Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rongga mulut merupakan tempat yang rentan dan sering mengalami infeksi
atau peradangan di dalam tubuh karena merupakan pintu masuk utama agen yang
berbahaya seperti mikroorganisme dan agen karsinogenik. Hal tersebut menyebabkan
berbagai penyakit rongga mulut bersarang di dalamnya. Rongga mulut berfungsi
sebagai pintu awal masuknya makanan ke dalam tubuh, mastikasi, fonetik, dan estetik
yang memberikan bentuk harmonis pada wajah (Ramadhan,2010).
Kesehatan rongga mulut merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia,
sehingga rongga mulut tidak dapat dipisahkan fungsinya dengan bagian tubuh lain.
Plak sebagai salah satu bentuk dental deposit yang berakumulasi pada gigi hanya bisa
dibersihkan dengan cara menyikat gigi. Plak akan kembali terbentuk satu jam setelah
dibersihkan. Plak yang tidak disingkirkan dari permukaan gigi akan membentuk asam
yang akhirnya akan menghancurkan enamel gigi dan menimbulkan gigi berlubang dan
terbentuk poket gingival, dan menimbulkan kerusakan pada tulang alveolar sehingga
gigi akan goyang (Ramadhan,2010).
Untuk menghindari timbulnya penyakit gusi dan jaringan periodontal, maka
sangatlah penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Dental Health
Education (DHE) atau pendidikan kesehatan gigi dapat menambah pengetahuan
masyarakat dalam meningkatkan kebersihan gigi dan mulutnya. Melalui pendidikan
kesehatan gigi ini pula akan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya menjaga kebersihan mulut, serta merubah sikap dan perilaku masyarakat
dalam memelihara kebersihan mulutnya (Taringan 2006).
Ilmu kedokteran gigi anak, salah satu yang dipelajari adalah tentang suatu
metode pencegahan terhadap terjadinya karies pada gigi anak. Berbagai tindakan
pencegahan terjadinya karies telah diupayakan melalui fluoridasi air minum, topikal
aplikasi fluor pada fase perkembangan enamel, dan program kontrol plak bagi
masing-masing individu. Fissure sealant merupakan bahan yang diletakkan pada pit
dan fisura gigi yang bertujuan untuk mencegah proses karies gigi. Bentuk pit dan
fisura beragam, akan tetapi bentuk umumnya adalah sempit, melipat dan tidak teratur.
Bakteri dan sisa makanan menumpuk di daerah tersebut. Saliva dan alat pembersih
mekanis sulit menjangkaunya. Dengan diberikannya bahan penutup pit dan fisura
pada awal erupsi gigi, diharapkan dapat mencegah bakteri sisa makanan berada dalam
pit dan fisura (Anusavice,2014).
Tindakan preventive dentistry merupakan suatu tindakan yang
bertujuan untuk mencegah timbulnya karies. Tindakan ini dilakukan sebelum
timbulnya karies atau pada gigi yang belum muncul karies. Ada tiga hal yang harus
diperhatikan oleh dokter gigi sebelum melaksanakan usaha – usaha preventif.
Pertama, dokter gigi harus mengetahui bahwa pasien dalam keadaan kondisi resiko
tinggi untuk terkena karies. Kedua, dokter gigi hars menerangkan situasinya kepada
pasien, dan ketiga yakinkan kegunaan usaha preventive kepada pasien. Kali ini
akan dibahas mengenai usaha preventive yaitu preventive resin restoration
yang meliputi indikasi, kontraindikasi serta tahapan dalam perawatannya
(Richard,2005) .

B. Tujuan
1. Menjelaskan bagaimana proses pencegahan karies dengan melindung pit dan
fissure
2. Menjelaskan tentang DHE (Dental Health education) serta penggunaan
fissure sealant, Preventive resin restorasi, dan TAF

C. Rumusan Masalah
Apakah Dental Health Education dan operative dentistry dapat mencegah dan
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak.

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K.J., Shen, C. & Rawls, H.R., 2014. Phillips’ Science of Dental
Material 12 ed., China: Elsevier Saunders.

Tarigan, R., 2006, Kesehatan Gigi dan mulut, EGC, Jakarta

Ramadhan. 2010. Serba-serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta : Bukune.


Richard R. Welbury, Monty S. Duggal: Paediatric Dentistry, Oxford Medical
Publication, 2005.

Anda mungkin juga menyukai