yang bergerak dalam bidang perdagangan. Pada keadaan tertentu, perusahaan selalu membutuh nilai
beli yang terjual. Perusahaan yang barang dagangannya berupa barang yang sangat mudah diidentifikasi
seperti perdagangan mobil, sepeda motor, dan lain sebagainya mungkin masih mudah untuk
Bagaimana jika barang-barang tersebut merupakan barang-barang yang tidak mudah diidentifikasi dan
jumlahnya sangat besar serta harga beli barang dagang yang sama bervariasi, maka akan membutuhkan
tenaga dan waktu yang banyak untuk mengetahui nilai beli barang yang terjual (harga pokok penjualan).
Dalam akuntansi, dikenal beberapa metode untuk menentukan nilai beli barang yang terjual:
1. Metode rata-rata, metode ini beranggapan bahwa nilai perunit barang dagangan yang terjual
adalah merupakan rata-rata harga beli dari semua barang dagangan, sehingga untuk
mengetahui nilai beli keseluruhan barang yang terjual, hanya mengalikan jumlah unit yang dijual
2. Metode FIFO (Fisrt In First Out), metode ini beranggapan bahwa bahwa barang yang pertama kali
dibeli maka pertama kali juga dijual (sekalipun dalam realitanya tidak demikian). Sehingga untuk
mengetahui nilai beli barang dagangan yang terjual dapat dilakukan dengan melakukan
pengurutan barang-barang yang dibeli dari yang pertama kali dibeli sampai yang terakhir.
Berdasarkan urutan tersebut maka diambil nilai-nilai barang yang dibeli, hingga jumlah unit yang
3. Metode LIFO (Last In First Out), metode ini merupakan kontra dari metode FIFO, yang
beranggapan bahwa barang yang pertama dijual adalah barang yang terakhir masuk. Sehingga
untuk mengetahui nilai beli barang dagangan yang terjual dapat dilakukan dengan melakukan
pengurutan barang-barang yang dibeli dari yang terakhir dibeli sampai yang pertama.
Berdasarkan urutan tersebut maka diambil nilai-nilai barang yang dibeli, hingga jumlah unit yang
Pada kesempatan ini Saya akan memberikan logika sederhana dan contohnya dengan menggunakan Ms.
Access, adapun contohnya merupakan model transaksi yang dalam setiap transaksi hanya satu jenis
barang yang dibeli, demikian juga pada proses penjualan. Dengan contoh ini rekan-rekan pembaca
dapat mengembangkan ke model transaksi yang setiap transaksi baik pembelian maupun penjualan
1. Tabel untuk penyimpanan transaksi pembelian dan penjualan dibuat secara terpisah.
2. Dibuat pula sebuah table bantu yang akan menampung detail dari barang keluar, table ini akan
menampung dari pembelian mana saja yang digunakan untuk setiap barang yang dijual.
BarangMasuk
NoBeli Tgl KodeBrg Unit Harga
1 01/01/2008 A 3 1000
2 02/01/2008 B 20 1022
3 03/01/2008 A 30 1222
BarangKeluar
NoJual Tgl KodeBrg Unit Harga
1 05/01/2008 A 22 1000
2 05/01/2008 A 11 1500
LogBarangKeluar
NoJual NoBeli KodeBrg Unit
3. Tabel LogBarangKeluar dapat diisi pada saat setiap transaksi penjualan disimpan (direcord),
namun dapat diga dilakukan pada waktu-waktu tertentu (jika akan mengetahui nilai beli barang
yang terjual. Jika dilakukan pada setiap terjadi transaksi penjualan, tentunya lebih bagus karena
nilai beli barang yang dijual dapat diketahui tanpa melakukan proses perbaikan nilai beli tetapi
kelemahaanya adalah jika ada transaksi-transaksi sebelum yang mengalami perbaikan maka nilai
tersebut tidak relevan lag. Pada kali ini saya akan menggukan cara yang kedua, yaitu dengan
menginput semua transaksi baik pembelian maupun penjualan terlebih dahulu, kemudian
melakukan proses perhitungan harga pokok (nilai beli barang yang terjual)
Penyelesaian:
1. Buat query yang akan merekap (RekapLogKeluar) jumlah unit dari table LogBarangKeluar
2. Buat query yang akan menghitung sisa setiap barang yang dibeli untuk setiap transaksi pembelian
(Selisih), pada query ini tampilkan semua transaksi pembelian sekalipun tidak memiliki pada
3. Buat Query untuk mengetahui nilai harga beli (HPPLogKeluar) dari setiap data pada table
LogBarangKeluar
(HPPPerNoPenjualan)
5. Buat query lengap yang akan menampilkan data penjualan dan harga pokok penjualannya
6.
2 komentar: