NOMOR : 31/KBJ/KKK/RS/VI/2013
TENTANG
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
RUMAH SAKIT
MENIMBANG :
1. Bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan Upaya untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehaabilitasi.
2. Bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bertujuan bagi terciptanya cara kerja, lingkungan
kerja yang sehat, aman, nyaman, dan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan karyawan.
3. Bahwa untuk maksud tersebut diatas perlu ditetapkan sebuah kebijakan tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit
MENGINGAT :
1. Undang-undang Nomor : 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang Nomor : 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. Undang-undang Nomor : 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit berisi akreditasi RS dan syarat fisik
RS
4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
5. Permenaker Nomor 5/Men/1996 tentang SMK3
6. Permenkes Nomor 432/Menkes/ SK/IV/2007 tentang pedoman Manajemen K3 Rumah Sakit
7. Permenkes Nomor 432/Menkes/ SK/VIII/2010 tentang Standar K3 Rumah Sakit
MEMUTUSKAN
Komitmen tersebut difasilitasi dengan dibentuknya Komite K3RS yang bertanggung jawab untuk
merencanakan, mengkoordinir, memonitor, dan mengevaluasi program-program terkait K3 di Rumah
Sakit serta mengimplementasikannya melalui pelatihan K3 kepada karyawan.
Komite K3RS berwenang untuk melakukan identifikasi bahaya dan analisa resiko K3 yang ada di
lingkungan RS serta memberikan rekomendasi perbaikan dan/atau improvement agar kondisi kerja dan
lingkungan kerja yang aman dan sehat tercapai.
Setiap karyawan bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan dirinya sendiri, orang-orang di
sekitarnya serta keselamatan lingkungan kerjanya.
2) Kebijakan Pengelolaan Material B3 dan Limbah/Sampah Rumah Sakit berupaya seoptimal mungkin
untuk melaksanakan pengelolaan terhadap material B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) serta
4) Kebijakan Manajemen Fasilitas Fisik RS & Peralatan Medis Rumah Sakit berupaya seoptimal
mungkin untuk melakukan pengelolaan terhadap fasilitas fisik rumah sakit dan peralatan medis melalui:
a. Pelaksanaan identifikasi dan pendataan terhadap seluruh fasilitas fisik dan peralatan medis yang
dimiliki oleh RS
b. Pelaksanaan upaya pemeliharaan, pemantauan/inspeksi dan pengukuran terhadap kondisi setiap
fasilitas fisik dan peralatan medis yang dimiliki oleh RS termasuk memastikan status kalibrasi dari
setiap peralatan medis;
c. Pelaksanaan tindakan perbaikan untuk setiap fasilitas fisik dan peralatan medis yang mengalami
kerusakan.
d. Jika terdapat upaya perbaikan maupun proses konstruksi untuk fasilitas fisik RS yang melibatkan
pihak ke-3 (seperti kontraktor), maka harus dipastikan bahwa setiap pihak ke-3 (kontraktor) yang
bekerja di area RS mengetahui dan mengikuti peraturan RS terkait Standart Infektion Control dan juga
5) Kebijakan Manajemen Sistem Utiliti & Sistem Kunci Rumah Sakit berkomitmen untuk melakukan
pengelolaan terhadap sistem utiliti dan sistem kunci rumah sakit melalui:
a. Memastikan ketersediaan air minum dan listrik selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu baik melalui
sumber reguler maupun sumber alternatif;
b. Melakukan identifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi jika terjadi kegagalan listrik
ataupun kontaminasi air minum;
c. Melakukan uji coba sumber air minum dan listrik alternatif sekurang-kurangnya setahun sekali atau
lebih sering jika dipersyaratkan oleh peraturan perundangan yang berlaku atau oleh kondisi sumber air
dan sumber listrik itu sendiri;
d. Melakukan upaya pemeliharan, pemantauan, pemeriksaan/pengukuran, dan improvement untuk
seluruh sistem kunci di RS, seperti: sistem listrik, sistem pengolahan limbah, ventilasi, air minum, gas
medis, sistem RO, dan sistem pendukung utiliti lainnya;
e. Melakukan upaya perbaikan dengan segera terhadap sistem kunci jika terjadi kerusakan.
7) Kebijakan Recall/Penarikan Alat Rumah Sakit menetapkan bahwa proses Recall/Penarikan Alat
dilakukan jika:
a. terdapat regulasi yang mengatur terhadap ketentuan recall alat;
b. kompetensi pengguna/user dari alat tersebut tidak sesuai;
c. terdapat alat rusak tidak dapat dipergunakan kembali;
d. terdapat penarikan alat dari vendor/suku cadang tidak lagi diproduksi oleh produsen.
Proses recall/penarikan alat dilakukan dengan cara bagian umum mengajukan surat permohonan recall
kepada Direktur yang selanjutnya ditindaklunjuti oleh Bagian Umum untuk memberikan instruksi
kepada Unit Sarana Prasarana untuk segera melakukan penarikan alat.
KETIGA : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun sejak tanggal diterbitkan dan dilakukan evaluasi setiap
tahunnya
KEEMPAT : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan, maka akan
dilakukan perubahan dan perbaikan sebaimana mestinya
Ditetapkan Di :
Pada Tanggal :
RUMAH SAKIT
Direktur Utama
TEMBUSAN Yth :
1. Semua unit kerja RS
2. Tim K3 RS
3. Arsip
Komite K3RS berwenang untuk melakukan identifikasi bahaya dan analisa resiko K3 yang ada di
lingkungan RS serta memberikan rekomendasi perbaikan dan/atau improvement agar kondisi kerja dan
lingkungan kerja yang aman dan sehat tercapai.
Setiap karyawan bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan dirinya sendiri, orang-orang di
sekitarnya serta keselamatan lingkungan kerjanya.
Rumah Sakit berupaya seoptimal mungkin untuk melakukan pengelolaan terhadap fasilitas fisik rumah
sakit dan peralatan medis melalui:
e. Pelaksanaan identifikasi dan pendataan terhadap seluruh fasilitas fisik dan peralatan medis yang
dimiliki oleh RS
f. Pelaksanaan upaya pemeliharaan, pemantauan/inspeksi dan pengukuran terhadap kondisi setiap
fasilitas fisik dan peralatan medis yang dimiliki oleh Rumah Sakit termasuk memastikan status kalibrasi
dari setiap peralatan medis;
g. Pelaksanaan tindakan perbaikan untuk setiap fasilitas fisik dan peralatan medis yang mengalami
kerusakan.
h. Jika terdapat upaya perbaikan maupun proses konstruksi untuk fasilitas fisik RS yang melibatkan
pihak ke-3 (seperti kontraktor), maka harus dipastikan bahwa setiap pihak ke-3 (kontraktor) yang
bekerja di area RS mengetahui dan mengikuti peraturan RS terkait Standart Infektion Control dan juga
K3, menggunakan APD yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, menginformasikan kepada
penanggung jawab K3 RS jika terdapat material B3 yang digunakan saat bekerja, serta memastikan
penyediaan shield selama proses pekerjaan konstruksi.
Rumah Sakit berkomitmen untuk melakukan pengelolaan terhadap sistem utiliti dan sistem kunci rumah
sakit melalui:
f. Memastikan ketersediaan air minum dan listrik selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu baik melalui
sumber reguler maupun sumber alternatif;
g. Melakukan identifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi jika terjadi kegagalan listrik
ataupun kontaminasi air minum;
h. Melakukan uji coba sumber air minum dan listrik alternatif sekurangkurangnya setahun sekali atau
lebih sering jika dipersyaratkan oleh peraturan perundangan yang berlaku atau oleh kondisi sumber air
dan sumber listrik itu sendiri;
i. Melakukan upaya pemeliharan, pemantauan, pemeriksaan/pengukuran, dan improvement untuk
seluruh sistem kunci di RS, seperti: sistem listrik, sistem pengolahan limbah, ventilasi, air minum, gas
medis, sistem RO, dan sistem pendukung utiliti lainnya;
j. Melakukan upaya perbaikan dengan segera terhadap sistem kunci jika terjadi kerusakan.
Proses recall/penarikan alat dilakukan dengan cara bagian umum mengajukan surat permohonan recall
kepada Direktur yang selanjutnya ditindaklunjuti oleh Bagian Umum untuk memberikan instruksi
kepada Unit Sarana Prasarana untuk segera melakukan penarikan alat.
Apabila alat tersebut critical untuk unit yang bersangkutan, maka sebelum dilakukan penarikan harus
diberikan alat penggantinya terlebih dahulu.