Anda di halaman 1dari 4

ACUTE TOXICITY TEST OF RAMBUTAN LEAF

(Nephelium lappaceum L) EXTRACT IN MICE atau “TOKSISITAS AKUT UJI


RAMBUTAN DAUN (Nephelium lappaceum L) EKSTRAK PADA TIKUS”.

TUGAS TOKSIKOLOGI

OLEH :
IDA BAGUS PUTRA MANUABA
050114A023

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2018
ACUTE TOXICITY TEST OF RAMBUTAN LEAF (Nephelium lappaceum L)
EXTRACT IN MICE
atau
“TOKSISITAS AKUT UJI RAMBUTAN DAUN (Nephelium lappaceum L) EKSTRAK
PADA TIKUS”.

Studi yang telah dilakukan oleh Kusuma dan Manaharan menunjukkan bahwa daun
rambutan memiliki aktivitas sebagai penurun glukosa darah pada tikus. Daun rambutan telah
disarankan sebagai sumber potensial obat antidiabetes berguna. Daun rambutan (Nephelium
lappaceum L) juga diakui secara luas oleh masyarakat Indonesia untuk mengobati berbagai
penyakit diantaranya demam dan diare. Berdasarkan Studi praklinis menunjukkan bahwa
ekstrak daun rambutan memiliki aktivitas antimikroba, antioksidan, dan antiatheroschlerosis.
Tujuan penelitian ini untuk menguji toksisitas akut ekstrak daun rambutan pada tikus.
Dimana tujuan spesifik adalah untuk menentukan nilai toksisitas akut (LD50) daun rambutan
(Nephelium lappaceum L) ekstrak pada tikus.
Dalam penelitian ini di lakukan maserasi. Proses maserasi tersebut berupa pengambilan
daun bubuk Rambutan (145 g) dimaserasi dari etanol 70% pada suhu kamar selama 1 hari
setelah itu saring selama 3 hari. Ekstrak yang dihasilkan adalah terkonsentrasi untuk
kekeringan untuk mendapatkan massa ekstrak etanol (29,3 g) dengan hasil ekstraksi
(20,21%).
Hewan Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah 25 Swiss Albino tikus dari jenis
kelamin laki-laki masing-masing seberat 20-30 g dan berusia 8-10 minggu. Hewan-hewan
secara acak didistribusikan ke dalam lima kelompok. Semua hewan (tikus) dipertahankan
pada suhu konstan dan kelembaban.
Dalam pengujian toksisitas akut ini digunakan empat kelompok 5 tikus. Dimana
masing-masing kelompok diberikan secara oral, dengan binatang sebagai dosis tunggal,
Kelompok kontrol diberi larutan diencerkan dalam air. Kemudian hewan uji di amati selama
24 jam jumlah tikus yang mati dicatat dan digunakan dalam perhitungan nilai toksisitas akut
(LD50). Diamana gejala – gejala keracunan seperti aktivitas motorik yang diperiksa pada 3
jam pertama.
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan One-Way Analysis of Variance (ANOVA)
dilanjutkan uji Kruskal-Willis. nilai P kurang dari 5% (P <0,05) dianggap statistik perbedaan yang
signifikan antara kelompok.
Dalam penelitian ini, tidak ada kematian (dinyatakan sebagai LD50) setelah pemberian
oral dosis tunggal rambutan daun hingga 8 g / kg (Tabel 1). Namun, parameter biokimia
(ALT, AST) meningkat secara progresif dengan peningkatan dosis (Tabel 2). Pengurangan
aktivitas motorik (cara tak terkendali, gelisah, gerak pasif, tidak ada reaktivitas terhadap
rangsangan, dan mengantuk) terlihat sejak dosis 1 g / kg sampai dengan dosis 8 g / kg.
pengobatan akut tikus dengan ekstrak daun rambutan pada dosis 1,0, 2,0, 4,0 g / kg selama 24
jam tidak mempengaruhi parameter biokimia. Di sisi lain, pemberian ekstrak daun rambutan
dengan dosis 8 g / kg selama 24 jam mengakibatkan perubahan signifikan dalam tingkat
transaminase (ALT, AST), dan kreatinin. Perubahan parameter biokimia dari ekstrak daun
rambutan mungkin terkait dengan konten tannin-nya, begitu banyak spesies yang
mengandung tanin telah terbukti untuk menampilkan spektrum yang luas dari kegiatan
toksikologi. Diet tannin memiliki efek merusak pada hati kelinci dan tikus.

Tabel I. Toksisitas Akut daun Rambutan (Nephelium lappaceum L) ekstrak pada tikus

Jumlah Dosis Jumlah Persentase


tikus ekstrak g / kg tikus mati tikus mati

5 0.0 0 0

5 1.0 0 0

5 2.0 0 0

5 4.0 0 0

5 8,0 0 0

Tabel II. Biokimia Hewan Uji Setelah pemberian 24 jam

Dosis SGPT SGOT kreatinin


ekstrak g / kg (U / l) (U / l) (Mg / dl)

0.0 56,0 111 0,3

1.0 49,5 93,5 0,2

2.0 49.0 81 0,4

4.0 55,0 105,5 0,3

8,0 122,0 227,0 0,2


Atas dasar penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun rambutan tampaknya bebas
dari toksisitas akut dan relatif aman dalam dosis normal.

Anda mungkin juga menyukai