelation
4(C6H5O7)3- + 3Mn4+ ↔ Mn3(C6H5O7)4 (3)
(Manganese citrate complex)

Pemodelan reaksi leaching mangan menggunaka asam sitrat


didekati dengan model shrinking core yang pertama kali
diperkenalkan oleh Yagi dan Kunii (1955). Model ini menggambarkan
bahwa reaksi pertama kali terjadi pada kulit permukaan dari partikel.
Daerah reaksi kemudian akan berpindah pada bagian padatan yang
lebih dalam dari partikel tersebut dan meninggalkan bagian yang
sudah bereaksi dan menjadi padatan inert. Bagian yang telah bereaksi
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

dan menjadi inert biasanya disebut sebagai lapisan abu (Levenspiel,


1999). Visualisasi model shrinking core dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Visualisasi Model Shrinking Core (Levenspiel, 1999)

Persamaan reaksi leaching yang terjadi dimisalkan sebagai berikut:

A (cair) + bB (padatan)  produk (4)

Mekanisme yang terjadi pada reaksi di atas (persamaan 4) dapat


dijabarkan dalam 5 langkah sebagai berikut (Levenspiel, 1999) :

Langkah 1 : Proses difusi reaktan A melalui lapisan film cairan yang


berada di sekitar permukaan partikel.
Langkah 2 : Proses penetrasi dan difusi reaktan A melalui lapian abu
ke permukaan yang belum bereaksi (unreacted core).
Langkah 3 : Reaksi reaktan A dengan partikel pada permukaan reaksi.
Langkah 4 : Proses difusi produk melalui lapisan abu kembali ke
permukaan luar partikel.
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

Langkah 5 : Proses difusi produk melalui lapisan film cair kembali ke


badan utama cairan.
Konsentrasi reaktan dan produk pada proses reaksi ini dapat dilihat
pada Gambar 4.

Gambar 4. Profil Konsentrasi Reaktan dan Produk Model Shrinking


Core (modifikasi dari Levenspiel, 1999)

Pada penggunaan model shrinking core, terdapat 3 (tiga) langkah


yang mengontrol reaksi, yakni proses difusi pada lapisan film cairan,
proses difusi pada lapisan abu, dan proses reaksi kimia. Dalam
penyusunan persamaan matematis, di ambil asumsi sebagai berikut:

a. Partikel berbentuk bola dengan ukuran yang kecil.


b. Selama proses reaksi berlangsung, ukuran partikel tidak mengalami
perubahan.
c. Pengadukan dilakukan dengan baik, sehingga partikel terdistribusi
secara merata.
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

Langkah 1 : Proses difusi reaktan A pada lapisan film cairan

𝑁𝐴𝑐 = 𝑘𝑐 . 𝑎𝑐 . 𝑚. (𝐶𝐴𝑙 − 𝐶𝐴𝑠 ) (5)

Dengan, NAc = laju transfer massa A di lapisan film cairan


(mol/dm3 larutan/detik)
kc = koefisien transfer massa (dm/detik)
ac = luas eksternal partikel/satuan massa partikel
(dm2/g partikel)
m = konsentrasi partikel (particle loading)
(g partikel/dm3 larutan)

Langkah 2 : Proses difusi reaktan A pada lapisan abu

𝑑𝐶𝑎
𝑁𝐴𝑒 = 𝐷𝑒 . 𝑎𝑒 . (6)
𝑑𝑟

Dengan, NAe = laju transfer massa A di lapisan abu


(mol/dm3 larutan/detik)
De = konstanta difusivitas efektif (dm2/detik)
ae = luas permukaan partikel/volume partikel
(dm2/dm3)
Langkah 3 : Reaksi reaktan A pada permukaan partikel

𝑟𝐴′ = 𝑘𝑟 . 𝐶𝐴 (7a)

−𝑟𝐴 = 𝑚. 𝜂. 𝑘𝑟 . 𝐶𝐴 (7b)

Dengan, rA = laju kecepatan reaksi (mol/dm3 larutan/detik)

m = konsentrasi partikel (g partikel/dm3 larutan)

𝜂 = faktor efektivitas partikel, jika partikel pejal,

maka 𝜂=1

kr = konstanta kecepatan reaksi (mol/g partikel/detik)

Pada keadaan steady state, nilai NAg = NAl = NAc = -rA = -RA,
sehingga:
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

Persamaan (5) : −𝑅𝐴 = 𝑘𝑐 . 𝑎𝑐 . 𝑚. (𝐶𝐴𝑙 − 𝐶𝐴𝑠 )

−𝑅𝐴
= 𝐶𝐴𝑙 − 𝐶𝐴𝑠 (8)
𝑘𝑐 .𝑎𝑐 .𝑚

𝑑𝐶𝑎
Persamaan (6) : −𝑅𝐴 = 𝐷𝑒 . 𝑎𝑒 . 𝑑𝑟

𝑑𝐶𝑎
−𝑅𝐴 = 𝐷𝑒 . 4. 𝜋. 𝑟 2 . 𝑑𝑟

𝑟=𝑟𝑐 𝐶𝐴
1
−𝑅𝐴 . ∫ 𝑑𝑟 = 𝐷𝑒 . 4. 𝜋. ∫ 𝑑𝐶𝐴
𝑟=𝑅 𝑟2 𝐶𝐴𝑠

1 1
−𝑅𝐴 . − ( − ) = 𝐷𝑒 . 4. 𝜋. (𝐶𝐴 − 𝐶𝐴𝑠 )
𝑟 𝑅
𝐷𝑒 .4.𝜋.𝑟.𝑅
−𝑅𝐴 = (𝐶𝐴 − 𝐶𝐴𝑠 ) (9)
𝑅−𝑟

Persamaan (7b): −𝑅𝐴 = 𝑚. 𝜂. 𝑘𝑟 . 𝐶𝐴


−𝑅𝐴
𝐶𝐴 = (10)
𝑚.𝜂.𝑘𝑟

Persamaan (9) disubstitusi dengan persamaan (10)

−𝑅𝐴 . (𝑅 − 𝑟)
(𝐶𝐴𝑠 − 𝐶𝐴 ) = −
𝐷𝑒 . 4. 𝜋. 𝑟. 𝑅

−𝑅𝐴 .(𝑅−𝑟) −𝑅𝐴


𝐶𝐴𝑠 = − + (11)
𝐷𝑒 .4.𝜋.𝑟.𝑅 𝑚.𝜂.𝑘𝑟

Persamaan (11) disubstitusi dengan persamaan (8)

−𝑅𝐴 −𝑅𝐴 . (𝑅 − 𝑟) −𝑅𝐴


= 𝐶𝐴𝑙 − [− + ]
𝑘𝑐 . 𝑎𝑐 . 𝑚 𝐷𝑒 . 4. 𝜋. 𝑟. 𝑅 𝑚. 𝜂. 𝑘𝑟

−𝑅𝐴 −𝑅𝐴 . (𝑅 − 𝑟) −𝑅𝐴


𝐶𝐴𝑙 = − +
𝑘𝑐 . 𝑎𝑐 . 𝑚 𝐷𝑒 . 4. 𝜋. 𝑟. 𝑅 𝑚. 𝜂. 𝑘𝑟

1 (𝑅 − 𝑟) 1
𝐶𝐴𝑙 = −𝑅𝐴 [ − + ]
𝑘𝑐 . 𝑎𝑐 . 𝑚 𝐷𝑒 . 4. 𝜋. 𝑟. 𝑅 𝑚. 𝜂. 𝑘𝑟

1 (𝑅−𝑟) 1 −1
−𝑅𝐴 = [ − + ] . 𝐶𝐴𝑙
𝑘𝑐 .𝑎𝑐 .𝑚 𝐷𝑒 .4.𝜋.𝑟.𝑅 𝑚.𝜂.𝑘𝑟
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

𝑟
Dengan, fraksi logam terambil (α)=1 − ( 𝑅𝑐)3

1 1 1 1 −1
−𝑅𝐴 = [𝑘 −𝐷 { − 1} + 𝑚.𝜂.𝑘 ] . 𝐶𝐴𝑙 (12)
𝑐 .𝑎𝑐 .𝑚 𝑒 .4.𝜋. (1−𝛼)1/3 𝑟

Neraca massa A pada reaktor batch :

Rate of mass input-Rate of mass output+Rate of generation=Rate of


mass accumulation

𝑑𝑁𝐴
0 − 0 − (−𝑅𝐴 )V =
𝑑𝑡

𝑑[𝑁𝐴0 (1 − 𝛼)]
−(−𝑅𝐴 )V =
𝑑𝑡
−1
1 1 1 1 𝑑𝛼
−[ − { 1/3
− 1} + ] . 𝐶𝐴𝑙 . 𝑉 = −𝑁𝐴0 .
𝑘𝑐 . 𝑎𝑐 . 𝑚 𝐷𝑒 . 4. 𝜋. (1 − 𝛼) 𝑚. 𝜂. 𝑘𝑟 𝑑𝑡

−1
1 1 1 1 𝑑𝛼
[ − { − 1} + ] . 𝐶𝐴𝑙 . 𝑉 = 𝐶𝐴0 . 𝑉.
𝑘𝑐 . 𝑎𝑐 . 𝑚 𝐷𝑒 . 4. 𝜋. (1 − 𝛼)1/3 𝑚. 𝜂. 𝑘𝑟 𝑑𝑡

Dengan, CAl=CA0, maka :


−1
1 1 1 1 𝑑𝛼
[ − { 1/3
− 1} + ] =
𝑘𝑐 . 𝑎𝑐 . 𝑚 𝐷𝑒 . 4. 𝜋. (1 − 𝛼) 𝑚. 𝜂. 𝑘𝑟 𝑑𝑡

1 1 1 1
𝑑𝑡 = [ − { 1 − 1} + ] . 𝑑𝛼
𝑘𝑐 . 𝑎𝑐 . 𝑚 𝐷𝑒 . 4. 𝜋. 𝑚. 𝜂. 𝑘𝑟
(1 − 𝛼)3

𝛼=𝛼 1 1 1 1
𝑡 = ∫𝛼=0 [ − { 1 − 1} + ] . 𝑑𝛼 (13)
𝑘𝑐 .𝑎𝑐 .𝑚 𝐷𝑒 .4.𝜋. 𝑚.𝜂.𝑘𝑟
(1−𝛼)3

Hampir seluruh jurnal mengenai kinetika proses leachiing


menggunakan model shrinking core mengabaikan proses difusi pada
lapisan film karena terjadi sangat cepat, sehingga bukan merupakan
proses yang mengontrol reaksi. Untuk menyederhanakan perhitungan,
persamaan (13) menjadi :
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

𝛼=𝛼
1 1 1
𝑡=∫ [ − { 1 − 1}] . 𝑑𝛼
𝛼=0 𝑘𝑐 . 𝑎𝑐 . 𝑚 𝐷𝑒 . 4. 𝜋.
(1 − 𝛼)3
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

IV. Metodologi
A. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Low Grade ore Mangan diperoleh dari Tanggamus, Lampung
2. Asam sitrat monohidrat (C6H8O7.H2O) diperoleh dari
Laboratorium Konservasi Energi dan Pencegahan Pencemaran
3. Asam Sulfat (H2SO4) diperoleh dari Laboratorium Konservasi
Energi dan Pencegahan Pencemaran
4. Hidrogen Peroksida (H2O2) diperoleh dari Laboratorium
Konservasi Energi dan Pencegahan Pencemaran
5. Aquadest (H2O) diperoleh dari Laboratorium Konservasi
Energi dan Pencegahan Pencemaran

B. Alat

Keterangan :

Gambar 3. Rangkaian Alat Proses Leaching


Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

C. Cara Kerja
1. Crushing dan Screening
Ore mangan dihancurkan menggunakan palu hingga halus. Ore
yang sudah halus kemudian diayak hingga diperoleh ukuran
partikel sebesar 60-200 mesh.
2. Leaching
Larutan asam sitrat sebanyak 200 ml dipersiapkan sebanyak 200 ml
sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan untuk setiap proses
leaching yang akan dilakukan. Ore mangan yang sudah dihaluskan
ditimbang sebanyak 40 gram (densitas pulp sebesar 20% w/v).
Hidrogen peroksida dipersiapkan sesuai dengan konsentrasi yang
diinginkan. Larutan asam dan hidrogen peroksida dimasukkan ke
dalam rangkaian alat (Gambar 3) lalu dipanaskan hingga mencapai
suhu operasi yang diinginkan. Selanjutnya ore mangan dimasukkan
ke dalam labu leher tiga dan dicatat sebagai waktu ke-0. Selama
proses leaching berlangsung, diambil sampel sebanyak 1 ml pada
waktu 2 menit, 5 menit, 10 menit, 15 menit, 30 menit, 60 menit,
120 menit, dan 240 menit. Selanjutnya dilakukan proses leaching
menggunakan asam sulfat dengan cara yang sama pada leaching
menggunakan asam sitrat.
3. Analisis
Sampel yang diambil dimasukkan ke centrifuge untuk memisahan
fase cair dan fase padatnya. Proses pemisahan dilakukan dengan
kecepatan centrifuge 1.000 rpm selama 10 menit. Filtrat yang
terbentuk diambil kemudian disaring kembali menggunakan
syringe filter. Sampel yang telah tersaring selanjutnya akan
dianalisis dengan menggunakan alat Inductively Coupled Plasma-
Optical Emission Spectroscopy (ICP-OES).
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

D. Variabel
1. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah :
a. Jenis asam : asam sitrat (media leaching utama)
asam sulfat (media leaching
pembanding)
b. Konsentrasi asam : 1 M, 2 M dan 4 M.
c. Suhu : 30˚C, 60 ˚C, dan 90 ˚C.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah fraksi mangan yang
terleaching.
3. Variabel Terkontrol
Variabel yang akan dikontrol selama penelitian berlangsung
adalah volume H2O2, ukuran partikel, volume pengambilan
sampel, tekanan operasi, dan waktu pengambiln sampel.

E. Analisis Data
1. Penentuan Fraksi Recovery Mangan yang Terleaching
Penentuan fraksi mangan yang terleaching dilakukan dengan
persamaan berikut :
wo−𝑤
𝛼= 𝑥100%
𝑤𝑜
(1)
dengan, α = fraksi mangan yang terleaching

wo = massa mangan yang terkandung dalam


ore, mg
w = massa mangan sisa yang terkandung dalam
ore, mg
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

V. Jadwal Penelitian

No. Bulan Ke-


Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
1 Persiapan
Persiapan alat

Persiapan bahan baku

Pre-eliminary experiment
2 Pelaksanaan

Leaching ore mangan


menggunakan asam sitrat

Leacing ore mangan


menggunakan asam sulfat

Pengulangan percobaan pada


titik yang tidak sesuai

3 Penyelesaian
Pengolahan data

Pembuatan laporan

Penulisan naskah seminar


Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

VI. Daftar Pustaka

Adebayo, A.O., Ipinmoroti, K.O., Ajayi, O.O., 2003, “Dissolution


kinetics of chalcopyrite with hydrogen peroxide in sulphuric acid
medium”, Chem. Biochem. Eng., 17, 213-218.
Baba, A. A., Ibrahim, L., Adekola, F.A., Bale, R. B., Ghosh, M. K.,
Sheik, A. R., Pradhan, S. R., Ayanda, O. S., Folorunsho, I. O.,
2014, “Hydrometallurgical Processing of Manganese Ore: A
Review”, Journal of Minerals and Materials Characterizatio and
Engineering, 2, 230-247.

Chow, N., Nacu, A., Warkentin, D., Aksenov, I., Teh, H., 2010, “The
Recovery of Manganese from Low Grade Resources: Bench Scale
Merallurgical Test Program Completed”, Kemetco Research Inc.,
445-5600.

Das, S. C., Sahoo, P. K., Rao, P.K., 1982, “Extraction of Manganese


from Low-Grade Manganese Ores by FeSO4 Leaching”,
Hydrometallurgy, 8: 35-47.

Haghshenas, D.F., Darvishi, D. and Shabestari, Z.M., 2007, “Leaching


Recovery of Zinc, Cobalt and Manganese from Zinc Purification
Residue”, IJE Transactions B: Applications, 20, 133-140.

https://www.academia.edu/2576516/Mangan diakses pada tanggal 20


November 2016

https://www.statista.com/statistics/247615/global-production-of-
manganese-ore/ diakses pada tanggal 8 November 2016

http://www.yourarticlelibrary.com/essay/production-and-distribution-
of-manganese-around-the-world/25462/ diakses pada tanggal 14
November 2016
Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

Jiang, T., Yang, Y.B., Huang, Z.C., Qiu, G.Z., 2003, “Simultaneous
leaching of manganese and silver from manganese-silver ores at
room temperature”, Hydrometallurgy, 69 (1–3), 177–186.

Keong, T.W., 2003, “Bioleaching of heavy metals from Electronic


Scrap Material (ESM) by Aspergillus niger and Penicillium
simplicissimum”, Thesis, National University of Singapore.

Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1982, “Encyclopedia of Chemical


Technology”, , Interscience Publisher, 3rd ed., vol. 14.
McDonald, R.G., Whittington, B.I., 2008, “Atmospheric acid leaching
of nickel laterites review : Part I. Sulphuric acid technologies”,
Hydrometallurgy, 91, 35-55.
McDonald, R.G., Whittington, B.I., 2008, “Atmospheric acid leaching
of nickel laterites review : Part II. Chloride and bio-technologies”,
Hydrometallurgy, 91, 56-69.
Mufakir, F.R., Sumardi, S., 2014, “Characterization and Prospective
Process of Manganese Ore of Tanggamus and Way Kanan
Regency Lampung Province”, Teknologi Indonesia, 37 (1), 31-
40.
Nagib, S., Abdelhameed, R. S., 2014, “Modeling and Optimization of
Reductive Leaching of Manganese from Low-Grade Manganese
Ore in H2SO4 Using Glucose as Reductant”, Journal of
Engineering Research and Applications, 4, 281-286.

Santos, O. S. H., Charvalho, C. F., Silva, G. A., Santos, C. G., 2015,


“Manganese Ore Tailling: Optimization of Acid Leaching
Conditions and Recovery of Soluble Manganese”, Journal of
Environmental Management, 147: 314-320.

ScienceLab, 2015, ―Material Safety Data Sheet : Citric acid MSDS.


Proposal Penelitian
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam pada Proses Pengambilan
Mangan dari Low Grade Manganese Ores Tanggamus
Menggunakan Asam Sitrat

Xue, J., Zhong, H., Wang, Shuai., Li, C., Li, J., Wu, F., 2014.,
“Kinetics of Reduction Leaching of Manganese Dioxide Ore with
Phytolacca americana in Sulfuric Acid Solution” Journal of Saudi
Chemical Society, 20, 437-442.

Zhang, W., Cheng, C. Y., 2007, “Manganese Metallurgy Review. Prt


I: Leaching of Ores/ Secondary Materials and Recovery of
Electrolytic/ Chemical Manganese Dioxide”, Hydrometallurgy,
89: 137-159.

Anda mungkin juga menyukai