Anda di halaman 1dari 7

Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas untuk Pembuatan Produk Nata De Pina

Menggunakan Metode Eksperimen Taguchi


1

Abstract

The Utilization of Waste Pineapple Skin for Making Nata Products De Pina Using
Experiments Taguchi
Waste generated in the form of a pineapple skin in a state containing water, in a relatively short time the
waste with a mixture of other wastes such as tubers will rot, it can cause adverse effects to the environment.
Therefore, the skin of the pineapple production waste should be processed into an economically valuable
product. Products that will be made is a nata. This product is produced from the fermentation process of the
bacteria Acetobacter xylinum by doing experiments. From the analysis it can be concluded that the skin of

the skin then blended with water to the skin produces a rich pineapple juice then for one kilo of medium skin
produce 2 liters of water that has been mixed nata. The media is what will be the growth of bacteria Acetobacter
xylinum are undergoing a process of fermentation and then became nata.
Keywords: Skin pineapple, nata de pina, and Taguchi

Pendahuluan 2. Mengurangi limbah nanas yang dapat mencemari


lingkungan sekaligus mampu memberdayakan
Peningkatan permintaan nanas, baik Penelitian
petani nanas.
yang telah dilakukan oleh beberapa pihak dengan
memanfaatkan limbah nanas mampu menghasilkan 3. Memberikan penguatan terhadap pusat studi
produk yang bernilai manfaat tinggi. Namun, lingkungan.
apakah produk tersebut telah sesuai dengan harapan Sedangkan urgensi dari penelitian ini adalah
konsumen sehingga dapat dipasarkan dengan baik. sebagai berikut:
Produk nata de pina yang dihasilkan dari nanas masih
belum dikenal baik oleh masyarakat bila dibandingkan 1. Mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi
dengan produk nata de coco (kelapa) maupun nata de karena limbah nanas dan menjadi wujud peran
oliovera (lidah buaya). aktif bagi civitas akademika UIN Suska Riau
dalam program go green.
Perumusan Masalah 2. Memberikan nilai tambah bagi petani sehingga
Masyarakat telah memahami bahwa limbah meningkatkan kesejahteraan petani. Sekaligus
nanas yang mencemari lingkungan sebenarnya dapat menjadi bentuk nyata peran aktif UIN Suska
dimanfaatkan dan memberi nilai tambah lebih besar Riau terhadap masyarakat dilingkungannya.
dalam bentuk nata de pina, namun produk nata de
pina belum diterima masyarakat secara baik. Oleh Tinjauan Pustaka
sebab itu, diperlukan penelitian untuk mendesain
Nanas
produk nata de pina agar diterima oleh konsumen
dengan menggunakan metode eksperimen Taguchi. Nanas memiliki nama latin Ananas Cosmosus
dan termasuk dalam devisi Spermatophyla, sub
Tujuan dan Urgensi Penelitian devisi Angiospermae, kelas Monocotyledonae.
Tanaman nanas memiliki ciri-ciri sebagai tanaman
Penelitian ini memiliki tujuan adalah sebagai
tahunan dengan tinggi antara 50 – 150 cm dengan
berikut.
bunga majemuk dan memiliki beberapa kandungan
1. Membuat produk nata de pina dari limbah nanas kimia, diantaranya mengandung saponin, tlavonoida
yang mampu memenuhi harapan konsumen dan polifenol. Masyarakat mengenal nanas sebagai
Kutubkhanah, Vol. 16 No. 1 Januari – Juni 2013

buah yang memiliki khasiat sebagai obat cacing,


obat demam, pelancar air seni dan memperbaiki
pencernaan. Kandungan nutrien buah nanas
diantaranya adalah karbohidrat dan gula yang cukup
tinggi. Menurut Wijana, dkk (1991) kulit nanas
mengandung 81,72% air; 20,87% serat kasar; 17,53%
karbohidrat; 4,41% protein dan 13,65% gula reduksi.
Sedangkan Komposisi limbah kulit nanas dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.
Berdasarkan Berat Basah

No. Komposisi Rata-rata Berat Basah (%)


1 Air
2 Protein
Lemak 0,02 Gambar 1.
Abu
5
Karbohidrat Metode Taguchi
Produk perlu dirancang dan dikembangkan
sedemikian sehingga konsumen bisa terpuaskan
Desain Eksperimen melalui value yang terkandung di dalamnya.
Eksperimen adalah tes atau serangkaian tes yang Metode Taguchi merupakan suatu pendekatan
melakukan perubahan perubahan terhadap variabel terstruktur untuk menentukan kombinasi terbaik
input dari suatu proses atau sistem sehingga dapat dalam menghasilkan produk berupa barang atau jasa.
Kontribusi Taguchi pada kualitas adalah (Fitri, 2009):
perubahan-perubahan output dari respon eksperimen
tersebut. 1. Loss Function: Merupakan fungsi kerugian yang
ditanggung oleh masyarakat akibat kualitas jelek.

2. Orthogonal Array: Orthogonal Array digunakan
1. Menentukan variabel yang berpengaruh terhadap
proses.
digunakan untuk menganalisis data percobaan.
2. Menentukan variabel X yang berpengaruh diset
3. Robustness: Meminimasi sensitivitas sistem
agar output Y selalu didekat harga nominal yg
terhadap sumber-sumber variasi.
diinginkan.
Concept design
3. Menentukan dimana variabel X yang berpengaruh
harus diset agar variabilitas dalam output Y bisa Yaitu upaya dimana konsep-konsep, ide-ide,
sekecil mungkin. metode baru dan lainnya dimunculkan untuk memberi
peningkatan produk. Merupakan tahap pertama
4. Menentukan dimana variabel X yang berpengaruh
dalam desain dan merupakan tahap konseptual pada
harus diset agar pengaruh variabel tidak terkendali
pembuatan produk baru atau inovasi proses. Konsep
Z dapat diminimalkan.
mungkin berasal dari dari percobaan sebelumnya,
pengetahuan alam/teknik, perubahan baru atau
kombinasinya.
Parameter design

atau prototipe secara matematis berdasarkan tahap


sebelumnya melalui percobaan secara statistik.
Ismu Kusumanto: Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas untuk Pembuatan Produk Nata De Pina Menggunakan Metode Eksperimen...

1. Memilih faktor parameter dan level optimalnya. Metodologi Penelitian


2. Mengendalikan faktor adalah manajemen variabel Untuk mengetahui bagaimana menggunakan
proses yang dapat mempengaruhi desain. metode-metode yang akan digunakan dalam penelitian
3. Level parameter yang optimal dapat ditentukan ini, maka secara garis besar disusunlah tahap-tahap
dan dihitung melalui eksperimental. kegiatan yang akan dilakukan pada penelitian.

Tolerance design Variabel penelitian


Penentuan toleransi parameter yang berkaitan Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai
dengan kerugian pada masyarakat akibat
penyimpangan produk dari target. Mengembangkan dipertimbangkan nasabah dalam memilih nata de pina
adalah sebagai berikut ini.
1. Terjadi setelah design parameter ditentukan. 1. Takaran Gula
2. Hasilnya sering mengakibatkan peningkatan 2. Takaran cuka
biaya-biaya produksi. 3. Takaran ZA (urea)
Langkah Penelitian Taguchi 4. Takaran Starter (bakteri nata)

Langkah-langkah ini dibagi menjadi tiga fase 5. Suhu perebusan


utama yang meliputi keseluruhan pendekatan 6. Suhu fermentasi
eksperimen. Tiga fase tersebut adalah (1) fase
perencanaan, (2) fase pelaksanaan, dan (3) fase 7. Lama waktu fermentasi
analisis. Fase perencanaan merupakan fase yang 8. Takaran dalam baki
paling penting dari eksperimen untuk menyediakan
9. Takaran air dengan sari kulit nanas
informasi yang diharapkan.
10. Pengukuran PH media nata
Langkah Desain Eksperimen dengan Metode
11. Lama pembuatan starter nata
Taguchi
12. Lama perebusan lembaran nata
Dalam perancangan dengan menggunakan
Metode Taguchi memerlukan langkah-langkah 13. Banyaknya perebusan nata.
sebagai berikut:
Pengolahan Data
a. Pengamatan kondisi awal
Pre eksperimen yang mempengaruhi karakteristik
b. Penentuan masalah
nata terhadap faktor takaran gula pasir
c. Penentuan tujuan yang ingin dicapai Tabel 2.
takaran gula pasir
d. Pemilihan faktor yang mempengaruhi
karakteristik kualitas produk Takaran/Gram Karakteristik Nata
10 Ketebalan nata tipis
Eksperimen 15 Ketebalan nata tipis
karakteristik kualitas produk. Eksperimen 20 Ketebalan nata tipis
Eksperimen 25 Ketebalan nata tipis
f. Pemilihan faktor Eksperimen
g. Pemilihan level
h. Pemilihan Orthogonal Array (OA) Dari hasil pre eksperimen diatas didapat
i. Menentukan interaksi antar faktor informasi bahwa penggunaan takaran gula 10 gram
tidak memberikan dampak terhadap karakterisitik
j. Melakukan eksperimen pada nata, dan dari data diatas didapat level dari
k. Menganalisa hasil eksperimen faktor jumlah takaran gula pasir yang digunakan yaitu
penambahan gula sebanyak 20 gram.
Kutubkhanah, Vol. 16 No. 1 Januari – Juni 2013

Pre eksperimen yg mempengaruhi terhadap karak- yaitu penambahan starter 150 ml dari takaran referensi
teristik nata terhadap faktor takaran asam cuka akan menghasilan produk nata yang optimal.
Tabel 3. Pre eksperimen yang mempengaruhi karakteristik Pre eksperimen Perebusan terhadap karakteristik
nata
nata
Takaran/Ml Karakteristik Nata Suhu perebusan 70oC tidak memberi dampak
ketebalan nata tipis terhadap nata, meningkatkan suhu perebusan 100oC
Eksperimen ketebalan nata tipis
dari takaran referensi sehingga menghasilan produk
Eksperimen ketebalan nata tipis
Eksperimen ketebalan nata tipis
nata yang optimal
Eksperimen 100 Tabel 6. Pre eksperimen Perebusan terhadap karakteristik nata

0C Karakteristik Nata
Setelah melakukan pre eksperimen didapatkan Eksperimen ketebalan nata tipis
bahwa penggunaan takaran cuka 60 ml dari takaran Eksperimen 100
referensi belum dapat menjadikan produk nata. Dari
data eksperimen diatas didapat faktor jumlah takaran
Pre eksperimen suhu fermentasi terhadap
asam cuka yang optimum untuk penambahan bahan
karakteristik nata
yaitu sebanyak 40 gram dari takaran referensi.
Tabel 7.
Pre eksperimen terhadap karak-teristik nata karakteristik nata
terhadap faktor takaran ZA
0C Karakteristik Nata
Tabel 4. Pre eksperimen karakteristik nata
takaran ZA Eksperimen ketebalan nata tipis
Eksperimen
Takaran/Gr Karakteristik Nata
5 ketebalan nata tipis
Suhu fermentasi 20-26oC tidak berdampak ter-
Eksperimen 10 ketebalan nata tipis
Eksperimen 20 Ketebalan nata tipis hadap karakterisitik nata, dan meningkatkan suhu
Eksperimen Ketebalan nata tipis fermentasi menjadi 27-32oC dari takaran referensi
Eksperimen sehingga menghasilan produk nata yang optimal
Pre eksperimen takaran media dlm wadah terhadap
Hasil pre-eksperimen informasikan penggunaan karakteristik nata
takaran gula 5 ml tidak memberi dampak terhadap Tabel 8. Pre eksperimen takaran media dalam baki
karakterisitik nata, dan data diatas didapat level terhadap karakteristik nata
dari faktor jumlah takaran gula yang digunakan
yaitu penambahan gula sebanyak 35 ml dari takaran ml
referensi sehingga menghasilan produk nata yang Eksperimen ketebalan nata tipis
optimal. Eksperimen
Pre eksperimen terhadap rasa nata terhadap faktor
takaran Starter
Jumlah 200-300 ml akan menghasilkan nata yang
Tabel 5. Pre eksperimen takaran starter terhadap relatif tipis. Sedangkan takaran ideal antara 400-600
karakteristik nata
ml akan menghasilkan ketebalan nata ideal sesuai
Takaran/Ml Kar akteristik Nata ketebalan nata di pasaran.
110 Ketebalan nata tipis Pre eksperimen Takaran air dengan sari nanas
Eksperimen 120 Ketebalan nata tipis
terhadap karakteristik nata
Eksperimen Ketebalan nata tipis
Eksperimen Ketebalan nata tipis Tabel 9.
Eksperimen 150 nanas terhadap karakteristik nata

Sari Kulit: Air (Liter) Karakteristik Nata


Penggunaan jumlah starter 110 ml tidak memberi Eksperimen ketebalan nata tipis
dampak terhadap karakterisitik nata, dan dari data Eksperimen

didapat level faktor jumlah starter yang digunakan


10
Ismu Kusumanto: Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas untuk Pembuatan Produk Nata De Pina Menggunakan Metode Eksperimen...

Perbandingan sari kulit nanas dan air 1: 1 akan Pre eksperimen Lama perebusan lembaran nata
menghasilkan nata yang relatif tipis, sementara terhadap karakteristik nata
perbandingan 1: 2 atau 1: 3 akan menghasilkan nata Tabel 13. Pre eksperimen Lama perebusan lembaran nata
sempurna. Artinya, perbandingan 1 liter sari kulit terhadap karakteristik nata
nanas dengan 2 liter air maupun 3 liter air akan
Menit Karakteristik Nata
menghasilkan nata yang sempurna.
Eksperimen 1-5
Pre eksperimen Lama waktu fermentasi thd Eksperimen 5-10
karakteristik nata
Tabel 10.
Lama perebusan ideal berkisar 5-10 menit sedang
karakteristik nata
perebusan 1-5 menit belum menciptakan karakteristik
Durasi/Hari Karakteristik Nata nata berbeda sebagaimana harapan. Suhu proses
Eksperimen ketebalan nata tipis perebusan diasumsikan 1000 C atau titik didih cairan.
Eksperimen
Pre-eksperimen Banyaknya perebusan terhadap
karakteristik nata
Waktu ideal pada proses fermentasi berkisar Tabel 14. Pre eksperimen Banyaknya perebusan terhadap
selang waktu antara 7-10 hari. Sedangkan selang karakteristik nata
waktu 1-6 hari tidak menghasilkan nata yang matang
Banyaknya perulangan Karakteristik Nata
dan masih dalam keadaan belum sempurna ataupun
Eksperimen 1-2
tipis.
Eksperimen
Pre eksperimen Ph terhadap karakteristik nata
Tabel 11. Pre eksperimen PH terhadap karakteristik nata Perebusan 1-2 kali tidak memberi perubahan
Ph Karakteristik Nata
Eksperimen ketebalan nata tipis
Eksperimen kekenyalan nata.

Analisa interpretasi output desain taghuci


Ukuran Ph 5-8 menghasilkan nata yang relatif tipis
Output Taguchi menunjukkan 4 bagian. Aturannya
sehingga tidak layak dipasarkan kepada konsumen,
dan Ph 2-4 menghasilkan nata yang sempurna dan
keputusannya menolak hipotesis awal.
sesuai dengan harapan konsumen akan produk nata
yang berkualitas.
Pre eksperimen Lama pembuatan Starter thd
karakteristik nata
Tabel 12.
terhadap karakteristik nata

Hari Karakteristik Nata


Eksperimen ketebalan nata tipis
Eksperimen

Selang waktu 8-11 hari akan mengurangi


ketajaman proses perubahan media menjadi nata,
bahkan persentase media menjadi nata akan tipis.
Selang waktu 4-7 hari ketajaman starter merubah Gambar 2.
media menjadi nata akan berlangsung sempurna.
Berdasarkan uji taksiran parameter rasio S/N
diketahui seluruh faktor memiliki p-value cukup

11
Kutubkhanah, Vol. 16 No. 1 Januari – Juni 2013

ditunjukkan tabel berikut:

terhadap respon.

Analisis
Analisis Pembuatan Nata Dengan Memanfaat-
kan Limbah Nanas
Desain eksperimen memerlukan tahap-tahap yang
penting guna mengarah pada hasil yang didinginkan,
berikut analisa langkah eksperimen,

Analisis Pre Eksperimen


Gambar 3.
Pada analisis pre eksperimen terdapat variabel
respon, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh faktor,
Analisis tabel ANOVA menunjukkan output
level dan kemudian penggabungan dari faktor dan
taksiran model dan ANOVA rata – rata variable
level. Pada pre-eksperimen ini digunakan dua variabel
respon, diketahui faktor K memiliki pengaruh yang
respon yaitu:
1. Nata yang dihasilkan tipis
Dalam variabel nata yang dihasilkan tipis disini
karakter nata itu tipis dan tidak memungkinkan
untuk dipanen dalam arti kata produksi nata
mendekati gagal.
2. Sempurna
Dalam variabel sempurna diartikan nata dalam
bentuk yang siap dipanen, nata dalam bentuk
yang sempurna memiliki karakter yang sesuai
dengan standar nata yang menjadi pedoman
Gambar 4. karakteristik produsen nata di Indonesia dan
disukai oleh konsumen.
Tabel respon rasio S/N memper-lihatkan urutan Dalam pre eksperimen terdapat 13 pre eksperimen
faktor dengan pengaruh terkecil hingga terbesar yang diberlakukan untuk mengetahui hasil yang
proses eksperimen. diinginkan,

Penentuan Orthogonal Array


Dari hasil yang didapat pada pre eksprimen
maka dihasilkan 4 faktor dengan 2 level. Kemudian
untuk mempersingkat banyaknya perulangan yang
dilakukan maka dibuat orthogonal array. Orthogonal
array dapat dilaihat pada tabel 8 dengan menggunakan
L16. L16 diartikan sebagai banyaknya perulangan
yang dilakukan setelah melakukan penyingkatan
perulangan dengan Taghuci desain, orthogonal array
diolah dengan menggunakan sofeware minitab 16 dan
Gambar 5. didapatkan orthogonal array L16.

12
Ismu Kusumanto: Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas untuk Pembuatan Produk Nata De Pina Menggunakan Metode Eksperimen...

kulit nanas yang dihasilkan dalam sehari untuk


lima produsen sebanayak 112,5 kg dalam sehari.
Untuk mengasilkan media nata maka kulit
13 dapat diketahui bahwa kemiringan faktor ZA
tersebut diblender dengan air guna mengahsilkan
dan starter sangat kecil. Ini menunjukkan bahwa
sari kulit buah nanas kemudian untuk satu kilo
pengaruh kedua faktor tersebut sangat kecil terhadap
gram kulit menghasilkan 2 liter media nata yang
karakteristik nata. Untuk faktor gula dan cuka
telah dicampur air. Media inilah yang nantinya
memiliki kemiringan yang lebih besar dan kedua
menjadi tempat pertumbuhan bakteri acetobacter
faktor ini memiliki pengaruh yang cukup besar
xylinum yang mengalami proses fermentasi dan
terhadap karakteristik nata.
kemudian menjadi nata.
Kesimpulan Saran
Berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan, 1. Masih terdapat kelemahan serta kekurangan
maka dapat ditarik kesimpulan untuk penelitian ini. dari penelitian ini sehingga diharapkan pada
Adapaun kesimpulan yang dapat diambil sebagai peneliti selanjutnya agar dapat melengkapi serta
berikut: menyempurnakan penelitian ini, dan tidak ada
1. Permasalahan sesuatu yang paling baik melainkan ada sesuatu
yang lebih baik.
Limbah yang dihasilkan berupa kulit nanas dalam
keadaan mengandung air, dalam waktu yang 2. Ketersediaan bahan baku yang melimpah,
relatif singkat limbah tersebut bersama campuran terbarukan (renewable), serta berkelanjutan
limbah lainnya seperti bonggol akan menjadi (sustainable) merupakan modal yang sangat
busuk, hal ini dapat menimbulkan dampak yang besar untuk mengembangkan suatu produk yang
kurang baik untuk lingkungan seperti halnya bernilai.
menimbulkan bau busuk yang menyengat,
dan kebiasaan limbah yaitu mencemari dan Catatan: (Endnotes)
mengurangi keindahan lingkungan tersebut. 1 Ismu Kusumanto, MT. adalah Dosen Fakultas Sains dan
Untuk produksi keripik nanas yang ada pada Teknologi UIN Suska Riau.
Desa tersebut dapat mencapai 200 kg setiap hari
dengan menghasilkan limbah 25%, ada beberapa Daftar Referensi
produsen keripik nanas yang ada dikulu nanas N. Fitria. (2009). Analisis Metode Desain Eksperimen
dan bisa dibayangkan dampak yang terjadi akibat Taguchi Dalam Optimasi Karakteristik Mutu.
banyaknya limbah yang dihasilkan. Malang: Jurusan Matematika Fakultas Sains dan
2. Solusi Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim.
Solusi yang ditawarkan dalam penelitian ini yaitu
menjadikan kulit nanas dari limbah produksi S. Wijana, Kumalaningsih, A. Setyowati, U. Efendi dan
menjadi suatu produk yang ekonomis guna N. Hidayat. (1991). Optimalisasi Penambahan
menghasilkan nilai tambah dari limbah tersebut. Tepung Kulit Nanas dan Proses Fermentasi pada
Produk yang akan dibuat adalah berupa produk Pakan Ternak terhadap Peningkatan Kualitas
nata. produk ini dihasilkan dari proses fermentasi Nutrisi. Malang: ARMP (Deptan). Universitas
bakteri acetobacter xylinum dengan melakukan Brawijaya.
eksperimen. Dari hasil analisa dapat disimpulkan

Anda mungkin juga menyukai