Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Bagaimana dinamika kependudukan dapat terjadi dan jelaskan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhinya !
Dinamika penduduk dapat terjadi karena jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari
waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang.
Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu daerah dari waktu ke waktu.
Sedangkan dinamika penduduk yang sering menunjukkan kecenderungan bertambah yang disebut
pertumbuhan penduduk. Dinamika penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Kelahiran (Natalitas)
Angka kelahiran di suatu daerah dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut.
Melalui rumus di atas, dapat ditentukan kriteria mengenai angka kelahiran, yaitu sebagai berikut:
1. Jika angka kelahiran menunjukkan lebih dari 30, maka angka kelahiran di tempat tersebut
tergolong tinggi.
2. Jika angka kelahiran menunjukkan angka 20 – 30, maka angka kelahiran di tempat
tersebut tergolong sedang.
3. Jika angka kelahiran menunjukkan angka kurang dari 20, maka angka kelahiran di tempat
tersebut tergolong rendah.
2. Kematian (Mortalitas)
Angka kematian atau mortalitas menunjukkan jumlah kematian per 1.000 penduduk di suatu
daerah setiap tahun. Angka kematian di suatu tempat dapat dihitung berdasarkan rumus berikut:
1. Jika angka kematian menunjukkan lebih dari 18, maka angka kematian di tempat tersebut
tergolong tinggi.
2. Jika angka kematian menunjukkan angka 14–18, maka angka kematian di tempat tersebut
tergolong sedang.
3. Jika angka kematian menunjukkan angka kurang dari 14, maka angka kematian di tempat
tersebut tergolong rendah.
3. Perpindahan (Migrasi)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Migrasi terbagi menjadi
beberapa jenis, antara lain sebagai berikut:
Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari dalam negeri ke luar negeri untuk menetap.
Imigrasi adalah perpindahan penduduk negara lain ke negara tertentu untuk menetap.
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam suatu
negara.
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Faktor keamanan.
Faktor ekonomi, seperti kemudahan mencari lahan pekerjaan dan biaya hidup yang
murah.
Faktor kelengkapan sarana dan prasarana, seperti sarana pendidikan, hiburan, dan sarana
pemenuhan kebutuhan komunikasi dan transportasi.
4. Pertumbuhan Penduduk
P = (L – M) + (I – E)
Dimana:
P = pertumbuhan penduduk
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi
E = jumlah emigrasi
Pertumbuhan penduduk Indonesia tergolong tinggi, bahkan Indonesia termasuk dalam 10 negara
berpenduduk terbanyak dimana jumlah penduduk Indonesia terus meningkat dari tahun ke
tahun. Hal ini tentunya mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan berbagai sumber daya
seperti tanah, air, mineral, dan energi. Menyikapi hal tersebut, diperlukan upaya pengendalian
pertumbuhan jumlah penduduk dan pemanfaatan sumber daya alam yang bijaksana.
5. Kepadatan Penduduk
Perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah yang ditempati disebut kepadatan
penduduk. Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh angka kelahiran dan angka kematian. Jika
angka kelahirannya tinggi maka kepadatan penduduk akan meningkat, apalagi bila diikuti tingkat
imigrasi yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan ledakan penduduk, yaitu keadaan di mana
pertumbuhan penduduk sangat pesat melebihi daya dukung alam yang dimiliki oleh negara
tersebut, dan untuk menghitung kepadatan penduduk yang menempati area atau luas wilayah
tertentu dalam suatu kurun waktu, digunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah penduduk
Kepadatan penduduk =
Luas wilayah (KM2)
Kepadatan dan persebaran penduduk yang tidak merata dapat menyebabkan terjadinya
kesenjangan pembangunan. Dan program transmigrasi adalah salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah Indonesia meratakan jumlah persebaran penduduk.
Teori Transisi demografi adalah model yang menggambarkan perubahan penduduk dari
tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi (tingkat fertilitas dan mortalitas yang tinggi) ke
tingkat pertumbuhan rendah ( tingkat fertilitas dan mortalitas rendah) yang terjadi dari
waktu ke waktu.
1. Tingkat Kesehatan
Rendahnya tingkat kesehatan di Indonesia dikarenakan pemerintah tidak bisa menempatkan
orang yang benar-benar mengerti tentang kesehatan program yang dipaksakan yang jelas
tidak bisa dijelaskan tetapi anggarannya banyak. Puskesmas daerah yang banyak menyerap
anggaran hanya membuat laoran di atas meja setiap tanggal 20-25 untuk tutup buku akhir
bulan, di lapangan satu kerja bisa dilaksanakan lima program dan dapat tanda tangan sekali
jalan tanpa mau tahu programnya.
2. Keadaan Geografis
Keadaan geografis suatu tempat dapat dilihat dari kenyataannya di muka bumi atau letak
suatu tempat dalam kaitannya dengan daerah lain di sekitarnya. Keadaan ini ditentukan oleh
fenomena-fenomena geografis yang membatasinya.
3. Kebijakan Politik
Dalam lingkungan politik terdiri dari hukum, badan hukum, dan pemerintah. Hal ini sangat
mempengaruhi keputusan pemasaran karena lembaga politik dapat membatasi suatu
organisasi dalam masyarakat.
4. Kemajuan IPTEK
Adanya perkembangan IPTEK dan obat-obatan menjadikan perubahan gaya hidup yang ada
di masyarakat. Sehingga menyebabkan dinamika tingkat kematian (mortalitas) dan tingkat
kelahiran (fertilitas).
5. Perubahan pola pikir di masyarakat
Di dalam masyarakat selalu terdapat tentang apa yang disebut gejala alam dan gejala sosial.
Dimana gejala-gejala tersebut akan menghasilkan pola-pola tertentu yang bisa digunakan
untuk membantu kita memahami gejala-gejala lain yang sifatnya lebih kontekstual.
3. Sebutkan 3 masalah kependudukan di Indonesia dan berikan solusi pemecahan
masalahnya !
Besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat di lihat dari jumlah penduduk yang ada. Jumlah
penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina, India, dan Amerika
Serikat.
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk terhadap luas wilayah yang
dihuni. Ukuran yang digunakan biasanya adalah jumlah penduduk setiap satu km2 atau setiap
1mil2. permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang tidak merata.
Kondisi demikian menimbulkan banyak permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan,
kriminalitas, pemukiman kumuh dsb.
Sejak sensesus penduduk tahun 1961, piramida penduduk Indonesia berbentuk limas atau
ekspansif. Artinya pada periode tersebut, jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada
penduduk usia tua. Susunan penduduk yang seperti itu memberikan konsekuensi terhadap hal-
hal berikut :
– Penyediaan fasilitas social lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia muda.
Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran,menunda
usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.
Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang
penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah mengupayakan
berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan
prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya terhadap
pembangunan adalah sebagai berikut :
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah :
1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari
negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia
besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan
dalam pembangunan.
2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal
yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil
pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena
ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila
terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
2) Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.
b. Masalah Kesehatan
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karena
kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan yang rendah umumnya
disebabkan:
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Kabupaten Bandung pada tahun 2011
bulan Februari Angkatan Kerja mencapai 17,18 %, terdiri dari : Bekerja 16,14 % dan
Pengangguran 1,04 %. Bukan angkatan kerja mencapai 6,71% , tingkat partisipasi
angkatan kerja 71,94% , tingkat pengangguran terbuka 6,07%. Pekerja tidak penuh
mencapai 4,67% terdiri dari : setengah penganggur 2,47% dan pruh waktu 2,20%.
bulan Agustus Angkatan Kerja mencapai 17,18 %, terdiri dari : Bekerja 16,14 % dan
Pengangguran 1,04 %. Bukan angkatan kerja mencapai 6,71% , tingkat partisipasi
angkatan kerja 71,94% , tingkat pengangguran terbuka 6,07%. Pekerja tidak penuh
mencapai 4,67% terdiri dari : setengah penganggur 2,47% dan pruh waktu 2,20%.