Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia
adalah gizi. Gizi merupakan faktor penting yang memegang peranan dalam siklus
kehidupan manusia terutama bayi dan anak yang nantinya akan menjadi generasi penerus
bangsa (Depkes, 2002). Pencapaian tumbuh kembang yang optimal pada bayi, di dalam
Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan
empat hal penting yang harus diperhatikan yaitu: pertama memberikan air susu ibu
kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air
susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi
berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak
berusia 24 bulan atau lebih (Depkes, 2006). Meski demikian dalam pelaksanaannya
menunjukan banyaknya pelanggaran. Banyak bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif
yaitu dengan memberi bayi yang baru lahir dengan produk makanan pendamping ASI.
Pemberian makanan tambahan pada usia dini terutama makanan padat justru
menyebabkan banyak infeksi, kenaikan berat badan, alergi pada salah satu zat gizi yang
terdapat dalam makanan. Pemberian cairan tambahan meningkatkan resiko terkena
penyakit karena pemberian cairan dan makanan padat menjadi sarana masuknya bakteri
pathogen (Fika,2009). Hasil penelitian sesuai dengan pendapat dari Depkes RI yang
mengatakan bahwa, MP-ASI dini merupakan faktor risiko dan dapat meningkatkan
morbiditas pada bayi (Wiwoho, 2005) Dampak negatif dari pemberian MP-ASI dini
berdasarkan riset yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan
Makanan selama 21 bulan diketahui, bayi ASI parsial lebih banyak yang terserang diare,
batuk pilek, dan panas ketimbang bayi ASI predominan. Semakin bertambah umur bayi,
frekuensi terserang diare, batuk-pilek, dan panas semakin meningkat (Anies, 2007).
Umur 6 sampai 12 bulan merupakan periode kritis pertumbuhan balita, karena pada
umur tersebut anak sudah memerlukan MP-ASI yang memadai baik dari segi jumlah
maupun kualitasnya. Hasil penelitian multicenter yang dilakukan UNICEF 1998
menunjukkan bahwa MP-ASI yang dibuat di rumah dapat memenuhi syarat dari segi
jumlah maupun kualitasnya. MP-ASI yang dibuat di rumah dapat memenuhi + 50%
energi, cukup protein, rendah zat gizi mikro dan vitamin 30% Zn dan Fe, 50% Vitamin A
(Depkes, 2003)
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-
ASI diberikan mulai umur 6 bulan sampai 24 bulan. Semakin meningkat umur bayi dan
anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena untuk tumbuh kembang,
sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan
makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI
harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan
kemampuan pencernaan bayi/anak. Setelah bayi berumur 6 bulan, makanan pendamping
ASI (MP-ASI) mulai diperkenalkan kepada bayi, namun pemberian ASI harus tetap
dilanjutkan setidaknya sampai bayi berumur 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi perlu
diperkenalkan dengan makanan pendamping, yaitu makanan tambahan selain ASI untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi yang meningkat.
Makanan pendamping ASI disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan bayi
menurut umur bayi apabila pemberian makanan tambahan diberikan kurang dari 6 bulan
mengakibatkan dampak negatif terhadap kesehatan bayi seperti penurunan berat badan
balita, bayi menjadi mudah terkena penyakit pada saluran pencernaan seperti bayi mudah
diare bahkan dapat meningkatkan angka kematian bayi (Istiany, 2013).

1.2 Tujuan
Dapat membuat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (Ibu) yang sesuai dengan
umur bayi usia 7 bulan agar bisa diterima dan memiliki kandungan gizi yang baik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Makanan Pendamping ASI


A. Pengertian Makanan Pendamping ASI
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan
gizinya. MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis
susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan
keterampilan motorik oral. Keterampilan motorik oral berkembang dari
refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan
dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian
belakang. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara
bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan
pencernaan bayi/anak . Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan
kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan
anak yang bertambah pesat pada periode ini (Ariani, 2008).
Makanan pendamping ASI diberikan pada bayi mulai usia 4 - 6
bulan untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi lain yang tidak dapat
dicukupi ASI, disamping itu organ pencernanan bayi yang mulai sudah siap
untuk menerima makanan pendamping ASI (Azwar, 2000)
Makanan pendamping merupakan makanan tambahan bagi bayi,
makanan pendamping ASI harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi
kebutuhan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa makanan pendamping ASI
berguna untuk menutupi kekurangan zat-zat gizi yang terkandung di dalam
ASI. Dengan demikian, bahwa peran makanan pendamping ASI atau
makanan tambahan bukan sebagai pengganti ASI melainkan untuk
melengkapi atau mendampingi ASI (Husaini dan Anwar, 1984)
Makanan pendamping ASI merupakan sarana pendidikan untuk
menanamkan kebiasaan makan yang baik dan bergizi dan mengajarkan
anak mengunyah dan terbiasa dengan makanan baru, sekaligus
memperkenalkan beraneka macam bahan makanan. Penting untuk
diperhatikan agar pemberian ASI dilanjutkan terus selama mungkin,
karena ASI memberi kan sejumlah energi dan protein yang bermutu tinggi
(Krisnatuti, 2000).
Tujuan pemberian MPASI adalah karena ASI tidak mencukupi
kebutuhan bayi yang dikarenakan oleh pertambahan umur bayi yang diiringi
pertumbuhan dan aktifitasnya yang bertambah. Selain itu ketika bayi berumur
lebih dari 6 bulan, timbul perbedaan antara jumlah makanan yang diperlukan
dan makanan yang dapat disediakan oleh ASI. Maka kekurangan tersebut
dapat dilengkapi dari MPASI. Selain itu pada saat bayi berumur diatas 6
bulan, syaraf dan otot di mulut bayi sudah mulai berkembang dan dapat
digunakan untuk menggigit atau mengunyah. Pada umur tersebut bayi juga
sudah mulai tumbuh gigi, bias mengontrol pergerakan lidah, mulai menaruh
barang di mulutnya dan tertarik untuk mencoba rasa yang baru. Ditambah lagi
pencernaan bayi mulai umur 6 bulan sudah cukup baik untuk mencerna
makanan (Ariani, 2008).
B. Syarat Makanan Pendamping ASI
1) Makanan pendamping harus mengandung semua zat gizi yang
diperlukan oleh bayi
2) Makanan pendamping harus diberikan kepada bayi yang telah berusia 4-6
bulan (Muchtadi, 1994)
3) Makanan bayi mudah disiapkan dengan waktu pengolahan yang
singkat
4) Makanan pendamping ASI hendaknya mengandung protein (Krisnatuti,
2000)
5) Susunan hidangan sesuai dengan pola menu seimbang, bahan makanan
yang tersedia dan kebiasaan makan
6) Bentuk dan porsi disesuaikan dengan selera serta daya terima bayi
7) Makanan harus bersih dan bebas dari kuman (Poppy, 2001)
C. Jenis-jenis Makanan Pendamping ASI

1) Makanan lumat halus yaitu makanan yang dihancurkan dari tepung dan
tampak homogeny (sama/rata). Contoh: bubur susu, bubur sumsum, biscuit
ditambah air panas, papaya saring.
2) Makanan lumat yaitu makanan yang dihancurkan atau disaring tampak
kurang rata. Contoh: papaya dihaluskan dengan sendok, pisang dikerik
dengan sendok, nasi tim saring, bubur kacang hijau saring, kentang rebus.
3) Makanan lunak yaitu makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak
berair. Contoh: bubur nasi, bubur ayam, bubur kacang hijau.
4) d. Makanan padat yaitu makanan lunak yang tidak nampak air. Contoh:
lontong, nasi tim, kentang rebus, biscuit (Nadesul, 2001).
D. Cara Pemberian Makanan Pendamping ASI
Makanan pendamping ASI dapat diberikan secara efisien, untuk itu
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Berikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer,
berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental
2) Makanan baru diperkenalkan satu-persatu dengan memperhatikan
bahwa makanan betul-betul dapat diterima dengan baik
3) Makanan yang mudah menimbulkan alergi yaitu sumber protein
hewani diberikan terakhir. Untuk pemberian buah-buahan,
tepungtepungan, sayuran, daging dan lain-lain. Sedangkan telur
diberikan pada usia 6 bulan.
4) Cara pemberian makanan bayi mempengeruhi perkembangan
emosinya. Oleh karena itu jangan dipaksa, sebaiknya diberikan saat ia
lapar (Notoatmodjo, 2007)
E. Akibat Makanan Pendamping ASI dini
1) Gangguan menyusui
Suatu hubungan sebab akibat antar pengenalan atau pemberian MP-
ASI yang dini dan pengetahuan belum dibuktikan. Pada umumnya bayi-
bayi yang menyusui mendapat makanan tambahan pada umur 6 bulan
atau lebih dan dalam jumlah porsi yang kecil dari bayi -bayi yang
mendapatkan susu formula.
2) Beban ginjal yang berlebih dan hiperosmolaritas
Makanan padat, baik yang dibuat sendiri atau pabrik cenderung
mengandung kadar natrium klorida (NaCl atau garam) yang tinggi
sehigga akan menambah beban bagi ginjal.
Bayi yang mendapatkan makanan padat yang terlalu dini,
mempunyai osmolitas plasma yang lebih tinggi dari pada bayi-bayi
yang 100% mendapat ASI sehingga bayi cepat haus, karena
hyperosmolar dehidrasi. Hyperosmolitas merupakan penyebab haus
sehingga menyebabkan penerimaan energi yang berlebihan.
3) Alergi terhadap makanan
Belum matang sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini, dapat
menyebabkan adanya alergi terhadap makanan pada masa kanakkanak.
Alergi pada susu sapi dapat terjadi sebanyak 75% dan telah
diingatkan, bahwa alergi terhadap makanan lainnya seperti : jeruk,
tomat, telor, ikan, sereal bahkan makin sering terjadi. Meskipun ASI
kadang-kadang dapat menularkan penyebab alergi dalam jumlah yang
cukup banyak untuk menyebabkan gejala-gejala klinis, tetapi
pemberian susu sapi atau makanan pendamping dini menambah
terjadinya alergi terhadap makanan.
4) Gangguan pengaturan selera makanan

Makanan padat telah dianggap sebagai penyebab kegemukan pada


bayi terutama yang diberikan susu formula melebihi berat dari pada
bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini dikarenakan bayi yang diberi
susu formula mendapatkan makanan padat lebih dini.
5) Bahan makanan yang merugikan
Makanan tambahan mengandung komponen-komponen alamiah
yang jika diberikan pada waktu dini dapat merugikan seperti sukrosa.
Gula ini dapat menyebabkan kebusukan pada gigi, penggunaan gula
ini pada usia dini dapat membuat anak terbiasa akan makanan yang
rasanya manis dan makanan yang mengandung glutein. Hendaknya
jangan diberikan pada usia sebelumnya atau usia muda karena dapat
beresiko penyakit coeliac (penyakit perut) dan sangat berbahaya
(Suharjo, 1989).

2.2 Waktu Pemberian Makanan Pendamping ASI


Makanan pendamping ASI diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 4
- 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan (Krisnatuti, 2000). Adapun garis
besar pemberian makanan pendamping ASI menurut kelompok umur :
1) 0-4 bulan
Bayi hanya diberikan ASI, lebih sering, lebih baik segera setelah lahir, ASI
yang berwarna kuning-kuningan (kolostrum) diberikan kepada bayi.
2) 4-6 bulan
Bayi terus diberikan ASI disamping itu mulai memperkenalkan dengan
makanan pendamping ASI (MP-ASI) berbentuk lumatan yang ditambah
dengan air atau susu, pisang, dan pepaya yang dihaluskan.
3) 7-9 bulan
Bayi terus diberikan ASI pada umur 7 bulan. Alat pencernaan pada bayi
sudah lebih berfungsi oleh karena itu bayi mulai diperkenalkan dengan
makanan pendamping ASI (MP-ASI). Untuk mempertinggi nilai gizi
makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit dengan sumber zat
lemak yaitu santan atau minyak kelapa atau margarin bahan makanan ini
dapat menambah kalori makanan bayi, memberi rasa enak jika
mempertinggi penyerapan vitamin A dan zat gizi lain yang larut dalam
lemak.
4) 9-12 bulan
Bayi terus diberikan ASI disamping itu mulai diberikan makanan lunak
seperti: bubur nasi, bubur kacang hijau,dan lain-lain. Pada usia 10 bulan bayi
mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap bentuk dan
kepadatan nasi tim bayi diatur secara mendeteksi bentuk dan kepadatan
makanan keluarga.
5) 12-24 bulan
Bayi terus diberikan ASI, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI)
atau makanan keluarga sekarang 3x sehari dengan porsi separuh
makanan orang dewasa setiap kali makan selain tetap di berikan
makanan selingan dua kali sehari (Poppy, 2001).

2.3 Makanan Pendamping ASI usia 7 Bulan


Pemberian ASI tetap diteruskan semau bayi. Pada bulan ini bayi sudah dapat
diberikan makanan seperti nasi tim ditambah sedikit demi sedikit sumber lemak
yaitu santan atau minyak kelapa/margarine. Bahan makanan ini dapat menambah
kalori makanan bayi, di samping memberikan rasa enak juga mempertinggi
penyerapan vitamin A dan zat lain yang larut dalam lemak. Waktu pemberian
MPASI pada masa ini adalah umur 7 bulan dapat diberikan bubur susu satu kali,
sari buah dua kali.
Beberapa contoh menu MP-ASI 7 bulan :
a. Bubur Jagung
Jagung juga kaya akan kandungan vitamin C yang sangat diperlukan si
kecil untuk kesehatan gusi, tulang, dan daya tahan tubuh. Kandungan nutrisi
lain dari jagung manis termasuk diantaranya adalah vitamin B3 atau niasin,
dan unsur kalium. Vitamin B3 diperlukan tubuh untuk proses menghasilkan
energi sedangkan kalium diperlukan untuk mengatur kesetimbangan kadar air
dalam sel-sel tubuh, membantu kinerja otot, dan transmisi signal pada sistem
syaraf.jagung manis juga mengandung vitamin B1, Vitamin B5, fosfor,
mangan, dan folat atau vitamin B9.
Kandungan gizi jagung manis per 100 gram Energi 86 Kcal,
Karbohidrat 18.70 g, Protein 3.27 g Total Lemak 1,35 g .Serat 2.0 g,
Folat 42 mg, Niacin 1.770 mg, Asam pantotenat 0.717 mg, Pyridoxine 0,093
mg, Riboflavin 0,055 mg, Thiamin 0,155 mg, Vitamin A 187 IU , Vitamin C
6,8 mg, Vitamin E 0,07 mg, Vitamin K 0,3 mg, Kalium 270 mg, Kalsium 2
mg, Besi 0,52 mg,Zinc 0.46 mg, Karoten-ß ug 47,
Karoten-α 16 ug, Cryptoxanthin-ß 115 mg, Lutein-zeaxanthin 644 mg .
Sedangkan Manfaat jagung manis bagi bayi dan balita yaitu :
 Bagus untuk kesehatan mata. Jangung diketahui mengandung lutein
dan antioksidan Zeaxanthin, yang didalam tubuh si kecil memiliki
peran proteksi terhadap terbentuknya beberapa gangguan penyakit
pada mata. Kandungan folat dan beta karoten pada jagung juga bagus
bagi kesehatan mata mereka.
 Sumber kalori. Jagung berukuran sedang mempunyai kalori yang
setara dengan sebutir apel, sehingga jenis sayuran ini adalah alternatif
yang bagus sebagai sumber kalori si kecil. Kandungan karbohidrat
dalam jagung akan dicerna secara perlahan sehingga si kecil tidak
akan gampang lapar.
 Bagus untuk pencernaan. Karena kandungan serat pada jagung cukup
tinggi sehingga jangung bagus untuk kesehatan pencernaan si kecil.
Saat mereka mengalami gejala sembelit seperti susah buang air besar
(BAB), jarang BAB, mengeluh sakit saat BAB, atau feses keras,
jagung manis adalah pilihan tepat untuk diberikan pada balita bunda.
b. Puree
Puree adalah makanan lembek yang biasanya dibuat dari buah dan
sayuran segar. Bentuknya sangat mirip dengan bubur, namun lebih basah dan
alami tentunya karena menggunakan bahan-bahan yang diambil langsung dari
alam. Didalam setiap resep puree bisa ditambahkan susu atau kaldu untuk
membuat puree menjadi lebih creamy and tasty. Dalam mengolah makanan
menjadi puree, digunakanan beberapa metode yaitu menggunakan strainer
(saringan kawat), hand held manual/electronic puree, food processor and
blender.
Contoh puree buah yang bisa dibuat adalah puree buah apel dan
pisang. Kandungan zat gizi buah pisang per 100 gram adalah Energi 99 kkal ;
protein 1,2 gr ; lemak 0,2 gr ; karbohidrat 26 gr ; kalsium 8 mg; zat besi 5 mg
; fosfor 28 mg ; Vitamin A 146 SI; Vitamin B1 0,08 mg ; Vitamin C 3 mg.
sedangkan apel per 100 gram Kalori (kcal) 52, Lemak 0,2 g , Natrium 1 mg,
Kalium 107 mg, Karbohidrat 14 g, Serat pangan 2,4 g, Protein 0,3 g, Vitamin
A 54 IU, Vitamin C 4,6 . Karena banyaknya sumber vitamin dan mineral dari
kedua bahan, maka bisa dibuat menjadi puree yang sehat untuk bayi dan balita
c. Bubur
Bubur merupakan istilah umum untuk mengacu pada campuran bahan
padat dan cair, dengan komposisi cairan yang lebih banyak daripada padatan
dan keadaan bahan padatan yang tercerai-berai.Dalam dunia kuliner, bubur
adalah jenis makanan yang dimasak dengan cara menggodog bahannya
sampai menjadi sangat lunak.Istilah bubur, jika tanpa disebutkan
keterangannya, biasanya merujuk pada bubur beras yang dimasak secara
sederhana, beras dicuci, dimasukkan ke dalam air yang mendidih, diaduk
sampai air mendidih lagi dan berasnya menjadi lunak. Untuk memberi rasa
pada bubur, bisa ditambahkan santan kelapa atau parutan kelapa, dan dibuat
sesuai selera kekentalannya.
Bubur merupakan pilihan utama dalam pemberian makan pada anak
bayi dan balita karena teksturnya yang mudah diterima. Bubur dapat
dikombinasikan dengan beberapa bahan agar memperkaya kandungan gizi
untuk anak.Bahan bahan yang dapat digunakan misalnya kombinasi dari lauk
nabati, sayur, dan hewani. Beberapa bahan makanan yang dapat
dikombinasikan dengan kandungan zat gizi per 100 gram nya yaitu :
 Bayam
Kalori (kcal) 371, Lemak 7 g, Natrium 4 mg, Kalium 508 mg, Karbohidrat
65 g, Serat pangan 7 g, Protein 14 g, Vitamin A 2 IU, Kalsium 159 mg Zat
besi 7,6 mg. Vitamin B6 0,6 mg , Vitamin C 4.2
 Tahu
Kalori (kcal) 76, Lemak 4,8 g, Natrium 7 mg, Kalium 121 mg,
Karbohidrat 1,9 g, Serat pangan 0,3 g, Protein 8 g, Vitamin A 85 IU,
Vitamin C 0,1 mg, Zat besi 5,4 mg, Magnesium 30 mg
 Wortel
Kalori (kcal) 41, Lemak 0,2 g, Natrium 69 mg, Kalium 320 mg,
Karbohidrat 10 g, Serat pangan 2,8 g, Protein 0,9 g, vitamin A 16,706 IU,
Kalsium 33 mg, Vitamin C 5,9 mg, Zatbesi 0,3 mg, magnesium 12 mg,
Vitamin B6 0,1 mg.
d. Setup Buah dan Smooth Potato
Setup buah merupakan buah-buahan yang dimasak dengan dikukus atau
direbus dan dibubuhi gula. Sedangkan smooth adalah bentuk makanan yang telah
dihaluskan. Pembuatan setup buah bisa dilakukan dengan bahan buah seperti apel
yang kemudian di bubuhi madu, sebagai pengganti gula dan butter unsalted. Untuk
Smooth Potato menggunakan bahan kentang yang dihaluskan lalu dikombinasikan
dengan bahan-bahan nabati, sayur, dan bahan hewani. Adapun kandungan gizi per
100 gram untuk setup apel panggang dan Smooth Potato yaitu :
 Apel
Kalori (kcal) 52, Lemak 0,2 g , Natrium 1 mg, Kalium 107 mg,
Karbohidrat 14 g, Serat pangan 2,4 g, Protein 0,3 g, Vitamin A 54 IU,
Vitamin C 4,6
 Madu
Kalori (kcal) 304, Natrium 4 mg, Kalium 52 mg, Karbohidrat 82 g, Gula
82 g, Protein 0,3 g, Kaslium 6 mg, magnesium 2 mg, zat besi 0,4 mg,
Vitamin C 0,5 mg
 Butter Unsalted
Kalori (kcal) 716, Lemak 81 g, Natrium 11 mg, Kalium 24 mg,
Karbohidrat 0,1 g, Protein 0,9 g, Vitamin A 2,499 iu, Kalsium 24 mg,
Vitamin D 60 IU, magnesium 2 mg
 Kentang
Kalori (kcal) 76, Lemak 0,1 g, Natrium 6 mg, Kalium 421 mg,
Karbohidrat 17 g, Serat pangan 2,2 g, Protein 2 g, Vitamin A 2IU,
Vitamin C 19,7 mg, Kalsium 12 mg, Zat besi ,8 mg, Vitamin B6 0,3 mg,
Magnesium 23 mg
 Ayam
air 65 g, energi 215 kkal, protein 18 g, lemak 15 g, lemak jenuh 4 g,
kolesterol 75 mg, kalsium 11 mg, besi 0,9 mg, magnesium 20 mg, fosfor
147 mg, kalium 189 mg, natrium 70 mg, dan seng 1,3 mg.
 Tahu
Kalori (kcal) 76, Lemak 4,8 g, Natrium 7 mg, Kalium 121 mg,
Karbohidrat 1,9 g, Serat pangan 0,3 g, Protein 8 g, Vitamin A 85 IU,
Vitamin C 0,1 mg, Zat besi 5,4 mg, Magnesium 30 mg
 Wortel
Kalori (kcal) 41, Lemak 0,2 g, Natrium 69 mg, Kalium 320 mg,
Karbohidrat 10 g, Serat pangan 2,8 g, Protein 0,9 g, vitamin A 16,706 IU,
Kalsium 33 mg, Vitamin C 5,9 mg, Zatbesi 0,3 mg, magnesium 12 mg,
Vitamin B6 0,1 mg.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


a. Tempat
Praktikum keempat Pengembangan Resep/Formula dengan tema
“Makanan Pendamping ASI”, kelompok 5 membuat Bubur Jagung Saus
Sayuran, Bubur BaTaTel, Setup Apel Panggang, Smooth Potato dan Sari
PiPel yang dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pangan Politeknik
Kesehatan Jurusan Gizi Banjarmasin.
b. Waktu
Praktikum keempat pengembangan Resep/Formula dilaksanakan pada
hari Senin tanggal 2 Mei 2016 dari jam 09.00 sampai dengan jam 11.00
WITA
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat
Tabel 3.1.Nama Alat

No Nama Alat Kegunaan

1 Kompor Memasak bahan

2 Panci Untuk merebus atau memasak

3 Talenan Untuk alas memotong bahan-bahan

4 Pisau dapur Untuk memotong bahan-bahan

5 Gelas Ukur Untuk mengukur cairan

6 Blender Untuk menghaluskan bahan


7 Centong Untuk mengaduk bahan

b. Bahan
Tabel 3.2.Nama Bahan Bubur Jagung Saus Sayuran

No Nama Bahan Jumlah

1 Jagung kuning pipil 30

2 Dada ayam tanpa kulit 20

3 Tempe 15

4 Wortel 20

5 Tomat 20

Tabel 3.3.Nama Bahan Bubur BaTaTel

No Nama Bahan Jumlah

1 Beras 20

2 Bayam 5

3 Tahu 30

4 Wortel 30

5 Bawang putih 1 biji

6 Air kaldu ayam 250 ml


Tabel 3.4.Nama Bahan Setup Apel Panggang

No Nama Bahan Jumlah

1 Apel 50

2 Butter unsalted 5

3 Madu 10

4 Kayu manis 1 batang kecil

5 Daun pandan 1 lembar kecil

Tabel 3.5.Nama Bahan Smooth Potato

No Nama Bahan Jumlah

1 Kentang 50

2 Dada ayam tanpa kulit 20

3 Tahu 30

4 Wortel 30

Tabel 3.6.Nama Bahan Sari PiPel

No Nama Bahan Jumlah

1 Pisang ambon 30

2 Apel merah 30

3 Gula pasir 5
3.3 Cara Membuat
 Cara pembuatan Bubur Jagung Saus Sayuran adalah :
1. Blender jagung manis, ayam, dan tempe dengan ½ gelas air
2. Masak dengan api kecil, aduk-aduk terus hingga meletup-letup/matang,
angkat.
3. Untuk saus, buang biji dan kulit wortel, rebus dan blender hingga halus.
4. Letakkan bubur jagung di mangkuk, lalu siram dengan saus wortom,
sajikan.
 Cara pembuatan Bubur BaTaTel adalah :
1. Campurkan beras, bawang putih cincang, tahu putih potong kecil, wortel
potong kecil dengan air kaldu ayam.
2. Masak dengan api sedang, aduk-aduk sampai mendidih, masukkan bayam
3. Terus aduk sampai air hampir habis dan tekstur bubur sudah terbentuk
4. Setelah dingin, blender
5. Saring dengan saringan kawat
 Cara pembuatan Setup Apel Panggang adalah :
1. Cuci apel, kupas, sisihkan bagian tengah dan biji, potong dadu.
2. Rebus apel dengan air, kayu manis dan daun pandan
3. Setelah apel lunak,angkat
4. Panaskan teflon, beri unsalted butter, panggang sampai kecokelatan.
5. Blender hingga halus
6. Sajikan dengan tambahan madu di atasnya
 Cara pembuatan Smooth Potato adalah :
1. Rebus potongan ayam, tahu, wortel dan kentang.
2. Tiriskan lalu diblender. (gunakan air rebusan untuk memblender)
3. Sajikan dalam mangkuk.
 Cara Pembuatan Sari PiPel adalah :
1. Kupas pisang, buang bagian tengah yang berbiji, potong kecil.
2. Cuci bersih apel, kupas kulitnya, potong kecil
3. Blender dengan sedikit air
4. Saring.

3.4 Diagram Alir


 Diagram Alir Bubur Jagung Saus Sayuran:
Blender jagung manis, ayam dan tempe ½ gelas air

Masak dengan api kecil

Aduk terus hingga meletup-letup atau masak (angkat)

Untuk saus, buang biji dan kulit wortel

Rebus dan blender hingga halus

Letakkan bubur jagung di mangkuk

Siram dengan saus wortom (wortel tomat)


Bubur Jagung Saus Sayuran
 Diagram Alir Bubur BaTaTel

Campurkan beras, bawang putih cincang, tahu putih potong kecil,

wortel potong kecil dengan air kaldu

Masak dengan api sedang (aduk sampai mendidih)

Masukkan bayam

Aduk sampai air hampir habis dan tekstur bubur terbentuk

Blender (setelah didinginkan)

Saring

Bubur BaTaTel
 Diagram Alir Setup Apel Panggang :

Cuci apel dan kupas lalu sisihkan bagian tengah biji

(potong dadu)

Rebus apel dengan air, kayu manis dan daun pandan


Angkat setelah apel lunak

Panaskan teflon dan beri unsalted butter


(panggang sampai kecoklatan)

Blender (hingga halus)

Sajikan dengan tambahkan madu diatasnya

Setup apel Panggang


 Diagram Alir Smooth Potato :

Rebus potongan ayam, tahu, wortel, dan kentang

Tiriskan lalu blender (gunakan air rebusan untuk memblender)

Sajikan dalam mangkuk


Smooth Potato
 Diagram Alir Sari PiPel :

Kupas pisang, buang bagian tengah yang berbiji (potong kecil)

Cuci bersih apel, kupas kulitnya (potong kecil)

Blender dengan sedikit air

Saring

Sari PiPel

3.5 Uji Organoleptik


a. Alat
 Indra penglihatan (mata)
 Indra pendiuman (hidung)
 Indra perasa atau pengecap (lidah)
 Kuesioneruji organoleptik
 Alat tulis (pulpen)
b. Bahan
Bubur Jagung Saus Sayuran, Bubur BaTaTel, Setup Apel Panggang,
Smooth Potato, dan Sari PiPel
c. Cara Kerja
Pertama panelis dari masing-masing anggota kelompok lain yang
terdiri dari 12 kelompok dengan masing-masing anggota 3-4 orang , sehingga
mendapat 35 panelis. 35 panelis mencicipi produk yang kami buat kemudian
mengisi lembar kuesioner uji organoleptik yang telah disediakan. Panelis
menguji organoleptik berdasarkan warna, aroma, tekstur, dan rasa dari produk
yang kami buat dan mengisi kolom yang telah disediakan untuk menilai
tingkat kesukaan dengan cara memilih salah satu keterangan tersebut dengan
menggunakan tanda contreng dan hasilnya dibuat frekuansi dengan
menggunakan SPSS 18. Adapun keterangan yang terdapat pada lembar
kuesioner uji organoleptic adalah sebagai berikut:
1. Sangat suka
2. Suka
3. Kurang suka
4. Tidak suka
5. Sangat tidak suka
3.6 Analisis Zat Gizi
 Bubur Jagung Saus Sayuran

Kandungan Zat Gizi


No Nama Bahan Jumlah
Kalori Protein Lemak KH

1 Jagung 30
kuning pipil

2 Dada ayam 20
tanpa kulit

3 Tempe 15

4 Wortel 20
5 Tomat 20

TOTAL

 Bubur BaTaTel

Kandungan Zat Gizi


No Nama Bahan Jumlah
Kalori Protein Lemak KH

1 Beras 20

2 Bayam 5

3 Tahu 30

4 Wortel 30

5 Bawang putih 1 biji

6 Air kaldu 250 ml


ayam

TOTAL

 Setup Apel Panggang

No Nama Bahan Jumlah Kandungan Zat Gizi


Kalori Protein Lemak KH

1 Apel 50

2 Butter 5
unsalted

3 Madu 10

4 Kayu manis 1 batang


kecil

5 Daun pandan 1 lembar


kecil

TOTAL

 Smooth Potato

Kandungan Zat Gizi


No Nama Bahan Jumlah
Kalori Protein Lemak KH

1 Kentang 50

2 Dada ayam 20
tanpa kulit

3 Tahu 30

4 Wortel 30

5 Kentang 50

TOTAL
 Sari Pipel

Kandungan Zat Gizi


No Nama Bahan Jumlah
Kalori Protein Lemak KH

1 Pisang 30
Ambon

2 Apel merah 30

3 Gula pasir 5

TOTAL

3.7 Analisis Biaya


 Bubur Jagung Saus Sayuran

No Nama Bahan Jumlah Harga (Rp)

1 Jagung 30
kuning pipil

2 Dada ayam 20
tanpa kulit

3 Tempe 15

4 Wortel 20

5 Tomat 20

Total
 Bubur BaTaTel

No Nama Bahan Jumlah Harga (Rp)

1 Beras 20 Rp.600,-

2 Bayam 5 Rp 432,-

3 Tahu 30 Rp 2.650,-

4 Wortel 30 Rp. 1.166,-

5 Bawang putih 1 biji Rp .500,-

6 Air kaldu 250 ml Rp. 6000,-


ayam

Total Rp. 11,348,-

 Setup Apel Panggang

No Nama Bahan Jumlah Harga (Rp)

1 Apel 50 Rp.600,-

2 Butter 5 Rp 432,-
unsalted

3 Madu 10 Rp 2.650,-

4 Kayu manis 1 batang


kecil
5 Daun pandan 1 lembar
kecil

Total Rp. 11,348,-

 Smooth Potato

No Nama Bahan Jumlah Harga (Rp)

1 Kentang 50

2 Dada ayam 20
tanpa kulit

3 Tahu 30

4 Wortel 30

5 Kentang 50

Total

 Sari PiPel

No Nama Bahan Jumlah Harga (Rp)

1 Pisang 30
Ambon

2 Apel merah 30

3 Gula pasir 5
Total
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Gambar 4.1. Sari Pipel (Belakang); Bubur jagung saus sayuran (Kiri Atas) –
Setup Apel Panggang (Kanan Atas); Smooth Potato (Kiri Bawah)- Bubur Batatel
(Kanan Bawah)
Tabel 4.6. Hasil Organoleptik

Nama Makanan Uji Organoleptik

 Bubur Jagung Saus Sayuran  Warna : Kuning (Bubur


Jagung), Orange (Saus
Sayuran)
 Rasa : Manis Jagung
 Tekstur : Lunak
 Aroma : Jagung

 Smooth Potato  Warna : Kuning


 Rasa :
 Tekstur : Lunak
 Aroma : Kentang
 Bubur Batatel  Warna : Putih Kekuningan
 Rasa : Agak Manis
 Tekstur : Lunak
 Aroma :

 Setup Apel Panggang  Warna : Kecoklatan


 Rasa : Manis dan agak Asam
 Tekstur : Lunak
 Aroma : Manis

 Sari Pipel  Warna : Kecoklatan


 Rasa : Manis
 Tekstur : Cair
 Aroma : Manis
4.2 PEMBAHASAN
Hasil MP-ASI yang kami buat, dilakukan uji organoleptik untuk mengukur
daya terima terhadap makanan . Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

1) Bubur Jagung Saus Sayuran


Pada praktek menu MP-ASI anak ini kami membuat Bubur Jagung
Saus Sayuran sebagai salah satu makanan utama. Bubur jagung ini dibuat
dengan bahan dasar utama yaitu jagung. Kemudian di campur dengan ayam
dan tempe menambah sumber kalori, protein hewani, protein nabati, serta
lemak. Untuk Saus Sayuran, kami membuat dari bahan dasar tomat dan
wortel yang dihaluskan. Kandungan zat gizi dalam 1 porsi bubur ini adalah
mengandung Energi 241,22 Kkal, Protein 7,14 gram, Lemak 12.67 gram,
Karbohidrat 26.79 gram. Kami pun menguji tingkat kesukaan panelis
terhadap produk sebagai berikut :
a) Uji Warna
Tabel.4.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Warna

Kategori Uji Warna N %

Sangat Suka 0 0

Suka 10 83.3

Kurang Suka 2 16.7

Tidak Suka 0 0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Bubur Jagung Saus Sayuran untuk MPASI


usia 7 Bulan dapat terlihat hasil uji organoleptik warna seperti terlihat
pada Tabel 4.7. dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar
sebesar 83.3% adalah dengan kategori suka, sedangkan untuk kategori
kurang suka 16,7%.

Pada penilaian warna terdapat lebih dari 80% panelis menyukai warna
dari bubur yang kami buat sehingga daya terima terhadap bubur jagung
sudah baik. Menurut kami warna tersebut karena adanya pengaruh dari
warna saus sayuran yang mendasari warna bubur jagung, warna saus
sayuran berasal dari warna tomat yang merah dan warna orange dari
wortel. Merah tomat karena kandungan lycopene nya yang berguna
menghancurkan radikal bebas dalam tubuh. Sedangkan warna orange nya
mengandung karoten yang berperan sebagai vitamin A, sehingga baik
untuk kesehatan mata. Kedua warna ini saat dicampur menghasilkan
warna orange yang terang.

Untuk bubur jagung , warna yang dihasilkan adalah kuning, karena


dominan bahan makanan yang paling banyak digunakan adalah jagung.
Warna kuning alami dari jagung berasal dari pigmen fenolik flavanoid
tinggi yaitu lutein, xanthins, dan cryptoxanthin yang berguna untuk
kesehatan kulit dan mata. Bahan makanan lain yang tercampur pada bubur
jagung adalah ayam dan tempe, namun kedua bahan ini tidak
berkontribusi banyak dalam perubahan warna dari bubur jagung karena
ayam bewarna putih dan tempe bewarna agak kecoklatan. Daging ayam
berwarna putih karena sedikit memiliki pigmen myoglobin yang
merupakan protein sarkoplasma daging, sedangkan tempe yang di dalam
proses fermentasi menggunakan kapang Rhizopus Olygosporus, sehingga
pada saat proses pemasakan yang awalnya tempe membentuk padatan
berwarna putih lama kelamaan berubah menjadi kecoklatan. Daging ayam
pun berubah warna menjadi kecoklatan akibat pengaruh dari pemasakan.
Kekurang sukaan panelis terhadap bubur jagung ini disebabkan karena
menurut panelis warna kuning dan orange kurang bisa dipadukan sehingga
ketertarikan terhadap makanan akan berkurang.

b) Uji Rasa
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Rasa
Kategori Uji Rasa N %

Sangat Suka 0 0

Suka 4 33.3

Kurang Suka 5 41.7

Tidak Suka 3 25.0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Bubur Jagung Saus Sayuran untuk MPASI


usia 7 Bulan dapat terlihat hasil uji organoleptik rasa seperti terlihat pada
Tabel 4.8. dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar sebesar
41.7% adalah dengan kategori kurang suka, sedangkan untuk kategori
suka 33.3%. Dan tidak suka 25.0%

Pada penilaian rasa terdapat 40% panelis kurang menyukai rasa bubur
jagung saus sayuran dan 33 % yang menyukai makanan ini sehingga daya
terima terhadap rasa makanan belum baik, sehingga perlu
diperbaiki/dilakukan evaluasi dalam pemakaian bahan makanan
.Kekurangsukaan terhadap bubur jagung ini karena rasa jagung yang lebih
dominan dibanding dengan bahan makanan lain yang ada pada bubur
jagung ini. Pada umumnya jagung berasa manis yang alami karena gen
resesif yang berfungsi untuk menghambat gula menjadi pati. Rasa manis
pada panen terjadi karena jagung ini mengalami mutasi pada satu atau
beberapa gen yang mengatur pembentukan rantai polisakarida, sehingga
bulir-bulir jagung gagal membentuk pati dalam jumlah yang
banyak.Namun komponen utama jagung tersendiri adalah pati, yaitu
sekitar 70% dari bobot biji sedangkan komponen karbohidrat lain adalah
gula sederhana, yaitu glukosa, sukrosa, dan fruktosa. Bahan makanan
seperti ayam tidak mempengaruhi rasa bubur jagung karena jumlah bahan
yang amat ssedikit, padahal ayam yang memiliki kandungan lemak yang
pada saat dipanaskan akan memberikan rasa enak, sedangkan tempe
memiliki dasar rasa yang masam akibat degradasi komponen –komponen
kedelai pada saat fermentasi.

Faktor lain penyebab kekurangsukaan dipengaruhi oleh kombinasi


bubur jagung yang dimakan dengan saus sayuran. Saus sayuran terdiri dari
tomat dan wortel. Tomat memiliki rasa asam yang disebabkan kandungan
asam sitrat yang menjadi asam utama. Sedangkan kombinasi tomat
bersama dengan wortel yang pada dasarnya berasa pahit/langu karena
mengandung isocumarin atau 5-methoxymellein atau 3-methyl-6-
methoxy-8-hydroxy-3,4-dihidro-isocumarin. Maka dari itu saat di gabung
dengan bubur jagung, rasa kurang dapat bersatu dengan baik di lidah.

c) Uji Tekstur
Tabel 4.9.Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Tekstur
Kategori Uji Tekstur N %

Sangat Suka 0 0

Suka 7 58.3

Kurang Suka 4 33.3

Tidak Suka 1 8.3

Sangat Tidak Suka 0 0


Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Bubur Jagung Saus Sayuran untuk MPASI


usia 7 Bulan dapat terlihat hasil uji organoleptik rasa seperti terlihat pada
Tabel 4.9. dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar sebesar
58.3% adalah dengan kategori suka, sedangkan untuk kategori kurang
suka 33.3%. Dan tidak suka 8.3%

Pada penilaian tekstur terdapat lebih dari dari 58% panelis menyukai
tekstur bubur jagung saus sayuran yang kami buat sehingga daya terima
terhadap makanan sudah baik. Tekstur yang lunak memang dianjurkan
untuk anak usia 7 bulan karena masih proses transisi dari makanan cair ke
makanan padat. Sedangkan Kekurangan suka panelis diatas 30%
dikarenakan tekstur jagung yang berserat.

Jagung mengandung serat pangan yang tinggi. Kandungan karbohidrat


kompleks pada biji jagung terutama perikarp dan tipkarp , juga terdapat
pada dinding sel endosperma dan dalam jumlah kecil pada dinding sel
tembaga.. Serat pangan berbentuk karbohidrat yang kompleks dan tidak
dapat dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan manusia tetapi
memiliki fungsi yang baik dalam kesehatan.. Komponen karbohidrat inu
meliputi polisakardia seperti selulosa, hemiselulosa, oligosakarida, pectin,
gum, dn waxes (Sardesai 2003, Astawan dan Wresdiyati 2004). Jagung
mengandung Amilopektin , amilopektin merupakan polisakarida yang
bercabang dengan ikatan glikosidik a-1,4 pada rantai lurusnya dan ikatan
a-1,6 pada percabangannya.Titik percabangan amilopektin ini lebh banyak
dibanding dengan amilosa(Dzies dan Kersley 1995). Amilopektin
berpengaruh terhadap sifat sensoris jagung terutama tekstur dan rassa.
Pada prinsipnya semakin tinggi kandungan amilopektin, tekstur dan rasa
jagung semakin lunak dan pulen.
d) Uji Aroma
Tabel.4.10. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Aroma
Kategori Uji Aroma N %

Sangat Suka 0 0

Suka 4 33.3

Kurang Suka 6 50.0

Tidak Suka 2 16.7

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Bubur Jagung Saus Sayuran untuk MPASI


usia 7 Bulan dapat terlihat hasil uji organoleptik warna seperti terlihat
pada Tabel 4.10. dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar
sebesar 50% adalah dengan kategori kurang suka suka, sedangkan untuk
kategori suka 33.3% dan tidak suka 16,7%.

Pada penilaian aroma terdapat 50% panelis kurang menyukai aroma


bubur jagung saus sayuran yang kami buat sehingga daya terima terhadap
aroma makanan belum baik, sehingga perlu diperbaiki/dilakukan evaluasi
dalam pemakaian bahan makanan. Kekurangsukaan ini menurut kami
karena aroma dari saus sayuran dari tomat dan wortel . Tomat
mengandung asam sitrat danmengandung zat-zat volatile yang akan
menyebabkan pelepasan gas yang dimiliki bahan makanan dan dapat
terdeteksi oleh indera penciuman, sedangkan wortel memiliki bau langu
karena mengandung enzim lipoksidase .
Rata-rata dari panelis masih menyukai aroma bubur jagung karena
bahan makanan yang dominannya adalah jagung. Jagung memiliki aroma
yang khas manis sehingga uji aroma pada bubur jagung masih baik.

2) Smooth Potato
Pada praktek menu MP-ASI anak ini kami membuat Smooth Potato
sebagai salah satu makanan utama. Smooth memiliki arti menghaluskan
.Smooth Potato ini dibuat dengan bahan dasar utama yaitu kentang. Kemudian
di campur dengan ayam,wortel dan tahu menambah sumber kalori, protein
hewani, protein nabati, serta lemak. Kandungan zat gizi dalam 1 porsi bubur
ini adalah mengandung Energi 241,22 Kkal, Protein 7,14 gram, Lemak
12.67 gram, Karbohidrat 26.79 gram. Kami pun menguji tingkat
kesukaan panelis terhadap produk sebagai berikut :
a) Uji Warna
Tabel.4.11. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Warna

Kategori Uji Warna N %

Sangat Suka 0 0

Suka 4 33.3

Kurang Suka 6 50.0

Tidak Suka 2 16.7

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Smooth Potato untuk MPASI usia 7 Bulan


dapat terlihat hasil uji organoleptik warna seperti terlihat pada Tabel 4.11.
dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar sebesar 50.0% adalah
dengan kategori kurang suka, sedangkan untuk kategori suak 33.3% dan
kategori tidak suka 16,7%.

Pada penilaian warna terdapat 50% panelis kurang menyukai warna


dari bubur yang kami buat sehingga daya terima terhadap smooth potato
masih harus dievaluasi agar warna nya semakin menarik . Menurut kami
warna tersebut karena warna yang dihasilkan smooth potato adalah
kuning. Kuning merupakan kombinasi dari kentang dan wortel yang
memiliki zat betakaroten dari karotenoid yang menhgasilkan warna jingga
hingga kuning. Zar betakaroten merupakan zat antioksidan yang sangat
berguna untuk melawan zat radikal bebas yang berasal dari racun-racun.

Sedangkan kombinasi lain dari bahan makanan kentang dan wortel


adalah tahu dan ayam. Tahu memiliki warna dasar putih yang disebabkan
karena penggumpalan protein kedelai murni tanpa proses penambahan
pewarna kedalamnya dan ayam serta tahu. Ayam memiliki warna dasar
daging yang putih Daging ayam berwarna putih karena sedikit memiliki
pigmen myoglobin yang merupakan protein sarkoplasma daging.

Untuk ketidaksukaan panelis terhadap Smooth Potato ini disebabkan


karena menurut panelis warna kurang bervariasi sehingga kurang menarik
jika dilihat.

b) Uji Rasa
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Rasa
Kategori Uji Rasa N %

Sangat Suka 0 0

Suka 1 8.3

Kurang Suka 6 50.0

Tidak Suka 5 41.7


Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Smooth Potato untuk MPASI usia 7 Bulan


dapat terlihat hasil uji organoleptik warna seperti terlihat pada Tabel 4.12.
dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar sebesar 50.0% adalah
dengan kategori kurang suka, sedangkan untuk kategori suka 8.3% dan
kategori tidak suka 41.7%.

Pada penilaian rasa terdapat 50 % panelis kurang menyukai smooth


potato dan 41.% panelis yang tidak menyukai makanan ini. Tingginya
presentase ketidak sukaan ini membuat daya terima terhadap rasa
makanan belum baik, sehingga perlu diperbaiki/dilakukan evaluasi dalam
pemakaian bahan makanan.Kekurangsukaan terhadap smooth potato ini
adalah agak asam. Hal ini dipengaruhi oleh rasa tahu , rasa agak asam
yang dimunculkan tahu karena tahu memiliki kadar air dan protein yang
terlalu tinggi, masing-masing 86% dan 12% maka dari itu apabila tahu
disimpan terlalu lama makan akan menyebabkan mudahnya pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk (Koswara,2011). Kentang memiliki rasa agak
pahit saat dimasak karena memiliki kandungan solanin , zat solanin
menyebabkan rasa pahit sekaligus dapat berubah menjadi racun pada saat
kadar konsentrasinya tinggi (Biasanya pada jumlah kentang yang banyak).

Sedangkan bahan makanan lain sebagai kombinasi Smooth potato ini


adalah wortel dan ayam. Wortel yang pada dasarnya berasa pahit/langu
karena mengandung isocumarin atau 5-methoxymellein atau 3-methyl-6-
methoxy-8-hydroxy-3,4-dihidro-isocumarin, sedangkan ayam tidak
mempengaruhi rasa smooth potato karena jumlah bahan yang amat
ssedikit, padahal ayam yang memiliki kandungan lemak yang pada saat
dipanaskan akan memberikan rasa enak.
c) Uji Tekstur
Tabel 4.13.Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Tekstur
Kategori Uji Tekstur N %

Sangat Suka 1 8.3

Suka 7 58.3

Kurang Suka 1 8.3

Tidak Suka 3 25.0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Smooth Potato untuk MPASI usia 7 Bulan


dapat terlihat hasil uji organoleptik warna seperti terlihat pada Tabel 4.13.
dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar sebesar 58.3% adalah
dengan kategori suka, sedangkan untuk kategori sangat suka dan kurang
suka 8.3% dan kategori tidak suka 25%.

Pada penilaian tekstur terdapat lebih dari dari 58% panelis menyukai
tekstur smooth potato yang kami buat sehingga daya terima terhadap
makanan sudah baik. Tekstur yang lunak memang dianjurkan untuk anak
usia 7 bulan karena masih proses transisi dari makanan cair ke makanan
padat. Sedangkan Ketidak sukaan panelis diatas 20% dikarenakan tekstur
smooth potato yang amat lunak

Kentang yang mengalami proses perebusan akan menjadi lunak karena


kentang merupakan karbohidrat yang apabila mengalami pemanasan akan
melunak karena karbohidrat merupakan senyawa yang mudah larut air dan
ketika dipanaskan tentu akan membuat proses pelarutan karbohidrat
menjadi dipercepat. Ketika telah mengalami proses perebusan, kentang
beserta bahan makanan yang lain di blender. Tahu mudah di blender
karena tekstur nya yang lembut, sehingga hasil smooth potato baik
teksturnya baik dan mudah diterima.

d) Uji Aroma
Tabel.4.14. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Aroma
Kategori Uji Aroma N %

Sangat Suka 0 0

Suka 4 33.3

Kurang Suka 7 58.3

Tidak Suka 1 8.3

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Smooth Potato untuk MPASI usia 7 Bulan


dapat terlihat hasil uji organoleptik warna seperti terlihat pada Tabel 4.13.
dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar sebesar 58.3% adalah
dengan kategori kurang suka, sedangkan untuk kategori suka 33.3% dan
tidak suka 8.3% .

Pada penilaian aroma terdapat 58% panelis kurang menyukai aroma


smooth potato yang kami buat sehingga daya terima terhadap aroma
makanan belum baik, sehingga perlu diperbaiki/dilakukan evaluasi dalam
pemakaian bahan makanan. Kekurangsukaan ini menurut kami karena
aroma dari tahu yang agak asam . Tahu memiliki kadar air yang tinggi
sehingga pada proses pelunakan , tahu kehilangan sejumlah kadar air yang
kemudian akan berpengaruh pada aroma smooth potato.
Peranan aroma suatu produk sangat penting karena menentukan daya
terima konsumen terhadap produk. Aroma juga menentukan kelezatan
suatu produk pangan, serta cita rasa yang terdiri dari 3 komponen, yaitu
bau, rasa dan rangsangan mulut. (Winarno,2004)

3) Bubur Batatel
Pada praktek menu MP-ASI anak ini kami membuat bubur Batatel
sebagai salah satu makanan utama. Bubur ini dibuat dengan bahan dasar
utama yaitu beras. Kemudian di campur dengan bayam,wortel dan tahu
menambah sumber kalori, protein hewani, protein nabati, serta lemak.
Kandungan zat gizi dalam 1 porsi bubur ini adalah mengandung Energi
241,22 Kkal, Protein 7,14 gram, Lemak 12.67 gram, Karbohidrat 26.79
gram. Kami pun menguji tingkat kesukaan panelis terhadap produk
sebagai berikut :
a) Uji Warna
Tabel.4.15. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Warna

Kategori Uji Warna N %

Sangat Suka 0 0

Suka 4 33.3

Kurang Suka 8 66.7

Tidak Suka 0 0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

b) Uji Rasa
Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Rasa
Kategori Uji Rasa N %
Sangat Suka 0 0

Suka 2 16.7

Kurang Suka 7 58.3

Tidak Suka 0 0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

c) Uji Tekstur
Tabel 4.17.Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Tekstur
Kategori Uji Tekstur N %

Sangat Suka 1 8.3

Suka 7 58.3

Kurang Suka 4 33.3

Tidak Suka 0 0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

d) Uji Aroma
Tabel.4.18. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Aroma
Kategori Uji Aroma N %

Sangat Suka 0 0

Suka 5 41.7

Kurang Suka 7 58.3


Tidak Suka 0 0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

4) Setup Apel Panggang


Pada praktek menu MP-ASI anak ini kami membuat Setup Apel
panggang sebagai salah satu makananselingan. Setup dibuat dengan bahan
dasar utama yaitu Apel. Kemudian di panggang dengan margarine lalu
dibubuhi dengan madu Kandungan zat gizi dalam 1 porsi bubur ini adalah
mengandung Energi 241,22 Kkal, Protein 7,14 gram, Lemak 12.67 gram,
Karbohidrat 26.79 gram. Kami pun menguji tingkat kesukaan panelis
terhadap produk sebagai berikut :
a) Uji Warna
Tabel.4.19. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Warna

Kategori Uji Warna N %

Sangat Suka 2 16.7

Suka 5 41.7

Kurang Suka 4 33.3

Tidak Suka 1 8.3

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Setup Apel Panggang untuk Makanan


Pendamping ASI dapat terlihat hasil uji organoleptik warna seperti terlihat
pada Tabel 4.19. Dapat terlihat bahwa kategori sangat suka sebesar 16.7%
dan suka sebesar 41.7%, sedangkan kurang suka sebesar 33.3% dan tidak
suka sebesar 8.3%.

Pembuatan setup apel panggang ini menggunakan bahan utama buah


apel. Warna yang dihasilkan adalah warna coklat. Hal ini di akibatkan
oleh pencoklatan yang dialami oleh buah apel. Browning secara enzimatik
terjadi pada buah-buahan yang banyak mengandung substrat senyawa
fenolik. Senyawa fenolik banyak sekali yang dapat bertindak sebagai
substrat dalam proses browning enzimatik pada buah-buahan dan sayuran.
Contohnya substrat yang baik adalah senyawa fenolik dengan jenis
ortodihidroksi atau trihidroksi yang saling berdekatan. Proses pencoklatan
enzimatik akan terjadi apabila adanya reaksi antara enzim fenol oksidase
dan oksigen dengan substrat tersebut. Pada pencoklatan enzimatis seperti
pada buah apel setelah dikupas disebabkan oleh pengaruh aktivitas enzim
Polypenol Oxidase (PPO), yang dengan bantuan oksigen akan mengubah
gugus monophenol menjadi O-hidroksi phenol, yang selanjutnya diubah
lagi menjadi O-kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang membentuk warna
coklat. Selain itu, warna coklat tersebut dihasilkan dari perebusan dan
pemanggangan buah apel.

Dengan melihat data diatas bahwa lebih dari 50% panelis menyukai
warna pada produk yang kami buat, sehingga warna produk kami dapat
diterima dengan baik, meskipun harus lebih ditingkatkan lagi kualitas
warna dari produk ini.

b) Uji Rasa
Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Rasa
Kategori Uji Rasa N %

Sangat Suka 2 16.7

Suka 6 50.0
Kurang Suka 3 25.0

Tidak Suka 1 8.3

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Setup Apel Panggang untuk Makanan


Pendamping ASI dapat terlihat hasil uji organoleptik rasa seperti terlihat
pada Tabel 4.20. Dapat terlihat bahwa kategori sangat suka sebesar 16.7%
dan suka sebesar 50.0%, sedangkan kategori kurang suka sebesar 25.0%
dan tidak suka sebesar 8.3%.

Hal tersebut dikarenakan pada buah apel yang matang terjadi kenaikan
kadar gula sederhana yang menyebabkan rasa manis, penurunan kadar
asam organik dan kenaikan kadar zat-zat volatile. Kemudian rasa manis
yang didapat akibat dari penambahan madu yang digunakan sebagai
toping. Madu mengandung fruktosa yang merupakan kondensasi dari
sukrosa, sehingga dapat diinversikan memiliki kemanisan yang tinggi.
Margarin yang dicampurkan saat pemanggangang juga ikut berperan
dalam pembentukan rasa karena margarine mengandung bahan utama
yaitu minyak nabati, garam dan emulsifier. Margarin mengandung lemak
berkisar 10%-90%. Oleh sebab itu ada timbul rasa sedikit asin khas
margarin.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa lebih dari 60% panelis menyukai
rasa pada produk yang kami buat, sehingga dapat disimpulkan rasa produk
yang kami buat dapat diterima dengan baik.
c) Uji Tekstur
Tabel 4.21.Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Tekstur
Kategori Uji Tekstur N %

Sangat Suka 0 0

Suka 8 66.7

Kurang Suka 3 25.0

Tidak Suka 1 8.3

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Setup Apel Panggang untuk Makanan


Pendamping ASI dapat terlihat hasil uji organoleptik tekstur seperti
terlihat pada Tabel 4.21. Dapat terlihat bahwa kategori suka sebesar
66.7%, sedangkan kategori kurang suka sebesar 25% dan tidak suka
sebesar 8.3%.

Tekstur pada setup apel panggang sesuai dengan tekstur yang


diinginkan, hal ini ditunjukkan dari tingkat kesukaan panelis yaitu 66.7%
dengan kategori suka yang berarti daya terima terhadap tekstur Setup Apel
Panggang sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan buah apel setelah
dikupas, direbus sehingga tekstur apel menjadi lunak, setelah di rebus di
panggang dan diblender sehingga teksturnya berubah menjadi kental akan
tetapi masih terasa agak pekat karena terdapat kandungan serat yang
cukup tinggi dan zat pektin (pektat) yang terkandung dalam buah apel
yang mudah terhidrolisa yang mempengaruhi tekstur buah apel.

Dengan melihat data diatas bahwa lebih dari 60.0% panelis menyukai
tekstur dari produk yang kami buat, maka tekstur dari produk yang kami
buat dapat diterima dengan baik, meskipun teksturnya harus lebih
dihaluskan lagi.

d) Uji Aroma
Tabel.4.22. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Aroma
Kategori Uji Aroma N %

Sangat Suka 1 8.3

Suka 9 75.0

Kurang Suka 1 8.3

Tidak Suka 1 8.3

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Setup Apel Panggang untuk Makanan


Pendamping ASI dapat terlihat hasil uji organoleptik aroma seperti terlihat
pada Tabel 4.22. Dapat dilihat bahwa dengan kategori sangat suka sebesar
8.3% dan sebesar 75.0%, sedangkan kategori kurang suka sebesar 8.3 %
dan tidak suka sebesar 8.3%.

Aroma pada Setup Apel Panggang dihasilkan dari campuran aroma


apel dan perebusan dengan kayu manis. Aroma yang dihasilkan oleh
perebusan apel dengan kayu manis diakibatkan karena kayu manis
mengandung minyak terbang (sinamiladhida, eugenol,terpen dan
felandren) di dalamnya sehingga menimbulkan aroma harum yang khas,
sedangkan pada buah apel terdapat zat pembentuk aroma, yaitu etil
esovalerat, metal butirat, dan amil kaproat memiliki bau yang khas.
Aroma lain yang muncul juga akibat penambahan margarin pada saat
pemanggangan, seharusnya yang digunakan adalah unsalted butter.
Sedangkan aroma dari penambahan madu sebagai toping pada setup apel
panggang dikarenakan madu mengandung metal fenilasetat.

Dari data diatas bahwa lebih dari 80% panelis menyukai aroma dari
produk yang kami buat, sehingga aroma pada produk yang kami buat
dapat diterima dengan baik.

5) Sari Pipel
Pada praktek menu MP-ASI anak ini kami membuat Sari Pipel sebagai
salah satu makananselingan. Sari buah dibuat dengan bahan dasar utama
pisang dan Apel. Kandungan zat gizi dalam 1 porsi bubur ini adalah
mengandung Energi 241,22 Kkal, Protein 7,14 gram, Lemak 12.67 gram,
Karbohidrat 26.79 gram. Kami pun menguji tingkat kesukaan panelis
terhadap produk sebagai berikut :
a) Uji Warna
Tabel.4.23. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Warna

Kategori Uji Warna N %

Sangat Suka 1 8.3

Suka 5 41.7

Kurang Suka 6 50.0

Tidak Suka 0 0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan sari PiPel untuk Makanan Pendamping


ASI anak usia 7 bulan dapat terlihat hasil uji organoleptik warna seperti
terlihat pada Tabel 4.23.Untuk Sari PiPel dapat terlihat bahwa untuk
kategori sangat suka sebesar 8.3% dan suka sebesar 41.7%, sedangkan
kategori kurang suka 50.0%.

Warna memegang peranan penting dalam menentukan kesukaan


panelis terhadap suatu produk. Menurut kami warna tersebut dihasilkan
dari warna apel dan pisang. Dimana warna tersebut dihasilkan oleh
pencoklatan atau browning pada buah apel dan pisang ambon. Browning
secara enzimatik terjadi pada buah-buahan yang banyak mengandung
substrat senyawa fenolik. Senyawa fenolik banyak sekali yang dapat
bertindak sebagai substrat dalam proses browning enzimatik pada buah-
buahan dan sayuran. Contohnya substrat yang baik adalah senyawa
fenolik dengan jenis ortodihidroksi atau trihidroksi yang saling
berdekatan. Proses pencoklatan enzimatik akan terjadi apabila adanya
reaksi antara enzim fenol oksidase dan oksigen dengan substrat tersebut.
Pada pencoklatan enzimatis yang terjadi pada buah apel dan pisang ambon
setelah dikupas disebabkan oleh pengaruh aktivitas enzim Polypenol
Oxidase (PPO), yang dengan bantuan oksigen akan mengubah gugus
monophenol menjadi O-hidroksi phenol, yang selanjutnya diubah lagi
menjadi O-kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang membentuk warna coklat
(Anonim,2012).

Dengan melihat data diatas, dapat disimpulkan bahwa 50.0 % panelis


menyukai warna dari produk yang kami buat, jadi warna pada produk
yang kami buat sudah bisa diterima, meskipun harus lebih dikembangkan
atau ditingkatkan lagi kualitas warna dari produk kami sehingga
menghasilkan warna yang menarik dan dapat di sukai panelis.

b) Uji Rasa
Tabel 4.24. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Rasa
Kategori Uji Rasa N %

Sangat Suka 3 25.0

Suka 6 50.0

Kurang Suka 3 25.0

Tidak Suka 0 0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Sari PiPel untuk Makanan Pendamping


ASI dapat dilihat pada Tabel 4.24. Dapat terlihat dengan jelas bahwa
dengan kategori sangat suka sebesar 25.0% dan suka 50.0%, sedangkan
kurang suka 25.0%.

Kesukaan itu dikarenakan rasa manis dan sedikit asam yang


diakibatkan oleh pencampuran rasa pada buah apel dan pisang yang khas.
Hal tersebut dikarenakan pada buah apel dan pisang yang matang terjadi
kenaikan kadar gula sederhana yang menyebabkan rasa manis, penurunan
kadar asam organik dan kenaikan kadar zat-zat volatile (Anonim,2012).

Kemudian rasa manis yang didapat akibat dari penambahan gula pasir.
Gula pasir mengandung sukrosa sebanyak 97,10% senyawa organik bukan
gula 0,7% dan kadar air 0,65%. Gula pasir dapat disebut juga sukrosa
yang merupakan disakarida, gula invert dan gula reduksi. Sukrosa
diperoleh dengan jalan mengkondensasi glukosa dan fruktosa, dapat
diinversikan sehingga kemanisannya tinggi.

Dengan melihat data diatas bahwa 75.0% panelis menyukai rasa


produk yang kami buat, maka rasa pada produk ini dapat diterima dengan
baik.
c) Uji Tekstur
Tabel 4.25.Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Tekstur
Kategori Uji Tekstur N %

Sangat Suka 3 25.0

Suka 9 75.0

Kurang Suka 0 0

Tidak Suka 0 0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Sari PiPel untuk Makanan Pendamping


ASI dapat terlihat hasil uji organoleptik tekstur seperti terlihat pada Tabel
4.11. Dapat terlihat bahwa kategori sangat suka sebesar 25.0% dan suka
sebesar 75.0%.

Kesukaan panelis pada tekstur produk kami, karena produk yang kami
hasilkan sudah sesuai tekstur yang diharapkan yaitu cair. Hal tersbut
terjadi karena pisang dan apel setelah di blender, diambil sarinya dengan
menyaring pisang dan apel, sehingga tekstur yang dihasilkan adalah cair,
meskipun masih terasa serat-serat yang dihasilkan dari buah apel. Karena
buah apel terkandung serat yang cukup tinggi dan zat pektin yang mudah
terhidrolisa yang mempengaruhi tekstur buah apel.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 100.0% panelis menyukai


tekstur dari produk yang kami buat, sehingga tekstur pada produk kami
dapat diterima dengan baik.
d) Uji Aroma
Tabel.4.26. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Aroma
Kategori Uji Aroma N %

Sangat Suka 3 25.0

Suka 9 75.0

Kurang Suka 0 0

Tidak Suka 0 0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Sari PiPel untuk Makanan Pendamping


ASI dapat terlihat hasil uji organoleptik aroma seperti terlihat pada Tabel
4.26. Dapat terlihat bahwa kategori sangat suka sebesar 25.0% dan suka
sebesar 75.0%.

Kesukaan ini menurut kami karena aroma khas pisang dan apel.
Aroma khas pada pisang dan apel disebabkan oleh zat pembentuk aroma
yang terdapat pada buah pisang dan apel yaitu ester. Pada buah pisang
terkandung etil butirat dan pada buah apel terkandung etil isovalerat, amil
asetat, dan metil butirat. Ester merupakan zat yang memberikan aroma
pada buah yang mudah terhidrolisis dalam keadaan asam yang akan
membentuk alkohol dan asam karboksilat, hal ini yang menyebabkan
pisang dan apel memiliki aroma harum yang khas (anonim,2012).

Dengan melihat data diatas bahwa 100.0% panelis menyukai aroma


dari produk yang kami buat, sehingga aroma dari produk kami dapat
diterima dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. Sumatera Utara. Makanan Pendamping ASI. Situs web:


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41464/5/Chapter%20I.pdf

Anonim. 2012. Kandungan buah apel dan pisang.


(http://www.blogspot.com/kandungan-buah-apel-dan -pisang.html)

Anonym. Manfaat Beras Merah Sebagai Pendamping Asi. Situs web:


http://bidanku.com/manfaat-beras-merah-sebagai-makanan-pendamping-asi.
(Diakses Mei 2015)

Evatiny Dwi. Agustus 2014. Manfaat Kandungan Susu Formula. Situs web:
http://duniaanak.org/makanan-anak/manfaat-kandungan-susu-formula.html.
(Diakses Mei 2015)

Martadiputra ketut. 2014. Makalah Makanan Pendamping ASI. Situs web:


https://martauy.files.wordpress.com/2014/02/makalah-makanan-pendamping-
asi.doc.

Nurfi wahyu. Makanan Pendamping ASI. Situs web:


http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-wahyunurfi-5494-3-
babii.pdf

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=KEcnV6DRCoKyuQSujKIg#q=aroma
+khas+apel

http://www.foodchem-studio.com/2014/05/pencoklatan-pada-buah-apel.html

http://kayu-manis.com/

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=KEcnV6DRCoKyuQSujKIg#q=kandun
gan+kayu+manis+yang+menyebabkan+aroma

https://id.wikipedia.org/wiki/Apel
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=KEcnV6DRCoKyuQSujKIg#q=tekstur
+apel+merah

kandunganmargarine.blogspot.com/2016/02/apa-saja-kandungan-margarine.html?m=
LAMPIRAN KASUS

KASUS MP-ASI

Ibu T memiliki anak perempuan beusia 7 bulan dengan berat badan 8.5 kg.
Anak ibu T sudah mendapat MP-ASI . Anak ibu T masih mengkonsumsi ASI, ASI
dikonsumsi ketika ia merasa ingin , lapar , dan ia tidak akan minum ASI saat masih
merasa kenyang.

Kebutuhan Energi : 110-120 kkal/KgBB

110 x 8.5 = 935 kkal

Kebutuhan Zat Gizi :

 Protein : 1,5 – 2gram/KgBB


: 2 x 8,5 = 17 gram x 4 = 68 kkal
 Lemak : 20% kebutuhan Energi
: 20% x 935 =187 kkal / 9 = 20,78 gram
 KH : 100-20-7,3
: 72,7 % x 935 = 679,745 kkal / 4 = 169,63 %

karena distribusi minum ASI pada bayi bersifat fleksibel ( akan minum ASI
ketika merasa lapar, dan tidak akan minum ASI saat masih merasa kenyang) dan
susah untuk diatur berapa jumlah volume ASI yang harus dikonsumsi. Maka, kita
harus menyesuaikan kalori MP-ASI berdasarkan dari jumlah kalori yang sudah
dikonsumsi bayi dari ASI. Energi ASI pada usia 6-8 bulan (Menurut WHO) 450 Kkal
, maka kebutuhan energy sehari adalah 935 kkal dikurang 450 kalori ASI menjadi
485 kkal
Proporsi zat gizi MP ASI

7,3 35,405
 Pro =100 𝑥485 = = 8,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
4
20 97
 Lemak =100 𝑥485 = = 10,78 𝑔𝑟𝑎𝑚
9
72,3 350,665
 Kh = 100 𝑥485 = = 87,6 𝑔𝑟𝑎𝑚
4

Anda mungkin juga menyukai